KIMIA MEDISINAL
HUBUNGAN STEREOKIMIA
DAN AKTIVITAS OBAT
Oleh:
KELOMPOK 2
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhahu wa Ta’ala atas segala
limpahan nikmatnya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini
disusun sebagai tugas presentasi mata kuliah Kimia Medisinal yang berjudul
bahwasanya makalah ini masih jauh dari sempurna. Semoga makalah ini dapat
Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada rekan-rekan yang
telah banyak membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Akhir kata, sekali lagi
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
obat oleh karena itu pengetahuan tentang hubungan aspek stereokimia dengan
reseptor dan sesuai dengan permukaan reseptor. Faktor sterik yang ditentukan
oleh stereokimia molekul obat dan permukaan sisi reseptor, memegang peran
penting dalam menentukan efisiensi interaksi obat reseptor. Oleh karena itu agar
Pada interaksi obat reseptor ada dua nilai yang sangat penting yaitu
distribusi muatan elektronik dalam obat dan reseptor, serta bentuk konformasi
obat dan reseptor. Oleh karena itu aktivitas obat tergantung pada tiga faktor
sesuai
Dua hal penting yang perlu diketahui adalah modifikasi isosterisme dan
ISI
Untuk memperoleh obat dengan aktivitas yang lebih tinggi, dengan efek
samping atau toksisitas yang lebih rendah dan bekerja lebih selektif, perlu
dilakukan modifikasi struktur molekul obat. Ada dua aspek stereokimia obat
yakni:
A. Isosterisme
seleksi dari bagian sruktur yang karena karakterisasi sterik, elektronik dan sifat
adanya persamaan. Sifat fisik dari olekul yang bukan isomer, dan memberikan
atau molekul yang mempunyai jumlah dan pengaturan elektron yang sama,
sama-sama tidak bermuatan ditunjukkan sifat fisik yang relatif sama, seperti
kekentalan, kerapatan, indeks refraksi, tetapan dielektrik dan kelarutan. Hal ini
berlaku pula untuk molekul-molekul N2O dan CO2, serta CH2N2 dan CH2 = CO.
yang mempunyai sifat kimia atau fisika mirip, karena mempunyai persamaan
Gugus-gugus divalen eter (-O-), sulfida (-S-), amin (-NH-) dan metilen (-CH2-)
meskipun berbeda sifat elektroniknya tetapi hampir sama sifat steriknya sehingga
metabolit (antimetabolit)
gugus fungsi dalam struktur molekul yang spesifik aktif dengan gugus lain dan
N, O atau atom S, dan R-X, dimana X adalah atom F,Cl, Br, dan I
atau NH.
c. Atom atau gugus trivalen, contoh : R-N=R', R-CH=R', R-P=R', R-As=R',
dan R-Sb=R'.
Pada modifikasi isosterisme tidak ada hukum yang secara umum dapat
dasar rancangan obat dan modifikasi molekul dalam rangka menentukan obat
baru.
N N
R R R = -CH2CH2CH2N(CH3)2
Promazin Imipramin
(cincin fenotiazin) (cincin dihidrodibenzazepin)
Penggantian gugus sulfida (-S-) pada sistem cincin fenotiazin dan cincin
Contoh :
1). Gugus S pada promazin dan klorprotixen, suatu obat penekan sistem saraf
pusat (tranquilizer), bila diganti dengan gugus etilen, menghasilkan imipramin dan
R-COO-CH2-CH2-N+(CH3)3
Penggantian gugus CH3 dengan gugus NH2 yang bersifat penarik elektron dapat
asetilkolin.
lebih panjang dan toksisitas yang lebih rendah dibanding karbutamid karena
gugus tolbutamid merupakan gugus yang relatif labil dibanding gugus NH2, dan
pada in vivo mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat (t1/2 = 5,7 jam). Gugus
Cl pada klorpropamid lebih tahan terhadap proses oksidasi sehingga masa kerja
H2N C X CH2CH2N(C2H5)2
Gugus dipol C=O mempunyai peran spesifik dalam konduksi saraf.
