Anda di halaman 1dari 15

SPEKTROFLUOROMETRI

Hilda A. Molina,Ishak Y.S Banu,Joseph


F.R Komar

Pengertian
Suatu metode
analisis kimia
berdasarkan
sifat
fotoluminesen(
pendar cahaya)

Flouresensi, jika
pendar cahaya
hilang ketika
radiasi
dihentikan
Fosforesensi, jika
pendar cahaya
masih berlangsung
beberapa saat
setelah radiasi
dihentikan

Prinsip Spektrofluorometri

Kebanyakan bahan organik ada dalam keadaan


dasar(S0). Absobrsi foton meningkatkan elektron
dalam molekul ke tingkat lebih tinggi(S 1V1 dst)
dalam waktu 10-15 detik.
Setelah absobrsi,energi berkurang karena
benturan(sebagaipanas) menyebabkan energi pada
molekul turun lagi dengan cepat pada vibrasi
terendah dalam keadaan masih terstimulus(S 1V0)
Energi yang dilepaskan dari molekul yang kembali
ke tingkat dasar dalam waktu cepat akan
meningkatkan intensitas flouresensi sebagai
petunjuk adanya pergeseran stokes(stokes shift)

Skema Alat

Skema alat terdiri dari:

Sumber cahaya. Biasanya dipakai lampu


xenon, yang terdiri atas 2 yaitu:
Lampu Xenon biasa (panjang
gelombang >220nm). Lampu ini dapat
mengeluarkan ozon saat digunakan dan
gas ozonnya bersifat toksik.
Lampu Xenon ozon less (panjang
gelombang >240nm) hampir tidak
mengeluarkan ozon saat dipakai.

Kolimator
Monokromator eksitasi(M1)
dipakai untuk menyeleksi panjanggelombang
eksitasi yang digunakan sampel. Monokromator
ini bekerja pada panjang gelombang <440 nm.
Yang digunakan tipe grating.
Sampel
Monokromator emisi (M2)
berfungsi menyeleksi panjang gelombang emisi
yang dikeluarkan sampel. Digunakan tipe grating.

Detektor
Berupa fotosel yang sangat peka.
Pengukuran intensitas fluoresensi sangat
cepat dengan energi cahaya sekecil
mungkin. Dilakukan dengan
menyempitkan celah eskitasi sesempit
mungkin.
Amplifier
mengandakan radiasi dan diteruskanke
read out.
Read out

Analisis

Kuantitatif
pengukuran dapat dilakukan pada kadar yang
sangat rendah dengan
ketepatan,keterulangan,dan kepekaan tinggi.
Intensitas fluorensi(F) sebanding dengan
kekuatan cahaya eksitasi yang diserap sampel:
P0= Intensitas radiai eksitasi

F=(P0-P)

melewati sampel

P=Intensitas radiasi yang

Hubungan antara intensitas fluorosensi


dengan konsentrasi dari sampel dapat
digunakan hukum Lambert-Beer:
F=PO(1-103bc
)

3: absorbtivitas molar
b: panjang jalan sinar(kuvet)
C: konsentrasi

Apabila konsentrasi sampel cukup besar maka


faktor 10-3bc memiliki harga sangat kecil sehingga
dapat diabaikan dalam perhitungan,harga F
menjadi:

F=.P0
Persamaan diatas menunjukkan bahwa intensitas
pancaran flouresensi(F) bergantung pada
intensitas pengeksitasi P0. Bila sumber
pengeksitasi sudah lama digunakan sering tidak
memberi output yang konstan.

Oleh karena itu dalam analisis


flourometri,intensitas pancaran flouresensi
sampel dibandingkan dengan intensitas pancaran
flouresensi larutan standar zat yang dianalisis.
Hubungan antara harga intensitas fluoresensi
dengan konsentrasi adalah linear. Hal ini menjadi
dasar untuk analisis kuantitatif. Dan hubungan ini
hanya berlaku untuk konsentrasi sampel yang
rendah. Apabila konsentrasi sampel tinggi maka
terjadi proses perendaman(Self Quenching)

Kualitatif
Perbandingan spektrum fluoresensi dapat
membantu pengenalan senyawa. Tidak
saja untuk senyawa organik,flourometri
dapat juga menganalisis senyawa
anorganik misalnya
Flavonol,Benzoin,Alizarin garnet,8hidroksiquinolina dengan reagen
pengompleks khelat.

Video

Aplikasi melalui Jurnal


PENGARUH PENGOTOR PADA PENENTUAN
BORON DALAM U3O8
MENGGUNAKAN SPEKTROFLUOROMETRI
LUMINESEN
Giyatmi*, Noviarty**, Sigit**
* Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir,
Jl. Babarsari, Kotak Pos 6101 YKBB, Yogyakarta
e-mail : giat_78@yahoo.com
**Pusat Teknologi Bahan Bakar NuklirBATAN,
Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang
Diterima 10-08-2011, disetujui 27-03-2012)

Anda mungkin juga menyukai