OLEH:
IRA ULFA YUNIKA
NIM : PO.71.39.0.15.042
Agama : Islam
Ayah : Kamaluddin
Anak Ke :4
Jumlah Saudara :3
Wulan Damaiyanti
Muchammad Rizki, SE
Riwayat Pendidikan :
• Allah SWT yang selalu menunjukkan jalan keluar disaat aku kehilangan arah,
terima kasih atas nikmat-Mu yang berlimpah, serta atas segala kemudahan dan
kekuatan yang Engkau berikan selama ini.
• Kedua orang tua saya Bapak Kamaluddin dan Ibu Ida Yuhartini, terima
kasih yang selalu mendukung dan mendoakan dalam pengerjaan KTI ini,
materi yang tak terhitung jumlahnya, kesabaran atas segala kelalaian yang
kulakukan, tenaga dan pikiran yang selalu tercurah padaku, serta segala
pembelajaran hidup luar biasa yang kudapatkan selama ini.
• Kakak-kakak dan mbak-mbak ku yang selalu memberikan nasehat dan
motivasi dalam segala hal yang tak pernah terlupakan untuk menjadikanku
lebih dewasa dan lebih baik lagi kedepannya.
• Richat syahrun terima kasih yang selalu mendukungku, menyemangatiku
disaat aku jatuh dan terima kasih untuk segala nasihat, doa yang kamu berikan.
• Ketua jurusan, ibu Dra. Ratnaningsih Dewi Astuti, Apt., M.Kes terima kasih
banyak atas segala nasihat, arahan dan kesabaran selama 3 tahun ini.
• Dosen pembimbing saya, bapak Muhammad Nizar, S.Pd., MM. terima kasih
atas bimbingan, pengarahan, waktu, motivasi, dan saran yang bapak berikan
dalam Karya Tulis Ilmiah ini
• Dosen pembimbing akademik saya, Dra. Sarmalina Simamora, Apt. M.Kes.
terima kasih atas bimbingan, nasehat, motivasi, waktu, dan arahan yang ibu
berikan kepada saya.
• Bapak dan Ibu dosen beserta para staff yang telah memberikan ilmu dan
bantuan selama 3 tahun ini.
• Teman kecilku ; Rohmawati, dwi agustin, Tanti, Tirta, Widya, Ulfah Terima
kasih atas kebersamaan yang tak terhentikannya, bantuan, pengorbanan, canda
tawa, kesedihan, kekonyolan, lelucon yang aneh, nasihat dan segala hal yang
telah kuterima selama ini.
• Sahabat-sahabat terbaikku; natha, ira karunia, andrean aditya, kiki, rahma yang
selalu memberikan semangat, doa, kegembiraan, canda tawa, dan selalu ada
buat aku yang tiada habisnya. Terima kasih sahabat-sahabatku.
• Sumber informasi karya tulis ilmiah kakak Rani nareza Ulfa Terima kasih atas
arahan dan saran buat aku selama ini.
• Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terima kasih semua.
• Teman-teman satu angkatan Reg 3A dan 3B.
• Almamaterku Poltekkes Kemenkes Palembang.
ABSTRAK
Hasil: Pada penelitian ini diperoleh Angka Lempeng Total dari eye liner. Hasil
penelitian menunjukkan nilai Angka Lempeng Total yang terkecil 0 koloni/ml
sampai yang terbesar 2,8×103 koloni/ml.
Kesimpulan: Semua sampel eye liner yang telah dipakai berulang-ulang selama 3
bulan dengan merek yang berbeda, ada yang memenuhi persyaratan keamanan
dan ada yang tidak memenuhi persyaratan keamanan.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “UJI CEMARAN MIKROBA
PADA KOSMETIK EYE LINER DENGAN METODE ALT (ANGKA
LEMPENG TOTAL)” sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Ratnaningsih DA, Apt.,M.Kes. selaku Ketua Jurusan Farmasi
Poltekkes Kemenkes Palembang.
2. Bapak Muhammad Nizar, S.Pd., MM. selaku pembimbing dalam penyelesaian
Karya Tulis Ilmiah ini yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan,
dan motivasi hingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai.
3. Bapak dan ibu dosen pengajar serta staf Poltekkes Kemenkes Palembang.
4. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa.
