tubuh mengalami fluktuasi konstraksi dan peregangan dengan sangat cepat sehingga menyebabkan gerakan yang tidak terkendali. Antikonvulsi adalah obat yg digunakan utk mengembalikan kestabilan ransangan sel saraf sehingga dapat mencegah atau mengatasi kejang. Epilepsi dari bahasa Yunani berarti kejang atau di Indonesia lebih dikenal dengan penyakit ayan atau sawan. Epilepsi: gangguan saraf yang timbul secara tiba-tiba dan berkala biasanya disertai perubahan kesadaran Penyebab: pelepasan muatan listrik yang cepat, mendadak dan berlebihan pada neuron- neuron tertentu dalam otak Beberapa hal yg mengakibatkan pelepasan muatan listrik secara mendadak: luka di otak (absen, tumor, arteriosklerosis), keracunan timah hitam pengaruh obat-obat tertentu yg dapat memprovokasi serangan epilepsi Terdapat banyak macam epilepsi, namun secara umum terbagi menjadi 3 jenis yaitu: Grand Mal Psikomotor Absen/ Petit mal Pada kondisi yg lebih parah dapat berkembang status epilepticus serangan terjadi berkali-kali dalam jarak yang singkat, tingkat kematian tinggi Grand mal Timbul serangan-serangan yg dimulai dgn kejang-kejang otot hebat dgn pergerakan kaki tangan tak sadar yg disertai jeritan, mulut berbusa, mata membeliak dan lain- lain disusul dgn pingsan dan sadar kembali. Merupakan gambaran epilepsi yang umum di masyarakat Petit mal Serangannya hanya singkat sekali tanpa disertai kejang. Dalam kasus ini bila serangan berlangsung berturut- turut dgn cepat dapat jg terjadi status epileptikus Psikomotor (serangan parsial kompleks) Kesadaran terganggu hanya sebagian tanpa hilangnya ingatan dengan memperlihatkan prilaku otomatis seperti gerakan menelan atau berjalan dalam lingkaran. Pengobatan epilepsi bertujuan: Menghindari kerusakan sel-sel otak Mengurangi beban sosial & psikologi pasien maupun keluarganya. Profilaksis / pencegahan sehingga jumlah serangan berkurang Obat antiepilepsi digunakan hanya untuk dpt menangani gejala berupa kejang atau gejala lain dari epilepsi. Oleh karena itu, tidak boleh digunakan jika pasien belum benar-benar didiagnosis epilepsi kecuali untuk indikasi yg lain. Penggunaan obat antiepilepsi harus: Dimulai dgn menggunakan dosis serendah mungkin Selalu mengontrol kondisi pasien (fungsi hati, fungsi jantung & pembuluh), bbrp obat antiepilepsi relatif mudah utk mengakibatkan bermacam- macam efek samping & gejala toksisitas/ keracunan. Pemutusan obat secara mendadak harus dihindari krn dpt menimbulkan serangan yg lebih hebat. Jenis obat antiepilepsi: Golongan Hidantoin Golongan Barbiturat Golongan Benzodiazepin Golongan Karbamazepin Golongan Asam valproat Golongan Suksinimida Golongan hidantoin, adalah obat utama yg digunakan pd hampir semua jenis epilepsi, contoh fenitoin. Fenitoin Indikasi: Semua jenis epilepsi, kecuali petit mal, status epileptikus Kontra indikasi: Gangguan hati, hamil, menyusui Efek samping: Gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala tremor, insomnia dll Sediaan: Phenytoin (generik) kapsul 100 mg, 300 mg Golongan barbiturat, Sangat efektif sebagai anti konvulsi, paling sering digunakan krn paling murah terutama digunakan pd serangan grand mal. Biasanya utk pemakaian lama dikombinasi dgn kofein atau efedrin guna melawan efek hipnotiknya. Tetapi tdk dpt digunakan pd jenis petit mal krn dapat memperburuk kondisi penderita. Contoh