Anda di halaman 1dari 3

Penstabil Sel Mast

Oleh : M. Ircham. G

Sel mast memainkan peran penting dalam penyebab terjadinya penyakit alergi karena
respons hipersensitif mereka terhadap zat berbahaya yang memicu reaksi alergi. Reaksi alergi
dimulai dengan interaksi alergen dengan kompleks IgE-FcεRI polivalen yang diekspresikan pada
permukaan sel mast yang tersensitisasi dan menyebabkan agregasi reseptor. Oleh karena itu sel
mast adalah pemain sentral dalam pengembangan dan pemeliharaan penyakit alergi dan
kemudian dianggap sebagai target terapi dalam pengobatan penyakit alergi seperti asma, rinitis
alergi dan konjungtivitis alergi.

Sel mast memainkan peran penting dalam imunopatologi dari reaksi hipersensitivitas
langsung (immediate-hypersensitivity), yang terjadi sebagai respons terhadap kontak dengan
alergen tertentu. Reaksi alergi dapat dicegah atau dilemahkan dengan mengganggu molekul
pensinyalan tertentu dalam kaskade pensinyalan sel mast. Agen yang mencegah pelepasan
mediator dari sel-sel ini disebut penstabil sel mast dengan contoh-contoh yang ditemukan dari
sumber alami, semi-sintetik dan sintetis.

A. KIMIA DAN FARMAKOKINETIKA

Obat penstabil sel mast ini (natrium nedocromil) diserap secara oral pada manusia tetapi
hanya sampai batas tertentu. Penyerapan secara oral terjadi secara lambat dan konsentrasi di
plasma kecil pada titik waktu awal pemberian (konsentrasi oral puncak adalah 0,3 ng ml-
'dibandingkan dengan 3 ng ml-1 untuk inhalasi). Penyerapan oral, bagaimanapun, tampaknya
berlanjut selama periode yang lama, mungkin karena obat melewati saluran pencernaan. Hal ini
dapat berkontribusi pada profil eliminasi urin yang berkepanjangan setelah inhalasi dan juga
pemberian intravena karena setidaknya 20% dari dosis intravena pada manusia dieliminasi dalam
empedu. Tingkat penyerapan atau bioavailabilitas setelah inhalasi pada sukarelawan adalah
sekitar 7-9% dari dosis 4 mg yang diberikan. Angka ini untuk penyerapan oral didapatkan 2-3%,
sedangkan tingkat penyerapan dari saluran pernapasan mencapai sekitar 5-6% dari dosis
(Newman et al., 1981).
Obat didistribusikan melalui aliran darah dan masuk ke dalam tubuh. Pengikatan pada
protein plasma adalah sekitar 89% dengan kisaran konsentrasi 0,5 hingga 50 μg / mL. Obat
penstabil sel mast seperti cromolyn maupun nedocromil tidak dimetabolisme di dalam tubuh
(Moss G, Jones K, Ritchie J, et al., 1971). Ekskresi obat terutama melalui urin 70% dan feses 30% dengan
half-life berkisar 1 sampai 3 jam.
B. FARMAKODINAMIKA

Penstabil sel mast bekerja secara fundamental dengan :

1. Stabilisasi membran sel mast


2. Penghambatan pelepasan mediator oleh sel-sel inflamasi
3. Penghambatan kemotaksis neutrofil dan eosinofil diinduksi
oleh PAF
4. Penghambatan protein kinase C
5. Penghambatan pelepasan neuropeptida dari saraf sensorik

Penstabil sel mast telah terbukti menghambat aktivasi in vitro dari, dan pelepasan
mediator dari, berbagai jenis sel inflamasi yang terkait dengan asma, termasuk eosinofil,
neutrofil, makrofag, sel mast, monosit, dan platelet juga menghambat aktivasi dan
pelepasan mediator inflamasi seperti histamin, prostaglandin D2 dan leukotrien c4 dari
berbagai jenis sel dalam lumen dan mukosa bronkial. Mediator ini berasal dari
metabolisme asam arakidonat melalui jalur lipoksigenase dan siklo-oksigenase.
Mekanisme aksi mungkin sebagian disebabkan oleh penghambatan refleks akson dan
pelepasan neuropeptida sensorik, seperti substansi P (P-substance), neurokinin A, dan
peptida yang terkait dengan calcitonin-geneñrelated peptides. Hasilnya adalah
penghambatan bronkokonstriksi yang diinduksi bradykinin. Obat ini tidak memiliki
aktivitas bronkodilator, antihistamin, atau kortikosteroid.

C. PENGGUNAAN KLINIS

Obat penstabil sel mast, nedocromil mewakili satu agen tersebut. Ketika dihirup
oleh pasien dengan asma (0,05-0,50% nebulized, 0,5-4,0 mg mdi), telah terbukti
menghambat bronkokonstriksi langsung yang dipicu oleh alergen (10 studi), olahraga
(lima studi), hiperventilasi isocapnic, kabut dan belerang dioksida (masing-masing satu
studi) dan adenosin (dua studi). Penghambatan bronkokonstriksi memperlihatkan
ketergantungan dosis hingga 4 mg, dengan nedocromil sodium empat kali lebih kuat
daripada natrium kromoglikat.
Namun, dua penelitian telah menunjukkan bahwa nedocromil sodium
menghasilkan perbaikan lebih lanjut dalam gejala asma ketika digunakan bersamaan
dengan bronkodilator dan kortikosteroid inhalasi. Selama penilaian klinis, nedocromil
sodium dapat ditoleransi dengan baik, didapatkan beberapa efek samping berupa rasa
tidak enak, mual dan sakit kepala. Jadi, nedocromil sodium adalah obat baru yang
terbukti khasiatnya dalam pengobatan asma.

D. TOKSISITAS
Secara umum obat penstabil sel mast tidak memiliki efek tosik yang terlalu
berbahaya, namun apabila deiberikan dengan cara dan dosis yang tidak tepat, atau dosis
yang terlalu banyak obat-obat ini contohnya nedocromil dapat menyababkan efek
samping seperti sakit kepala hebat, mual, muntah, iritasi tenggorokan, bronkospasme,
rasa terbakar pada mata, hingga fotofobia

E. INTERAKSI OBAT

Obat penstabil sel mast contohnya nedocromil memiliki interaksi yang baik
dengan obat kortikosteroid inhalasi karena mereka bekerja secara sinergi dalam
mekanisme anti-inflamasi untuk mengurangi asthma. Namun diketahui juga interaksi
yang negative antara nedocromil dengan inhalasi insulin. Menggunakan inhalasi insulin,
tindakan cepat bersama dengan produk inhalasi lainnya seperti nedocromil dapat
mempengaruhi penyerapan insulin ke dalam aliran darah. Ini dapat mengubah efektivitas
insulin. Waktu pemberian dosis yang konsisten dari produk inhalasi lain relatif terhadap
inhalasi insulin, tindakan cepat dianjurkan, dan glukosa darah harus dipantau secara ketat.

F. Dosis

1. Dosis Dewasa (inhaler) : 2x aktuasi 4x sehari , (dosis dapat dikurani sesuai respons
pasien)
2. Dosis Dewasa (tetes mata) : 1 tetes 4x sehari
3. Dosis anak inhalasi (>6 tahun) : 2x aktuasi 4x sehari
4. Dosis anak tetes mata (>6tahun) : 1 tetes 4x sehari

SUMBER
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1386312/pdf/brjclinpharm00107-0091.pdf

https://med.virginia.edu/pediatrics/wp-content/uploads/sites/237/2015/12/199907.pdf

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3021489

Anda mungkin juga menyukai