5. Teman-teman seangkatan yang telah memberikan bantuan serta semangat
dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Semua pihak yang membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
BIODATA
HALAMAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..........................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 46
LAMPIRAN................................................................................................... 49
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Gambar Halaman
Lampiran Halaman
Kosmetik pada umumnya yaitu campuran dari bahan kimia meskipun ada juga
berasal dari sumber-sumber alami, kebanyakan dari bahan sintetis, dan organ
tubuh yang dikenai (ditempeli) adalah kulit. Maka dalam hal tertentu kosmetik itu
akan mengakibatkan reaksi-reaksi dan perubahan faal kulit tersebut. Tak ada
bahan kimia yang bersifat indeferens (tidak menimbulkan efek apa-apa) jika
biasanya digunakan untuk mempercantik diri yaitu usaha untuk menambah daya
tarik seseorang agar orang lain menyukainya. Kosmetik merupakan suatu benda
yang tidak asing lagi dalam kalangan wanita. Lipstik, Eye Shadow, Eye Liner,
Maskara, dan Bleaching Cream merupakan beberapa produk kosmetik yang biasa
sudah terkontaminasi adalah salah satu faktor yang berperan dalam penyebaran
penyakit infeksi seperti benjol pada bagian mata, kemerahan pada bagian mata.
Sejak tahun 1950, beberapa laporan sudah memuat ditemukannya berbagai jenis
mikroorganisme dalam sediaan kosmetik (Naser, 2008). Hasil penelitian dinas
Sediaan kosmetik yang stabil adalah suatu sediaan yang masih berada dalam
batas yang dapat diterima selama periode waktu penyimpanan dan penggunaan,
yang sifat dan karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat.
Perubahan yang terjadi pada produk kosmetik dapat berupa perubahan fisika,
melalui udara, tangan yang sudah terkontaminasi, cara penggunaan yang sangat
kurang baik, dan penggunaan bahan yang sudah terkontaminasi dalam jangka
hal yang membahayakan manusia karena hanya ditempelkan di bagian luar kulit.
Pendapat itu salah karena kulit mampu menyerap (absorbsi) bahan yang melekat
pada kulit. Kemampuan kulit meliputi dua aspek :Pertama, aspek positif yaitu
kulit. Kedua, aspek negatif yaitu penyerapan kulit dapat menimbulkan efek
samping pada kulit seperti dermatitis, akne kosmetik, kelainan pada saluran nafas
dan efek jangka panjang berbagai organ tubuh seperti hati, darah, ginjal, limpa,
dalam kulit tidak hanya terjadi secara fisik, maupun secara kimiawi (Sartono,
2002).
Terkontaminasi terjadinya cara penggunaan yang sangat kurang baik, dan
penggunaan bahan yang sudah terkontaminasi dalam jangka waktu lama. Adapun
syarat kosmetik yang baik adalah harus stabil dan tidak boleh mengganggu fungsi
kulit dan kesehatan manusia. Karena adanya mikroba dalam sediaan kosmetik
digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan
organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk
aeruginosa merupakan bakteri yang sangat berbahaya, khususnya pada mata, dan
cairan lensa serta dapat mengakibatkan kebutaan. Bakteri ini secara luas dapat
ditemukan di alam, contohnya di tanah, air, tanaman, dan hewan. Bakteri
mikroba pada eye liner dengan metode ALT dan media yang digunakan yaitu
media Plate Count Agar (PCA). Sediaan eye liner yang dijadikan sampel ialah eye
liner yang telah dipakai berulang-ulang selama 3 (tiga) bulan dan terdaftar di
BPOM. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada cemaran
mikroba pada sediaan eye liner yang telah dipakai berulang-ulang selama 3 (tiga)
bulan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
pada sediaan eye liner yang telah dipakai berulang-ulang selama 3 (tiga)
bulan.
2. Tujuan Khusus
tidak.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Untuk mengetahui adanya cemaran mikroba pada sediaan eye liner yang
2. Bagi Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kosmetik
kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada
bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital
bagian luar) atau gigi dan membrane mukosa mulut terutama untuk
atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik. Menurut Muliyawan
dan Suriana (2013), kosmetik berasal dari kata kosmetikos (Yunani) yang artinya
bahan yang diaplikasikan pada anggota tubuh bagian luar seperti epidermis kulit,
kuku, rambut, bibir, gigi, dan sebagainya dengan tujuan untuk menambah daya
semula.
pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga
itu dipakai secara berulang setiap hari dan di seluruh tubuh, mulai dari rambut
memberi industri kosmetik banyak bahan dasar dan bahan aktif sementara setiap
bahan biologis untuk digunakan pada kulit pun semakin meningkat. Mereka yang
sendiri di salon, rumah, atau mereka warisi dari pendahulu mereka. Namun berkat
jaringan-jaringan tersebut.
dan mempertajam bentuk mata. Eye liner tersedia dalam bentuk sediaan cair.
