TINJAUAN KHUSUS
OBAT GANGGUAN SUSUNAN SARAF PUSAT (SSP)
Obat gangguan sistem saraf pusat (ssp) adalah obat yang dapat merangsang serebrum
medulla dan sumsum tulang belakang. Stimulasi daerah korteks otak-depan oleh se-
pikiran dan semangat bertambah. Contoh senyawa stimulan SSP yaitu kafein dan
amfetamin.
Analgetik adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri
nyeri otot, nyeri sendi, misalnya nyeri pasca bedah. Sedangkan antipiretik adalah
obat yang dapat menurunkan suhu tubuh dari keadaan demam (hiperpireksi ke
keadaan suhu tubuh normal. Sebagian analgetik ternyata memiliki efek antipiretik
a. Penggolongan Analgetik
analgetik yang dikenal dengan WHO 3-Step Analgesic Ladder. Hal ini
bertujuan agar analgetik yang digunakan sesuai dengan tingkat nyeri: ringan,
Analgetik dibagi dalan dua golongan besar, yaitu analgetik narkotik dan
analgetik non-narkotik.
yang hebat sekali. Dalam dosis besar dapat bersifat depresan umum
insidental pada nyeri hebat (trauma hebat, patah tulang, nyeri infark
2. Antiemetik
Antiemetik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan perasaan mual dan muntah. Karena muntah hanya merupakan
suatu gejala, hal terpenting dalam pengobatannya adalah mencari penyebabnya.
Faktor penyebab muntah.
Rangsangan dari asam lambung-usus kepusat muntah karena adanya
kerusakan mukosa lambung USUS makanan yang tidak cocok, hepatitis, dan lain-
lain.
Rangsangan melalui kulit korteks (korteks serebrum) dengan melihat,
memlambaui
dan merasakan sasuatu yang tidak menyenangkan.
Rangsangan tidak langsung melalui chemoreseptor trigger zone (CTZ), yaitu
suatu daerah yang lelaknya berdekatan dengan pusat muntah. Rangsangan
disebabkan oleh obat-obatan tertentu (seperti tetrasiklin, digoksin, estrogen,
morfin), gangguan keseimbangan dalam labirin, tidak stabilnya hormon estrogen
pada wanita hamil. Penggunaan antiemetik diberikan kepada pasien dengan
keluhan sebagai berikut.
a. Mabuk perjalanan (motion sickness)
Disebabkan oleh pergerakan kendaraan darat, laut, atau udara yang
menyebabkan stimulasi berlebihan di labirin yang kemudian merangsang pusat
muntah melalui CTZ.
b. Mabuk kehamilan (morning sickness)
Pada kasus ringan, penggunaan antiemetik sebaiknya dihindari agar tidak
berakibat buruk pada janin, sedangkan pada kasus berat dapat dipakai golongan
antihistamin atau fenotiazin (prometazin) yang kadang dikombinasikan dengan
vitamin B6. Penggunaannya sebaiknya di bawah pengawasan dokter.
c. Mual atau muntah yang disebabkan penyakit tertentu, seperti pada pengobatan
dengan radiasi atau obat sitostatik.
3. Psikofarmaka
Pikofarmaka (obat penyakit jiwa) adalah obat yang bekerja pada susunan saraf
pusar dengan memengaruhi fungsi psikis dan mental. Dalam pembahasan
psikofarmaka ini hanya membicarakan tentang obat penyakit jiwa sejati, yaitu
antipsikotik dan antidepresi.
Di masa lalu, penyakit jiwa diobati dengan sedatif seperti candu, bromida, dan
skopolamin, kemudian dengan barbital. Perubahan dan kemajuan farmakoterapi
mengenai psikofarmaka diawali dengan ditemukannya klorpromazin pada tahun
1952, reserpin tahun 1954 hingga meprobramat dan senyawa hemodiazepin yang
digunakan sebagai trankuilansia (penenang), tetapi obat tersebut tidak dapat
menggantikan terapi syok, terapi renjatan listrik (Electro Convlive Therapy =
ECT), atau terapi kejut listrik (Electro Shock Therapy = EST) yang masih
digunakan oleh fisikeater untuk mengatasi depresi hebat dengan kecenderungan
bunuh diri. Keuntungan pengobatan dengan menggunakan obat ini adalah mudah,
murah, dan pasien tidak perlu menginap dirumah sakit.
