Anda di halaman 1dari 3

A.

Pendahuluan
TDM (Therapeutik Drug Monitoring) merupakan praktik klinis yang
melibatkan pengukuran kadar obat dalam darah atau plasma pasien pada waktu yang
ditentukan untuk memberikan panduan tentang regimen dosis yang diperlukan untuk
mempertahankan kadar tentang terapi. Salah satu obat yang sering dilakukan prktik
klinis diatas yaitu obat antibiotik, dimana kelompok obat antibiotik yang digunakan
untuk mengatasi dan mencegah infeksi bakteri. Obat antibiotik secara umum bekerja
dengan cara membunuh dan menghentikan bakteri yang berkembang biak didalam
tubuh. Antibiotik tidak dapat digunakan untuk mengatasi infeksi akibat virus. Dalam
makalah ini membahas salah satu obat antibiotik golongan glikopeptida yaitu
vankomisin. Vankomisin merupakan antibiotik yang umumnya digunakan untuk
infeksi bakteri yang serius. Obat ini termasuk golongan non betalactam dengan
spektrum gram (+), khusus golongan coccus. Antibiotik ini adalah antibiotik yang
biasa digunakan pada pasien kambuhan infeksi MRSA (methicillin-resistant
staphylococcus aureus) dan kolitis oleh Clostridium difficile, dimana obat ini bekerja
pada sintesis fosfolipid di dinding sel.

B. Uraian dan Mekanisme Vankomisin


Vankomisin merupakan suatu glikopetida yang dihasilkan oleh streptomyces
oirentalis. Antibiotik ini bersifat bakteriosidal dengan mekanisme kerja obat
menghambat tahap awal sintesis peptidoglikan dinding sel. Obat ini tidak diserap
melalui saluran cerna, dan untuk mendapatkan efek sistemik diberikan secara intra
vena. Sedangkan pemberian intra muskular dihindari karena mengakibatkan nekrosis
setempat. Obat ini hanya aktif terhadap kuman gram positif khusunya golongan
kokus. Indikasi utama vankomisin ialah septikemia dan endokarditis yang disebabkan
oleh stafilokokus atau enterokokus bila pasien alergi terhadap penisilin dan
sefalosporin. Penggunaanya dapat dikombinasikan dengan gentamisin atau
amoniglikosida lainya. Pada pemberian per oral obat ini juga bermanfaat untuk
enterokolitis dan stafilokokus yang biasanya merupakan efek samping antibiotok lain.
Vankomisin juga merupakan obat terpilih untuk infeksi oleh kuman MRSA
(methicillin-resistent S.aureus) dan kolitis oleh Clostridium difficile akibat
penggunaan antibiotik.
Vankomisin harus digunakan dengan hati-hati karena dapat mengakibatkan
ketulian dan uremia yang fatal pada pemberian dosis yang besar, terapi yang lama
atau diberikan pada pasien yang mengalami ganguan ginjal. Oleh karena itu perlu
pemeriksaan audiogram dan faal ginjal secara teratur, lebih-lebih bila terapi
berlangsung lebih dari 1 minggu. Pada pemberian IV jangka lama tromboflebitis
dapat terjadi.
Vanomicin HCL tersedia dalam bubuk 500 mg untuk pemberian IV. Dosis
untuk dewasa ialah 2-4 g/hari yang dibagi dalam dua dosis dan untuk anak 20-40
mg/kgBB/hari. Dosis ini dilarutkan dalam 100-200 ml gram faal atau dekstrosa 5%
dan diberikan IV perlahan-lahan untuk mencegah tromboflebitis.

C. Indikasi TDM
Vankomisin adalah antibiotik spectrum luas yang aktif melawan bakteri gram
positif. Vankomisin sering diresepkan pada anak-anak yang dirawat di Rumah Sakit.
Vankomisin sering digunakan secara empiris dan biasanya dihentikan dalam waktu
72 jam. Oleh karena administrasi vankomisin yang menantang maka membutuhkan
pemantauan terapi (TDM) untuk memastikan konsentrasi khusus agar efektif dan
untuk menghindari toksisitas. Pemantauan ini dapat menyebabkan perubahan dosis
ganda, selain itu vankomisisn dapat menyebabkan toksisitas apabila dikombinasikan
dengan obat lainnya. Oleh sebab itu strategi pelayanan antibiotik dirancang untuk
meminimalisir penggunaan yang tidak perlu dari vankomisin dan mengoptimalkan
regimen dosis yang diperlukan.

D. Kriteria pasien yang terlibat dalam TDM


1. Pasien dengan fungsi ginjal normal
2. Pemantauan dan penyesuaian dosis berbasis AUC 24 untuk pasien dengan
infeksi SSP
3. Pasien dengan massa otot rendah
4. Fungsi ginjal yang cepat berubah
5. Penggunaan vasopressor
6. Cedera ginjal akut
7. Pasien dengan cystic fibrosis
8. Bakteremia MRSA
E. Sampling
Target AUC pada anak-anak yaitu 60 mg/kg/hari, dan biasanya menunda
TDM melalui CPA (AUC-TDM).
1. Pra-CPA
- Anak-anak menerima dosis awal 60 mg/kg/hari setiap 8 jam (maksimum dosis
awal 4,5 g/hari) dengan nilai normal GFR 90-120 mL/min/1,73 m2.
- Konsentrasi palung vankomisin diukur 30 menit sebelum dosis ke-3 atau ke-4.
Konsentrasi sasarannya yaitu lebih dari 10 µg/ml untuk tipe infeksi dan 15-20
µg/ml untuk endocarditis, osteomyelitis, infeksi SSP, dan radang paru-paru.
- Pengurangan dosis dilakukan untuk pasien dengan konsentrasi terendah lebih
dari 20 µg/ml.
2. CPA (AUC-TDM
- Anak-anak menerima dosis awal standar 60/mg/kg/hari setiap 8 jam
(maksimum 4,5 g/hari).
- Jika tingkat keratinin serum tidak diukur 24 jam, maka tingkat kreatinin harus
diukur sebelum dosis kedua vankomisin diberikan.

F. Metode Pengukuran yang digunakan


Metode TDM diukur secara retrospektif pada pasien berusia < 30 hari yang
menerima vankomisin antara 1 April 2011 – 30 Agustus 2017. CPA diberikan pada
tanggal 1 Juni 2014. Hasil yang akan didapat yaitu penggunaan CPA (AUC-TDM),
penggunaan TDM, penyesuaian dosis, dan pengobatan cedera ginjal akut dimana
membandingkan pemantauan tingkat TO-TDM dengan CPA (AUC-TDM)

G. Penetapan kadar obat


H. Rancangan aturan dosis
I. Penyesuaian dosis
J. Hasil TDM
K. Adjusment dose yang dilakukan, monitoring setelah adjusment dan hasilnya
L. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai