Disusun oleh :
KELOMPOK 16
PURWOKWERTO
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) adalah cara pembuatan obat
dan/atau bahan obat yang bertujuan untuk memastikan agar mutu obat
dan/atau bahan obat yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan tujuan
penggunaan (Peraturan BPOM No. 34 Tahun 2018).
Tablet adalah bentuk sediaan padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat dengan atau tanpa berbagai eksipien (yang meningkatkan mutu
sediaan tablet, kelancaran sifat aloran bebas,sifat kohesivitas,kecepatan
disintegrasi,dan sifat antilekat) dan dibuat dengan mengempa campuran
serbuk dalam mesin tablet (Teknologi Sediaan Solid, 2018).
Betahistine merupakan obat analog histamin dengan fungsi sebagai
agonis reseptor histamin H1 dan antagonis reseptor H3, dengan efek
tersebut betahistin bekerja di sistem syaraf pusat dan secara khusus di sistem
neuron yang terlibat dalam pemulihan gangguan vestibular, dengan
mengaktifkan reseptor ini menyebabkan pembesaran pembuluh darah dan
peningkatan sirkulasi darah yang membantu menghilangkan tekanan di
dalam telinga dan frekuensi serangan penyebab vertigo khususnya penyakit
Meniere (Febriyanto, 2015)
Pembuatan tablet betahistine yang paling menguntungkan adalah
dengan menggunakan metode granulasi dasar. Syarat agar tablet dapat
dibuat dengan metode ini adalah bahan tahan terhadap pemanasan serta sifat
alir yang buruk.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Vertigo
2.1.1.Defenisi
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, vertigo diterjemahkan sebagai
pusing. Pusing berbeda dengan nyeri kepala (headache). Pusing yakni
sensasi berputar atau seperti hilang keseimbangan yang terasa di kepala.
Vertigo merupakan sebuah perasaan berputar akibat gangguan simetri
tonik pada masukan nucleus vestibuler (Kapita Selekta Kedokteran, 2014).
Vertigo adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan
alat keseimbangan tubuh ditingkat perifer atau sentral.Vertigo bukanlah
suatu diagnosa penyakit, melainkan kumpulan gejala yang sifatnya
subyektif dan obyektif. Vertigo tidak selalu disebabkan oleh penyakit yang
berbahaya, namun seringkali vertigo berlangsung untuk jangka waktu
lama dan mengganggu kualitas hidup orang yang mengalaminya
(Anindyajati, 2017).
2.2. Tablet
2.2.1. Defenisi
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang
biasanyadibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang
sesuai (Ansel hal.244). Tablet adalah sediaan bentuk padat yang
mengandung substansi obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai
tablet atau tablet kompresi (Kementrian Kesehatan RI, 2018).
Tablet adalah sedian padat, dibuat secara kempa-cetak, berbentuk
rata atau cembung rangkap. Namun demikian, umumnya bulat yang
didalamnya mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa
zat tambahan (Ilmu Meracik Obat).
2
2.3 Metode Pembuatan Tablet
Ada 3 metode pembuatan tablet kompresi yang berlaku
yaitu metode granulasi basah, metode granulasi kering dan cetak
langsung (Ansel, 2005).
1. Pembuatan tablet dengan metode granulasi basah.
Zat berkhasiat, zat pengisi dan zat penghancur dicampur
baik-baik, lalu dibasahi dengan larutan bahan pengikat, bila
perlu ditambah bahan pewarna. Setelah itu diayak menjadi
granul, dan dikeringkan dalam almari pengering pada suhu 40°C-
50°C. Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul
dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin
dan dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet (Anief, 1994).
2. Pembuatan tablet dengan metode granulasi kering.
Zat berkhasiat, zat pengisi, zat penghancur, bila perlu zat
pengikat dan zat pelicin dicampur dan dibuat dengan cara kempa
cetak menjadi tablet yang besar (slugging), setelah itu tablet
yang terjadi dipecah menjadi granul lalu diayak, akhirnya
dikempa cetak tablet yang dikehendaki dengan mesin tablet
(Anief, 1994).
3. Pembuatan tablet dengan metode kempa langsung.
Semua bahan zat aktif dan zat tambahan dicampur kemudian
dikempa cetak dengan mesin tablet (Sulaiman, 2007). Kempa
langsung mengindari banyak masalah yang timbul pada granulasi
basah dan granulasi kering (Anonim,2014). Keuntungan utama dari
kempa langsung adalah bahan obat yang peka terhadap lembap dan
panas,yang stabilitasnya terganggu akibat proses granulasi dapat
dibuat menjadi tablet. Sedangkan kerugiannya adalah hanya sedikit
obat yang daoat dikempa secara langsung tanpa pengolahan awal
dan tanpa bahan pembantu (Voight, 1995).
