Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KIMIA I

SPEKTROFOTOMETRI

Diajukan Oleh:
Kelompok: B-2
Nama / NRP : Andrian Ekaputra / 5203013011
Nama / NRP : Lewi Peter Richardo / 5203013014
Nama / NRP : Stephen Utomo / 5203013017
Nama / NRP : Vincentius A Paulo E. A. N. / 5203013035
Nama / NRP : Apolonaris Ama Maran / 5203013051
Asisten : Sandy Budi Hartono, S.T., M.Phil., Ph.D.

LABORATORIUM KIMIA ANALISA DAN INSTRUMEN


JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
SURABAYA
2014

LEMBAR CATATAN UMPAN BALIK


SPEKTROFOTOMETRI
Hari, tanggal Praktikum : Kamis, 8 Mei 2014

Diajukan Oleh:
Kelompok : B-5
Nama / NRP : Andrian Ekaputra / 5203013011
Nama / NRP : Lewi Peter Richardo / 5203013014
Nama / NRP : Stephen Utomo / 5203013017
Nama / NRP : Vincentius A Paulo E. A. N. / 5203013035
Nama / NRP : Apolonaris Ama Maran / 5203013051
Asisten : Sandy Budi Hartono, S.T., M.Phil., Ph.D.

CATATAN UMPAN BALIK


Tanggal
Hal-hal yang perlu
Pengumpulan
diperbaiki

Tanggal
pengembalian

Paraf Asisten

INTISARI
Percobaan

menentukan

kadar

Fe3+ dalam

sampel

dengan

menggunakan

spektrofotometer UV/Vis ini dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa mampu


menggunakan spektrofotometer UV/Vis, mampu membuat larutan standar dengan berbagai
konsentrasi, mampu membuat kurva baku larutan standar dan mampu menghitung kadar
Fe3+ dalam sampel .
Percobaan diawali membuat larutan induk dengan melarutkan 0,3224 g
(NH4)2Fe(SO4)2.6H2O , ditambah dengan 5 mL H2SO4 (1:5) dan KMnO4 setetes demi
setetes hingga merah muda kemudian dimasukan ke dalam labu ukur 1 liter dan dilarutkan
dengan aquades hingga batas. Larutan induk tersebut dipipet ke dalam 6 labu ukur 50 ml
masing masing 1 mL; 1,5mL; 2mL; 2,5mL; 3mL; 4mL , kemudian tiap labu ukur di beri
5 mL KCNS dan 3 mL HNO 3 4 M serta aquades hingga batas. Larutan blanko dibuat
berfungsi untuk koreksi dengan cara melarutkan 5 mL KCNS , 3 mL HNO 3 4 M dan
aquades pada labu ukur 50 mL hingga batas.
Dengan spektrofotometer diukur absorbansi larutan standar: 6.448 ppm pada
larutan standar 1 mL pada panjang gelombang maksimum, lalu diukur absorbansi larutan
standart lainnya dengan panjang gelombang maksimum yang sudah diperoleh.
Pembuatan sampel dilakukan dengan menimbang dolosit sebanyak 0,3258 g , yang
dilarutkan dengan HCl pekat dan dipanaskan di hotplate hingga kering, setelah itu sampel
diencerkan dengan sedikit aquades dan ditetesi dengan KMnO 4 sampai warna merah muda,
tuang ke labu ukur 50 ml lalu di tambah 5 mL KCNS , 3 mL HNO 3 4 M dan aquades
hingga batas.
Dari percobaan ini diperoleh hasil panjang gelombang pada absorbansi maksimum
adalah 485 nm dan kadar Fe3+ dalam sampel dolosit adalah 0,2038 %. Kadar tersebut
merupakan kadar yang wajar bagi sampel dolosit karena di pasaran, dolosit yang beredar
memiliki persyaratan konsentrasi Fe < 0.5%

DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR UMPAN BALIK
INTISARI
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Kompetensi Percobaan

1
1.2 Tujuan Percobaan
1.3 Tinjauan Pustaka
BAB II

i
ii
iii
iv
v
vi
1

1
1

METODE PERCOBAAN

11

II.1 Bahan dan Alat

11

II.2 Prosedur Percobaan

12

II.3 Prosedur Pembuatan Larutan

12

BAB III HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

15

III.1 Hasil Percobaan

15

III.2 Pengolahan Data

16

III.3 Pembahasan

17

BAB IV KESIMPULAN

19

DAFTAR PUSTAKA

20

LAMPIRAN

Daftar Gambar
Gambar I.1.

Skema Cara Kerja Spektrofotometri

Gambar I.2.

Ilustrasi jalannya sinar spektrofotometri

Gambar III.1. Grafik Hubungan antara Panjang Gelombang dengan Absorbansi

18

Gambar III.2. Gambar Kurva Baku Larutan Standar

20

DAFTAR TABEL
Tabel III.1. Tabel Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

18

Tabel III.2. Tabel Absorbansi larutan Standar pada panjang gelombang 485 nm

20

Tabel III.3. Data konsentrasi dan absorbansi(menggunalan alat spektrofotometer)

21

Tabel III.4. Perbandingan Data Perhitungan Antara A data ( menggunakan alat


spektrofotometer) dengan A Calculation ( dengan regresi linear)