Umumnya sediaan eye liner yang cair mengandung bahan dasar air yang
merupakan media yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroba. Ada beberapa
bentuk sediaan eye liner yaitu bentuk padat seperti pensil, bentuk cair, dan bentuk
semi padat. Berisi pigmen warna dalam emulsi O/W (Water Based), atau
b. Methyl methacrylate
masih banyak digunakan. Efek yang mungkin terjadi timbul banyak reaksi
c. Acrylates copolymer
Sebagai kandungn di dalam kosmetik ialah bahan perekat, zat ini sangat
dan mata).
e. Iodopropynyl butylcarbamate
Menimbulkan reaksi yang cukup berbahaya dan iritasi pada kulit, mata,dll.
Beberapa jenis bahan pengikat yang digunakan dalam eye liner adalah
bervariasi dan banyak. Oleh karena itu, ada beberapa tipe dasar pengikat yang
Pengikat larut air yang biasa digunakan umumnya adalah larutan gum seperti
tragakan, karaya, dan arab. Penambahan pengawet penting dalam medium gum dan juga
dalam semua larutan pengikat dari tipe ini untuk mengatasi pertumbuhan bakteri.
Pengikat tidak larut air digunakan secara luas dalam eye liner. Minyak
mineral, lemak ester dari segala tipe dan turunan lanolin, dapat digunakan dan
dicampur dengan sejumlah air untuk membantu pembentukan eye liner yang halus
dari tangan atau dari alat yang digunakan. Bahan-bahan yang digunakan harus
d) Pengikat kering
eye liner.
C. Sumber Kontaminasi
a) Bahan Baku
kasus ditemukan sumber kontaminasi berasal dari air yang diperoleh melaui ion
exchange atau air yang disimpan dalam penampungan. Kualitas air sangat
penting, air banyak digunakan sebagai bahan pembawa didalam sediaan atau
mencuci alat-alat.
Lemak, lilin dan minyak tidak mengandung air yang cukup untuk
bahan yang berasal dari alam seperti gum, ekstrak, tragakan, akasia sangat rentan
terhadap terkontaminasi oleh jamur, kapang dan bakteri. Karena dilakukan proses
kontanimasi mikroba. Sementara untuk bahan-bahan alami yang lain seperti talk,
kaolin, dan pati beras, juga dapat mengandung bakteri, terutama bakteri yang
mengandung spora. Spora ini sulit untuk dihilangkan sehingga dapat terbawa
kedalam produk jadi. Oleh karena itu harus ada batasan mikroba yang jelas untuk
bahan baku (seperti karung, drum, karton, dll) juga dapat menjadi sumber
pengujian untuk memantau bahan baku. Misal pengecekan mutu air secara berkala
b) Lingkungan
karena tidak cukup air dan bahan nutrisi yang diperlukan. Tetapi mikroba dapat
kontaminasi. Adapun bakteri di udara, yaitu: Bacillus sp, Clostridium sp, dll.
c) Peralatan
kontaminasi, antara lain alat yang tidak dibersihkan sempurna, yaitu masih
(yang digunakan oleh enzim) untuk pertumbuhan mikroba. Enzim (katalis organik
yang dihasilkan organisme). Debu yang berasal dari udara yang menempel pada
alat dapat mengandung mikroba. Peralatan yang digunakan harus didesain agar
mudah dibersihkan.
yang berasal dari logam dan kaca. Penggunaan detergen yang mengandung
untuk pembilasan atau pencucian dapat digunakan dengan air panas yang berguna
pembersihan peralatan. Hal ini untuk menjamin sanitasi dari peralatan yang
sempurna.
d) Packaging Material
Bahan kemasan harus terbebas dari debu dan bersih dari mikroba. Untuk
digunakan dilakukan pencucian terlebih dahulu. Karena wadah atau kemasan yang
disimpan dalam kantong bisa terdapat spora mikroba didalamnya, seperti spora
jenis Aspergillus sp, Clostridium sp, Bacillus sp, dan Micrococcus sp.
e) Personil
Sarcina sp, Dikteroid sp, dan Alkaligenas sp. Pada bagian daerah kulit, terdapat
fungi: Epidermaphyton sp, Microsporum sp, dan Trhychophyton sp. Dari saluran
hidung terdapat bakteri dalam jumlah besar, antara lain: Staphylococcus aureus,
kontaminasi mikroba.
