Anda di halaman 1dari 26

INTERAKSI OBAT

TERHADAP OBAT-OBAT SSP

DOSEN : Ibu Rara Merinda Puspitasari M. Farm, Apt

DISUSUN OLEH :

Desy Alifa Hari (10334084)

Hilmiyatin Naila (11334052)

Dewi Mumpuni (11334073)


Dania Arbeta (12334053)

Lenggo Elvira (12334054)

Nurul Oktavia (12334087)

Astriyani (12334017)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


INSTITU SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2015

OBAT SISTEM SARAF PUSAT

1.1 DEFINISI SISTEM SARAF PUSAT


Susunan saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf manusia yang merupakan suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan
saling berhubungan satu dengan yang lain. Fungsi sistem saraf antara lain : mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara
individu dengan lingkungan sekitarnya.
Stimulan sistem saraf pusat (SSP) adalah obat yang dapat merangsang serebrum medula dan sumsum tulang belakang. Stimulasi daerah
korteks otak-depan oleh se-nyawa stimulan SSP akan meningkatkan kewaspadaan, pengurangan kelelahan pikiran dan semangat bertambah.
Contoh senyawa stimulan SSP yaitu kafein dan amfetamin
Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat atau sentral dan sistem saraf tepi (SST). Pada sistem syaraf pusat, rangsang seperti
sakit, panas, rasa, cahaya, dan suara mula-mula diterima oleh reseptor, kemudian dilanjutkan ke otak dan sumsum tulang belakang. Rasa sakit
disebabkan oleh perangsangan rasa sakit diotak besar. Sedangkan analgetik narkotik menekan reaksi emosional yang ditimbulkan rasa sakit
tersebut. Sistem syaraf pusat dapat ditekan seluruhnya oleh penekan saraf pusat yang tidak spesifik, misalnya sedatif hipnotik. Obat yang dapat
merangsang SSP disebut analeptika.
Obat – obat yang bekerja terhadap susunan saraf pusat berdasarkan efek farmakodinamiknya dibagi atas dua golongan besar yaitu :
• merangsang atau menstimulasi yang secara langsung maupun tidak langsung merangsang aktivitas otak, sumsum tulang belakang beserta
syarafnya.
•menghambat atau mendepresi, yang secara langsung maupun tidak lansung memblokir proses proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum tulang
belakang dan saraf- sarafnya.
Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang sangat luas (merangsang atau menghambat secara spesifik atau
secara umum). Kelompok obat memperlihatkan selektifitas yang jelas misalnya analgesik antipiretik khusus mempengaruhi pusat pengatur suhu
pusat nyeri tanpa pengaruh jelas.