Pitofarmaka bekerja langsung terhadap otak dengan mempengaruhi kerja
neurotransmitter, yaitu suatu neurohormon yang meneruskan implus dari sistem
adrenergik di otak seperti noradrenalin, serotonin, dan dopamin.
a. Penggolongan Psikofarmaka
Pikofarmaka dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu:
1. Antipsikotik (dahulu disebut neuroleptika atau major tranquilizer), bekerja
sebagai antipsikotis dan sedasi. Obat ini digunakan khusus untuk berbagai
jenis psikosis seperti skizofrenia dan mania.
2. Antidepresan, bekerja memperbaiki suasana murung/putus asa dan
digunakan juga pada keadaan depresi, panik, dan fobia.
b. Efek antiserotonin
1. Menyebabkan peningkatan berat badan karena menstimulasi nafsu makan
Galactor
2. Menstimulasi produksi ASI secara berlebihan yang menyebabkan
meluapnya pengeluaran ASI
Antidepresan
Antidepresan (antidepresan) adalah obat yang mampu memperbaiki keadaan
pikiran (mood) dengan cara meringankan gejala depresi yang bukan disebabkan
oleh kesulitan sosial, ekonomi atau obat- obatan. atau penyakit. Antidepresan
bekerja dengan menghambat reuptake neurotransmiter
noradrenalin dan serotonin sehingga otak kekurangan neurotransmiter tersebut.
Saat ini dikenal 6 macam depresi, yaitu:
1. Depresi manik (mania) dengan gejala bipolar, terdiri dari dua fase, yaitu masa
manik dan masa depresif HIPNOTIS Hipnotik atau obat pada malam hari
permudah,raja,
2. Depresi vital, merupakan bentuk depresi berat dengan gejala gangguan tidur,
hilangnya perhatian dan kegembiraan. anoreksia, dan penurunan berat badan.
3. Depresi musim dingin, merupaka Inhibitor Mao (Mono Amin Oksidase)
Bekerja dengan menghambat enzim MAO
Contohnya fenelzin dan tranilsipromin
3. Antidepresan Generati Kedua
Golongan SSRIs (Selective Serotonin He-uptake Inhibitory fusion, sestra, dan
sitalopram Na5A (Noradrenalin and Serotonin Antidepresan mirtazapin dan
venlafakin Lain-lainnya: Triptofan, okstriptan, dan piridoksin
Semua antidepresan menunjukkan kelambatan dalam memberikan efek
antidepresifnya sejle dimulainya pengobatan, dan kondisi ini dikenal dengan
istilah waktu laten. Waktu laten ini bervariant pada senap individu, berkisar 2-
4 minggu. Satu kurun pengobatan antidepresan umumnya diserikan lama
minimal 4 bulan dan tidak boleh dihentikan secara mendadak karena dapat
menimbulkan mimpi buruk. Penghentian dilakukan dengan mengurangi dosis
sedikit demi sedikit berangsur menuruni Etapering eff). Antidepresan tidak
boleh diberikan kepada penderita epilepsi, glaukoma, dan perstitis.
4. HIPNOTIK & SEDATIF
Hipnotik atau obat tidur (berasal dari kata hypnos yang berarti tidur)
merupakan obat yang diberikan pada malam hari dalam dosis terapi yang dapat
mempertinggi keinginan tubuh normal untuk tidur, mempermudah, atau
menyebabkan tidur. Lazimnya obat ini diberikan pada malam hari. Jika
diberikan pada siang hari, obat ini diberikan dengan dosis yang lebih rendah
yang bertujuan menenangkan sehingga dinamakan sedatif (obat penenang).
