bunga, tangkai, dan daun tanaman cengkeh dengan metode penyulingan uap dan air. Kadar
eugenol yang terdapat pada minyak bunga cengkeh, yaitu antara 78-95%, sedangkan 83-95%
pada tangkai, dan 84-88% pada daun (Lutony & Rahmayati, 2002). Eugenol memiliki khasiat
sebagai stimulan, anestetik lokal, karminatif, antiemetik, antiseptik, dan antispasmodik (putri,
dkk., 2014). Sifat fisik eugenol, yaitu berbentuk cairan tidak berwarna atau kuning pucat, bau
cengkeh kuat dan menusuk, serta menjadi gelap dan mengental bila terpapar udara karena mudah
teroksidasi. Eugenol bersifat mudah menguap dan sedikit asam serta larut dalam pelarut organik,
seperti kloroform, eter, alkohol dan sedikit larut dalam air. Selain itu, eugenol memiliki titik
didih 256 ºC, titik leleh -9 ºC, titik nyala 104 ºC, tekanan uap 10 mmHg pada 123 ºC, densitas
1,064 - 1,068 g/mL, berat molekul 164,20 g/mol dan indeks bias 1,541 pada 200 ºC (Haryani,
2014).
Eugenol dalam minyak daun cengkeh dapat dipisahkan dengan cara direaksikan dengan
basa alkali encer atau disebut dengan penggaraman. Cara lain pemisahan eugenol dari minyak
daun cengkeh yaitu dengan asam-basa anorganik dan ekstraksi. Metode ekstraksi dengan cara
mengekstrak komponen-komponen non eugenol yang terdapat dalam air atau larutan non
eugenolat dengan bantuan corong pemisah. Cara ekstraksi tersebut disebut ekstraksi cair-cair
(Rusli, 1980). Ekstraksi cair-cair dengan corong pisah dilakukan karena senyawa yang diisolasi
merupakan senyawa yang volatil dan mudah menguap sehingga membutuhkan alat isolasi yang
sangat khusus untuk mencegah adanya celah penguapan dari sampel hasil isolasi.
Isolasi eugenol menggunakan basa alkali yaitu menggunakan KOH, karena eugenol dan
KOH akan membentuk kalium eugenolat yang dapat larut dalam air. Bagian non eugenol
diekstrak dengan eter dan penambahan asam anorganik yang akan menghasilkan garam natrium
eugenol bebas. Eugenol tersebut kemudian dimurnikan dengan penguapan dan penyulingan
(Guenther, 1990).
Penambahan NaOH, bertujuan agar komponen eugenol dari minyak cengkeh dapat
dipisahkan. Reaksi antara eugenol dan kaOH akan membentuk kalium eugenolat yang dapat larut
dalam air (Guenther, 1990). kalium eugenolat merupakan garam yang bersifat polar sehingga
eugenol dalam bentuk tersebut dapat dipisahkan dengan mudah dari komponen minyak cengkeh
lain yang bersifat nonpolar. Komponen lain yang tidak bereaksi dengan KOH akan tetap menjadi
fase organik, hal tersebut dikarenakan fase organik tidak larut dalam air dan bersifat nonpolar
sehingga hanya eugenol saja yang bereaksi dengan larutan KOH dikarenakan sifatnya yang
polar.
H2so4 yang akan menghasilkan garam natrium eugenol bebas. Penambahan h2so4
bertujuan untuk mengikat senyawa eugenol sehingga diperoleh eugenol bebas dari garam.
Larutan yang ditambahkan h2so4 kemudian diekstrak kembali menggunakan kloroform dan
dipisahkan menggunakan corong pisah serta diambil fasa organiknya. karena pada proses
pengambilan kembali eugenol menggunakan asam kuat terjadi pembentukan garam K2SO4.
Garam ini berwarna putih transparan dan mudah larut dalam air, maka saat pengambilan eugenol
dari garamnya akan sangat mudah dan menghasilkan rendemen yang cukup besar. Penambahan
eter yang bertujuan untuk mengekstrak bagian non eugenol atau komponen minyak cengkeh lain
KLT merupakan teknik pemisahan secara adsorbsi dimana terjadi pemisahan karena
adanya perbedaan distribusi dan migrasi senyawa pada dua fase yang berbeda. Prinsip dari KLT
ialah pemisahan berdasarkan perbedaan kekuatan interaksi intermolekul senyawa dengan fase
gerak dan fase diam dimana senyawa yang berikatan kuat dengan fase diam akan terelusi lebih
lama dibandingkan dengan senyawa yang berikatan secara lemah dan akan lebih mudah terelusi
bersama dengan eluen. Identifikasi eugenol, dengan cara menotolkan sampel pada lempeng
kromatografi lapis tipis. Pembanding yang digunakan adalah eugenol. Pemilihan fase diam, fase
gerak dan deteksi bercak adalah: a. Fase diam: silica gel GF 254 b. Fase gerak : toluen-etil asetat
Dapus
Lutony, T.L dan Rahmayati, Y. (2002). Produksi dan perdagangan minyak asiri. Jakarta: Penerbit
Penebar Swadaya.
Halima Wahyu Haryani, 2014, PEMURNIAN EUGENOL DARI MINYAK DAUN CENGKEH DENGAN REAKTAN
ASAM MONOPROTIK. KAJIAN JENIS DAN KONSENTRASI ASAM, Jurnal Industria Vol 3 No 2 Hal 83 – 92
Fessenden, R. J. 1993. Organic Laboratory Techniques, Second Edition. Montana: University of
Montana.
Guenther, E. 1990. Minyak Atsiri Jilid IV. Penerjemah S. Ketaren. Jakarta : UI Press.
Rusli. 1980. Pengaruh Suhu dan Kosentrasi NaOH Pada Isolasi Eugenol dari Minyak Daun
Cengkeh Balitaro. Bogor hal 51 – 57.