1.2 Klasifikasi Sistem Saraf Pusat


Obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa golongan besar, yaitu:
1. Psikofarmaka (psikotropika), yang meliputi Psikoleptika (menekan atau menghambat fungsi-fungsi tertentu dari SSP seperti hipnotika, sedativa
dan tranquillizers, dan antipsikotika); Psiko-analeptika (menstimulasi seluruh SSP, yakni antidepresiva dan psikostimulansia (wekamin)).
2. Untuk gangguan neurologis, seperti antiepileptika, MS (multiple sclerosis), dan penyakit Parkinson.
3. Jenis yang memblokir perasaan sakit: analgetika, anestetika umum, dan lokal.
4. Jenis obat vertigo dan obat migrain (Tjay, 2002).
Umumnya semua obat yang bekerja pada SSP menimbulkan efeknya dengan mengubah sejumlah tahapan dalam hantaran kimia sinap
(tergantung kerja transmitter)
1.3 OBAT PERANGSANG SISTEM SARAF PUSAT
Obat Perangsang Sistem Saraf Pusat antara lain :
1.AMFETAMIN
2.METILFENIDAT
3. KAFEIN
4. NIKETAMID
5. DOKSAPRAM
1.4 JENIS OBAT –OBAT SISTEM SARAF PUSAT
1. Obat Anestetik :
Obat anestetik adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dalam bermacam-macam tindakan operasi.
2. Obat Hipnotik dan Sedatif
Hipnotik atau obat tidur berasal dari kata hynops yang berarti tidur, adalah obat yang diberikan malam hari dalam dosis terapi dapat
mempertinggi keinginan tubuh normal untuk tidur, mempermudah atu menyebabkan tidur. Sedangkan sedative adalah obat obat yang
menimbulkan depresi ringan pada SSP tanpa menyebabkan tidur, dengan efek menenangkan dan mencegah kejang-kejang. Yang termasuk
golongan obat sedative-hipnotik adalah: Ethanol (alcohol),Barbiturate,fenobarbital,Benzodiazepam, methaqualon.
Penggolongan
Secara kimiawi, obat-obat hipnotik digolongkan sebagai berikut :
1. Golongan barbiturate, seperti fenobarbital, butobarbital, siklobarbital, heksobarbital,dll.
2. Golongan benzodiazepine, seperti flurazepam, nitrazepam, flunitrazepam dan triazolam.
3. Golongan alcohol dan aldehida, seperti klralhidrat dan turunannya serta paraldehida.
4. Golongan bromide, seperti garam bromide ( kalium, natrium, dan ammonium ) dan turunan ure seperti karbromal dan bromisoval.
5. Golongan lain, seperti senyawa piperindindion (glutetimida ) dan metaqualon.
3. Obat Psikofarmaka / psikotropik
Obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental
dan perilaku, dan digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik.
Psikofarmaka dibagi dalam 3 kelompok :
1. Anti psikotika, yaitu dapat meredakan emosi dan agresi, mengurangi atau menghilangkan halusinasi, mengembalikan kelakuan abnormal
dan schizophrenia.
2. Sedative yaitu menghilangkan rasa bimbang, takut dan gelisah, contoh tioridazina.
3. Anti emetika, yaitu merintangi neorotransmiter ke pusat muntah, contoh proklorperezin.
4. Analgetika yaitu menekan ambang rasa nyeri, contoh haloperidinol.
4. Obat Antikonvulsan
Obat mencegah & mengobati bangkitan epilepsi.
Contoh : Diazepam, Fenitoin,Fenobarbital, Karbamazepin, Klonazepam.
5. Obat Pelemas otot / muscle relaxant
obat yg mempengaruhi tonus otot
6. Obat Analgetik atau obat penghalang nyeri
Obat atau zat-zat yang mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Sedangkan bila menurunkan panas disebut
Antipiretika.
7. Antipiretik
Adalah zat-zat yg dapat mengurangi suhu tubuh.
8. Obat Antimigrain
Obat yang mengobati penyakit berciri serangan-serangan berkala dari nyeri hebat pada satu sisi.
9. Obat Anti Reumatik
Obat yang digunakan untuk mengobati atau menghilangkan rasa nyeri pada sendi/otot, disebut juga anti encok. Efek samping berupa gangguan
lambung usus, perdarahan tersembunyi (okult ), pusing, tremor dan lain-lain. Obat generiknya Indomestasin, fenilbutazon, dan piroksikam.
10. Obat Anti Depresan
Obat yang dapat memperbaiki suasana jiwa dapat menghilangkan atau meringankan gejala-gejala keadaan murung yang tidak disebabkan oleh
kesulitan sosial, ekonomi dan obat-obatan serta penyakit.

