Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS AMOKSISILIN DAL

AM SEDIAAN SUSPENSI

Disusun Oleh
Kelompok 5 B1

1. Andre Giovano (17020200009)


2. Ellatul Uchro (17020200020)
3. Hanifa Yulisa Putri(17020200035)
4. Liya Fitroh N.L (17020200046)
5. Nanda Rezita (17020200057)
6. Reni Pibriani (17020200068)
TUJUAN PERCOBAAN

01 Memahami teknik preparasi sampel pada sediaan suspensi

02 Menentukan kadar amoksisilin dalam sediaan suspensi


DASAR TEORI

• Preparasi sampel adalah proses persiapan sampel agar


layak untuk di uji di laboratorium. Tujuan reparasi
disini yaitu untuk menyiapkan suatu zat yang akan di ana
lisis di laboratorium. Hal ini karena dalam analisis kim
ia ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum sam
pel tersebut di uji, antara lain ukuran sampel harus se
kian mesh atau mikrometer. Jadi, sampel yang akan di a
nalisa harus memiliki ukuran yang sesuai dengan standar
yang menjadi metode dalam analisa tersebut, sehingga h
asil analisa menjadi akurat dan presisi(Anonim,2019).
Amoxicillin merupakan antibiotik berspektrum
luas dan merupakan turunan dari Penicillin semi
sintetik (Wishart, et.al, 2006). Obat ini
merupakan drug of choice di kelasnya karena
dapat dengan mudah terabsorbsi pada salura
n pencernaan dan stabil di dalam suasan
a lambung (Siswandono, 2000). Amoxicillin da
pat ber penetrasi lebih jauh daripada A
mpicillin dan golongan Penicillin lainnya
terhadap dinding sel dan lebih efektif melawan
bakteri gram negatif (Florey, 1978)
Amoksisilin

Karakteristik Amoksisilin (FI IV hal 95 dan 99) :


• Pemerian : serbuk hablur, putih;praktis tidak berbau
• Kelarutan : Sukar larut dalam air dan metanol;tidak larut dalam
benzena, dalam karbom tetraklorida dan dalam kloroform
• Berat Molekul : 419,45 dan 365,40
• Amoksisilin untuk suspensi oral mengandung tidak kurang dari
90% dan tidak lebih dari 120%
CARA ANALISIS AMOKSISILIN

Buat larutan yang mengandung setara 4 mg amoksisilin


dengan penambahan asam klorida 0,1 N pada sejumlah
amoksisilin untuk suspensi oral. Biarkan larutan selama
5 menit sebelum digunakan : Larutan memenuhi uji
identifikasi seperti yang tertera pada kapsul amoksisilin
(FI IV Hal 99)
PENETAPAN KADAR SUSPENSI
AMOKSISILIN (FI IV Hal 99)
Larutan uji encerkan secara kuantitatif dan bertahap sejumlah volume
seperti yang tertera pada etiket, dicampur segar dan bebas gelembung
udara , dalam pengencer hingga diperoleh larutan yang mengandung
1 mg amoksisilin anhidrat per ml. Saring melalui penyaring 1µm
atau porositas lebih halus dan gunakan filtrat sebagai larutan uji.
Gunakan larutan dalam waktu 6 jam. Prosedur lakukan menurut
prosedur yang tertera pada penetapan kadar dalam amoksisilin.Hi
tung jumlah dalam mg , C16N19N3O5S dalam tiap ml suspensi oral yan
g di konstitusi dengan rumus :

( ) ( ) ( )

L adalah jumlah dalam mg per ml amoksisilin anhidrat yang tertera


pada etiket amoksisilin untuk suspensi oral yang disiapkan; D adal
ah kadar dalam mg per ml amoksisilin anhidrat dalam larutan uji
berdasarkan jumlah yang tercantum pada etiker dalam amoksisili
n untuk suspensi oral yang disiapkan dan faktor pengenceran
METODE PERCOBAAN
HASIL PENGAMATAN
NO PERLAKUAN PENGAMATAN
2. Analisis kadar amoksisilin dalam sediaan
suspensi
a. Metode preparasi sampel
- Disiapkan sampel sediaan suspensi -sampel kering berwarna putih
(etamox) yang memiliki kandungan
amoksisilin
- Dilarutkan padatan dengan pelarut -Larutan sampel berwarna putih susu
sebanyak 60 ml sampai tanda batas
- Dilakukan perhitungan konversi -Konsentrasi sampel amoksisilin(etamox) sebanyak
konsentrasi yang tertera dalam etiket 50.000ppm (250 mg)
menjadi konsentrasi ppm - Larutan tidak berwarna(bening)
- Dilakukan pengenceran sampel sebanyak
20000 x

