Anda di halaman 1dari 5

nisa

Pada praktikum kali ini yaitu penentuan kadar parasetamol dalam tablet secara
spektrofotometri uv. Parasetamol dianalisis kadaarnya dengan menggunakan
spektrofotometer karena secara struktur diketahui bahwa paracetamol mempunyai gugus
kromofor dan gugus auksokrom yang menyebabkan senyawa ini dapat menyerap radiasi
pada daerah ultraviolet. Parasetamol mempunyai spektrum ultraviolet dalam suasana
asam pada panjang gelombang 245 nm.
Guguskromofor yang terdapatpadaparacetamol :

Ikatan ganda antara dua atom yang


memiliki pasangan elektron bebas

Cincin benzene , ikatan rangkap yang terkonjugasi


Gugusausokrompadaparacetamol :

-OR

-OH

Pemilihan spektrofotometer ultraviolet adalah karena spektrofotometer


merupakan instrument analisis yang tidak rumit, selektif, serta kepekaan dan
ketelitiannya tinggi.Selain itu, senyawa parasetamol yang akan dianalisis memiliki
kromofor pada strukturnya berupa ikatan rangkap terkonjugasi dan juga merupakan
senyawa aromatic karena memiliki gugus aromatic sehingga memenuhi syarat senyawa
yang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri.
Hal pertama yang dilakukan adalah pembuatan larutan naoh. Dimana menurut
litelatur farmakope jepang hal 267 dikatakan bahwa paracetamol dapat larut dalam NaOH
sedangkan yang lainnya tidak larut dalam NaOH. NaOH ini difungsikan sebagai pelarut
untuk melarutkan parasetamol yang terdapat dalam sampel. NaOH yang dibuat memiliki
konsentrasi 0,1 N, dimana prosedur pembuatannya adalah dengan melarutkan 0,8 gram
NaOH padat yang kemudian dilarutkan dalam 200 mL aquades atau air suling bebas CO2.
Penggunaan air suling bebas CO2 dimaksudkan untuk menghindari terjadinya reaksi
antara NaOH dengan CO2 yang dapat membentuk senyawa (Na2CO32 NaOH + CO2
→ Na2CO3 + H2O)yang dapat menjadi pengotor dalam proses analisis parasetamol.
Kemudian pembuatan larutan baku pct 50mg%, dengan menimbang seksama 100 mg pct
larutkan dlm naoh 50 ml lalu encerkan dengan aquadest dlm labu 200 ml hingga tanda batas. Lar.
Baku induk adlh lar baku kimia yg dibuat dg kadar tinggi dan akan diguanakn untuk membuat
baku kerja dg berbagai konsentrasi. Selanjutnya dibau lar. Baku kerja dg berbagai konstrasi yaitu
0,5 0,75 1 1.25 1.5 mg% masing” dimasukan kedlm labu ukur 50 mml encerkan dengan akuades
sampai tanda batas. Tujuannya dibuat berbagai konsentrasi yaitu untuk melihat variasi
absorbansi dari variasi konsentrasi larutan baku sehingga dapat dibuat kurva baku larutan pct
yang linier dengan nilai akurasi dan presisi yang lebih. Berdasarkan kurva kalibrasi tersebut
dapat diperoleh panjang gelombang maksimumnya. Panjang gelombang dipilih karena di sekitar
panjang gelombang maksimum, bentuk kurva serapannya linear sehingga hukum Lambert-Beer
akan terpenuhi dengan baik. Absorbansi larutan baku yang baik adalah 0,2-0,8 sehingga
kesalahan yang ditimbulkan panjang gelombang maksimum dapat diperkecil. Kemudian
pembuatan lar. Blanko yag terdiri atas 12,5 ml naoh encerkan dg akuadest dlm labu 50 ml
sampai tanda batas. Tujuannya adalah supaya alat mengenali pelarut sebagai pengotor.
Absorbansi dari pelarut tersebut dinolkan. Dengan demikian, pengukuran absorbansi sampel
difenhidramin HCl tidak akan dipengaruhi oleh absorbansi pelarutnya.
Sebelum dilakukan pengukuran serapan, maka harus ditentukan panjang gelombang
maksimumnya terlebih dahulu. Alasan penggunaan panjang gelombang maksimum (λ maks)
yakni panjang gelombang maksimum memiliki kepekaan maksimal karena terjadi perubahan
absorbansi yang paling besar serta pada panjang gelombang maksimum bentuk kurva absorbansi
memenuhi hukum Lambert-Beer serta Absorbansi pada maks dan bukan maks akan memberikan
hasil yang berbeda. Pada maks, kurva kalibarasi yang dihasilkan akan berbentuk linear,
sedangkan tidak pada maks kurva kalibrasi cenderung membentuk garis nonlinear.. kuvet yang
akan digunakan dibilas terlebih dahulu agar tidak ada pengotor yang menempel pada dinding
kuvet. Kemudian masukan dahulu blanko dimasukkan ke dalam kuvet hingga ¾ bagian kuvet.
Kuvet tidak boleh dipegang pada bagian yang bening supaya tidak ada pengotor dari tangan
seperti minyak, lemak yang dapat mempengaruhi absorpsi sampel. Kemudian keluarkan lalu
diganti dengan larutan baku kerja pct dg konsentrasi 10 ppm untuk memperoleh landa maks.
Digunakan 10 ppm krn nilai tersebut merukan nilai tengah dr berbgai konsentrasi yg dibuat shg
diharapkan mencapai landa maks dr pct. Dari percobaan ini diperoleh panjang gelombang
maksimum untuk parasetamol 248,8 nm dengan absobansi 0.602 sehingga dalam penentuan
kadar parasetamol digunakan panjang gelombang tersebut. Menurut teori, panjang gelombang