D. Uraian Umum Kontaminasi Mikroba pada Eye liner
a) Fungi
spesifik, antara lain : mempunyai inti sel, memproduksi spora, tidak mempunyai
jenis mempunyai bagian-bagian tubuh berbentuk filamen dengan dinding sel yang
mengandung selulosa atau khitin atau keduanya. Secara umum fungi dapat dibagi
b) Khamir
dan ada pula yang bersifat parasit.Ada beberapa bentuk khamir, mulai dari bentuk
bulat (spherpoid), elips atau bulat telur, bentuk batang atau silindris seperti buah
jeruk, seperti sosis dan lain-lain. Bentuk-bentuk dari sel khamir tersebut dapat
karbondioksida dalam adonan roti. Namun ada pula khamir yang dapat
jaringannya. Namun ada beberapa yang terdiri atas satu sel. Banyak jamur yang
chrysogenum sebagai sumber antibiotika penisilin. Namun di sisi lain, ada pula
d) Bakteri
Nama bakteri berasal dari kata “bakterion” (Yunani) yang berarti tongkat
zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya, antara lain senyawa organik, seperti
Pada umumnya bakteri tidak mempunyai klorofil, tapi ada beberapa bersifat
golongan yaitu :
radang paru-paru.
• Basil tunggal, yaitu bakteri yang hanya berbentuk satu batang tunggal,
dua.
antraks.
• Vibrio atau bentuk koma yang dianggap sebagai bentuk spiral tak
INNOVATION
INNOVATION
mesofil dalam tiap-tiap 1 ml atau 1 gram sampel yang diperiksa. Prinsip dari ALT
ditanam pada lempeng media yang sesuai dengan cara tuang kemudian di
diamkan selama 24-48 jam pada suhu 35-370C (Joko Wibowo Ristanto, 1989).
Menurut WHO pada tahun 2011, Angka Lempeng Total (ALT) disebut juga
seperti pembentuk spora dan mikroba yang dapat berkembang cepat pada air
olahan tanpa residu desinfektan. Meski telah mengalami proses desinfeksi yang
berbeda, umum bagi mikroba tumbuh selama perlakuan (treatment) dan distribusi
berbagai faktor diantaranya kualitas sumber air, jenis perlakuan, lokasi sampling,
suhu air mentah, waktu pengujian, metode uji meliputi suhu dan waktu
pada suatu sampel, umumnya dikenal dengan ALT. Uji Angka Lempeng Total
yang lebih tepatnya ALT merupakan metode untuk menghitung angka cemaran
mikroba yang terdapat dalam sampel dengan metode cara tuang (pour plate) pada
media padat dan diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 35-450C dengan posisi
terbalik. Hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka
dalam koloni (CFU) per ml/g atau koloni/100 ml (Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan, 2008). Penentuan suhu 35-450C karena pada suhu
media lempeng agar dengan metode pour plate dan diinkubasi pada suhu yang
sesuai. Pada pengujian ALT menggunakan media PCA (Plate Count Agar)
sebagai media padatnya (Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan,
2008).
jumlah sel yang hidup, sehingga lebih tepat apabila dibandingkan dengan cara
total cell count. Pada metode ini setiap sel mikroba yang hidup dalam suspensi
akan tumbuh menjadi 1 koloni setelah diinkubasikan dalam media biakan dengan
lingkungan yang sesuai. Koloni bakteri adalah kumpulan dari bakteri-bakteri yang
akan diamati dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh dan merupakan perkiraan
atau dugaan dari jumlah mikroba dalam suspensi tertentu (Hadioetomo, 1993).
Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal dari 1 sel mikroba, karena ada
ditumbuhkan pada media dan lingkungan yang sesuai, kelompok bakteri ini akan
karena konsentrasi sangat pekat sehingga didapatkan koloni yang terpisah dan
dapat dihitung dengan mudah. Pengenceran ini sangat membantu terutama untuk
sampel yang memiliki cemaran sangat tinggi (Peraturan Kepala Badan Pengawas
Uji angka lempeng total dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik
cawan tuang (pour plate) dan teknik sebaran (spread plate). Pada prinsipnya
lempeng agar dihitung setelah inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai.
Perhitungan dilakukan terhadap petri dengan jumlah koloni bakteri antara 30-300.
Angka lempeng total dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan
Jika sel jasad renik yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar,
maka sel jasad renik tersebut akan berkembang biak membentuk koloni yang
dapat dilihat langsung dan dapat dihitung dengan menggunakan mata tanpa
mikroskop. Metoda hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitive untuk
• Dapat digunakan untuk isolasi dan identitas jasad renik karena koloni yang
Adanya jumlah angka lempeng total yang ditemukan pada suatu sampel
dapat dijadikan acuan bahwa sampel tersebut masih layak untuk dikonsumsi atau
tidak. Adapun untuk batas persyaratan perhitungan dari angka lempeng total
adalah:
atau kurang dari 2 maka hasilnya dirata-rata. Jika lebih dari 2 digunakan
pengenceran sebelumnya.
G. Media
bakteri di dalam skala laboratorium. Beberapa bakteri dapat tumbuh dengan baik
pada setiap media perbenihan, sedangkan yang lain membutuhkan media khusus.
Jawetz, dkk (2010) diperlukan media untuk pertumbuhan bakteri karena di dalam
agar tetap hidup. Unsur-unsur makanan itu berupa sumber karbon, nitrogen,
sulfur dan fosfor. Media itu sendiri sebelum digunakan harus dalam keadaan
dibiakkan
seperti kaldu dan dapat pula berupa padatan seperti agar dan gelatin. Sejumlah
Bakteri yang tumbuh dan berkembang biak dalam media pembenihan itu disebut
biakan bakeri. Sebagian besar bakteri tumbuh optimal pada suhu tubuh manusia.
Akan tetapi beberapa bakteri dapat tumbuh dalam lingkungan ekstrem yang
tiga golongan yaitu psikofil adalah bakteri yang hidup di udara dingin, mesofil
adalah bakteri yang hidup diudara bersuhu sedang, dan termofil adalah bakteri
yang hidup di udara panas (Radji, 2011). Media pertumbuhan dapat digunakan
c) menumbuhkan mikroorganisme,
d) memperbanyak jumlah,
secara langsung sejumlah tertentu suspensi awal atau yang telah diencerkan secara
desimal ke dalam media spesifik dengan cara tuang atau sebar, dan diinkubasi
secara aerob pada suhu yang sesuai dalam waktu tertentu. Jumlah mikroba
2. Pengamatan
Untuk perhitungan yang tepat, hanya cawan petri dengan koloni lebih dari
3. Cara perhitungan
menggunakan:
∑C
N = -------------------------------------
[(1 x n1) + (0,1 x n2)] x (d)
Dengan :
N = jumlah koloni produk, dinyatakan dalam koloni per ml atau koloni per g.
angka sebelumnya tidak diubah; jika angka terakhir adalah 5 atau lebih, angka
signifikan. Catat jumlah N yang didapat (Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat
persyaratan keamanan, kemanfaatan, dan mutu. Selain itu juga harus memenuhi
Pembuatan Penyimpanan
Eye Liner
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Dari kerangka teori yang diatas, dapat dijelaskan bahwa eye liner dapat
variabel yang dapat dipengaruhi adalah Angka Lempeng Total (ALT) pada eye
liner yang berdasarkan Persyaratan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
K. Hipotesis
HO = Tidak ada eye liner yang telah dipakai secara berulang-ulang selama
dalam kosmetik.
HI = Ada eye liner yang telah dipakai secara berulang-ulang selama 3 (tiga)
kosmetik.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
mendeskripsikan Angka Lempeng Total pada sediaan eye liner dengan cara
1. Waktu
Penelitian uji cemaran mikroba pada kosmetik eye liner dengan metode
ALT (Angka Lempeng Total) dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2018.
2. Tempat Penelitian
Penelitian uji cemaran mikroba pada kosmetik eye liner dengan metode
C. Objek Penelitian
Kriteria Inklusi
dan menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada sampel yang sebelumnya telah
dan di inkubasi.
