Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI

“Pengaruh PH Terhadap Bentuk Spektrum”

Dosen Pembimbing :
Apt. Supandi, M.Si

Kelas B1

Kelompok III

1. Witri Safira Rahman (1904015193)

2. Tasha Asyari (1904015145)

3. Shella Apriliyana (1904015225)

4. Muhamad Fajar Fadilah (1904015009)

PROGRAM STUDI FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

2021
BAB I PENDAHULUAN

A. TUJUAN PRATIKUM

Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu memahami


pemilihan jenis dan macam-macam pelarut yang dapat mempengaruhi bentuk spektrum.

B. TEORI DASAR
Analisa kualitatif dengan metode spektrofotometri Uv-Vis hanya dipakai sebagai data
sekunder saja atau data pendukung. Data yang diperoleh dari spektroskopi UV dan Vis
adalah panjang gelombang maksimal, intensitas, efek, pH, dan pelarut yang
kesemuanya dapat dibandingkan dengan data yang sudah dipublikasikan
Pada analisis kualitatif dengan metode spektrofotometri Uv-Vis ada 2 hal yang dapat
ditentukan, yaitu:
1. Pemeriksaan kemurnian spektrum UV-Vis
2. Penentuan panjang gelombang maksimum
Pada periksaan kemurnian spektrum dilakukan dengan membandingkan spektrum
dengan Pembanding (Standard Reference), namun metode ini tidak banyak memberikan
hasil yang memuaskan dan tidak valid. Hampir semua senyawa dapat menyerap energi
cahaya UV. Perbedaan struktur atom/senyawa memberikan perbedaan besarnya energi
yang diserap. Pola serapan UV suatu senyawa sangat spesifik kualitatif, dapat 24
menyebabkan pergeseran pola spektrum. Struktur spektrum dapat berubah karena
perbedaan lingkungan larutan pereaksi geser. Pola pergeseran yang spesifik bisa dipakai
untuk referensi kualitatif gugus/ senyawa tertentu.
Spektrofotometri adalah suatu metode yang dapat digambarkan sebagai suatu
perpanjangan dari penelitian visual dimana studi yang lebih tinggi atau terinci mengenai
pengabsorpsian energi cahaya oleh spesi kimia. Spektrofotometri merupakan studi
mengenai interaksi antara energi cahaya dan materi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi spektrum peresapan antara lain: pelarut, kadar
larutan, tebal larutan dan lebar celah. Data spektra UV-Vis secara tersendiri tidak dapat
digunakan untuk identifikasi kualitatif obat atau metabolitnya. Data yang diperoleh dari
spektroskopi UV-Vis adalah panjang gelombang maksimal, intensitas, efek pH dan
pelarut. Dimana data-data tersebut dibandingkan dengan data yang ada dan telah
dipublikasikan.
4-Nitrofenol (juga disebut p- nitrofenol atau 4-hidroksinitrobenzena) adalah
senyawa fenolik yang memiliki gugus nitro pada posisi berlawanan dari gugus hidroksil
pada cincin benzena.

• Rumus kimia: C6 H5 N O 3
• Titik lebur: 113 hingga 114 °C (235 hingga 237 °F; 386 hingga 387 K)
• Titik didih: 279 °C (534 °F; 552 K)
• Kelarutan dalam air: 10 g/L (15 °C), 11,6 g/L (20 °C), 16 g/L (25 °C) Kecuali jika
dinyatakan lain, data diberikan untuk bahan dalam keadaan standarnya (pada 25 °C
[77 °F].
BAB II
HASIL PRAKTIKUM

