Anda di halaman 1dari 17

EKSTRAKSI SAMPEL

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat Dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah cawan

porselin, alfol, pipet tetes, rak tabung, sendok tanduk, dan tabung

reaksi.

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah air

panas, etanol 95% P, eter, FeCl 3 1 N, HCl 0,5 N, HCl 2 N, HCl P,

KOH 10% P, pereaksi Mayer, pereaksi Bauchardat, pereaksi

Dragendorff, Liebermann-Burchard dan sampel daun jati belanda

(Guazuma Ulmifolia)

B. Prosedur Kerja (Anonim, 2019)

a. Reaksi Identifikasi Golongan Tanin

Reaksi identifikasi terhadap katekol

Sampel dibasahi dengan larutan FeCl 3 1 N, jika mengandung

katekol akan menghasilkan warna hijau.

b. Reaksi Identifikasi Golongan Dioksiantrakinon

Sedikit ekstrak dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu ditetesi

dengan KOH 10% P b/v dalam etanol 95% P, jika mengandung

dioksiantrakinon akan menghasilkan warna merah.

c. Reaksi identifikasi golongan alkaloid

ADISTHA DWI ASTARY SUHARTO ZULKIFLY NASIR


15020170183
EKSTRAKSI SAMPEL

Ekstrak metanol dimasukkan kedaam masing-masing tabung

reaksi kemudian ditetesi :

1. HCl 0,5 N dan pereaksi Mayer, jika mengandung alkaloid maka

akan menghasilkan endapan kuning.

2. HCl 0,5 N dan pereaksi Bauchardat, jika mengandung alkaloid

akan menghasilkan endapan coklat.

3. HCl 0,5 N dan pereaksi Dragendroff, jika mengandung alkaloid

akan menghasilkan endapan warna jingga.

d. Reaksi Identifikasi Golongan Steroid

Serbuk dihaluskan dengan etanol kemudian didihkan selama 15

menit lalu disaring, filtrat diuapkan sampai kering, Ekstrak kering

ditambahkan eter setelah terlebih dahulu disuspensikan dengan sedikit

air, bagian yang larut dalam eter dipisahkan. Lapisan eter kemudian

ditetesi dengan pereaksi Liebermann-Burchard jika mengadung steroid

akan menghasilkan warna merah jambu.

e. Reaksi Identifikasi Golongan Saponin

Serbuk dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan 10 ml air

panas, didinginkan kemudian kocok kuat-kuat selama 10 detik,

terbentuk buihm lalu tambahkan 1 tetes asam klorida 2 N, buih tidak

hilang.

f. Reaksi identifikasi golongan flavonoid

Ekstrak ditambahkan dengan FeCl 3 dan HCl P, jika terjadi warna

merah menunjukkan adanya flavonoid.

ADISTHA DWI ASTARY SUHARTO ZULKIFLY NASIR


15020170183
EKSTRAKSI SAMPEL

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum ini diperoleh hasil yaitu :


No Gol. Komponen Pereaksi / perlakuan Sampel daun
. kimia jati belanda
1. Flavonoid + HCl P + FeCl3 1N Negatif (-)

2. Saponin + HCl 0,5 N Negatif (-)

3. Tanin
Katekol +FeCl3 1N Positif (+)
Pirogalotanin +FeCl3 1N Negatif (-)
4. Dioksiantrakinon KOH 10% P Positif (+)

5. Steroid metanol → diuapkan →filtrat Negatif (-)


+ suspensi air + n-heksan +
Libermann-Baurchart
6. Alkaloid
Tabung I +HCl 0,5N + Mayer Negatif (-)
Tabung II +HCl 0,5N + Baurchardat Positif (+)
Tabung III +HCl 0,5N + Dragendorff Negatif (-)

Keterangan :
(-) tidak mengandung senyawa tersebut
(+) mengandung senyawa tersebut

Skrining fitokimia merupakan tahap awal atau pendahuluan dalam


suatu penelitian fitokimia yang bertujuan untuk memberikan gambaran
tentang golongan senyawa yang terkandung dalam tanaman yang sedang
diteliti. Metode skrining fitokimia dilakukan dengan melihat reaksi
pengujian warna dengan menggunakan suatu pereaksi warna.
Pada percobaan skrining ini menggunakan sampel bahan alam jati
belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk) Adapun bagian tumbuhan yang

