KELOMPOK 4:
http://daeng-nawa.blogspot.com
KATA PENGANTAR
Teknik analisis spektrofluorometri adalah termasuk salah
satu tenik analisis instrumental disamping teknik kromatografi dan
elektroanalisis kimia. Teknik tersebut memanfaatkan fenomena
interaksi materi dengan gelombang elektromagnetik seperti sinar-x,
ultraviolet, cahaya tampak dan inframerah. Fenomena interaksi
bersifat spesifik baik absorpsi maupun emisi. Interaksi tersebut
menghasilkan signal-signal yang disadap sebagai alat analisis
kualitatif dan kuantitatif. Contoh teknik spektroflourometri absorpsi
adalah UV/VIS, inframerah (FT-IR) dan absorpsi atom (AAS). Sedang
contoh spektrofluorometri emisi
dalam
menunjang
misi
laboratorium.
Tetapi
http://daeng-nawa.blogspot.com
elektroanalisis
kimia.
Teknik
tersebut
memanfaatkan
Interaksi
tersebut
menghasilkan
signal-signal
yang
dan
absorpsi
atom
(AAS).
Sedang
http://daeng-nawa.blogspot.com
didasarkan
pada
hamburan
atau
difraksi
cahaya
seperti
dalam
menunjang
misi
laboratorium.
Tetapi
serta
validasi/verifikasi
metodanya
seperti
yang
common
sense
dan
kepercayaan
diri
untuk
I.3 Tujuan
http://daeng-nawa.blogspot.com
Tujuan
mempunyai
mempelajari
pengetahuan
menggunakan
dasar
berbagai
dan
keterampilan
dalam
peralatan spektrofluorometri,
tentang
ketertelusuran
metoda
analisis
yang
mekanisme
berikut:
http://daeng-nawa.blogspot.com
dapat
digambarkan
sebagai
S0
Ultraviolet
(Keadaan
dasar)
S*
S0
Fluoresensi
(Singlet)
T* S0 + Fosforesensi
(Triplet)
di mana selain dari adanya keadaan tereksitasi singlet (S*), yang
telah dibicarakan sebelumnya, kita juga mempunyai triplet (T*),
yang dihubungkan dengan terjadinya fosforesensi. Keadaan triplet
dari elektron yang tereksitasi timbul apabila elektron singlet yang
tereksitasi mengubah spin sehingga elektron tersebut sekarang
berada pada spin yang sama seperti pasangan elektronnya semula
di dalam orbital tingkat dasar. Keadaan triplet biasanya tidak dapat
dicapai dengan eksitasi dari tingkat dasar, yang dinyatakan sebagai
suatu transisi yang terlarang menurut teori kuantum. Keadaan ini
biasanya dicapai melalui proses persilangan antarsistem, di mana
singlet yang tereksitasi (S*) berubah secara spontan menjadi triplet
dengan
perubahan
dalam
spin
elektron,
biasanya
dengan
http://daeng-nawa.blogspot.com
dari
transisi
elektronik.
Oleh
karena
itu,
kita
dapat
tereksitasi.
Suatu
penyaring
khusus
fluoresensi
relatif
terhadap
suatu
larutan
baku.
Karena
dari
sorotan
cahaya
yang
digunakan
untuk
eksitasi.
http://daeng-nawa.blogspot.com
mempunyai
panjang-gelombang
fluoresensi,
karena
perbedaan
yang
lebih
energi
panjang
yang
daripada
timbul
dalam
energi
lain
ini
yang
menghasilkan
akhirnya
perpindahan
menghasilkan
panas
energi.
bukan
berfosforesensi
mengandung
paling
sedikit
satu
cincin
http://daeng-nawa.blogspot.com
menjadi berkurang
3. pH
pH mempengaruhi keseimbangan bentuk molekul dan ionic
4. Oksigen terlarut
Adanya oksigen terlarut dalam larutan cuplikan menyebabkan
intensitas fluoresensi berkurang sebab :
a. Oksigen terlarut oleh pengaruh cahaya dapat mengoksidasi
senyawa yang diperiksa
b. Oksigen mempermudah LAS
5. Kekakuan struktur (structural rigidity) Struktur yang rigid (kaku)
mempunyai intensitas yang tinggi
http://daeng-nawa.blogspot.com
BAB III
PEMBAHASAN
Fluoresensi dan Fosforesensi. Suatu molekul yang pada
permulaannya mengabsorbsi cahaya ultraviolet untuk mencapai
suatu keadaan tereksitas dan kemudian memancarkan cahaya
ultraviolet atau cahaya tampak pada waktu kembali ke tingkat
http://daeng-nawa.blogspot.com
mekanisme
dapat
digambarkan
sebagai
berikut:
S0
Ultraviolet
(Keadaan
dasar)
S*
S0
Fluoresensi
(Singlet)
T* S0 + Fosforesensi
(Triplet)
di mana selain dari adanya keadaan tereksitasi singlet (S*), yang
telah dibicarakan sebelumnya, kita juga mempunyai triplet (T*),
yang dihubungkan dengan terjadinya fosforesensi. Keadaan triplet
dari elektron yang tereksitasi timbul apabila elektron singlet yang
tereksitasi mengubah spin sehingga elektron tersebut sekarang
berada pada spin yang sama seperti pasangan elektronnya semula
di dalam orbital tingkat dasar. Keadaan triplet biasanya tidak dapat
dicapai dengan eksitasi dari tingkat dasar, yang dinyatakan sebagai
suatu transisi yang terlarang menurut teori kuantum. Keadaan ini
biasanya dicapai melalui proses persilangan antarsistem, di mana
http://daeng-nawa.blogspot.com
perubahan
dalam
spin
elektron,
biasanya
dengan
menjadi berkurang
3. pH
pH mempengaruhi keseimbangan bentuk molekul dan ionik
4. Oksigen terlarut
Adanya oksigen terlarut dalam larutan cuplikan menyebabkan
intensitas fluoresensi berkurang sebab :
http://daeng-nawa.blogspot.com
http://daeng-nawa.blogspot.com
fluoresensi
Heterosiklis
dengan gugus
NH, jika
medianya
asam akan
1.
2.
3.
4.
Contoh : Quinine
http://daeng-nawa.blogspot.com
Vis
Cara memperoleh
Maka eksitasi : A nm
emisi
: B nm
http://daeng-nawa.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
Martin, Alfred. 1990. Farmasi Fisika Dasar-dasar Kimia Fisik Dalam
Ilmu Farmasetik. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Wasito,
Hendri.
Spektrofluorometri.
http://www.hendriapt.wordpress.com (diakses tanggal 10
Mei 2011)
http://daeng-nawa.blogspot.com