1. Alat
a. Cawan Petri
b. Gelas Ukur
c. Beaker Glass
d. Corong
e. Autoclave
f. Pipet Volume
g. Tabung Reaksi
i. Penjepit
k. Inkubator
l. Kaca Pengaduk
2. Bahan
b. Media PCA
c. Aquadest
F. Prosedur Kerja
1. Persiapan Sampel
a. Siapkan 5 eye liner cair yang telah dipakai selama 3 (tiga) bulan.
b. Siapkan cawan petri, tabung reaksi, dan pipet volume yang sudah di
sterilkan.
d. Setelah itu eye liner dipipet 1 ml untuk pengenceran, lalu siapkan 25 tabung
1:10.000
1:100.000
j. Jumlah pengenceran 5 kali untuk satu campuran. Jadi jumlah sampel yamg
m. Dinginkan agar sampai suhu 500C, kemudian tuangkan agar ke dalam cawan
petri dan biarkan membeku. Tandai cawan petri dengan nama dan tingkat
pengenceran.
dengan gerakan ke arah jarum jam 5 kali dan gerakkan berlawanan arah
jarum jam 5 kali. Usahakan agar PCA tidak tumpah keluar sewaktu
agar dan masukkan ke dalam inkubator selama 24-48 jam pada suhu 370C.
p. Hitung jumlah koloni pada lempeng agar yang memenuhi kriteria 30-300
koloni.
2. Metode pemeriksaan
Dalam pemeriksaan metode yang digunakan adalah agar tuang standart plate
count. Sampel yang telah diencerkan dimasukkan kedalam cawan petri kemudian
Biarkan dingin dan membeku. Cawan dibalik dan diinkubasi selama 48 jam pada
3. Sterilisasi Alat
Seluruh alat yang akan digunakan untuk penelitian ini harus disterilkan
a) Alat berbahan kaca atau gelas seperti gelas ukur dan pipet volume, vial
disterilkan dalam Dry Heat Oven pada suhu 1600C selama 2 jam.
detik.
c) Untuk medium dan pengencer disterilkan dalam Autoclave pada suhu 1210C
selama 15 menit.
Larutan Aquadets
5. Media
Media agar yang digunakan adalah Plate Count Agar dengan komposisi
sebagai berikut:
PCA : 22,5 g
Aquadest : 1000 ml
Cara Pembuatan :
6. Prosedur Pemeriksaan
1. Dari setiap pengenceran dipipet 1 ml, masukkan ke dalam cawan yang telah
2. Tuang agar cair yang sudah steril Plate Count Agar 15 ml yang telah
cawan sedemikian rupa hingga rata. Biarkan dingin dan membeku. Lalu
1. Sebanyak 22,5 gram serbuk NA sintetik dicampur dengan air suling dalam
2. Kemudian dipanaskan sambil diaduk pada suhu yang tidak terlalu panas,
3. Lalu disterilkan dalam otoklaf pada suhu 1150C selama 15 menit dengan
tekanan 2 atm
a) Siapkan cawan petri steril yang telah diberi kode kontrol agar.
c) Biarkan membeku, lalu inkubasi terbalik selama 48 jam pada suhu 370C.
a) Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung 30-300 koloni.
c) Suatu deretan (rantai) koloni yang terlihat sebagai satu garis tebal dihitung
G. Variabel Penelitian
1:100.000.
2. Variabel Dependen : Angka lempeng total.
H. Definisi Operasional
a) Definisi : Sediaan eye liner yang terdaftar di BPOM dan telah digunakan
sebelumnya.
b) Alat ukur : Penandaan resmi pada kemasan dengan kode registrasi CD.
d) Hasil ukur : Kode registrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan tanggal
kadaluarsa.
Uji angka lempeng total pada eye liner merupakan uji yang dilakukan untuk
Eye liner
W1 M1 MO1 N1 P1
W2 M2 MO2 N2 P2
W3 M3 P3
MO3 N3
W4 M4
MO4 N4 P4
W5 M5
MO5 N5 P5
Diambil 1 mL
Pengenceran Menggunakan
(10-1, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5) Aquadest
Masing-masing
pengenceran dipipet 1
ml
Koloni Tumbuh
Pemenuhan Persyaratan
Angka Lempeng Total
J. Cara Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diolah dan dianalisis pada penelitian ini adalah hasil
penghitungan angka lempeng total sediaan eye liner yang telah digunakan
persyaratan cemaran mikroba dalam kosmetik dari Badan Pengawas Obat dan
Tabel 3. Data Hasil Angka Lempeng Total pada Sediaan Eye liner yang telah
dipakai selama 3 (tiga) bulan.