3
2.4 Evaluasi
1. Evaluasi granul
Evaluasi granul bertujuan untuk memperoleh massa granul
yang mempunyai karakteristik baik dan memenuhi persyaratan
sesuai dengan literatur supaya dapat dikempa untuk pembuatan
tablet. Evaluasi granul yang dilakukan meliputi kecepatan alir
(metode corong dan metode sudut baring), kadar air granul, bobot
jenis, dan granulometri (Agustia, 2015).
a) Kecepatan alir
Pengujian kecepatan alir dan sudut baring bertujuan untuk
mengetahui apakah granul yang telah dibuat memiliki sifat alir
yang baik atau tidak. Pengujian kecepatan alir dilakukan dengan
2 metode yaitu dengan metode corong dan metode sudut baring.
Untuk metode corong aliran granul dinyatakan baik atau
memenuhi persyaratan apabila waktu yang diperlukan untuk
mengalirkan 100 g granul kurang dari 10 detik.
Tabel 1. Parameter Kecepatan Alir Granul (Aulton, 1988)
4
Besarnya sudut diam dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Dimana,
α = sudut diam
h = tinggi kerucut
d = diameter kerucut
b) Kelembaban
Evaluasi kelembaban dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar kadar air yang terdapat pada granul setelah mengalami
pengeringan. Pengujian kelembaban diukur dengan pemanasan dengan
menggunakan alat moisture analyzer. Granul yang baik menunjukkan
kadar air < 3% (Dirjen POM, 1995).
c) Bobot jenis (Kerapatan)
Evaluasi ini dilakukan untuk menentukan BJ nyata, BJ mampat,
BJ sejati, kadar pemampatan, perbandingan Haussner dan persen
kompresibilitas. Bobot jenis nyata dilakukan untuk melihat berapa
banyak bobot granul sebelum dilakukan pemampatan (Siregar, 2010).
Bobot jenis mampat dilakukan dengan menggunakan alat Tap
Density. Evaluasi ini bertujuan untuk melihat bobot granul setelah
mengalami pemampatan sebanyak 10 kali dan 500 kali ketukan.
Bobot jenis sejati diukur dengan menggunakan piknometer gas
Beckman. Berdasarkan hasil penelitian semua formula memiliki kadar
pemampatan yang memenuhi persyaratan yaitu ≤20%.
Perbandingan angka Haussner dinyatakan dengan membagi
bobot mampat dan bobot nyata.Semakin tinggi faktor Haussner, maka
semakin buruk sifat aliran granul.
d) Uji kompresibilitas (Kemenkes RI, 2018)
Pengukuran lain dari sebuk yang bebas mengalir adalah
kompresibilitas yang dihitung dari kerapatan granul, yaitu dengan
5
memasukkan sejumlah tertentu granul kedalam gelas ukur. Adapun
cara melakukanya menurut Lachman (1994), adalah sebagai berikut :
a. Masukkan granul ke dalam gelas ukur sebanyak 100 ml.
b. Pasang gelas ukur pada alat.
c. Volume awal dicatat, kemudian ketuk atau hidupkan alat sampai
tidak terjadi pengurangan volume.
d. Catat volume akhir.
e. Selanjutnya dihitung persen kompressibilitasnya
Tabel 2. Parameter Uji Kompresibilitas
2. Evaluasi tablet
Menurut Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 2015
Evaluasi tablet ber tujuan untuk melihat kualitas tablet sebelum
dipasarkan. Pengujian ini meliputi beberapa macam diantaranya:
organoleptis dan sifat fisika kimia. Pengujian organoleptis dilakukan
secara visual, meliputi bentuk, warna, rasa dan bau. Pengujian sifat fisika
kimia meliputi: keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan,
friabilitas dan friksibilitas, dan uji waktu hancur.
a) Organoleptis
Sediaan yang telah dibuat dilakukan pengujian organoleptik
meliputi pengujian fisik berupa warna, bau, dan bentuk dari sediaan
tablet yang dilakukan secara visual.
6
b) Sifat fisika Evaluasi tablet
Dilakukan dengan pengujian sebanyak 3 kali (triplo) pada masing-
masing evaluasi. Dari tiga kali pengujian dapat dilihat presisi dan
akurasi data yang diperoleh dari hasil evaluasi tablet pada setiap
formula. Perhitungan persyaratan keseragaman ukuran, keseragaman
bobot, kekerasan, friabilitas dan friksibilitas digunakan data rata-rata
dari ketiga pengujian pada setiap formula.
Menurut Taufikurahmi, 2017
a) Uji keseragaman ukuran
Dilakukan 10 tablet dan diukur tiap tablet diameter dan tebal tablet
menggunakan jangka sorong. Persyaratan yang ditetapkan oleh
Farmakope Indonesia III menyatakan bahwa diameter tablet tidak lebih
dari 3 dan kurang dari 1 1/3 tebal tablet
b) Uji keseragaman bobot
Dilakukan 20 tablet dan ditimbang tiap tablet. Dihitung bobot
rata - rata tablet dan hitung persen penyimpangan bobot tablet.