NH Prokainamid : antiaritmia
Resonansi dari gugus amida prokainamid akan kekuatan dipol gugus C=O,
lebih tahan terhadap hidrolisis oleh enzim esterase sehingga secara oral dapat
digunakan untuk pengobatan aritmia jantung karena mempunyai masa kerja yang
lebih panjang.
6. Antimetabolit purin
Gugus NH2 dan OH pada C6 memegang peranan penting pada interaksi yang
melibatkan ikatan hydrogen dari kedua basa, pada proses replikasi asam nukleat
Selain gugus isosterik dan bioisosterik dikenal pula gugus haptoforik dan
H COCH2CH3 Cl H
C C C
OCH2CH2N(CH3)2 CH2CH(CH3)N(CH3)2 Cl CCl3
Prometazin Klorpromazin
disebabkan oleh orientasi gugus-gugus fungsional dalam ruang dan pola yang
sama. Dari gambaran sterik dikenal beberapa macam struktur isometri, antara lain
adalah isomer geometrik, isomer konformasi, diastereoisometri dan isomer optik.
Isomer geometri atau isomer cis trans adalah isomer yang disebabkan
adanya atom-atom atau gugus-gugus yang terikaat secara langsung pada suatu
ikatan rangkap atau dalam suatu sistem alisiklik. Ikatan rangkap dan sistem
gugus-gugus dalam molekul pada ruang yang relatif berbeda dan perbedaan letak
distribusi isomer dalam media biologis juga berbeda, dan berbeda pula
A A A C
C == C C == C
B C B A
X
X
A' A' A' A'
R e s e pt o r C' B' R e s e pt o r C'
B'
pengaturan ruang dari atom-atom atau gugus-gugus dalam struktur molekul obat.
Isomer konfirmasi lebih stabil pada struktur senyawa non aromatik. Contoh
sikloheksan dapat membentuk 3 konfomer yaitu bentuk kursi, perahu, dan
konfirmasi perahu atau melipat. Substituen atau gugus pada cincin sikloheksan
cenderung ditahan pada kedudukan equatorial oleh karena bentuk aksial lebih
kedudukan ekuatorial yang kurang terpengaruh oleh efek sterik. Pada cincin non
aromatik, atom atau gugus yang terikat dapat pada kedudukan ekuatorial atau
aksial atau kedua-duanya dan dapat menunjukkan aktivitas biologis yang sama
H H
H3C
+
N CH3 7 kkal/mol O
H
H
C
H5C2 O CH3 + CH3
CH3 N
H H3C
O H H H
C O
H5C2 H H
pada gugus fenil dan gugus alisiklik. Gugus fenil cendrung dipertahankan dalam
dibutuhkan energi lebih kurang7 kilo kalori/mol. Isomer aksial dan ekuatorial dari
Planaritas pada bagian tertentu molekul obat sangat penting untuk dapat
kerkonjugasi yang lain . atom atau gugus yang terikat secara langsung pada cincin
gugus fungsi tetapi hanya bergantung pada aromatik atau karakteristik planar dari
molekul.
Contoh :
planar melalui ikatan vander waals yang relatif kuat. Pada interaksi obat yang
tidak planar dengan reseptor planarikatan van der waals relatif rendah.