21

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Kompetensi Percobaan
Mampu menentukan kadar Fe3+ dalam sampel dengan menggunakan spektrofotometri
UV/Vis.
I.2. Tujuan Percobaan
1. Mampu menggunakan spektrofotometer UV/Vis.
2. Mampu membuat larutan standar dengan berbagai konsentrasi.
3. Mampu membuat kurva baku untuk menentukan konsentrasi sampel.
4. Mampu menghitung kadar Fe3+ dalam sampel dolosit.
I.3. Tinjauan Pustaka
I.3.1. Spektrofotometri dan Spektrofotometer
Spektrofotometri merupakan salah satu cabang analisis kimia instrumental
yang mempelajari interaksi antara atom atau molekul dengan radiasi
elektromagnetik. Spektrofotometer merupakan instrumen yang sangat diperlukan
dalam melakukan analisa kuantitatif ini yang biasa dipakai dalam aplikasi yang
sangat luas seperti bioteknologi, pengembangan material baru dan quality
control.
Spektrofotometer adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur
transmitans dan absorbansi suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang.
Transmitans adalah perbandingan antara radiasi cahaya yang diteruskan oleh
kuvet dan larutan zat yang akan diukur absorbansinya terhadap radiasi cahaya
yang diterima bahan baku. Besarnya transmitans dinyatakan dalam persen (%).
Sedangkan absorbansi adalah kemampuan suatu larutan untuk menyerap cahaya.
Ada 2 macam spektrofotometer, yaitu:
1. Spektrofotometer UV (Ultraviolet)

Panjang gelombang yang diukur adalah antara 10380 nm.

Senyawa yang diukur biasanya adalah senyawa organik dan tidak


berwarna.

Sumber energi cahaya adalah sebuah lampu pijar dengan kawat


rambut yang terbuat dari wolfram. Kawat rambut lampu adalah sebuah
filamen di dalam suatu bohlam listrik atau lampu wolfram yang
dipanasi dengan aliran listrik. Temperatur pada kawat rambut ini
berperan dalam pendistribusian energi. Kawat rambut pada lampu
wolfram akan rusak apabila temperatur pada kawat terlalu tinggi.

Sel yang digunakan terbuat dari kuarsa.

2. Spektrofotometer VIS (Visible)

Panjang gelombang yang diukur adalah antara 380800 nm.

Senyawa yang diukur biasanya senyawa anorganik dan berwarna.

Sumber energi cahaya adalah lampu tabung discas (discharge tube)


hidrogen (deuterium). Lampu tabung discas (discharge tube) hidrogen
(deuterium) adalah sumber energi cahaya pada spektrofotometer yang
garis emisi dari gas pengisinya (H 2 atau D2) mengalami pelebaran oleh
tekanan

gas,

sehingga

memberikan

panjang

gelombang

yang

berkesinambungan. Tabung discas hidrogen biasanya bekerja dalam


keadaan yang lebih dingin dibandingkan dengan kawat rambut pada
lampu wolfram. Sampul tabung discas hidrogen biasanya terbuat dari
kaca dan dilengkapi dengan jendela kuarsa untuk melewatkan radiasi
cahaya.

Sel yang digunakan terbuat dari kaca. (Day dan Underwood, 2002)

I.3.2 Spektrofotometer UV/VIS


Pada percobaan yang dilakukan, spektrofotometer yang digunakan adalah
spektrofotometer VIS (Visible). Spektrofotometer VIS (Visible) digunakan dalam
pengukuran absorbansi larutan sampel yang mengandung Fe3+ karena
pengukuran dilakukan pada panjang gelombang antara 380800 nm, senyawa
yang diukur merupakan senyawa anorganik dan berwarna. Selain itu, sel untuk
meletakkan larutan yang akan diukur absorbansinya ke dalam berkas cahaya
spektrofotometer pada saat percobaan terbuat dari kaca.

Sel pada metode spektrofotometri merupakan bagian penting dari lintasan


optis dalam spektrofotometer. Sel dalam metode spektrofotometri ada tiga

macam, yaitu: sel kaca untuk daerah tampak (Visible), sel kuarsa atau kaca silika
untuk daerah ultraviolet dan garam dapur alam untuk inframerah. Sel untuk
daerah tampak dan ultraviolet yang khas mempunyai panjang lintasan 1 cm dan
tersedia dengan ketebalan yang beraneka macam, mulai dari lintasan yang
kurang dari satu milimeter sampai 10 centimeter atau bahkan lebih.
Ditinjau dari berkasnya, ada 2 macam spektrofotometer yaitu:
1.

Spektrofotometer berkas tunggal


Spektrofotometer berkas tunggal merupakan instrumen pada metode
spektrofotometri dengan satu jalan optis. Sampel dan pelarut murni
(blangko) diperiksa secara terpisah dalam penentuan absorbansi. Pada
umumnya spektrofotometer berkas tunggal dioperasikan secara manual.

2.

Spektrofotometer berkas rangkap


Spektrofotometer berkas rangkap merupakan instrumen pada metode
spektrofotometri dimana berkas yang digunakan dibelah sehingga
memungkinkan pengukuran absorbansi sampel dan pelarut murni (blangko)
dilakukan secara bersamaan. Spektrofotometer berkas rangkap biasanya
dioperasikan secara otomatis.

I.3.3 Cara kerja Spektrofotometer


Cara kerja spektrofotometri disajikan pada gambar I.1 berikut:
Sumber Cahaya

Visual
Display

Monokromator

Amplifier

Gambar I.1. Skema Cara Kerja Spektrofotometri

Kuvet

Detektor

Anda mungkin juga menyukai