Persyaratan penyimpangan bobot rata-rata untuk 2 tablet tidak lebih
dari 5%.
c) Uji kerapuhan
Dilakukan 20 tablet yang telah dibebas debukan, kemudian
ditimbang dan dimasukkan ke dalam friability tester diputar selama 4
menit dengan kecepatan 25 rpm. Bobot tablet yang hilang ditimbang
dan ditentukan persen nilai kerapuhan tablet.
7
Tabel 4. Persyaratan batas nilai kerapuhan
Persyaratan Keterangan
≤1% Tablet tidak rapuh
>1% Tablet rapuh
d) Uji kekerasan
Dilakukan 10 tablet dan tiap tablet diletakkan dengan posisi
tegak lurus pada alat hardness tester. Selanjutnya alat penekan diputar
sampai tablet pecah. Dibaca skala alat yang menunjukkan kekerasan
tablet dalam satuan Kg, persyaratan rentang kekerasan tablet yaitu 4-
10 kg.
e) Uji waktu hancur
Dilakukan 6 tablet dan tiap tablet dimasukan pada masing-
masing tabung dari keranjang alat desintegration tester, digunakan
aquadest1000 mL dengan suhu 37°±2° C sebagai media. Pada akhir
pengujian diamati semua tablet, dipastikan semua tablet hancur
sempurna dan dicatat waktu hancur tablet (Hadžović et al.,
2010);(Farmakope Indonesia Edisi V, 2014). Persyaratan Tablet yang
tidak bersalut waktu yang diperlukan untuk menghancurkan 6 tablet
≤15 menit.
f) Uji keseragaman kandungan
Digerus 20 tablet ditimbang setara dengan 300 mg dan diambil
aminofilin murni ditimbang 300 mg. Dilarutkan dengan NaOH sampai
larut kemudian ditambahkan aquades sampai 100 ml labu ukur.
Dilakukan pengenceran 10 kali dalam labu ukur 10 ml (Lakukan 3X)
Baca absorbansi dengan spektrofotometer UV. Persyaratan tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang terter
pada etiket.
g) Uji Disolusi
Dimasukkan tablet ke dalam tabung disolusi yang telah berisi
900 ml aquadest. Diambil larutan tiap menit ke-5,10,15,20,30,45
8
dimasukkan ke tabung kosong. Kemudian diisi 5 ml aquadest ke dalam
tabung disolusi sebagai penambah volume agar tetap 900 ml pada
tabung disolusi (Lakukan 3 kali replikasi). Baca absorbansi dengan
spektrofotometer UV dan hitung % disolusi. Persyaratan Persyaratan
disolusi tablet yang ideal tidak kurang dari 80%.
9
Fungsi Penghancur (disintegran)
Rumus Struktur
10
Titik Lebur/Leleh 160-186oC
Kerapatan/BJ 1,497-1,527 g/ml
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik ,sejuk 15-25oC
dan kering.
Konsentrasi 0,5 – 5%
(Rowe, 2009)
D. Primogel
Rumus C2H4O3.xNa.x
Molekul/BM
Fungsi Bahan Penghancur (disintegran)
Rumus
Struktur
11
air,kelarutan dalam air 150 mg/L suhu 25o
Titik lebur / titik 1600o C
leleh
Penyimpanan Disimpan pada wadah tertutup rapat
Konsentrasi 0,5 – 2,0 %
(Rowe, 2009)
F. Laktosa
Rumus Molekul/BM C12H12O11.H2O
Fungsi Pengisi
Rumus Struktur
12
Rumus Struktur
13
sehingga dapat menghasilkan tablet yang lebih bagus. PVP dapat
membentuk ikatan kompleks dengan bebagai molekul obat sehingga
banyak obat-obat yang kelarutannya meningkat dengan adanya PVP,
dimana ikatan PVP lebih lemah sehingga lebih mudah melepaskan
obatnya. Tidak mengeras selama penyimpanan (Lachman, 1994).
3. Primogel
Primogel digunakan sebagi bahan penghancur fase luar. Primogel
merupakan amilum termodifikasi sehingga mampu menyerap air 200-
300%, yang memungkinkan peningkatan proses disintegrasi pada sediaan
tablet. Mekanisme disintegrasi primogel adalah dengan cara
pengembangan dimana ketika primogel dibasahi dengan air maka air yang
masuk kedalam pori-pori tablet akan menyebabkan primogel mengembang,
sehingga partikel-pertikel dalam tablet saling bergesekan karena adanya
tekanan mekanik didalam tablet sehingga menyebabkan tablet hancur
(Andayana, 2009).
