OLEH:
2209482010049
Isomer optik terjadi pada senyawa dengan atom C asimetris. Atom C asimetris adalah atom
C yang keempat gugus/atom yang terikat padanya memiliki keelektronegatifan yang tidak
sama.
BARU SEGINI AJA DI PARAFASEEEEEEEE YANG DIBAWAH BELUM!!!!!
Untuk berinteraksi dengan reseptor, molekul obat harus mencapai daerah reseptor dan
berikatan dengan permukaan reseptor. Faktor sterik, ditentukan oleh stereokimia molekul
obat dan permukaan situs reseptor, memainkan peran penting dalam menentukan efektivitas
interaksi obat-reseptor. Oleh karena itu, spesifisitas struktur molekul obat harus tinggi agar
dapat berinteraksi dengan reseptor dan menimbulkan respons biologis.
Pada interaksi obat-reseptor ada dua nilai yang sangat penting yang distribusi muatan
elektronik dalam obat dan reseptor, serta bentuk konformasi obat dan reseptor, oleh karena
itu aktivitas obat tergantung pada tiga faktor struktur yang penting, yaitu:
a. streokimia molekul obat
b. jarak antara atom atau gugus
c. distribusi elektronik dan konfigurasi molekul
Perbedaan aktivitas farmakologis dari beberapa stereoisomer oleh tiga faktor yaitu:
a. perbedaan dalam distribusi isomer dalam tubuh
b. perbedaan dalam sifat-sifat interaksi obat-reseptor
c. perbedaan dalam adsorpsi isomer-isomer pada permukaan reseptor yang sesuai.
dua hal penting yang perlu diketahui adalah :
A. MODIFIKASI ISOSTERISME
Untuk memperoleh obat dengan aktivitas yang lebih tinggi, dengan efek samping atau
toksisitas yang lebih rendah dan bekerja lebih selektif, perlu dilakukan modifikasi struktur
molekul obat. Istilah isosterisme telah digunakan secara luas untuk menggambarkan seleksi
dari bagian struktur yang karena kerekteristik sterik, elektronik dan sifat kelarutannya,
memungkinkan untuk saling dipergantikan pada modifikasi struktur molekul obat. Arti
isosteris secara umum adalah kelompok atom-atom dalam molekul, yang mempunyai sifat
kimia atau fisika mirip, karena mempunyai persamaan ukuran, keelektronegatifan atau
stereokimia.
Contoh pasangan isosterik yang mempunyai sifat sterik dan konfigurasi elektronik sama
adalah:
Gugus-gugus divalen eter (-O-), sulfida (-S-), amin (-NH-), dan metilen (-CH2-) meskipun
berbeda sifat elektroniknya tetapi hampir sama sifat steriknya sehingga sering pula
dipergantikan pada suatu modifikasi struktur.
Pada modifikasi isosterisme tidak ada hukum yang secara umum dapat memperkirakan
apakah akan terjadi peningkatan atau penurunan aktifitas biologis. Meskipun demikian
isosterisme masih layak dipertimbangkan sebagai dasar rancangan obat dan modifikasi
molekul dalam rangka menemukan obat baru.