Anda di halaman 1dari 15

KIMIA MEDISINAL II

“Hubungan Aspek Stereokimia dan Aktivitas


Biologis Obat”
OLEH :
RISDA
HIKMAH
HASRIATI
ARNISYAH
HIKMAWATI
INAYAH PUTRI S
LINDA DWI ARYANI
ASTRI NUGRAHYANI P
SUB MATERI

A. Pendahuluan

B. Modifikasi isosterisme

C. Isomer dan aktivitas biologis obat


PENDAHULUAN

STEREOKIMIA

Stereokimia merupakan salah satu faktor penting dalam


aktifitas biologis obat, untuk berinteraksi dengan reseptor,
molekul obat harus mencapai sisi resepto dan sesuai dengan
permukaan reseptor. Faktor sterik yang ditentukan oleh
stereokimia molekul obat dan permukaan sisi reseptor,
memegang peran penting dalam menentukan efisiensi interaksi
obat-reseptor, oleh karena itu agar berinteraksi dengan reseptor
dan menimbulkan respon biologis, molekul obat harus
mempunyai struktur dengan derajat kespesifikan tinggi.
Untuk berinteraksi dengan reseptor, Oleh karena itu, agar
molekul obat harus mencapai sisi berinteraksi dengan reseptor
reseptor dan sesuai dengan dan menghasilkan respon
permukaan reseptor. Faktor sterik yg biologis, molekul obat harus
ditentukan oleh stereokimia molekul mempunyai struktur dengan
obat dan permukaan sisi reseptor, derajat kespesifikasi tinggi
memegang peran penting dalam
menentukan efisiensi interaksi obat-
eseptor
Lanjutan pendahuluan…..

Interaksi obat-reseptor dipengaruhi oleh

1. Distribusi muatan elektronik dalam obat dan reseptor


2. Bentuk konformasi obat dan reseptor

Aktivitas obat tergantung pada


1. Stereokimia molekul obat
2. Jarak antara atom atau gugus
3. Distribusi eelektronik dan konfigurasi molekul

Perbedaan aktititas farmakologis dari stereoisomer disebabkan


1. Stereokimia molekul obat
2. Jarak antara atom atau gugus
3. Distribusi eelektronik dan konfigurasi molekul
MODIFIKASI ISOSTERISME
Untuk memperoleh obat dengan aktivitas yang lebih tinggi dengan efek
samping atau toksisistas yang lebih rendah dan bekerja lebih selektif, perlu
dilakukan modifikasi struktur molekul.

Isosterisme digunakan untuk Kegunaan prinsip isosterisme:


menggambarkan seleksi dari 1. Mengubah struktur senyawa sehingga
bagian struktur yang karena didapatkan senyawa dgn aktivitas yg
karakteristik sterik, elektronik dan dikehendaki
sifat kelarutannya memungkinkan 2. Mengembangkan analog dgn efek
untuk saling dipergantikan pada biologis yg lebih selektif
modifikasi struktur molekul obat 3. Mengubah struktur senyawa sehingga
bersifat antagonis
Lanjutan isosterisme…..

Pada isosterisme, terdapat istilah isosteris. isosteris secara umum adalah


kelompok atom dalam molekul, yang mempunyai kemiripan sifat kimia atau fisika,
karena mempunyai persamaan ukuran, keelektronegatifan atau stereokimia.
Contoh pasangan isosterik yang mempunyai sifat sterik dan
konfigurasi elektronik sama adalah:
✓ ion karboksilat (-COO-)dan ion sulfonamida (-SO2NR)
✓ gugus keton (-CO-) dan gugus sulfon (-SO2-)
✓ gugus klorida (-Cl)dan gugus trifluorometil (-CF3)

Gugus-gugus divalen eter (-O-), sulfida (-S-), amin (-NH-) dan metilen (-CH2-)
meskipun berbeda sifat elektroniknya tetapi hampir sama sifat steriknya → sering
pula dipergantikan pada suatu modifikasi struktur.
ISOMER DAN AKTIVITAS BIOLOGIS
bagian besar obat yang termasuk golongan farmakologis sama, pada umumnya
mempunyai gambaran struktur tertentu. Gambaran struktur ini disebabkan oleh
orientasi gugus-gugus fungsional dalam ruang dan pola yang sama. Dari gambaran
sterik dikenalbeberapa macam struktur isometri yang mempengaruhi aktivitas biologis
1. Isomer geometri (cis-trans) dan aktivitas biologis