5. Laktosa
Menurut Lachuan hal 699
Laktosa merupakan bahan pengisi yang paling banyak digunakan
karena tidak bereaksi dengan hampir Semua bahan obat baik yang
digunakan dalam bentuk hidrat maupun anhidrat Laktosa anhidrat
mempunyai kelebihan karena tidak bereaksi dengan preaksi mailaid yang
dapat menimbulkan warna coklat dan perubahan warna dengan obat -
obatan tertentu, tetapi bentuk anhidrat dapat menyerap lembab bila terkena
udara sehingga meningkatkan kelembaban tablet bila digunakan proses
granulasi basah harus dihunakan lakstosa anhidrat.
6. Talk
Lach man :703
14
Bahan-bahan yang digunakan sebagai pelicin dan pemacu aliran
adalah jenis talk konsentrasi 5%.
7. Magnesium stearat
Menurut eksipien magnesum stearat terutama digunakan sebagai
pelincir (glidan) dalam pembuatan tablet dan kapsul. Digunakan
magneaum stearat karena disini bahan tampbahan lain seperti talkum yang
sifat pelumasnya kurang baik Sehingga dikombinasikan dengan Mg Stearat
maka kedua bahan ini saling melengkapi karena Magnesum Stearat
memiliki sifat pelicin yang baik
15
BAB III
FORMULA TABLET
16
6. Dilakukan pengayakan fase dalam yang telah dikeringkan,
menggunakan mesh no.20
7. Zat aktif yang telah dikeringkan pada suhu 70°C lalu diayak dengan
mesh no.20
8. Lakukan pengenceran bertingkat di ruangan dehumidifier dengan
menambahkan aerosol dan 31,125 g fase dalam, kemudian dimixing
hingga homogen
9. Ditambahkan dengan sisa fase dalam dan fase luar yang terdiri dari
Talk, Mg.Stearat dan Primogel lalu dimixing hingga homogen.
10. Dilakukan evaluasi granul di ruangan dehumidifier
11. Dilakukan pencetakan tablet (Cad mach) di ruangan dehumidifier
12. Kemudian dilakukan evaluasi tablet
massa (gram)
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑖𝑟 =
Waktu (detik)
17
bawah corong dan biarkan serbuk turun dengan sempurna dengan
membentuk seperti kerucut. Parameter sudut diam
(Anonim,2009).
angle of repose (o) Karakteristik
25-30 Sangat Baik
31-35 Baik
36-40 Cukup
41-45 Agak baik
46-55 Buruk
56-65 Sangat buruk
>66 Sangat, Sangat Buruk
Dokumentasi tinggi (h) dan jari-jari (r) kerucut yang
terbentuk. Lakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Hitung waktu
alir serbuk dengan persamaan:
ℎ
Tan α = 𝑟
18
dalam alat Friability tester selama 4 menit sebanyak 100 kali
putaran. Timbang tablet sebagai bobot akhir. Lakukan
pengulangan sebanyak 3 kali. Persentase kerapuhan yang baik
yaitu tidak lebih dari 1%. Hitung persentase kerapuhan tablet
dengan persamaan:
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
% kerapuhan = x 100%
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
19
151 – 300 mg 7,5 % 15 %
≥ 300 mg 5% 10 %
DAFTAR PUSTAKA
Tanto, Cris,. et all. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
20
Lampiran
Lampiran 1. Perhitungan Bahan
1.1 Perhitungan Pertablet
1. Betahistine mesilate6 mg = 6mg
3
2. PVP 3% = 100 x 125 mg = 3,75 mg
1
3. Mg stearate 1% = 100 x 125 mg = 1,25 mg
1
4. Talk 1% = 100 x 125 mg = 1,25 mg
3
5. Primogel 3% = 100 x 125 mg = 3,75 mg
10
6. Amilum 10% = 100 x 125 mg = 12,5 mg
10
7. Aerosil 0,5% = 100 x 125 mg = 0,625 mg
8. Laktosa = 95,875 mg
1.2Perhitungan untuk 1500 tablet
1. Betahistine mesilate6 mg = 6mg x 1500 = 9000 mg = 9 g
2. PVP 3% = 3,75mg x 1500 = 5.625 mg = 5,625 g
3. Mg stearate 1% = 1,25 mg x 1500 = 1.875 mg = 1,87 g
4. Talk 1% = 1,25 mg x 1500 = 1,875 mg = 1,87 g
5. Primogel 3% = 3,75 mg x 1500 = 5.625 mg = 5,625 g
6. Amilum 10% = 12,5 mg x 1500 = 18.750 mg = 18,75g
7. Aerosil 0,5% = 0,625 mg x 1500 = 937,5 mg = 0,937g
8. Laktosa =95,875 mg x 1500 =143,825g
21