Oleh sebab itu, tidak ada perbedaan yang besar antara kedua kelompok obat
ini.
Hipnotik/sedatif, seperti halnya antipsikotik, termasuk dalam kelompok
psikodepresif yang men- cakup obat yang menekan atau menghambat fungsi
SSP tertentu.
Setiap makhluk hidup memerlukan waktu tidur yang cukup berkisar antara 6
hingga 8 jam guna mencegah timbulnya pengaruh yang merugikan karena
kurang tidur. Pusat tidur terletak di otak yang mengatur fisiologi yang sangat
penting bagi kesehatan tubuh. Pada saat tidur, aktivitas saraf parasimpatis
dipertinggi sehingga menyebabkan penyempitan pupil mata (miosis),
perlambatan pernapasan (bronkokonstriksi), perlambatan sirkulasi darah,
penurunan kegiatan jantung, dan stimulasi aktivitas saluran cerna dengan
diperkuatnya gerakan peristaltik dan sekresi getah lambung. Jadi, pada saat
tidur, proses pengumpulan energi dan pemulihan tenaga suatu organisme lebih
besar.
Penanganan Insomnia
Insomnia atau kesulitan tidur dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti
batuk, rasa nyeri, sesak napas, gangguan emosi, ketegangan, kecemasan, atau
depresi. Faktor penyebab inilah yang pertama-tama harus dihilangkan dengan
obat-obatan yang sesuai, seperti antitusif, analgetik, vasodilator, antidepresan,
sedatif, atau manquilizer. Para penderita insomnia dianjurkan untuk menjalani
kebiasaan tidur yang tetap dan teratur serta menghindan konsumsi kopi dan
alkohol untuk menahan kantuk.
Jika penanganan di atas tidak berhasil, barulah digunakan hipnotik dengan
dosis serendah mungkin, Hipnotik ini efektif dalam mempercepat dan
memperpanjang waktu ridur dengan mengurangi frekuensi bangun dan
memperbaiki kualitas tidur. Penggunaan obat ini sebaiknya dihentikan segera
setelah penderita dapat tidur normal untuk mencegah habituasi dan adiksi..
Kriteria Hipnotik-Sedatif
Pada penilaian kualitatif obar ndur perlu diperhatikan faktor kinetik berikut.
1. Lamanya obat bekerja dalam tubuh dan berapa
2. Pengaruhnya pada kegiatan esok hari lama tertinggal di dalam tubuh
Penyakit ini ditandai dengan gejala tremor, kaku otot atau kekakuan anggota
gerak, gangguan gaya berjalan (setapak demi setapak), bahkan dapat terjadi
gangguan persepsi, dan daya ingat. Parkinson merupakan penyakit yang tejadi
akibat proses degenerasi progresif sel otak (substansia nigra) sehingga
menyebabkan terjadinya defisiensi neurotransmitter, yaitu dopamin..
Obat
ANTIPARKINSON
[16.08, 6/3/2023] +62 812-6247-4759: Gejala Penyakit Parkinson
3. Gemetar (tremor).
5. Gejala lain seperti tubuh menjadi bungkuk, berjalan setapak demi setapak,
tulisan menjadi lebih kecil (mikrofagia), muka dan wajah menjadi kaku seperti
topeng, bicara monoton, dan sekresi air liur yang berlebihan (hipersalivasi).
[16.09, 6/3/2023] +62 812-6247-4759: Pengobatan penyakit Parkinson tidak dapat
mencegah progresi penyakit, tetapi dapat memperbaiki alitas dan harapan hidup
kebanyakan pasien. Oleh sebab itu, pemberian obat sebaiknya dimulai dengan Jos
rendah dan ditingkarkan sedikit demi sedikit.
Penggolongan Antiparkinson
Antiparkinson dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu. Agonia dopamin
(dopamine agonist (DA), dopaminergik) yang menstimulasi pelepasan dopamin
Antikolinergik yang memblokade transmisi kolinergik
Maringankan hipokinesia
dan kekakuan
bromokriptin, selegil
Antikolinergik Parasimpatolitik)
bipendin, prosiklidin
Penghambat COMT
Nootropik (sering juga disebur "obar pintar") adalah obat yang digunakan pada
gangguan (insufisiensi) serebral seperti mudah lupa, kurang konsentrasi, dan
vertigo. Gangguan pada sirkulasi darah di orak kali ditemukan pada lansia di atas
usia 60 tahun. Gejalanya dapat berupa kelemahan ingatan jangka pendek dan
konsentrasi, vertigo, kuping berdengung, jari-jari dingin, dan depresi,
Penurunan fungsi kognitif dan kehilangan memori merupakan suatu masalah yang
besar, terutama pada negara yang sudah maju karena jumlah penduduk manuala
yang besar dan tingginya usia harapan halup masyarakat di negara tersebut. Saru
di antara penyebab utama terjadinya penurunan fungsi kognitif alalah demensia,
terutama demensia Alzheimer. Selama 10 tahun terakhir, penghambat
kolinesterase merupakan preparat yang digunakan sebagai terapi dalam kasus
penurunan fungsi kognitif.
Penggolongan Nootropik/Neurotropik
Piracetam
Piritinol HCI
Meningkatkan
pengambilan oksigen dan giukosa di dalam otak, dan menyalurkan glukosa agar
lebih mudah melewati
Mecobalamin
Ginkgo Biloba
Anestetik umum adalah obat yang dapat menimbulkan efek anestesi atau narkosis
(Yunani, an tanpa, aesthesis- perasaan), yaitu suatu keadaan depresi umum
berbagai pusat di SSP yang bersifat reversible dan seluruh perasaan serta
kesadarannya ditiadakan sehingga agak mirip keadaan pingsan.
menggunakan Cannabis indica dan pemukulan kepala dengan tongkat kayu untuk
menghilangkan
kesadaran seseorang.
Pada tahun 1776 ditemukan anestetik gas pertama, yaitu NO. Karena dirasa
kurang efektif. pencarian anestetik lain masih dilakukan sehingga pada tahun 1795
ditemukanlah eter sebagai anestetik inhalasi. Teknik anestesi modern saat ini
merupakan teknik yang sering digunakan dalam praktiknya, yaitu dengan
memberikan beberapa anestetik yang memiliki mekanisme kerja berbeda agar
diperoleh keadaan anestesi operasi dengan risiko efek toksik yang minimal,
Anestetik suntikan intravena (I.V) biasa dipakai untuk taraf induksi, kemudian
dilanjutkan dengan anestetik inhalasi untuk mempertahankan keadaan tidak sadar.
Obat tertentu juga sering diberikan untuk menghasilkan relaksasi otot.
narkosa tertentu, yaitu tahapan penekanan sistem saraf sentral secara bertingkat
dan berurutan.
Taraf Narkosa
Anestetik umum dapat menekan susunan saraf pusat secara berurutan untuk
menghentikan aktivitasnya.
Tahapan dalam proses anestesi atau biasa disebut taraf narkosa dapat dibagi dalam
4 tingkatan: 1. Taraf analgesia, yaitu kesadaran dan rasa nyeri berkurang.
3. Taraf anestesia, yaitu refleks mata hilang, napas otomatis dan teratur seperti
tidur, serta pelemasan
otot (relaksasi). 4. Taraf pelumpuhan sumsum tulang, yaitu kerja jantung dan
pernapasan terhenti.
Tujuan narkosa adalah untuk mencapai taraf anestesi dengan sesedikit mungkin
kerja ikutan atau efek samping. Oleh sebab itu, taraf pertama hingga ketiga adalah
yang paling penting, sedangkan taraf ke empat harus dihindari. Proses recovery
(sadar kembali) terjadi dengan urutan taraf terbalik dari taraf ketiga hingga
pertama.
Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestetik umum adalah: 1.