fenobarbital dan piramidon Fenobarbital Indikasi: Semua jenis epilepsi kecuali petit mal, status epileptikus Kontra indikasi: Depresi pernafasan berat, porfiria Efek samping: Mengantuk, Letargi, depresi mental dll Sediaan: Phenobarbital (generik) tabl. 30 mg, 50 mg cairan inj. 100 mg/ml Golongan karbamazepin, senyawa trisiklis ini berkhasiat antidepresif & anti konvulsif. Digunakan pd jenis grand mal & psikomotor dgn efektifitas sama dgn fenitoin. Karbamazepin Indikasi: Epilepsi semua jenis kecuali petit mal neuralgia trigeminus Kontra indikasi: Gangguan hati dan ginjal, riwayat depresi sumsum tulang Efek samping: Mual, muntah, pusing, mengantuk, ataksia, bingung. Sediaan: Karbamazepine (generik) tablet 200 mg Golongan benzodiazepin, memiliki khasiat ansiolitika (mengurangi rasa takut), relaksasi otot, hipnotika & antikonvulsiv. Obat yg termasuk golongan ini adalah diazepam di dalam hati akan di biotransformasi menjadi desmetildiazepam yg aktif, Klorazepam berdaya anti konvulsiv kuat Klobazepam berkhasiat sebagai anti konvulsiv sekuat diazepam Klobazepam Indikasi: Terapi tambahan pd epilepsi penggunaan jangka pendek utk ansietas Kontra indikasi: Depresi pernafasan Efek samping: Mengantuk, pandangan kabur, bingung, amnesia ketergantungan kadang- kadang nyeri kepala, vertigo hipotensi Sediaan: Clobazam (generik) tablet 10 mg Diazepam Indikasi: Status epileptikus, konvulsi akibat keracunan Kontra indikasi: Depresi pernafasan Efek samping: Mengantuk, pandangan kabur, bingung, ataksia, amnesia, ketergantungan, kadang nyeri kepala, vertigo Sediaan: Diazepam (generik) tablet 2 mg. 5 mg. Valium® Golongan Asam Valproat Terutama efektif utk terapi epilepsi umum tetapi kurang efektif terhadap serangan psikomotor. Efek anti konvulsi asam valproat didasarkan meningkatnya kadar neurotransmiter asam gama amino butirat (GABA) di dalam otak Asam Valproat Indikasi: Terapi tunggal atau kombinasi pada epilepsi petit mal serta grand mal Kontraindikasi: ibu hamil, gangguan fungsi hati Efek samping:hipertensi/ hipotensi, penurunan fungsi hati, gerakan sulit terkoordinasi, ganguan darah, Alopesia/ kerontokan rambut, dll Sediaan: DepakeneSirup (250 mg/ 5 mL), Depakotetablet (250 mg) Golongan Suksinimida Efektif utk berbagai tipe epilepsi petit mal Penggunaan pd epilepsi tipe grand mal justru akan memperparah kondisi Etosuksimida Indikasi: epilepsi tipe petit mal Kontraindikasi: Alergi terhadap etosuksimida, epilepsi grand mal Efek samping: pusing, gangguan lambung, reaksi alergi pada kulit gatal, mengantuk, penurunan sel darah putih Perhatian: penggunaan pada ibu hamil Sediaan: coba cari di MIMS atau ISO OBAT ANTIKONVULSI No Generik Dagang Pabrik
Natrium melalui membran Mengakibatkan terjadinya lepas muatan listrik
Dengan bantuan neurotransmiter, lepas muatan
listrik ini dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel tetangganya
Secara bersama-sama melepaskan muatan
listriknya
Terjadilah kejang Kejang dapat mengakibatkan hipotensi arterial disertai denyut jantung yg tidak teratur
Mengakibatkan terjadinya gangguan peredaran
darah hipoksia
meninggikan permeabilitas kapiler timbul
edema otak yg mengakibatkan kerusakan sel neuron otak Kerusakan pd daerah mesial lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang yg berlangsung lama dapat menjadi matang di kemudian hari