Anda di halaman 1dari 5

RESUME

AGENS ANTIEPILEPSI

Epilepsy, gangguan neurologis yang paling umum terjadi, bukan merupakan penyakit tunggal
tetapi kumpulan dari sindrom yang berbeda. Semua kondisi ini memiliki gambaran karakteristik
yang sama; pelepasan energy listrik yang berlebihan secara tiba – tiba dari sel saraf yang berada
di dalam otak, kemudian menyebabkan bangkitan (SEIZURE). Pada beberapa kasus, pelepasan
energy listrik ini menstimulasi saraf motoric, yang mengakibatkan kejang, dengan kontraksi otot
tonik-klonik yang berpotensi menyebabkan cedera, gerakan tik, atau spasme.

Obat – obatan untuk mengobati bangkitan dan jenis bangkitan nya:

1. Mefobarbital
2. Fenobarbital
3. Primidon
4. Klonazepam
5. Diazepam
6. Fosfenitoin
7. Mefenitoin
8. Fenitoin
9. Etosuksimid
10. Metosuksimid
11. Gabapentin
12. Klorazepat

Pengobatan antiepilepsi sangat bervariasi, bergantung pada masalah dan manifestasi yang
muncul. Obat yang digunakan untuk mengatasi epilepsy disebut obat antiepilepsi. Obat ini juga
sering sering disebut obat antiepilepsi, tetapi karena tidak semua epilepsy menimbulkan kejang,
isitilah ini dapat digunakan secara umum.
 Sifat epilepsi
Bentuk jenis bangkitan bergantung pada lokasi sel saraf yang memulai pelepasan listrik dan
jalur saraf yang distimulasi oleh loncatan awal impuls listrik. Sebagian besar epilepsy
disebabkan oleh neuron abnormal yang sangat sensitive terhadap stimulasi atau berespon
secara berlebihan untuk alas an tertentu.

