Anda di halaman 1dari 31

ANTI KONVULSI

Sri Hidayati, S.Si, M.Kes


Definisi

Konvulsi adalah kondisi medis saat otot


tubuh mengalami fluktuasi konstraksi dan
peregangan dengan sangat cepat
sehingga menyebabkan gerakan yang
tidak terkendali.
Antikonvulsi adalah obat yg digunakan utk
mengembalikan kestabilan ransangan sel saraf
sehingga dapat mencegah atau mengatasi kejang.
Epilepsi dari bahasa Yunani berarti kejang atau
di Indonesia lebih dikenal dengan penyakit
ayan atau sawan.
Epilepsi: gangguan saraf yang timbul secara
tiba-tiba dan berkala biasanya disertai
perubahan kesadaran
Penyebab: pelepasan muatan listrik yang
cepat, mendadak dan berlebihan pada neuron-
neuron tertentu dalam otak
Beberapa hal yg mengakibatkan pelepasan muatan listrik
secara mendadak:
luka di otak (absen, tumor, arteriosklerosis),
keracunan timah hitam
pengaruh obat-obat tertentu yg dapat memprovokasi serangan
epilepsi
Terdapat banyak macam epilepsi, namun secara umum
terbagi menjadi 3 jenis yaitu:
Grand Mal
Psikomotor
Absen/ Petit mal
Pada kondisi yg lebih parah dapat berkembang status epilepticus
 serangan terjadi berkali-kali dalam jarak yang singkat, tingkat
kematian tinggi
Grand mal
Timbul serangan-serangan yg
dimulai dgn kejang-kejang otot
hebat dgn pergerakan kaki tangan
tak sadar yg disertai jeritan, mulut
berbusa, mata membeliak dan lain-
lain disusul dgn pingsan dan sadar
kembali.
Merupakan gambaran epilepsi
yang umum di masyarakat
Petit mal
Serangannya hanya
singkat sekali tanpa
disertai kejang. Dalam
kasus ini bila serangan
berlangsung berturut-
turut dgn cepat dapat jg
terjadi status epileptikus
Psikomotor (serangan parsial kompleks)
Kesadaran terganggu hanya sebagian tanpa
hilangnya ingatan dengan memperlihatkan prilaku
otomatis seperti gerakan menelan atau berjalan dalam
lingkaran.
Pengobatan epilepsi bertujuan:
Menghindari kerusakan sel-sel otak
Mengurangi beban sosial & psikologi pasien maupun
keluarganya.
Profilaksis / pencegahan sehingga jumlah serangan
berkurang
Obat antiepilepsi digunakan hanya untuk dpt
menangani gejala berupa kejang atau gejala lain dari
epilepsi. Oleh karena itu, tidak boleh digunakan jika
pasien belum benar-benar didiagnosis epilepsi
kecuali untuk indikasi yg lain.
Penggunaan obat antiepilepsi harus:
Dimulai dgn menggunakan dosis serendah
mungkin
Selalu mengontrol kondisi pasien (fungsi hati,
fungsi jantung & pembuluh), bbrp obat antiepilepsi
relatif mudah utk mengakibatkan bermacam-
macam efek samping & gejala toksisitas/
keracunan.
Pemutusan obat secara mendadak harus dihindari
krn dpt menimbulkan serangan yg lebih hebat.
Jenis obat antiepilepsi:
Golongan Hidantoin
Golongan Barbiturat
Golongan Benzodiazepin
Golongan Karbamazepin
Golongan Asam valproat
Golongan Suksinimida
Golongan hidantoin, adalah obat utama yg
digunakan pd hampir semua jenis epilepsi, contoh
fenitoin.
Fenitoin
Indikasi: Semua jenis epilepsi, kecuali petit mal,
status epileptikus
Kontra indikasi: Gangguan hati, hamil, menyusui
Efek samping: Gangguan saluran cerna, pusing
nyeri kepala tremor, insomnia dll
Sediaan: Phenytoin (generik) kapsul 100 mg, 300
mg