Berbau enak dan tidak merangsang selaput lendit.
Untuk mencapai narkosa umum yang cukup dalam dan lama, digunakan anestetik
pokok dengan penambahan suatu obat pembantu yang bertujuan untuk
menghindarkan atau memperkecil kerja ikutan dan memperkuat khasiat anestetik
satu dari obat, seperti:
ringan pada penggunaan eter 3. Merusak hati dan ginjal sehingga tidak digunakan
lagi, seperti senyawa klor (kloroform).
Anestetik lokal (zat penghilang rasa setempat) adalah obat yang pada penggunaan
lokal merintangi secara reverable penerusan impuls saraf ke SSP sehingga
menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal, serta rasa panas dan
dingin.
Anestetik lokal yang pertama dikenal adalah kokain dan diperoleh dari
Erythroxylon coca yang dapar
lokal digunakan untuk menghilangkan nyeri setempat oleh kedokteran gigi dan
mata. Karena
Pada dasarnya
1.S
B
2.
3.L
Se
Ini
atau tablet isap untuk menghilangkan rasa nyeri di mulut atau tenggorokan, tetes
mata untuk mengukur tekanan okuler mata atau mengeluarkan benda asing di
mata, salep untuk menghilangkan rasa nyeri akibat luka bakar, dan suppositoria
untuk penderita ambeien/wasir. 2. Anestetik filtrasi, yaitu suntikan yang diberikan
di lokasi yang merupakan tempat ujung sarafnya,
3. Anestetik blok atau penyaluran saraf, yaitu suntikan yang diberikan di daerah
tempat berkumpulnya
banyak saraf sehingga proses pembiusan akan mencapai daerah anestesi yang
luas, misalnya pada
Di dalam
K
DAN
Umumnya, anestetik lokal yang dipakai adalah dalam bentuk garam klorida yang
mudah larut dalam air. Untuk memperpanjang daya kerjanya, ditambahkan suatu
vasokonstriktor yang dapat menciutkan pembuluh darah sehingga absorpsi akan
diperlambat, toksisitas berkurang, mula kerja (onset) dipercepat dengan khasiat
yang lebih ampuh, dan lokasi pembedahan praktis tidak berdarah, contohnya
adrenalin.
Namun, kombinasi ini tidak boleh digunakan pada jari tangan karena dapat
menyebabkan gangren
(kematian jaringan).
[16.03, 6/3/2023] +62 812-6247-4759: Persyaratan Anestetik Lokal
5. Mulai bekerja dengan cepat dan efektivitasnya dapat bertahan dalam jangka
waktu yang lama. 6 Larut dalam air dengan menghasilkan larutan yang stabil dan
tahan panas (berguna dalam proses
Aterilisasi).
lain.
cedera kepala.
kematian.
mg/ml.
Indikasi : Nyeri ringan hingga sedang, antitusif.
c) Fentanil
diatasi
cedera kepala.
kematian.
10 mg (lama kerja yang panjang).
d) Petidin HCI
cedera kepala.
kematian.
e) Tramadol HCI
cedera kepala
kematian.
antiflogistik.
menjadi:
yang kronis.
2. Golongan para-aminofenol (parasetamol)
artritis reumatoid.
a) Ibuprofen
dan antipiretik
b) Diklofenak
(3) Sering digunakan untuk segala macam nyeri, migrain, dan encok.
c) Indometasin
d) Fenilbutazon
(a) Derivat pirazolon ini memiliki khasiat yang lebih kuat daripada
analgesiknya.
dalam sediaan oleh pabrik kecil untuk mengatasi letih dan lesu.
e) Piroxicam
f) Penghambat COX-2
2 secara selektif
(NSAID)
dengan AINS.
4. Spesialit obat
Tabel 4.1 Spesialit Obat Analgetik-Antipiretik
CONTINOUS
TEMPRA Bristol M
BIOGESIC Biomedis
UNAGEN UAP
FORGESIC Bernofarma
CONFORTID Dumex A