satu efek biologis karena mempunyai bentuk konfirmaasi yang unik dan lentur
Contoh
1. Asetil kolin
Pada bentuk ini atom H dari N-metil letaknya berdekatan demgam atom O
pada bentuk ini atom H dari N-metil letaaknya berjauhan dengan atom O
2. 2-Asetoksisiklopropiltrimetilamonium iodide
I- I-
H3C O
H3C
+ CH3 + CH3
N O C
N H H3C
H3C CH3
CH3 H
H H O C H H
O
H H
trans-2-Asetoksisiklopropil cis-2-Asetoksisiklopropil
trimetilamonium iodida trimetilamonium iodida
Pada bentuk (+) trans, atom H dari N-metil letaknya berjauhan dan
memanjang seperti asetilkolin. Senyawa ini memiliki derajat kekakuan yang lebih
besar dari asetilkolin dan mempunyai aktivitas muskarinik pada pembuluh darah
dengan kecepatan yang sama seperti hidrolisis asetilkolin. Bentuk isomer (-) trans,
mempunyai dua atau lebih pusat atom asimetrik, mempunyai gugus fungsional
sama dan memberikan tipe reaksi yang sama pula. Kedudukan gugus-gugus
mempunyai sifat fisik, kecepatan reaksi dan sifat biologis yang berbeda
B Contoh :
BC
log P (cis) > log P (trans)
A C
A
membran biologis
B BC
A C A
B' B'
Reseptor
A' C' A' C'
Nilai koefisien partisi lemak/air isomer cis tidak sama dengan isomer trans atau
dapat membentuk diasterioisomer (+-) eritro dan (+-) itreo, yang dapat dilihat
H C OH HO C H H C OH HO C H
H C NHCH3 H3CHN C H H3CHN C H H C NHCH3
CH3 CH3 CH3 CH3
Aktifitas presor relative (APR) isomer-isomer efedrin dapat dilihat pada tabel
berikut:
Isomer APR
D (-) Eferdrin 36
L (+) Efedrin 11
D(-) Pseudoefedrin 7
L(+) Pseudoefedrin 1
DL(+-) Efedrin 26
DL(+-) Pseudoefedrin 4
Dari gambar dan tabel terlihat bahwa aktivitas maksimal dicapai bila pusat Cα
berada pada kedudukan (S) dan pusat Cβ pada kedudukan (R). Jadi hanya bentuk
D(-) efedrin yang secara nyata dapt memblok reseptor β-adrenergik dan
mempunyai atom C asimetrik. Isomer optic mempunyai sifat kimia Fisika sama
dan hanya berbeda pada kemampuan dalam memutar bidang cahaya terpolarisasi
atau berbeda rotasi optiknya. Masing-masing isomer hanya dapat memutar bidang
cahaya terpolarisasi ke kiri atau ke kanan saja dengan sudut pemutaran yang sama.
Contoh :
A C A C log P ( + ) = log P ( - )
B B
membran biologis
A C A C
B B
Nilai koefisien partisi lemak/air dari isomer (-) atau log P (+) = log P(-)
biologis berbeda :
isomer (+)
isomer (+)
isomer (-)
negarif
negative
10. Isomer (-) dan (+)-klorokuin mempunyai efek antimalaria yang sama, hal ini
biologis kliekuin
Perbedaan aktivitas dari isomer-isomer optic dapat dijelaskan dengan beberapa
perbedaan kerja pada sisi reseptor. Perbedaan ini disebabkan isomer optic
spesifiknya.
Contoh :
a. Isomer optic berinteraksi dengan senyawa aktif optic dalam cairan tubuh,
b. Salah satu isomer optic cenderung dimetabolisis oleh enzim yang bersifat
stereospesifik.
c. Salah satu isomer diabsorbsi secara selektif pada sisi kehilangan yang
dengan sifat kimia fisika berbeda sehingga terjadi perbedaan dalam distribusi
3. Menurut Easson dan Stedman, struktur isomer optic secara teoritis dapat
menimbulkan efek fisiologis yang berbeda karena ada perbedaan dalam hal
A A
B' D' B D D B
'
C C C
epinefrin, suatu obat adenergik, dapat menimbulkan aktivitas presor yang berbeda
Dari gambar tersebut, terlihat bahwa pada (-) epinefrin ketiga gugus diikat secara
serasi pada permukaan reseptor sehingga menimbulkan aktivitas presor yang jauh
lebih besar disbanding (+) epinefrin,karena ada isomer (+) hanya dua gugus yang
terikat pada permukaan reseptor. Hilangnya gugus hidroksil pada struktur (-)
epinefrin (deoksiepinefrin) menyebabkan senyawa mempunyai aktivitas presor
yang serupa dengan (+) epinefrin, karena hanya dua gugus yang mengikat
permukaan reseptor.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
obat oleh karena itu pengetahuan tentang hubungan aspek stereokimia dengan
Tristanti, I., 2013, Hubungan Struktur, Aspek Stereokimia dan Aktivitas Biologis
Obat http://pharmaciststreet.blogspot.co.id/2013/01/hubungan-struktur-
aspek-stereokimia-dan.html