Golongan barbiturat,
Sangat efektif sebagai anti konvulsi, paling
sering digunakan krn paling murah terutama
digunakan pd serangan grand mal.
Biasanya utk pemakaian lama dikombinasi dgn
kofein atau efedrin guna melawan efek
hipnotiknya. Tetapi tdk dpt digunakan pd jenis
petit mal krn dapat memperburuk kondisi
penderita.
Contoh fenobarbital dan piramidon
Fenobarbital
Indikasi: Semua jenis epilepsi kecuali petit mal,
status epileptikus
Kontra indikasi: Depresi pernafasan berat,
porfiria
Efek samping: Mengantuk, Letargi, depresi
mental dll
Sediaan: Phenobarbital (generik) tabl. 30 mg,
50 mg cairan inj. 100 mg/ml
Golongan karbamazepin, senyawa trisiklis ini
berkhasiat antidepresif & anti konvulsif. Digunakan pd
jenis grand mal & psikomotor dgn efektifitas sama dgn
fenitoin.
Karbamazepin
Indikasi: Epilepsi semua jenis kecuali petit mal
neuralgia trigeminus
Kontra indikasi: Gangguan hati dan ginjal, riwayat
depresi sumsum tulang
Efek samping: Mual, muntah, pusing, mengantuk,
ataksia, bingung.
Sediaan: Karbamazepine (generik) tablet 200 mg
Golongan benzodiazepin, memiliki khasiat
ansiolitika (mengurangi rasa takut), relaksasi otot,
hipnotika & antikonvulsiv.
Obat yg termasuk golongan ini adalah
diazepam di dalam hati akan di biotransformasi
menjadi desmetildiazepam yg aktif,
Klorazepam berdaya anti konvulsiv kuat
Klobazepam berkhasiat sebagai anti konvulsiv
sekuat diazepam
Klobazepam
Indikasi: Terapi tambahan pd epilepsi
penggunaan jangka pendek utk ansietas
Kontra indikasi: Depresi pernafasan
Efek samping: Mengantuk, pandangan kabur,
bingung, amnesia ketergantungan kadang-
kadang nyeri kepala, vertigo hipotensi
Sediaan: Clobazam (generik) tablet 10 mg
Diazepam
Indikasi: Status epileptikus, konvulsi akibat
keracunan
Kontra indikasi: Depresi pernafasan
Efek samping: Mengantuk, pandangan kabur,
bingung, ataksia, amnesia, ketergantungan,
kadang nyeri kepala, vertigo
Sediaan: Diazepam (generik) tablet 2 mg. 5 mg.
Valium®
Golongan Asam Valproat
Terutama efektif utk terapi epilepsi umum
tetapi kurang efektif terhadap serangan
psikomotor.
Efek anti konvulsi asam valproat didasarkan
meningkatnya kadar neurotransmiter asam
gama amino butirat (GABA) di dalam otak
Asam Valproat
Indikasi: Terapi tunggal atau kombinasi pada
epilepsi petit mal serta grand mal
Kontraindikasi: ibu hamil, gangguan fungsi hati
Efek samping:hipertensi/ hipotensi, penurunan
fungsi hati, gerakan sulit terkoordinasi, ganguan
darah, Alopesia/ kerontokan rambut, dll
Sediaan: DepakeneSirup (250 mg/ 5 mL),
Depakotetablet (250 mg)
Golongan Suksinimida
Efektif utk berbagai tipe epilepsi petit mal
Penggunaan pd epilepsi tipe grand mal justru akan
memperparah kondisi
Etosuksimida
Indikasi: epilepsi tipe petit mal
Kontraindikasi: Alergi terhadap etosuksimida, epilepsi
grand mal
Efek samping: pusing, gangguan lambung, reaksi alergi
pada kulit  gatal, mengantuk, penurunan sel darah putih
Perhatian: penggunaan pada ibu hamil
Sediaan: coba cari di MIMS atau ISO
OBAT ANTIKONVULSI
No Generik Dagang Pabrik

1 Fenitoin Natrium/ Dilantin Parke Davis


Difenilhidantoin Natrium Phenilep Prafa
(Phenytoin Natricum)
2 Karbamazepin Tegretol Novartis
(Carbamazepinum) Teril Merck
3 Klonazepam Rivotril Roche
(Clonazepanum)
Patofisiologi
Infeksi virus/bakteri yg mengakibatkan
terjadinya inflamasi  hipertermi

Terjadi perubahan keseimbangan dari membran


sel neuron

Terjadi difusi dari ion Kalium maupun ion


Natrium melalui membran
Mengakibatkan terjadinya lepas muatan listrik

Dengan bantuan neurotransmiter, lepas muatan


listrik ini dapat meluas ke seluruh sel maupun
ke membran sel tetangganya

Secara bersama-sama melepaskan muatan


listriknya

Terjadilah kejang
Kejang dapat mengakibatkan hipotensi arterial
disertai denyut jantung yg tidak teratur

Mengakibatkan terjadinya gangguan peredaran


darah  hipoksia

meninggikan permeabilitas kapiler  timbul


edema otak yg mengakibatkan kerusakan sel
neuron otak
Kerusakan pd daerah mesial lobus temporalis
setelah mendapat serangan kejang yg
berlangsung lama dapat menjadi matang di
kemudian hari

Serangan epilepsi yg spontan


Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai