Anda di halaman 1dari 6

FISIKA DALAM EXPLORASI TAMBANG/GEOFISIKA

Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah atau
prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika
ionosfer. Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan
pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di
dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah
permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal.
Dalam skala yang berbeda,
metode geofisika dapat diterapkan secara global yaitu untuk menentukan struktur bumi, secara
lokal yaitu untuk eksplorasi mineral dan pertambangan termasuk minyak bumi dan dalam skala
kecil yaitu untuk aplikasi geoteknik (penentuan pondasi bangunan dll).
Di Indonesia, ilmu ini dipelajari hampir di semua perguruan tinggi negeri yang ada.
Biasaya geofisika masuk ke dalam fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA),
karena memerlukan dasar-dasar ilmu fisika yang kuat, atau ada juga yang memasukkannya ke
dalam bagian dari Geologi. Saat ini, baik geofisika maupun geologi hampir menjadi suatu
kesatuan yang tak terpisahkan Ilmu bumi.
Bidang kajian ilmu geofisika meliputi meteorologi (udara), geofisika bumi padat dan
oseanografi(laut).
Beberapa contoh kajian dari geofisika bumi padat misalnya seismologi yang mempelajari
gempabumi, ilmu tentang gunungapi (Gunung Berapi) atau volcanology, geodinamika yang
mempelajari dinamika pergerakan lempeng-lempeng di bumi, dan eksplorasi seismik yang
digunakan dalam pencarian hidrokarbon
METODE-METODE GEOFISIKA
Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori yaitu metode pasif dan aktif.
Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Metode
aktif dilakukan dengan membuat medan gangguan kemudian mengukur respons yang dilakukan
oleh bumi. Medan alami yang dimaksud disini misalnya radiasi gelombang gempa bumi, medan
gravitasi bumi, medan magnetik bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi serta radiasi
radioaktivitas bumi. Medan buatan dapat berupa ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke
dalam tanah, pengiriman sinyal radar dan lain sebagainya.
Table yang di gunakan dalam ilmu geofisika
Metode Parameter yang diukur Sifat-sifat fisika yang terlibat

Waktu tiba gelombang seismik pantul Densitas dan modulus elastisitas


Seismik atau bias, amplitudo dan frekuensi yang menentukan kecepatan rambat
gelombang seismik gelombang seismic

Variasi harga percepatan gravitasi


Gravitasi Densitas
bumi pada posisi yang berbeda

Variasi harga intensitas medan Suseptibilitas atau remanen


Magnetik
magnetik pada posisi yang berbeda magnetic

Resistivitas Harga resistansi dari bumi Konduktivitas listrik

Polarisasi Tegangan polarisasi atau resistivitas


Kapasitansi listrik
terinduksi batuan sebagai fungsi dari frekuensi

Potensial diri Potensial listrik Konduktivitas listrik

Respon terhadap radiasi


Elektromagnetik Konduktivitas atau Induktansi listrik
elektromagnetik

Waktu tiba perambatan gelombang


Radar Konstanta dielektrik
radar

http://mataratu1.blogspot.co.id/2015/04/fisika-dalam-explorasi-tambanggeofisika.html
http://arsipteknikpertambangan.blogspot.co.id/2010/06/geofisika-tambang.html
http://info-pertambangan.blogspot.co.id/2012/10/metode-geofisika.html