ADISTHA DWI ASTARY SUHARTO ZULKIFLY NASIR


15020170183
EKSTRAKSI SAMPEL

digunakan adalah bagian daun jati belanda (Guazuma Folium) dengan


memiliki khasiat antidiare, astrigen, dan menuruskan badan.
Pada pengujian golongan tanin, khususnya terhadap, sampel
dibasahi dengan larutan FeCl3, dan akan berwarna hijau jika
mengandung katekol, sedangkan berwarna biru jika mengandung
pirogalotanin. Dari sampel yang di identifikasi, diperoleh hasil bahwa daun
jati belanda mengandung katekol.
Pada pengujian golongan alkaloid, ekstrak metanol dalam 3 tabung
reaksi ditambahkan dengan HCl 0,5 N, dan masing-masing ditambahkan
dengan pereaksi Mayer, bauchardat, dan Dragendroff. Dengan pereaksi
Mayer, positif mengandung alkaloid jika terbentuk endapan kuning.
Dengan pereaksi Bauchardat, positif mengandung alkaloid jika terbentuk
endapan coklat. Dan dengan pereaksi Dragendroff, positif mengandung
alkaloid jika terbentuk endapan jingga. Dari uji tersebut terlihat bahwa
sampel mengandung alkaloid karena adanya endapan coklat saat
direaksikan dengan pereaksi Bauchardat.
Pada percobaan steroid, dimana serbuk diekstrak dengan metanol
lalu didihkan selama 15 menit lalu disaring, kemudian filtrat yang ada
diuapkan sampai kering. Lalu ekstrak yang telah kering disuspensikan
dengan air lalu ditambah dengan n-heksan dan bagian yang larut dalam
n-heksan dipisahkan. Lapisan n-heksan kemudian ditetesi dengan
pereaksi Liebermann-Burchard. Positif mengandung steroid jika berwarna
merah jambu. Pada sampel daun jati belanda negatif (-) atau tidak
mengandung steroid.
Kemudian pada pengujian golongan saponin, sampel dimasukkan ke
dalam tabung reaksi, ditambahkan air panas lalu dikocok kuat-kuat, tidak
terbentuk buih maka negatif mengandung saponin (positif jika terdapat
buih). Pada percobaan sampel daun jati belanda hasilnya tidak
mengandung saponin.
Pada Identifikasi golongan flavonoid serbuk sampel ditambahkan
FeCl3 dan ditambahkan pula HCl pekat. Positif mengandung flavonoid jika

ADISTHA DWI ASTARY SUHARTO ZULKIFLY NASIR


15020170183
EKSTRAKSI SAMPEL

terjadi perubahan warna menjadi merah. Pada percobaan, sampel daun


jati belanda hasilnya tidak mengandung flavonoid.
Berdasarkan praktikum diperoleh hasil setelah dilakukan percobaan
skrining fitokimia ini adalah pada sampel daun jati belanda (Guazuma
Ulmifolia Lamk) kali ini ditemukan bahwa sampel tersebut mengandung
tanin, alkaloid dan dioksiantrakinon.

BAB V

ADISTHA DWI ASTARY SUHARTO ZULKIFLY NASIR


15020170183
EKSTRAKSI SAMPEL

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan dari percobaan ini

bahwa identifikasi golongan senyawa kimia dari tumbuhan daun jati

belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk) positif mengandung katekol

golongan tanin, alkaloid, dan dioksiantrakuinon.

B. Saran

Diharapkan agar asisten maupun praktikan saling berkerja sama

yang baik agar aman dan mudah memahami dalam kelancaran

praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

ADISTHA DWI ASTARY SUHARTO ZULKIFLY NASIR


15020170183
EKSTRAKSI SAMPEL

Anonim 2019, “Penuntun Praktikum Fitokimia I“, Fakultas Farmasi, UMI ;


Makassar.

LAMPIRAN

ADISTHA DWI ASTARY SUHARTO ZULKIFLY NASIR


15020170183
EKSTRAKSI SAMPEL

1. Gambar sampel

2. Skema Kerja Praktikum

a. Tanin

Identifikasi Katekol Identifikasi Pirogalotanin

Sampel Sampel

+ FeCI3 1 N + FeCI3 1 N

Warna hijau Warna Biru

b. Dioksiantrakinon
Ekstrak sampel

+ KOH 10%
Warna merah

c. Alkaloid

Ekstrak sampel + HCl 0,5 N


ADISTHA DWI ASTARY SUHARTO ZULKIFLY NASIR
15020170183
EKSTRAKSI SAMPEL

+ Mayer +Bauchardat +Dragendroff


Endapan kuning Endapan coklat Endapan jingga

d. Flavonoid

Sampel
+ FeCI3 + HCI P

Warna Merah

e. Saponin

Serbuk sampel

+ 10 mL air panas, dinginkan


dan kocok

Terbentuk buih

+ 1 tetes HCl 2 N

Buih tidak hilang

f. Steroid
Serbuk dihaluskan dengan metanol

Didihkan 15 menit

Disaring

Filtrat diuapkan sampai kering

Ekstrak kering ditambahkan n-heksan

ADISTHA DWI ASTARY SUHARTO ZULKIFLY NASIR


15020170183
EKSTRAKSI SAMPEL

Bagian yang larut n-heksan dipisahkan

Lapisan n-heksan ditetesi dengan pereaksi liebermann-burchard

Warna merah jambu (positif)

(+)Tanin (katekol) dan Tidakmengandung (+) mengandung


Pirogalotanin (-) flavanoid (-) Dioksiantrakinon
3. Gambar Hasil Praktikum

Uji Alkaloid (-) tidak mengandung (-) tidak mengandung


(+) mengandung steroid Saponin
Alkaloid (pereaksi
bauchardat)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

ADISTHA DWI ASTARY SUHARTO ZULKIFLY NASIR


15020170183
EKSTRAKSI SAMPEL

A. Alat dan Bahan

1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah aluminium
foil, bejana penampung (toples), gelas ukur, kertas saring, perkolator,
sendok tanduk, timbangan.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sampel
daun jati belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk) dan etanol.
B. Cara Kerja

1. Metode Maserasi
Metode maserasi dilakukan dengan cara dimasukkan serbuk
simplisia sebanyak 500 gram ke dalam bejana maserasi (toples),
kemudian ditambah cairan penyari etanol, ditutup, dan dibiarkan selama 3
hari sambil diaduk berulang-ulang. Setelah 3 hari, disaring ke dalam
bejana penampung.
2. Metode Perkolasi
Metode perkolasi dilakukan dengan cara ditimbang serbuk simplisia
sebanyak 50 gram, kemudian dibasahi serbuk simplisia dengan cairan
penyari. Disiapkan alat percolator setelah itu dimasukkan serbuk simplisia
ke dalam alat percolator , kemudian di tambahkan cairan penyari
sebanyak 115 mL etanol, kemudian di diamkan selama 24 jam. Setelah
itu di buka kran perkolator kemudian dibiarkan cair mengalir. Ditambahkan
cairan penyari secara kontinyu.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

ADISTHA DWI ASTARY SUHARTO ZULKIFLY NASIR


15020170183
EKSTRAKSI SAMPEL

No Pengamatan Daun Jati Belanda (Guazuma


. ulmifolia Lamk.)
Metode Maserasi Metode
Perkolasi
1. Bobot sebelum diekstraksi (g) 500 gram 50 gram
2. Jumlah cairan penyari (mL) 1500 mL 115 mL
3. Jumlah ekstrak cair (mL) 755 mL 50 mL
4. Presentase ekstrak (%)/rendamen 151 % (mL/g) 100 % (mL/g)

Ekstraksi didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat


ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar
muka, kemudian berdifusi ke dalam pelarut dan setelah pelarut diuapkan
maka zat aktifnya akan diperoleh.
Proses ektraksi secara dingin pada prinsipnya tidak memerlukan
pemanasan. Hal ini diperuntukkan untuk bahan alam yang mengandung
komponen kimia yang tidak tahan pemanasan dan bahan alam yang
mempunyai tekstur yang lunak). Metode maserasi merupakan cara
penyarian yang sederhana yang dilakukan dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada
temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.
Ekstraksi bertujuan untuk mendapatkan “sari/ ekstrak” dari tanaman
tertentu yang akan digunakan sebagai obat atau bahan obat dengan
menggunakan pelarut yang sesuai.
Adapun prinsip ekstraksi yaitu osmosis dan difusi. Dimana osmosis
merupakan proses perpindahan pelarut dari konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi melalui membran semipermeabel, sedangkan difusi
merupakan proses perpindahan zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah.
Metode Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan
penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Prinsip ekstraksi
dengan perkolasi adalah serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu
bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari
dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan

ADISTHA DWI ASTARY SUHARTO ZULKIFLY NASIR


15020170183
EKSTRAKSI SAMPEL

melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampel dalam
keadaan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh kekuatan gaya
beratnya sendiri dan tekanan penyari dari cairan di atasnya, dikurangi
dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan gerakan ke bawah.
Pada pembuatan ekstrak daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia
Lamk.) dengan menggunakan metode maserasi digunakan serbuk
simplisia sebanyak 500 gram dan digunakan cairan penyari etanol
sebanyak 1000 mL. Setelah dimaserasi selama lebih dari tiga hari
diperoleh ekstrak cair sebanyak 755 mL dan % rendamen sebanyak 151
% (mL/g).
Dengan menggunakan metode perkolasi digunakan serbuk
simplisia sebanyak 50 gram dan cairan penyari etanol sebanyak 115 mL.
Setelah dimaserasi selama lebih dari tiga hari diperoleh ekstrak cair
sebanyak 50 mL dan % rendamen sebanyak 100 % (mL/g).
Etanol juga menyebabkan enzym-enzym tidak bekerja termasuk
peragian dan menghalangi perutumbuhan jamur dan kebanyakan bakteri.
Sehingga disamping sebagai cairan penyari juga berguna sebagai
pengawet. Campuran air-etanol (hidroalkoholic menstrum) lebih baik dari
pada air sendiri.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

ADISTHA DWI ASTARY SUHARTO ZULKIFLY NASIR


15020170183
EKSTRAKSI SAMPEL

Adapun kesimpulan pada percobaan ini adalah pada metode


maserasi jumlah ekstrak cair yang diperoleh adalah 755 mL dan %
rendamennya adalah 151 % (mL/g), sedangkan pada metode perkolasi
ekstrak cair yang diperoleh adalah 50 mL dan % rendamennya adalah
100 % (mL/g)
B. Saran
Diharapkan agar asisten maupun praktikan saling berkerja sama
yang baik agar aman dan mudah memahami dalam kelancaran praktikum.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema Kerja Praktikum


1. Meserasi

Serbuk simplisia

ADISTHA DWI ASTARY SUHARTO ZULKIFLY NASIR


15020170183
EKSTRAKSI SAMPEL

- Ditimbang serbuk sebanyak 500 gram.


- Ditambahkan 1.100 bagian cairan penyari (etanol)
- Ditutup dan dibiarkan selama 3 hari di temperatur kamar dan
terlindung dari cahaya matahari.
- Disaring kedalam bejana penampung dan ampas diperas.

Ekstrak cair

2. Perkolasi
Serbuk simplisia

- Ditimbang serbuk sebanyak 50 gram.


- Dipindahkan kedalam percolator.
- Ditambahkan cairan penyari hingga selapis diatas
permukaan bahan.
- Diamkan selama 24 jam.
- Dibuka kran perkolator dan dibiarkan cairan penyari
mengalir
- Ditambahkan cairan penyari secara kontinu sampai penyari
sempurna.
- Diperoleh perkolat yang di sempurna
Ekstrak cair

Lampiran 2. Gambar Sampel

ADISTHA DWI ASTARY SUHARTO ZULKIFLY NASIR


15020170183
EKSTRAKSI SAMPEL

Daun Jati Belanda (Guazuma


Ulmifolia Lamk))

Perkolasi

Lampiran 3. Perhitungan

a. Persen rendamen Perkolasi

Berat akhir
%Rendamen = x 100%
Berat awal

ADISTHA DWI ASTARY SUHARTO ZULKIFLY NASIR


15020170183
EKSTRAKSI SAMPEL

50 mL
= x 100%
50 g

= 100 % (mL/g)

b. Persesn rendamen meserasi

Berat akhir
%Rendamen = x 100%
Berat awal

755 mL
= x 100%
500 g

= 151 % (mL/g)

ADISTHA DWI ASTARY SUHARTO ZULKIFLY NASIR


15020170183

Anda mungkin juga menyukai