3. Turunan etiltrimetilamonium
R
CH3 Asetilkolin Masa kerja muskarinik singkat
NH2 Karbamilkolin Masa kerja muskarinik panjang
R
NH2 Adenin Metabolit normal
OH Hipoxantin Metabolit normal
SH 6- Merkaptopurin antimetabolit
Selain gugus isosterik dan bioisosterik, dikenal juga:
*Gugus haptoforik (gugus yang membantu ikatan obat-reseptor),
ex: difenilmetil pada
difenhidramin, metadon, dan
DDT. Gugus fenotiazin pada
prometazin dan klorpromazin
* Aktivitas optimal pada Cα posisi (S) dan Cβ posisi (R) hanya bentuk
D(-)efedrin yang secara nyata dapat memblok reseptor β adrenergik
dan menurunkan tekanan darah
4. Isomer optik
Adalah isomer yang disebabkan oleh senyawa yang
mempunyai atom C asimetrik
Isomer optik memiliki sifat fisika kimia sama,
hanya berbeda pada kemamouannya memutar
bidan polarisasi, masing-masing hanya bisa
memutar bidang polarisasi ke kiri atau ke kanan
dengan sudut yang sama
Contoh:
*D-(-)-adrenalin memiliki aktivitas vasokonstriksi
12-15 kali > isomer (+)
*(-)-α-metildopa memiliki efek antihipertensi sedang
isomer (+) tidak
Hubungan antara struktur dengan aktivitas biologis sering
ditunjang oleh konsep kelenturan reseptor, pada
beberapa tipe kerja biologis, jarak antara gugus
fungsional molekul dapat berpengaruh terhadap aktivitas
biologis obat. Hal tsb dapat diperkirakan dari “jarak
identitas” atau jarak antar ikatan-ikatan peptida
struktur protein yang memanjang.
Misal:
Obat parasimpatomimetik, ex:
asetilkolin dan obat parasimpatolitik,
ex: pemblok adrenergik, jarak antara
ester karbonil dan N-metil adalah 7,2Å
(2 x 3,61Å)
Hormon estrogen nonsteroid, ex:
dietilstilbestrol gugus-ggus hidroksinya
dipisahkan oleh ikatan hidrogen dengan
jarak 14,5Å (4 x 3,61Å)
Jarak antara kedua struktur α-heliks protein (5,5Å)
Turunan sulfonamida
memiliki jarak
identitas serupa
dengan asam
aminobenzoat