Anda di halaman 1dari 39

ANTI EPILEPSI

1
ANTI EPILEPSI
Terapi epilepsi ditujukan untuk menekan terjadinya
konvulsi (kejang)
Prinsip kerja obat ditujukan pada peningkatan neuron
inhibisi GABA dan memblok neuron eksitasi glutamat
Obat : karbamazepin (utama), benzodiazepine, valproat

2
3
4
Dampak penyakit
Aspek psikososial (masalah medik,
psikologis, sosial, dan ekonomi
Aspek medik : meningkatnya biaya
perawatan, perlunya tenaga terlatih yang
terampil, fasilitas teknik dan tersedianya
obat antiepilepsi (OAE)
Aspek ekonomi : terbatasnya lapangan
kerja, meningkatnya pengangguran
Aspek psikologis : rasa cemas,
kehilangan kepercayaan diri
Aspek sosial : stigma negatif tentang
penyakit dan penderita
7
8
9
10
11
- Unclassified seizures
- Status epilepticus :
1. Kejang terus
menerus selama 30
menit
2. Kejang selama 5
menit atau lebih,
atau kejadian
kejang 2x atau lebih
tanpa pemulihan
kesadaran diantara
2 kejadian tersebut

12
13
Kejang umum terbagi atas:
Tonic-clonic convulsion = grand mal
◦ merupakan bentuk paling banyak terjadi
◦ pasien tiba-tiba jatuh, kejang, nafas terengah-
engah, keluar air liur
◦ bisa terjadi sianosis, ngompol, atau
menggigit lidah
◦ terjadi beberapa menit, kemudian diikuti
lemah, kebingungan, sakit kepala atau tidur
Tonik-klonik
16
17
18
Prinsip umum terapi epilepsi:
◦ monoterapi lebih baik  mengurangi potensi adverse effect, meningkatkan
kepatuhan pasien, tidak terbukti bahwa politerapi lebih baik dari monoterapi dan
biasanya kurang efektif karena interaksi antar obat justru akan mengganggu
efektivitasnya dan akumulasi efek samping dg politerapi
◦ hindari atau minimalkan penggunaan antiepilepsi sedatif  toleransi, efek pada
intelegensia, memori, kemampuan motorik bisa menetap selama pengobatan
◦ jika mungkin, mulai terapi dgn satu antiepilepsi non-sedatif, jika gagal baru
diberi sedatif atau politerapi
◦ berikan terapi sesuai dgn jenis epilepsinya
◦ Memperhatikan risk-benefit ratio terapi
◦ Penggunaan obat harus sehemat mungkin dan sedapat mungkin dalam jangka
waktu pendek
20
21
Obat-obat anti epilepsi
Obat-obat yang meningkatkan inaktivasi kanal Na+:
 Inaktivasi kanal Na  menurunkan kemampuan syaraf untuk menghantarkan
muatan listrik
 Contoh: fenitoin, karbamazepin, lamotrigin, okskarbazepin, valproat
Obat-obat yang meningkatkan transmisi inhibitori GABAergik:
 agonis reseptor GABA  meningkatkan transmisi inhibitori dg mengaktifkan kerja
reseptor GABA  contoh: benzodiazepin, barbiturat
 menghambat GABA transaminase  konsentrasi GABA meningkat  contoh:
Vigabatrin
 menghambat GABA transporter  memperlama aksi GABA  contoh: Tiagabin
 meningkatkan konsentrasi GABA pada cairan cerebrospinal pasien  mungkin dg
menstimulasi pelepasan GABA dari non-vesikular pool  contoh: Gabapentin
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Status epileptikus
= kejang umum yang terjadi selama 5 menit atau
lebih atau kejadian kejang 2 kali atau lebih tanpa
pemulihan kesadaran di antara dua kejadian tersebut
Merupakan kondisi darurat yg memerlukan
pengobatan yang tepat untuk meminimalkan
kerusakan neurologik permanen maupun kematian
Etiologi
Tipe 1 Tipe 2
(tidak ada lesi ( Ada lesi
struktural) struktural)
• Infeksi Anoksia/hipoksia
• Infeksi CNS Tumor CNS
• Gangguan metabolik
CVA
• Turunnya level AED
Overdose obat
• Alkohol
Hemoragi
• Idiopatik
Trauma
Terapi ?
Non-farmakologi:
◦ Tanda-tanda vital dipantau
◦ Pelihara ventilasi
◦ Berikan oksigen
◦ Cek gas darah utk memantau asidosis respiratory atau
metabolik
◦ Kadang terjadi hipoglikemi  berikan glukosa

Farmakologi : dengan obat-obatan


Efek obat antiepilepsi pada anak
Jurnal Pediatr Neurol. th 2006 : obat2 antiepilepsi (asam
valproat, carbamazepin, oxcarbazepin) dapat
menurunkan densitas tulang pada anak.
Perlu monitoring pemakaian jangka panjang pada anak,
di samping perlu dipertimbangkan pemberian suplemen
utk tulang.
Penatalaksanaan epilepsi pada lanjut usia
Perlu pertimbangan : penyakit lain yg menyertai, polifarmasi yg
menyebabkan interaksi obat, perubahan fisiologi tubuh (absorpsi
obat, ikatan protein, metabolisme dan eliminasi obat)
Prinsip terapi : dosis tunggal atau dua kali sehari, tidak ada efek
samping atau minimal, tidak ada interaksi obat atau minimal,
ikatan protein rendah, farmakokinetik linier, tidak berpotensi
reaksi alergi atau idiosinkrasi, dan ada ketersediaan dlm bentuk
parenteral
Pertimb pemakaian pd wanita
Estrogen menghambat reseptor GABA,
mempotensiasi aktivitas glutaminergik
Progesteron efeknya berlawanan dg estrogen dan
mempotensiasi aktivitas reseptor GABA &
mengurangi kec neuronal discharge
Obat2 antiepilepsi terutama induser enzim metab
hepatik juga pengaruhi hormon dg peningkatan metab
hormon steroid & menginduksi produksi hormon seks
terikat globulin shg menyebabkan penurunan fraksi
hormon steroid yg tak terikat (unbond) 
mengurangi efikasi hormon
38
39

Anda mungkin juga menyukai