Tabel 3. Data Hasil Angka Lempeng Total pada Sediaan Eye liner
yang belum dibuka
(10-2 = 0 koloni/ml)
(10-3 = 0 koloni/ml)
(10-4 = 0 koloni/ml)
(10-5 = 0 koloni/ml)
Dari hasil penelitian di atas, eye liner yang telah dipakai berulang-ulang
selama 3 (tiga) bulan ada yang memenuhi persyaratan, dan ada yang tidak
memenuhi persyaratan karena ada yang melebihi jumlah maksimum, dan ada
yang tidak melebihi jumlah maksimum, eye liner yang baru dibeli dipasaran
memenuhi persyaratan karena tidak melebihi jumlah maksimum. Angka lempeng
total pada kosmetik berdasarkan persyaratan dari Badan Pengawas Obat dan
Makanan No. 17 tahun 2014 bahwa kosmetik harus mempunyai angka lempeng
total, bakteri tidak lebih dari 103/ml.
Angka Lempeng Total (ALT) yang terdapat pada eye liner yang dipakai
berulang-ulang selama 3 (tiga) bulan dengan eye liner yang berbeda ternyata
bervariasi. Hal ini dapat disebabkan oleh bahan baku yang digunakan, cara
pembuatan, hygiene dan sanitasi, kondisi penyimpanan dan kemasan. Selain dapat
menimbulkan penyakit, mikroba juga dapat merusak sediaan itu sendiri.
BAB V
A. Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian tersebut angka lempeng total pada 5 eye liner cair
yang telah dipakai berulang-ulang selama 3 (tiga) bulan ada yang
tercemaran mikroba dan ada yang tidak cemaran mikroba.
2. Semua eye liner yang belum dibuka tidak terdapat cemaran mikroba.
3. Eye liner dibeli dipasaran sebelum dibuka agar untuk mengetahui bahwa
semua bahannya hygienis dan tidak terdapat cemaran mikroba.
4. Semua eye liner yang telah dipakai berulang-ulang selama 3 (tiga) bulan
dan eye liner yang belum dibuka ada yang memenuhi persyaratan dan
ada yang tidak memenuhi persyaratan dari Badan Pengawas Obat dan
Makanan No. 17 tahun 2014 bahwa kosmetik harus mempunyai angka
lempeng total bakteri tidak lebih dari 10-3/ml.
5. Angka Lempeng Total adalah angka yang menunjukkan jumlah koloni
bakteri yang tumbuh pada cawan petri yang dinyatakan dalam 30-300
koloni.
B. Saran
Peneliti menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat melakukan :
1. Sebaiknya konsumen tau cara penggunaan dan penyimpanan eye liner
dengan baik.
2. Sebelum melakukan pengenceran eye liner seharus nya diuji terlebih
dahulu larutan aquadest, media koloni dan harus ada perlakuan countrol
positif dan negatif.
3. Dalam pembuatan media untuk pertumbuhan bakteri diperlukan suatu
kondisi yang steril, agar pada saat pembuatan media tidak ada bakteri
yang tidak diinginkan ikut berkembang biak.
DAFTAR PUSTAKA
Balsam, M.S., dan Sagarin, E. (1972). Cosmetics Science and Technology. Edisi
kedua. London: Jhon Willy and Son. Hal. 336-338, 400, 404-405.
(http://fydg.procom.hol.es/cosmetics-science-and-technology-second-
edition-balsam.pdf diakses tanggal 1 Februari 2017)
Barel, A.O., Paye, M., dan Maibach, H.I. (2001). Handbook of Cosmetic Science
and Technology. New York: Marcel Dekker Inc. Hal. 5, 660.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2006. Metode Analisis PPOMN, MA
PPOMN nomor 97/mik/00, Uji Escherichia coli dalam Obat Tradisional.