b. Analisis Sampel - λ maks amoksisilin 247 nm


- Masing-masing sampel yang telah diencer
kan diukur dengan dengan spektrofoto
meter uv-vis - Sampel 1 : 0,144 nm
- Di Lakukan replikasi 3 kali pengukuran - Sampel 2 : 0,038 nm
masing-masing sampel - Sampel 3 : 0,088 nm
NO PERLAKUAN PENGAMATAN
3. Perhitungan kadar amoksisilin
-Perhitungan kadar amoksisilin pada sediaan - Diperoleh persamaan regresi y=0,0322x +
suspensi dengan memasukkan nilai (-0,0487)
absorbansi sampel sebagai Y - Didapat konsentrasi
sampel 1 : 5,98
sampel 2 : 3,12
sampel 3 : 18,43
- Tentukan % recoveri dari perhitungan -% recoveri sebanyak 366,8 %
masing-masing sampel - tidak sesuai farmakope , karena kesalahan
pengenceran yang melebihi rentang
- Kadar amoksisilin di FI IV 90-120%
- Dihitung nilai standar deviasi dari ketiga - Nilai standar deviasi 0,15
replikasi pengukuran
-Bandingkan hasil konsentrasi yang diperoleh - Pada etiket kemasan etamox konsentrasi
dengan etiket dalam kemasan etamox sampel sebesar 50.000 ppm(250 mg)
- Hasil analisis sampel etamox sebesar
183.400 ppm ( 917 mg)
- Konsentrasi pada etiket etamox dan hasil
analisis jauh berbeda
-Tentukan hasil perhitungan kadar pada - Hasil perhitungan kadar etamox jauh berbeda
produk yang dianalisis sudah sesuai dengan dengan ketentuan di farmakope
ketentuan farmakope
PERHITUNGA
N

1. Konsentrasi Amoksisilin sampel : 250 mg


Volume sampel : 5 ml

2. Ppm : x 1000 mg

: x 1000 mg

: 50.000 ppm

3. Pengenceran : 20000x
:

: 2,5 ppm
4 Sampel Absorbansi (x-x ) 2
1 0,144 nm 0,0106
2 0,052 nm 0,038
3 0,545 nm 0,088
Rata-rata 0,247 nm 0,045

5. Persamaan Regresi
 y = bx + a
0,144 = 0,0322x + (-0,0487)
0,144+0,0487 = 0,0322x
0,1927 = 0,0322x
x = 5,98

 y = bx + a
0,052 = 0,0322x + (-0,0487)
0,052+0,0487 = 0,0322x
0,1007 = 0,0322x
x = 3,12
 y = bx + a
0,545 = 0,0322x + (-0,0487)
0,545+0,0487 = 0,0322x
0,5937 = 0,0322x
x = 18,43

 Sampel Konsentrasi
1 5,98
2 3,12
3 18,43
Rata-rata 9,17
 Konsentrasi sampel x pengenceran = 9,17 x 20000
= 183.400 ppm

6. % R = x 100 %

= x 100%

= 366,8 %

 183.400 ppm =

183.400 ppm =

= 917 mg
7. SD =

= 0,15
PEMBAHASAN
• Prinsip Percobaan
Pada praktikum analisis amoksisilin dalam sediaan suspensi menggunakan teknik preparasi sampel dengan
pengukuran kadar menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Prinsip teknik prepasi sampel yaitu untuk
memisahkan analit dari matriks sampel yang sangat komplek, memekatkan analit sehingga diperoleh
analit dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari semula, dan mengubah analit menjadi senyawa lain
yang dapat di analisis dengan instrumentasi yang tersedia. Proses yang terakhir ini disebut derivatisasi.
Pengubahan senyawa menjadi senyawa lain. Pengubahan senyawa menjadi senyawa lain dimaksudkan untuk:
1. Meningkatkan sensitivitas pengukuran,
2. Menghasilkan senyawa yang lebih volatil
3. Menghasilkan senyawa yang lebih termo stabil
Teknik pengambilan sampel harus dilakukan dengan benar. Jika tidak tepat dalam pengambilan sampel, hasil
analisis kimia yang diperoleh tidak dapat menggambarkan kondisi yang representatif atau mewakili
keseluruhan dari bahan yang akan dianalisis. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dalam
pengambilan sampel perlu diperhatikan beberapa parameter sebagai berikut (Anonim, 2019):
1. Homogenitas Sampel
2. Cara Pengambilan Sampel
3. Jumlah Sampel
4. Penanganan Sampel
Spektrofotometer UV-Vis Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV
dan sumber cahaya visible. Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan
hanya satu sumber sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi
dengan monokromator. Penyerapan sinar uv dan sinar tampak oleh molekul,
melalui 3 proses yaitu:
a. Penyerapan oleh transisi electron ikatan dan electron anti ikatan.
b. Penyerapan oleh transisi electron d dan f dari molekul kompleks
c. Penyerapan oleh  perpindahan muatan (Selimović, Amra, dkk. 2011).
• Analisa Prosedur
Pada praktikum analisis amoksisilin dalam sediaan suspensi menggunakan teknik
preparasi sampel . Prosedur pertama yaitu analisis kadar amoksisilin dengan melakukan 2
tahap yaitu preparasi sampel yang bertujuan untuk melakukan pengenceran sampel agar sampel
yang akan dianalisis tidak terlalu pekat supaya mudah untuk dianalisis, pengenceran sampel
yang di gunakan yaitu 20.000 x , tahap yang kedua yaitu analisis sampel dengan menggunakan
spektrofotometer uv vis bertujuan untuk menentukan nilai absorbansi pada hasil replikasi
pengenceran sampel yang dilakukan sebanyak 3 kali sehingga diperoleh hasil rata-rata
konsentrasi ketiga replikasi sampel . Kemudian prosedur yang kedua yaitu perhitungan
kadar amoksisilin bertujuan untuk menentukan nilai konsentrasi sampel, nilai %
recoveri, dan nilai standar deviasi , sehingga dapat membandingkan hasil percobaan
konsentrasi sampel dengan konsentrasi yang tertera pada etiket kemasan , serta
untuk hasil % recoveri memastikan apakah hasil kadar yang didapat masuk rentang yang sesuai
dengan ketetapan Farmakope Indonesia.
• Analisa Hasil