METODE – METODE DALAM SURVEI GEOFISIKA

Bumi sebagai tempat tinggal manusia secara alami menyediakan sumber daya alam yang
berlimpah. Kekayaan sumber daya alam Indonesia sangat melimpah, sehingga kita sebagai
generasi penerus bangsa harus berupaya untuk dapat memanfaatkan sumber daya yang ada
tersebut untuk kesejahteraan bangsa. Keterbatasan ilmu untuk mengolah sumberdaya alam
tersebut memang menjadi kendala bagi kita untukmelakukan eksplorasi terhadap kekayaan alam
yang kita miliki tersebut. Sehingga kita merasa perlu untuk mempelajari cara atau metode untuk
mengungkap suatu informasi yang terdapat di dalam perut bumi. Salah satu cara atau metode
untuk memperoleh informasi tersebut adalah dengan menggunakan metode survei geofisika.
Survei geofisika yang sering dilakukan selama ini antara lain metode gravitasi (gayaberat),
magnetik, seismik, geolistrik (resistivitas) dan elektromagnetik.
1. Metode Gravitasi ( gaya berat )
Metode ini dilakukan untuk menyelidiki keadaan di bawah permukaan bumi berdasarkan
perbedaan rapat masa cebakan mineral dari daerah sekeliling ( r = gram/cm3 ). Metode ini adalah
metode geofisika yang sensitive terhadap perubahan vertikal, oleh karena itu metode ini disukai
untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, endapan sungai purba, lubang
di dalam massa batuan, shaft terpendam dan lain-lain. Eksplorasi biasanya dilakukan dalam
bentuk kisi atau lintasan penampang. Perpisahan anomali akibat rapat massa dari kedalaman
berbeda dilakukan dengan menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Pada saat ini,di
pasaran telah dapat diperoleh alat gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi ( mgal ), sehingga
kita tidak akan kesulitan untuk manganalisa anomali yang berukuran kecil. Hanya saja dalam
metode pengukuran data, tetap harus dilakukan dengan sangat teliti untuk mendapatkan hasil
yang akurat.
Pengukuran ini dapat dilakukan di permukaan bumi, di kapal maupun dari udara. Dalam metode
ini yang dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan di bawah
permukaan sehingga dalam pelaksanaannya yang diselidiki adalah perbedaan medan gravitasi
dari suatu titik observasi terhadap titik observasi lainnya. Metode gravitasi umumnya digunakan
dalam eksplorasi jebakan minyak (oil trap). Disamping itu metode ini juga banyak dipakai dalam
eksplorasi mineral dan lainnya. Prinsip pada metode ini mempunyai kemampuan dalam
membedakan rapat massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian
struktur bawah permukaan dapat diketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah permukaan ini
penting untuk perencanaan langkah-langkah eksplorasi baik minyak maupun mineral lainnya.

2. Metode Magnetik
Metode dilakukan dengan berdasarkan pada hasil pengukuran anomaly geomagnet yang
diakibatkan oleh perbedaan kontras suseptibilitas, atau permeabilitas magnetik tubuh cebakan
dari daerah di sekelilingnya. Perbedaan permeabilitas relatif itu diakibatkan oleh perbedaan
distribusi mineral ferromagnetic, paramagnetic, dan diamagnetic. Metode ini sensitive terhadap
perubahan vertical, umumnya digunakan untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat
hydrothermal yang kaya akan mineral ferromagnetic, struktur geologi. Dan metode ini juga
sangat disukai pada studi geothermal karena mineral-mineral ferromagnetic akan kehilangan sifat
kemagnetannya bila dipanasi mendekati temperatur Curie oleh karena itu digunakan untuk
mempelajari daerah yang dicurigai mempunyai potensi Geothermal.
Metode eksplorasi disukai karena data acquitsition dan data proceding dilakukan tidak serumit
metoda gaya berat. Penggunaan filter matematis umum dilakukan untuk memisahkan anomaly
berdasarkan panjang gelombang maupun kedalaman sumber anomaly magnetic yang ingin
diselidiki. Di pasaran banyak ditawarkan alat geomagnet dengan sensitifitas yang tinggi seperti
potongan proton magmetometer dan lainnya.
Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnetik di permukaan
bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda termagnetisasi di bawah permukaan
bumi. Variasi yang terukur (anomali) berada dalam latar belakang medan yang relatif besar.
Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian ditafsirkan dalam bentuk distribusi
bahan magnetik di bawah permukaan, yang kemudian dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan
geologi yang mungkin. Metode magnetik memiliki kesamaan latar belakang fisika dengan
metode gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori potensial, sehngga
keduanya sering disebut sebagai metoda potensial. Namun demikian, ditinjau dari segi besaran
fisika yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar. Dalam magnetik harus
mempertimbangkan variasi arah dan besar vektor magnetisasi, sedangkan dalam gravitasi hanya
ditinjau variasi besar vektor percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukan
sifat residual yang kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap
waktu jauh lebih besar. Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat, laut
dan udara. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan minyak bumi,
panas bumi, dan batuan mineral serta serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-
benda arkeologi.

3. Metode Seismik
Metode ini merupakan salah satu metoda geofisika yang digunakan untuk eskplorasi sumber
daya alam dan mineral yang ada di bawah permukaan bumi dengan bantuan gelombang seismik.
Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode seismik banyak dipakai oleh
perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan pemetaan struktur di bawah permukaan bumi
untuk bisa melihat kemungkinan adanya jebakan-jebakan minyak berdasarkan interpretasi dari
penampang seismiknya. Dalam metoda seismik, pengukuran dilakukan dengan menggunakan
sumber seismik ( ledakan, vibroseis dll ). Setelah sumber diberikan maka akan terjadi gerakan
gelombang di dalam medium ( tanah/batuan ) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke
segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan
kecepatan. Kemudian pada jarak tertentu, gerakan partikel tersebut direkam sebagai fungsi
waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat ‘diperkirakan’ bentuk lapisan/struktur di dalam tanah
(batuan)
Metode seismik didasarkan pada gelombang yang menjalar baik refleksi maupun refraksi. Ada
beberapa anggapan mengenai medium dan gelombang dinyatakan sebagai berikut :
a. Anggapan yang digunakan untuk medium di bawah pemukaan bumi :
 Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkan gelombang seismik
dengan kecepatan berbeda.
 Makin bertambahnya kedalaman batuan lapisan bumi makin kompak.

b. Anggapan yang dipakai untuk medium penjalaran gelombang seismik adalah :


 Panjang gelombang seismik << ketebalan lapisan bumi. Hal ini memungkinkan setiap lapisan
bumi akan terditeksi.
 Gelombang seismik dipandang sebagai sinar seismik yang memenuhi hukum Snellius dan
prinsip Huygens.
 Pada batas antar lapisan, gelombang seismik menjalar dengan kecepatan gelombang pada
lapisan di bawahnya.
 Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman.
Metode seismik sering digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon, batubara, pencarian airtanah (
ground water ),kedalaman serta karakterisasi permukaan batuan dasar ( characterization bedrock
surface ), pemetaan patahan dan stratigrafi lainnya dbawah permukaan dan aplikasi geoteknik.
4. Metode Geolistrik ( resistivas )
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam
bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di permukaan bumi. Dalam hal ini meliputi
pengukuran potensial, arus dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah ataupun
akibat injeksi arus ke dalam bumi. Ada beberapa macam metoda geolistrik, antara lain : metode
potensial diri, arus telluric, magnetoteluric, elektromagnetik, IP (Induced Polarization),
resistivitas (tahanan jenis) dan lain-lain. Dalam bahasan ini dibahas khusus metode geolistrik
tahanan jenis. Pada metode geolistrik tahanan jenis ini, arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi
melalui dua elektroda arus.Kemudian beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektroda
potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda yang
berbeda kemudian dapat diturunkan variasi harga hambatan jenis masing-masing lapisan di
bawah titik ukur (sounding point). Metoda ini lebih efektif jika digunakan untuk eksplorasi yang
sifatnya dangkal, jarang memberikan informasi lapisan di kedalaman lebih dari 1000 feet atau
1500 feet. Oleh karena itu metode ini jarang digunakan untuk eksplorasi munyak tetapi lebih
banyak digunakan dalam bidang engineering geology seperti penentuan kedalaman batuan dasar,
pencarian reservoar air, juga digunakan dalam eksplorasi geothermal. Berdasarkan letak
(konfigurasi) elektroda-elektroda arus, dikenal beberapa jenis metode resistivitas tahanan jenis,
antara lain :
a. Metode Schumberger
b. Metode Wenner
c. Metode Dipole – dipole