Klasifikasi bangkitan

1. Bangkitan generalisata
Bangkitan generalisata dimulai dari salah satu area otak dan dengan cepat menyebar
melalui kedua hemisfer otak. Bangkitan generalisata diklasifikasikan menjadi lima
jenis :
1) Bangkitan tonik – klonik (bangkitan grand mal)
2) Bangkitan absence (bangkitan petit mal)
3) Bangkitan mioklonik
4) Bangkitan demam
5) Status epileptikus.
2. Bangkitan parsial
Bangkitan parsial juga disebut sebagai bangkitan fokal, melibatkan satu area otak dan
tidak menyebar ke seluruh organ tubuh. Bangkitan parsial digolongkan menjadi dua :
1) Bangkitan parsial sederhana
2) Bangkitan parsial kompleks.
 Obat – obatan untuk mengatasi bangkitan tonik-klonik (grand mal)
Berbagai macam obat digunakan untuk mengatasi bangkitan tonik – klonik (grand mal). Obat
– obatan yang digunakan untuk mengatasi bangkitan generalisasi dapat menstabilkan
membran saraf dengan menghambat saluran dalam membran sel atau mengubah tempat
reseptor. Karena obat – obatan tersebut biasanya bekerja pada sistem saraf pusat (SSP),
sedasi dan efek pada SSP sering muncul.
 Hidantoin
Hidantoin dapat menstabilkan membrane saraf dan membatasi penyebaran eksitabilitas
dari tempat focus awal terjadinya loncatan listrik.
Hidantoin terdiri dari beberapa agens sebagai berikut :
1. Fenitoin (Dilantin) merupakan bentuk dasar hidantoin.
2. Etotoin (peganon) digunakan untuk mengendalikan bangkitan tonik – klonik dan
mioklonik.
3. Fosfenitoin (serebiks) digunakan untuk mengendalikan status epileptikus jangka
pendek dan mencegah bangkitan setelah bedah saraf.
4. Mefenitoin (mesantoin) digunakan untuk mengobati bangkitan tonik – klonik,
mioklonik dan parsial.
 Barbiturat dan obat – obatan semacam barbiturat
Fenobarbital (solfoton, luminal) yang tersedia dalam bentuk oral dan parenteral,
digunakan pada kondisi darurat untuk mengendalikan status epileptikus dan bangkitan
akut yang disebabkan oleh eklamsia, tetanus, dan kondisi lain nya.
 Benzodiazepin
 Obat – obatan untuk mengatasi bangkitan absence (petit mal)
Bangkitan absence atau petit mal melibatkan kehilangan kesadaran yang singkat dan terjadi
tiba – tiba serta dapat pulih dengan sendirinya. Pasien hanya memperlihatkan refleks kedip
yang cepat, yang berlangsung selama 3 sampai 5 detik. Jenis bangkitan ini sering terjadi pada
anak – anak, di mulai saat berusia 3 tahun dan biasanya saat pubertas.
 Suksinimid
Obat yang paling sering digunakan untuk mengatasi bangkitan ini berbeda dari obat –
obatan yang digunakan untuk mengatasi atau mencegah bangkitan tonik – klonik.
Suksinimid mencakup agens – agens sebagai berikut :
1. Etosuksimid (zarotin) merupaka obat pilihan untuk mengatasi bangkitan absence
2. Metsuksimid (celontin) digunakan untuk mengatasi bangkitan absence yang resisten
terhadap obat antiepilepsi lain nya.
3. Fensuksimid (milontin) digunakan untuk mengatasi bangkitan absence yang resisten
terhadap obat antiepilepsi lain nya.
 Cara kerja obat dan indikasi terapeutik
Suksinimid menekan aktifitas listrik abnormal di dalam otak, yang berkaitan dengan
terjadinya bangkitan absence.
Etosuksimid, fensuksimid dan metsuksimid merupakan obat – obatan yang diindikasikan
untuk mengendalikan bangkitan absence.
 Farmakokinetik
Suksinimid diabsorpsi dengan mudah dalam saluran GI, dan mencapai kadar puncak
dalam waktu 1 sampai 7 jam, bergantung pada obatnya. Obat – obatan tersebut
dimetabolisme dalam hati dan di sekresikan melalui urina.
 Kontraindikasi dan kewaspadaan
Suksinimid dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki alergi terhadap obat ini.
Harus diwaspadai juga untuk penyakit ginjal dan hati.
 Efek merugikan
Efek merugikan pada penggunaan suksinimid adalah efek depresi pada SSP, meliputi
depresi, rasa mengantuk, keletihan, ataksia, insomnia, sakit kepala dan penglihatan kabur.
 Obat – obatan lain untuk mengatasi bangkitan absence (petit mal)
Tiga obat lain yang dapat digunakan untuk mengatasi bangkitan absence yang tidak termasuk
dalam kelas obat spesifik.
1. Asam valproate (depakene) yang mengurangi aktivitas listrik abnormal di dalam otak dan
juga dapat meningkatkan aktivitas GABA pada reseptor penghambat.
2. Asetazolamid (Diamox) merupakan obat sulfonamide yang sangat efektif dalam
mengatasi bangkitan absence pada anak- anak.
3. Zonisamide (Zenogran) merupakan agens terbaru yang menghambat saluran natrium dan
kalsium yang sensitive terhadap voltase sehingga menstabilkan membrane sel saraf dan
mengatur pelepasan neurotransmiter eksitatori di prasinapsis yang membutuhkan
kalsium.
 Obat – obatan untuk mengatasi bangkitan parsial (fokal)
Bangkitan fokal atau bangkitan parsial dinamakan seperti itu karena melibatkan hanya
sebagian area otak dan biasanya berasal dari salah satu tempat atau focus.
Obat – obatan yang berfungsi untuk mengatasi bangkitan parsial sebagai berikut :
1. Karbamazepin (Tegretol, Atretol dan lainnya) sering kali menjadi obat pilihan untuk
mengatasi bangkitan parsial.
2. Klorazepat (Transence, Gen-Xene dan obat lain) merupakan benzodiazepine yang
diindikasikan untuk mengatasi kecemasan dan putus alkohol juga digunakan sebagai
terapi penunjang untuk bangkitan parsial.
3. Felbamat (Ferbatol) menyebabkan gagal hati yang berat dan anemia aplastik. Digunakan
untuk bangkitan parsial dan bangkitan yang terkait dengan sindrom Lennox-gaustat.
4. Gabapentin (Neurontin) merupakan terapi penunjang untuk pengobatan bangkitan parsial
pada orang dewasa dan anak – anak yang berusia 3 sampai 12 tahun. Obat ini digunakan
untuk mengatasi tremor akibat sclerosis multiple; nyeri neuropati;ganguan bipolar;dan
profilaksis migren.
5. Lamotrigin (Lamictal) sebagai penunjang untuk bangkitan fokal dan bangkitan yang
terkait sindrom Lennox-gaustat pada dewasa dan anak – anak.
6. Levetirasetam (Keppra) merupakan obat terbaru yang disetujui sebagai terapi penunjang
untuk pengobatan bangkitan parsial.
7. Okskarbazepin (trileptal) untuk mengatasi bangkitan parsial pada orang dewasa dan anak
– anak yang berusia 4 – 16 tahun.
8. Tiagabin (gabitril) terapi penunjang untuk mengatasi bangkitan parsial pada orang
dewasa dan anak – anak usia 12 – 18 tahun.
9. Topiramat (Topamax) merupakan obat untuk mengatasi bangkitan parsial pada dewasa.

Anda mungkin juga menyukai