1. Isomer Geometrik
Isomer geometri atau isomer cis-trans → isomer yang disebabkan adanya
atom-atom atau gugus-gugus yang terikat secara langsung pada suatu
ikatan rangkap atau dalam suatu sistem alisiklik. Isomer cis-trans
menahan gugus-gugus dalam molekul pada ruang berbeda →
perbedaan sifat kimia fisika → distribusi isomer juga berbeda → jumlah
isomer yang berinteraksi dengan reseptor berbeda → berbeda pula
kemampuan isomer untuk berinteraksi dengan reseptor.
…lanjutan (Isomer)
…lanjutan (Isomer)
Isomer APR
D(–)Efedrin 36
L(+)Efedrin 11
D(–)Pseudoefedrin 7
L(+)Pseudoefedrin 1
DL(±)Efedrin 26
DL(±)Pseudoefedrin 4
…lanjutan (Isomer)
4. Isomer Optik dan Aktivitas Biologis
Isomer optik (Enantiomorph, Optical antipode) adalah isomer yang
disebabkan oleh senyawa yang mempunyai atom C asimetrik.
Isomer optik mempunyai sifat kimia fisika sama dan hanya
berbeda pada kemampuan dalam memutar bidang cahaya
terpolaritas atau berbeda rotasi optiknya.
Masing-masing isomer hanya dapat memutar bidang cahaya
terpolarisasi ke kiri atau ke kanan saja dengan sudut pemutaran
sama.
Isomer optik terkadang mempunyai aktivitas biologis yang
berbeda karena ada perbedaan dalam interaksi isomer-isomer
dengan reseptor biologis.
(+): Interaksi serasi, (–): Interaksi kurang
aktivitas lebih besar serasi, aktivitas kecil
Contoh obat yang membentuk isomer optik dengan
aktivitas biologis berbeda:
1. (–)-Hiosiamin, aktivitas medriatik 15–20 kali > dibanding isomer (+).
2. (–)-α-Metildopa, mempunyai efek antihipertensi, sedangkan isomer (+)
→ efek negatif.
3. D-(–)- treo-Kloramfenikol → efek antibakteri positif, sedangkan isomer
L(+) eritro → efek negatif.
4. (+)-α-Propoksifen mempunyai efek analgesik, sedangkan isomer (–)
mempunyai efek antibatuk.
5. L-(+)-Asam askorbat mempunyai efek antiskorbut, sedangkan isomer
(–) → efek negatif.
6. S-(+)-Indometasin mempunyai efek antiinflamasi, sedangkan isomer
R(–) → efek negatif.
Isomer (–) dan (+)-klorokuin → efek antimalaria yang sama → aspek
stereokimia tidak berpengaruh terhadap aktivitas biologis klorokuin.
…lanjutan (Isomer)
Perbedaan aktivitas isomer-isomer optik
Ada perbedaan distribusi isomer-isomer dalam tubuh, tanpa
memandang perbedaan aksi pada tempat reseptor karena isomer
optik diseleksi terlebih dahulu oleh sistem biologis sebelum
mencapai reseptor spesifik.
1. Isomer optik berinteraksi dengan senyawa aktif optik dalam
cairan tubuh, misal protein plasma, membentuk diastereoisomer
sehingga terjadi perbedaan absorpsi, distribusi dan metabolisme
isomer → terjadi perbedaan interaksi dengan reseptor spesifik
(Teori Cushny).
2. Salah satu isomer optik dimetabolisis oleh enzim stereospesifik.
3. Salah satu isomer diadsorpsi secara selektif pada “site of loss”
yang stereospesifik, misal pengikatan oleh protein plasma
tertentu.
Easson dan Stedman: ada perbedaan dalam hal pengaturan molekul
sehingga salah satu isomer dapat berinteraksi dengan reseptor
hipotetis sedang isomer yang lain tidak dapat.
Contoh:
Contoh:
1. Obat parasimpatomimetik
2. Obat kurare
3. Hormon estrogen non steroid
32
https://dokumen.tips/download/link/stereokimia-dan-
aktivitas-biologis-new
https://dokumen.tips/documents/hub-stereokimia-
aktivitas-3.html