A. HASIL PRATIKUM
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini menggunakan sampel 4-Nitrofenol. 4-Nitrofenol menunjukkan dua
polimorf dalam keadaan kristal. Bentuk alfa adalah pilar tidak berwarna, tidak stabil pada suhu
kamar, dan stabil terhadap sinar matahari. Bentuk beta adalah pilar kuning, stabil pada suhu
kamar, dan secara bertahap berubah menjadi merah pada penyinaran sinar matahari.4-Nitrofenol
dapat digunakan sebagai indikator pH . Larutan 4-nitrofenol tampak tidak berwarna di bawah pH
5,4 dan berwarna kuning di atas pH 7,5. Sifat perubahan warna ini membuat senyawa ini berguna
sebagai indikator pH. 4-Nitrofenol adalah zat antara dalam sintesis parasetamol . Ini direduksi
menjadi 4-aminofenol , kemudian diasetilasi dengan anhidrida asetat . 4-Nitrophenol digunakan
sebagai prekursor untuk persiapan Phenetidine dan acetophenetidine , indikator, dan bahan baku
untuk fungisida. Bioakumulasi senyawa ini jarang terjadi. Dalam sintesis peptida , turunan ester
karboksilat dari 4-nitrofenol dapat berfungsi sebagai komponen aktif untuk konstruksi gugus
amida .
Di laboratorium, digunakan untuk mendeteksi adanya aktivitas alkali fosfatase dengan
hidrolisis PNPP . Pada kondisi basa, adanya enzim hidrolitik akan mengubah bejana reaksi
menjadi kuning. 4-Nitrofenol adalah produk pembelahan enzimatik dari beberapa substrat sintetis
seperti 4-nitrofenil fosfat (digunakan sebagai substrat untuk alkali fosfatase ), 4-nitrofenil asetat
(untuk karbonat anhidrase ), 4-nitrofenil-β- D-glukopiranosida dan turunan gula lainnya yang
digunakan untuk menguji berbagai enzim glikosidase . Jumlah 4-nitrofenol yang dihasilkan oleh
enzim tertentu dengan adanya substrat yang sesuai dapat diukur dengan spektrofotometer pada
atau sekitar 405 nm dan digunakan sebagai pengukuran proksi untuk jumlah aktivitas enzim
dalam sampel. Pengukuran aktivitas enzim yang akurat mensyaratkan bahwa produk 4-nitrofenol
sepenuhnya terdeprotonasi, yang ada sebagai 4-nitrofenolat, mengingat absorbansi 4-nitrofenol
yang lemah pada 405 nm. Ionisasi lengkap gugus fungsi alkohol mempengaruhi konjugasi ikatan
pi pada senyawa. Sepasang elektron bebas dari oksigen dapat terdelokalisasi melalui konjugasi
ke cincin benzena dan gugus nitro. Karena panjang sistem terkonjugasi mempengaruhi warna
senyawa organik, perubahan ionisasi ini menyebabkan 4-nitrofenol menjadi kuning ketika
terdeprotonasi penuh dan ada sebagai 4-nitrofenolat. Kesalahan umum dalam mengukur aktivitas
enzim menggunakan substrat ini adalah melakukan pengujian pada pH netral atau asam tanpa
mempertimbangkan bahwa hanya sebagian dari produk kromofor yang terionisasi. Masalah
tersebut dapat diatasi dengan menghentikan reaksi dengan natrium hidroksida (NaOH) atau basa
kuat lainnya, yang mengubah semua produk menjadi 4-nitrofenoksida; pH akhir harus > ca. 9.2
untuk memastikan lebih dari 99% produk terionisasi. Atau aktivitas enzim dapat diukur pada 348
nm, titik isosbestik untuk 4-nitrofenol/4-nitrofenoksida.
Dari data grafik diatas terdapat pengaruh pH yang disebabkan oleh pergesekan hipsokromik
yang merupakan pergesekan serapan maksimum kearah panjang gelombang lebih pendek.
Sedankan absorbannya. Sedangkan absorbannya terjadi hiperkromik yang disebabkan oleh
kenaikan intensitas serapan.
BAB V
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Metode spektrofotometri telah sangat populer untuk penentuan logam tetapi baru-baru ini
telah menjadi usang, karena memakan waktu dan tidak menjamin dengan cukup rendah
deteksi batas. Alat spektrofotometer serapan atom varian spectra meliputi panjang
gelombang, laju alir, lebar celah, kuat arus, dan tinggi burner. Spektrofotometer UV-Vis
adalah alat yang digunakan untuk mengukur transmitansi, reflektansi dan absorbsi dari
cuplikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Spektrofotometer sesuai dengan namanya
merupakan alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrofotometer
menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah
alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorbsi. Suatu
spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum sinar tampak yang sinambung dan
monokromatis.
Dari data diatas menunjukan pH 4 sampai pH 11. pH asam melebihi batas range UV
sampai mau mendekati Visible. Pada pH 9 sampai pH 11 yaitu sangat basa dan mengalami
kenaikan absorbansi.

B. Daftar pustaka

▪ Daftar Pustaka
▪ Gholib, Ibnu dan Rohman, Abdul. 2013. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
▪ Khopkar, S. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press
▪ Mulja H.M dan Suharman. 1995. Analisis Instrumenta. Surabaya: Airlangga University
Press.
LATIHAN SOAL

1. Apakah pelarut dapat mempengaruhi hasil pengukuran dengan metode spektrofotometri


UV?
Jawab:
Jenis pelarut juga akan mempengaruhi lebar pita yang tampat pada spektrum. Karena
transisi elektronik dapat terjadi dari sub tingkat dari keadaan dasar ke sub tingkat keadaan
eksitasi. Jika pada keadaan transisi tersebut sedikit berbeda (karena pengaruh pelarut),
maka panjang gelombang absorbsi juga akan sedikit berbeda. Sehingga akan
menimbulkan pita lebar pada spektrum
2. Jelaskan tentang Ausokrom dan Kromofor!
Jawab:
Ausokrom merupakan gugus jenuh dengan adanya electron bebas (tidak terikat), dimana
jika gugus ini bergabung dengan kromofor akan mempengaruhi panjang gelombang dan
intensitas absorban.
1. Kromofor merupakan gugus tak jenuh (pada ikatan kovalen) yang bertanggung.

Anda mungkin juga menyukai