maksimum untuk parasetamol adalah 249nm. Untuk hasil yg didaptkan masih dalam kisaran
daerah serapan optimum pct karena nilai pergeseran tidak lebih dari 3% panjang gelombang
maksimum dalam literatur sehingga dapat dikatakan hasil pengukuran yang dilakukan memenuhi
syarat penggunaannya untuk analisis (uno, 2015).
septi
Selanjurnya secara bergantian masukkan berbagai konsentrasi yg telah diuat untuk
mendapatkan kurva kalibtasi. Di dapatkan hasil yaitu…….. Berdasarkan hasil tersebut, semakin
besar konsentrasi larutan maka semakin besar pula absorbansi larutan. Hal ini sesuai dengan
hukum Lambert-Beer yang dikenal dengan persamaan A=abc dimana absorbansi dinyatakan
dengan A dan konsentrasi dinyatakan dengan c. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa
absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi, dengan kata lain semakin besar nilai
konsentrasi maka semakin besar absorbansinya. kemudian hitung persamaan regresi linier yg
merupakan hub konsentrasi vs absobansi namun untuk data 1, 5 ml tdk dipakai krn tdk
memenuhi range hokum lamber beer. Di dptkan persamaan y=…….. Harga koefisien korelasi (r)
yang mendekati 1 menyatakan hubungan yang linier antara konsentrasi dengan serapan yang
dihasilkan, koefisien korelasi (r) yang baik menurut Sharger, 1985, adalah r 0,9970.
Kemudian penyiapan sampel……….. (bahan sendiri yaw)
Untuk menghitung konsentrasi sampel, dapat dilihat dari absoransinya karena
berdasarkan hukum Lambert Beers, konsentrasi sampel berbanding lurus dengan absorbansinya.
Cara menghitung konsentrasi sampel yaitu dengan mensubstitusikan absorbansi sampel yang
diperoleh ke dalam persamaan garis kurva kalibrasi. Konsentrasi sampel yang akan dicari
diletakkan sebagai fungsi x dan absorbansi sampel pct yang diperoleh diletakkan sebagai fungsi
y. Dengan demikian diperoleh konsentrasi sampel pada abs o,599 yaitu 0,9989………………….
Kemudian perhitungan kadar pct dlm sampel (c terukur), perlu dilakukan perhitungan
pengenceran nilai konsentrasi krn nilai konsentrasi yg didapat tadi berasal dr lautan sampel kerja
shg perlu dilakukan perhitungan untuk konsentrasi pd larutan sampel induk mg dlm 200 ml
didaptkan hasil……. Selanjunya perhitungan kadar pct dlm sampel dihitung dg rumus diperoleh
hasil….. hasil tersebut telah sesuai dengan teori bahwa kadar pct dlm tablet adalah (kadar pct
dlm tab cari di fi).
kemudian hitung parameter validasi yaitu akurasi yang dinyatakan sebagai persen
perolehan kembali atau (% recovery) analit yang ditambahkan. recovery dihitung dg rumus
didaptkan hasil 96,9660% dimana persen recovery ini dapat diterima karena memenuhi syarat
akurasi yaitu pada rentang rata –rata persen perolehan kembali 80 – 110 % (Harmita, 2004).
Dengan menunjukkan bahwa metode ini memberikan akurasi yang baik.
Kemudian perhitungan %KV ( Koefisien variasi) . Salah satu persyaratan yang mendasar
dalam suatu analisis adalah ketepatan dan ketelitian. Dalam penelitian ini untuk mendukung
validasi metode digunakan parameter penelitian. Selanjutnya untuk mengukur parameter presisi
yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji yang diukur melalui penyebaran hasil dari
rata-rata secara terulang. Presisi diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif
(koefisien variasi) berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap replikasi sampel yang diambil
dari campuran yang homogen (Harmita, 2004). Dengan kata lain metode dapat
menghasilkannilai rata-rata yang sangat dekat dengan nilai sebenarnya dimana simpangan baku
(SD) dan koefisien variasi (KV) sebagai parameter ukur. Adapun hasil perhitungan simpangan
baku (SD) dari data yang diperoleh sebesar 13,5409 dengan nilai koefisien variasi (KV) sebesar
2,7928% hasil ini menunjukan bahwa dat yang peroleh tidak teliti dan tepat. Karena menurut
Harmita, 2004, nilai koefisien variasi yang baik yaitu < 2% menunjukkan bahwa metode tersebut
memberikan presisi yang baik.
Ulil
Kesimpulan
1. Kadar pct…….. memenuhi/tdk. Syarat nya yaitu…………
2. Nilai recovery…….. memenuhi syarat/ tdk. Syarta nya yaitu………
3. %kv………… memenuhi syarat/ tdk. Syarta nya yaitu………

Tambahan dapus
Shargel, L. 1985. Biofarmasetika Dan farmakokinetika Terapan. Penerjemah Fasich. Edisi
kedua. Surabaya : Penerbit Universitas Erlangga.
Harmita, 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya.:Jakarta.
Departemen Farmasi FMIPA-UI
Uno, Noviny Ramayany, dkk. 2015. VALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR TABLET
ASAM MEFENAMAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET. Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT. 4:4

Anda mungkin juga menyukai