5. Metode Elektromagnetik
Salah satu metode yang banyak digunakan dalam prospeksi geofisika adalah metode
elektromagnetik. Metode elektromagnetik ini biasanya digunakan untuk eksplorasi benda-benda
konduktif. Perubahan komponen-komponen medan akibat variasi konduktivitas dimanfaatkan
untuk menentukan struktur bawah permukaan. Medan elektromagnetik yang digunakan dapat
diperoleh dengan sengaja, seperti dengan membangkitkan medan elektromagnetik di sekitar
daerah observasi, pengukuran semacam ini disebut teknik pengukuran aktif. Contoh metode ini
adalah Turam elektromagnetik. Metode ini kurang praktis dan daerah observasi dibatasi oleh
besarnya sumber yang dibuat. Teknik pengukuran lain adalah teknik pengukuran pasif, yaitu
dengan memanfaatkan medan elektromagnetik yang berasal dari sumber yang tidak secara
sengaja dibangkitkan di sekitar daerah pengamatan. Gelombang elektromagnetik seperti ini
berasal dari alam dan dari pemancar frekuensi rendah (15-30 Khz) yang digunakan untuk
kepentingan navigasi kapal selam. Teknik ini lebih praktis dan mempunyai jangkauan daerah
pengamatan yang luas.

6. Metode GPR ( Ground Penetrating Radar )


Ground Penetrating Radar (GPR) biasa disebut georadar. Berasal dari dua kata yaitu geo yang
berarti bumi dan radar singkatan dari radio detection and ranging. Jadi, arti harfiahnya adalah
alat pelacak bumi menggunakan gelombang radio. GPR baik digunakan untuk eksplorasi dangkal
(nearsurface) dengan ketelitian (resolusi) yang amat tinggi, sehingga mampu mendeteksi benda
sasaran bawah permukaan hingga benda yang berdimensi beberapa sentimeter sekali pun.
GPR merupakan salah satu metode geofisika yang menggunakan sumber gelombang
elektromagnetik. Karena itu, GPR tergolong metode geofisika tidak merusak (nondestructive).
Kelebihan lain GPR adalah biaya operasionalnya yang rendah, prosedur pengerjaan mudah, dan
ketelitian sangat tinggi (resolusi tinggi). Kelemahannya, penetrasinya tidak terlalu dalam atau
daya tembus metode ini hanya sampai puluhan meter (± 100 meter).
Itu sebabnya, metode ini bisa dikatakan cocok untuk pencarian situs (atau harta karun). Dengan
catatan: tempat itu benar-benar diyakini atau barang tambang yang tempatnya tidak terlalu
dalam. Karena panjang gelombang itu mencerminkan ukuran minimum benda yang dapat
terdeteksi. Makin tinggi frekuensi makin kecil panjang gelombang, sehingga makin kecil ukuran
benda yang dapat terdeteksi (makin tinggi pula ketelitiannya). Hasil pencitraan GPR bisa
memunculkan informasi semacam ketebalan permukaan aspal jalan, jalur pipa bawah tanah
untuk mencari bedrock yang pas guna pondasi bangunan hingga mencari mayat hilang dan fosil
arkeologis. Seperti dijelaskan di awal, radar memancarkan semacam gelombang elektromagnet
yang kemudian ditangkap balik oleh sensor alat. Spektrum frekuensi yang digunakan disesuaikan
kebutuhan pengukurannya. Gelombang yang dipancarkan adalah gelombang pendek (mikro)
agar bisa terpenetrasi ke bawah permukaan bumi. Respons data yang diterima, diolah
berdasarkan hukum pantulan (refleksi) dan pembiasaan (gelombang). Tentu saja banyak hal yang
mempengaruhi penjalaran (propagasi) gelombang.
Secara keseluruhan, alat GPR berbobot tidak lebih dari lima kilogram, sehingga sangat leluasa
bergerak. Alat ini bekerja dengan dua antena. Satu berfungsi sebagai transmiter, yaitu bertugas
memancarkan gelombang radar. Lainnya sebagai receiver, bertugas menerima gelombang radar
yang dipantulkan bahan di sekelilingnya kemudian diolah grafiknya ke dalam komputer. Pada
prinsipnya, metode georadar dengan metode seismik sama yaitu membangkitkan gelombang
buatan ke dalam bumi. Perbedaannya hanya pada jenis gelombang yang digunakan.

http://mining-area.blogspot.co.id/2009/06/metode-metode-dalam-survei-geofisika.html

Anda mungkin juga menyukai