Pada praktikum kali ini penentuan kadar amoksisilin dengan menggunakan sampel obat dry
suspensi etamox, yang pada etiket kemasan tertera mengandung amoksisilin 250 mg tiap 5 mL,sehingga
dilakukan analisis sampel apakah kadar amoksisilin sesuai dengan etiket kemasan. Standar amoksisilin
diukur pada panjang gelombang maksimum yang telah ditentukan sebelumnya, panjang gelombang
maksimum amoksisilin standar pada 247 nm. Pada panjang gelombang tersebut dilakukan pengukuran
absorbansi terhadap larutan sampel etamox
Pada hasil praktikum yang diperoleh yaitu konsentrasi amoksisilin sebesar 183.400 ppm
(917 mg) , sehingga disimpulkan bahwa hasil konsentrasi amoksisilin sangat tidak sesuai dengan
etiket kemasan, karena pada etiket kemasan tertera mengandung amoksisilin sebanyak 250 mg
( 50.000 ppm) . Kemudian diperoleh nilai recoveri yaitu 366,8% , berdasarkan literatur pada
Farmakope Indonesia Edisi IV bahwa kadar amoksisilin 90-120%, sehingga dapat disimpulkan
bahwa hasil kadar yang diperoleh dari percobaan berbanding sangat jauh dan melewati batas rentang
yang sudah ditetapkan oleh Farmakope Indonesia Edisi IV . Adapun faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi perbedaan hasil praktikum dengan literatur yaitu :
1. Kurangnya ketelitian praktikan dalam pengukuran volume pelarut
2. Kurangnya ketelitian praktikan saat menentukan pengenceran
3. Ketidakpahaman praktikan saat menghitung pengenceran
KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini penentuan kadar amoksisilin dengan menggunakan


sampel obat dry suspensi etamox. Standar amoksisilin diukur pada panjang
gelombang maksimum yang telah ditentukan sebelumnya, panjang gelombang
maksimum amoksisilin standar pada 247 nm. Pada panjang gelombang tersebut
di lakukan pengukuran absorbansi terhadap larutan sampel etamox. Hasil
praktikum yang diperoleh yaitu konsentrasi amoksisilin sebesar 183.400 ppm
(917 mg) sehingga disimpulkan bahwa hasil konsentrasi amoksisilin sangat
tidak sesuai dengan etiket kemasan, karena pada etiket kemasan tertera
mengandung amoksisilin sebanyak 250 mg ( 50.000 ppm) .
Kemudian diperoleh nilai recoveri yaitu 366,8 % , berdasarkan literatur pada
Farmakope Indonesia Edisi IV bahwa kadar amoksisilin tidak kurang dari 90%
dan tidak lebih dari 120% , sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil kadar
yang diperoleh dari percobaan berbanding jauh dan melewati rentang. Hal ini
dikarenakan kesalahan pada faktor pengenceran yang melebihi batas
rentang.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2019. Preparasi Sampel Analisis. https://www.academia.edu/38442056/Makalah_Preparasi_Sampel.docx


diakses pada tanggal 18 Maret 2020.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia.Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Selimović, Amra, dkk. 2011. Direct Spectrophotometric Determination of L-Ascorbic acid in Pharmaceutical
Preparations using Sodium Oxalate as a Stabilizer. Department of Analytical Chemistry. Faculty of
Technology, University of Tuzla, International Journal of Basic & Applied
Wishart, D. S., et.a.. 2006. Drug Bank: A Comprehensive Resource for in Silico Drug Discovery and Exploration.
Database issue: D66872.16381955.
Siswandono. 2000. Kimia Medisinal. Surabaya: UNAIR Press.
Florey, K. 1978. Analytical Profile of Drugs Substances. Vol 7. California: Academic Press.
LAMPIRAN
Thank you

Anda mungkin juga menyukai