Isomer yg disebabkan adanya atom-atom atau


gugus-gugus yg terikat langsung pada ikatan
rangkap atau pada sistem alisiklik.
Isomer cis-trans menahan gugus-gugus dalam
molekul pada ruang berbeda. Perbedaan sifat
kimia fisika distribusi isomer → berbeda pula
jumlah isomer yg berinteraksi dg reseptor
Lanjutan…..
Contoh isomer geometri

• Trans-estradiol : pengaruh resonansi dan efek sterik minimal isomer trans lebih stabil
dibanding isomer cis.
• Isomer trans “jarak identitas” antara kedua gugus OH fenol ±14,5 Ao, hampir sama dengan
“jarak identitas” dua gugus OH pada struktur stradiol (hormon estrogen) sehingga dapat
berinteraksi secara serasi dengan reseptor estrogen.
• Isomer cis “jarak identitas” lebih pendek sehingga interaksi kurang serasi.
• Perbedaan stabilitas dan “jarak identitas” menyebabkan isomer trans empunyai aktivitas
estrogenik 14x> dibanding isomer cis
2. Isomer konformasi dan aktifitas biologis

Isomer konformasi →isomer yang terjadi karena perbedaan pengaturan


ruang dari atom atau gugus dalam struktur molekul obat. Isomer
konformasi lebih stabil pada struktur senyawa non-aromatik.. Pengaruh
konformer terhadap aktivitas biologis →(+) atau (–).
• Trimeperidin (narkotik–analgesik poten) bentuk konformer ditunjang dan
berorientasi padagugus fenildan gugus alisiklik.

• Gugus fenilcenderung dipertahankan padakedudukan ekuatorial.

• somer aksial dan ekuatorial potensi analgesik sama → pengaruh konformer


terhadap aktivitas trimeperidin tidak ada.
Lanjutan…..
Satu senyawa dapat memberikan lebih dari satu efek biologis
karena mempunyai lebih dari satu bentuk konformasi yang
unik dan lentur sehingga dapat berinteraksi dengan reseptor-
reseptor biologis berbeda. Contoh: Asetilkolin.

❑ Bentuk konformasi memanjang (transoid)


❑ Bentuk konformasi
❑ Dapat berinteraksi dengan tertutup (cysoid)
reseptor muskarinik dari saraf
post-ganglionik parasimpatik. ❑ Dapat berinteraksi dengan
reseptor nikotinik dari ganglia dan
❑ Mudah dihidrolisis oleh penghubung saraf otot.
enzim asetilkolinesterase.
3. Diastereoisomer dan aktivitas biologis

Diastereoisomer adalah isomer yang disebabkan oleh senyawa yang


mempunyai dua atau lebih pusat atom asimetrik, mempunyai gugus
fungsional sama dan memberikan tipe reaksi yang sama pula. Kedudukan
gugus-gugus substitusi terletak pada ruang yang relatif berbeda sehingga
diastereoisomer mempunyai sifat fisik, kecepatan reaksi dan sifat biologis
yang berbeda pula.Perbedaan sifat-sifat di atas berpengaruh terhadap
distribusi, metabolisme, dan interaksi isomer dengan reseptor.
4. Isomer optik dan aktifitas biologis

Isomer optik (Enantiomorph, Optical antipode) adalah isomer yang


disebabkan oleh senyawa yang mempunyai atom C asimetrik. Isomer optik
mempunyai sifat kimia fisika sama dan hanya berbeda pada kemampuan
dalam memutar bidang cahaya terpolaritas atau berbeda rotasi optiknya.
Masing-masing isomer hanya dapat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke
kiri atau ke kanan saja dengan sudut pemutaran sama.Isomer optik kadang-
kadang mempunyai aktivitas biologis yang berbeda karena ada perbedaan
dalam interaksi isomer-isomer dengan reseptor biologis.
JARAK ANTAR ATOM DAN AKTIVITAS BIOLOGIS
Hubungan antara struktur kimia dengan aktivitas biologis sering ditunjang
oleh konsep kelenturan reseptor. Pada beberapa tipe kerja biologis, jarak
antar gugus gugus fungsional molekul dapat berpengaruh terhadap
aktivitas biologis obat. Hal ini dapat diperkirakan dari "jarak identitas"
atau jarak antar ikatan-ikatan peptida struktur protein yang memanjang.
Contoh:
• Obat parasimpatomimetik
• Obat kurare( utk mengendurkan otot rangka)
• Hormon estrogen non steroid
TERIMAKASIH……
“semoga bermanfaat”

Anda mungkin juga menyukai