NANOPARTICLE
TUGAS II
TUGAS MK. NANOTEKNOLOGI
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
PROGRAM STUDI FISIKA
2108
Solid Lipid Nanoparticle
I. Definisi Nanopartikel
Lipid nanopartikel padat (SLN) adalah dispersi koloid cair, yang matriksnya
terdiri dari lipida padat yang dapat terbiodegredasi. Teknologi SLN muncul
karena adanya keterbatasan dalam teknologi polimer nanopartikel. SLN juga
merupakan sistem partikular yang meliputi biodegradasi fisik lipid dan
stabilisator. SLN terutama terdiri atas lipid yang berada pada fase padat pada suhu
ruang dan surfaktan pada emulsifikasi. Memiliki diameter rata-rata pada rentang
50 nm hingga 1000 nm pada aplikasi colloid drug delivery. SLN memiliki sifat
yang unik diantaranya ukuran yang kecil, luas permukaan yang besar, loading
drug yang besar, fase interaksi antarmuka, dan memiliki potensial untuk
meningkatkan performa farmasetika.
Gambar 1. Struktur SLN
Pengobatan penyakit sistem saraf pusat seperti tumor otak, AIDS, gangguan
neurologis dan psikiatri seringkali terkendala oleh ketidakmampuan obat ampuh
untuk melewati sawar darah otak (BBB). Lapisan koloid hidrofilik meningkatkan
pengangkutannya melalui BBB dan distribusi jaringan. Fundaro et al, 2000,
menyiapkan silika stealth dan SLF stealth tanpa templat dan mengandung stealth
nanopartikel yang hadir dalam darah pada konsentrasi yang lebih tinggi daripada
SLN non-stealth setelah 24 jam setelah pemberian intravena.
Pemakaian SLN untuk perawatan kulit juga didorong karena sifat kulit yang
mudah terlepas dan dapat segera tergantikan oleh SLN (Kuchler et.al., 2009).
Oleh karena ini SLN untuk kosmetik dikemas dalam bentuk krem. Krem SLN
selain berfungsi melindungi kulit dari sinar UV dan anti-inflammatory (Wissing
et.al., 2003) juga sebagai anti jamur (anti-fungals), antioksidan dan
moisturizer/mempertahankan kelembaban kulit (Pardeike et.al., 2009). Selain itu
minyak esensial yang spesifik dari tumbuhan yang terkandung didalam formula
SLN untuk kosmetik dapat memperbaiki dan fungsi kulit. Beberapa produk
kosmetik yang terbuat dari lemak nanopartikel dirangkum pada Tabel 1. Muller
(2007) mengukur efektivitas kerja SLN pada kulit untuk mempertahankan
kelembaban kulit dengan tes penutupan, dimana kulit diumpamakan sebagai
kertas. Tes dilakukan dengan cara menutup gelas piala yang berisi air dengan
kertas filter yang telah diolesi SLN dan dikondisikan pada suhu kulit. Kemudian
penguapan air diukur. Hasilnya digambarkan pada Gambar 2. Terlihat pada
gambar bahwa faktor perlindungan akan semakin meningkat seiring
bertambahnya waktu. Gambar 2(a) menunjukkan bahwa pemakaian nanopartikel
lebih efisien dibanding mikropartikel. Pada Gambar 2(b) terlihat bahwa krem
yang mengandung SLN lebih melindungi dibanding krem yang tidak mengandung
SLN. Selanjutnya Muller mengukur kestabilan produk krem yang sudah
ditambahkan SLNdengan cara uji enthalphy kelelehan krem. Ada tiga kondisi
yang mereka amati, krem sebelum ditambahkan SLN, segera setelah ditambahkan
SLN dan setelah 6 bulan disimpan pada suhu 20℃. Hasilnya menunjukkan bahwa
setelah 6 bulan disimpan, reaktivitas krem yang ditambah SLN tidak mengalami
perubahan yang signifikan. Solid Lipid Nanoparticle merupakan salah satu
pendekatan yang cerdas untuk memadukan produk kosmetik dengan
nanoteknologi, untuk meningkatkan kualitas produk kosmetik (kestabilan produk
dan efisiensi penggunaan).
Dari dua dekade terakhir beberapa agen kemoterapi telah dienkapsulasi dalam
SLN dan efikasi in vitro dan in-vivo telah dievaluasi. Tamoxifen, obat antikanker
telah dimasukkan ke dalam SLN untuk memperpanjang pelepasan obat berikut
ini. Pemberian pada kanker payudara. Penargetan tumor telah dicapai dengan SLN
yang sarat dengan obat-obatan seperti metotreksat dan camptothecin. Suntikan
lokal SLN metoksantrone diformulasikan untuk mengurangi toksisitas dan
meningkatkan keamanan dan bioeffikasi obat dalam mengobati kanker payudara
dan metastasis kelenjar getah bening.
Pemberian nasal adalah rute pemberian obat alternatif non invasif yang
menjanjikan karena penyerapan cepat dan onset tindakan obat yang cepat,
menghindari obat labil (seperti peptida dan protein) di saluran GI dan transport
yang tidak memadai melintasi lapisan sel epitel. Untuk meningkatkan penyerapan
obat melalui mukosa hidung, pendekatan seperti pengembangan formulasi dan
turunan prodrug telah digunakan. SLN telah diusulkan sebagai sistem pengiriman
mukosa transgenik alternatif agen terapeutik makromolekul dan diagnostik oleh
berbagai kelompok penelitian. Dalam sebuah laporan baru-baru ini, lapisan
nanopartikel polimer dengan PEG memberikan hasil yang menjanjikan sebagai
pembawa vaksin. Peran lapisan PEG dari nanopartikel asam polylactic dalam
meningkatkan trans mukosa transportasi dari molekul bioaktif yang dienkapsulasi
dilaporkan berhasil oleh Tobio et al, 1998. Konsep ini bisa bermanfaat bagi
nanopartikel padat.
Karena kita sebagai mahasiswa fisika, maka dari itu perlunya pengembangan
teknologi dari dasar-dasar ilmu yang telah dipelajari. pengembangan teknologi ini
yang nantinya dimasa depan akan mempermudah urusan manusia, mempercepat
segala perkerjaan dll. Peran kita sebagai mahasiswa fisika yaitu terus belajar dan
meneliti pembuatan nanoteknologi untuk drug delivery yang sesuai dengan
kebutuhan (Efektif, safety, acceptibility yang baik untuk pengobatan).
Referensi :