Jakarta: BPOM, pp. 112-114
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2011. Metode Analisis Kosmetika Nomor
HK.03.1.23.08.11.07331. Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan
RepublikIndonesia.(http://jdih.pom.go.id/produk/peraturan%20kepala%20B
POM/Per%20Ka%20BPOM_Metode%20Analisis%20Kosmetika%20plus%
20lampiran.pdf diakses tanggal 26 Januari 2017)
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2013. Pengawasan Pemasukan Obat dan
Makanan ke dalam Wilayah Indonesia. Jakarta : Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia. (http://jdih.pom.go.id/produk/PERATURAN
%20KEPALA%20BPOM/Per%20KBPOM%20No%2027%20tentang%20P
engawasan%20Pemasukan%20Obat%20dan%20Makanan_Nett.pdf diakses
15 Januari 2017)
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2014. Perubahan Atas Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun
2011 Tentang Persyaratan Cemaran Mikroba dan Logam Berat dalam
Kosmetika. Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan
RepublikIndonesia.(http://notifkos.pom.go.id/bpomnotifikasi%25201%2520
Persyaratan%2520Cemaran%2520Mikroba%2520dan%2520Logam%2520
Berat%2520dalam%2520kosmetika.pdf 1 Februari 2017)
Tranggono, R.I., Latifah, F., 2014. Buku Pegangan Dasar Kosmetologi. Edisi 2.
Dalam : Djajadisastra, J. (Editor). Jakarta: Sagung Seto.
Ulfa, N.R., 2017. Uji Cemaran Mikroba pada Kosmetik Bedak Padat Dengan
Metode ALT (Angka Lempeng Total). Karya Tulis Ilmiah. Jurusan Farmasi.
Poltekkes Kemenkes Palembang.
Wasitaatmadja, 1997. Penuntun Kosmetik Medik. Universitas Indonesia, Jakarta
c. Sampel yang telah diencerkan 10-1 dikocok homogen, lalu dipipet 1 ml dan
d. Pipet 1 ml hasil pengenceran 10-2 lalu masukkan ke dalam vial kedua, kocok
e. Pipet 1 ml hasil pengenceran 10-3 lalu masukkan ke dalam vial ketiga, kocok
koloni lebih dari 30 dan kurang dari 300 untuk penghitungan cara tuang.
120×10+30×100
2. Sampel Make Over 2 = = 2,1 𝑥 103 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖/𝑚𝑙
2
125×10+33×100
3. Sampel Make Over 3 = = 2,3 𝑥 103 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖/𝑚𝑙
2
130×10+35×100
4. Sampel Make Over 4 = = 2,4 𝑥 103 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖/𝑚𝑙
2
135×10+38×100
5. Sampel Make Over 5 = = 2,6𝑥 103 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖/𝑚𝑙
2
∑C
N = -------------------------------------
[(1 x n1) + (0,1 x n2)] x (d)
∑133
N = -------------------------------------
[(1 x 133) + (0,1 x 33)] x (133)
133
N= [(133)+ (3,3)] ×(133)
133
N=
18.127,9
∑120
N = -------------------------------------
[(1 x 120) + (0,1 x 30)] x (120)
120
N= [(120)+ (3)] ×(120)
120
N=
14.760
∑125
N = -------------------------------------
[(1 x 125) + (0,1 x 33)] x (125)
125
N= [(125)+ (3,3)] ×(125)
125
N=
16.037,5
∑130
N = -------------------------------------
[(1 x 130) + (0,1 x 35)] x (130)
130
N= [(130)+ (3,5)] ×(130)
130
N=
17.355
∑135
N = -------------------------------------
[(1 x 135) + (0,1 x 38)] x (135)
135
N= [(135)+ (3,8)] ×(135)
135
N=
18.738
Gambar 1.
A. Drying Oven
B. Lemari pengering/penghangat
Gambar 2
Aquadest Pro Injection
Gambar 3
Pengenceran Maybelline
Gambar 4
Pengenceran Make Over
Gambar 5
Pengenceran Pixy
Gambar 6
Pengenceran Nyx
Gambar 7
Pengenceran Wardah
Gambar 8
Pemanasan PCA
Gambar 9
Penuangan Sampel
Gambar 10
Setelah Penuangan PCA
Gambar 11
Sampel di inkubasi
Gambar 12
Colony Counter
Gambar 13
Hasil Sampel Maybelline
Gambar 14
Hasil Sampel Make Over
Gambar 15
Gambar 16
Hasil Sampel Wardah
Gambar 17
Eye liner