11. Neuroleptika
Obat yang dapat menekan fungsi-fungsi psikis (jiwa) tertentu tanpa menekan fungsi-fungsi umum seperti berfikir dan berkelakuan normal. Obat
ini digunakan pada gangguan (infusiensi) cerebral seperti mudah lupa, kurang konsentrasi dan vertigo. Gejalanya dapat berupa kelemahan
ingatan jangka pendek dan konsentrasi, vertigo, kuping berdengung, jari-jari dingin, dan depresi.
12. Obat Antiepileptika
Obat yang dapat menghentikan penyakit ayan, yaitu suatu penyakit gangguan syaraf yang ditimbul secara tiba-tiba dan berkala, adakalanya
disertai perubahan-perubahan kesadaran.
Penyebab antiepileptika : pelepasan muatan listrik yang cepat, mendadak dan berlebihan pada neuron-neuron tertentu dalam otak yang
diakibatkan oleh luka di otak( abses, tumor, anteriosklerosis ), keracunan timah hitam dan pengaruh obat-obat tertentu yang dapat memprovokasi
serangan epilepsi.
Penggolongan
1. Golongan hidantoin, adalah obat utama yang digunakan pada hamper semua jenis epilepsi. Contoh fenitoin.
2. Golongan barbiturat, sangat efektif sebagi anti konvulsi, paling sering digunakan pada serangan grand mal. Contoh fenobarbital dan
piramidon.
3. Golongan karbamazepin, senyawa trisiklis ini berkhasiat antidepresif dan anti konvulsif.
4. Golongan benzodiazepine, memiliki khasiat relaksasi otot, hipnotika dan antikonvulsiv yang termasuk golongan ini adalah
desmetildiazepam yang aktif,klorazepam, klobazepam.
5. Golongan asam valproat, terutama efektif untuk terapi epilepsy umum tetapi kurang efektif terhadap serangan psikomotor. Efek anti
konvulsi asam valproat didasarkan meningkatkan kadar asam gama amino butirat acid.
13. Obat Antiemetika
Obat untuk mencegah / menghentikan muntah akibat stimulasi pusat muntah yang disebabkan oleh rangsangan lambung usus, melalui CTZ
(Cheme Receptor Trigger Zone) dan melalui kulit otak

14. Obat Parkinson (penyakit gemetaran )

Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit Parkison yang ditandai dengan gejala tremor, kaku otot,gangguan gaya berjalan, gannguan
kognitif, persepsi, dan daya ingat. Penyakit ini terjadi akibat proses degenerasi yang progresif dan sel-sel otak sehingga menyebabkan terjadinya
defisiensi neurotransmitter yaitu dopamin.
Penggolongan
Berdasarkan cara kerjanya dibagi menjadi :
1. Obat anti muskarinik, seperti triheksifenidil/ benzheksol, digunakan pada pasien dengan gejala ringan dimana tremor adalah gejala yang
dopamin.
2. Obat anti dopaminergik, seperti levodopa, bromokriptin. Untuk penyakit Parkinson idiopatik, obat pilihan utama adalah levodopa.
3. Obat anti dopamine antikolinergik, seperti amantadine.
4. Obat untuk tremor essensial, seperti haloperidol, klorpromazine, primidon
1.5 Interaksi antara Obat sistem saraf Pusat
1. Interaksi obat Hipnotik sedativ

Tabel. Interaksi Obat


NO Obat A Obat B Mekanisme Mekanisme Interaksi Sifat
obat A obat B Obat
1 Barbiturat alkohol Bekerja pada Mengganggu Alkohol Antagonis
seluruh system keseimbangan memperberat
saraf pusat tapi antara eksitasi depresi SSP,
hanya berikatan dan inhibisi di memperberat
dengan otak karena hipotensi
komponen- penghambatan (pada
komponen atau penekanan pemakaian
molekuler saraf parenteral),
reseptor GABAA perangsangan memperberat
kelemahan
otot
(pemakaian
parenteral)
2 Benzodia- Disul- Berinteraksi Disulfiram Antagonis
zepin firam dengan reseptor menghambat
penghambat metabolism
neurotransmitter golongan
yang diaktifkan benzodiazepi
oleh GABA. n dihati
sehingga
meningkatka
n kadar
benzodiazepi
n dalam
darah.

3 Benzodia- Sime- Berinteraksi Menghambat Simetidin Sinergis


zepin tidin dengan reseptor reseptor H2 menghambat
penghambat secara selektif metabolism
neurotransmitter dan reversible golongan
yang diaktifkan sehingga benzodiazepi
oleh GABA. menghambat n dihati
sekresi asam sehingga
lambung. meningkatka
n kadar
benzodiazepi
n dalam
darah.
4 Benzodia- Val- Berinteraksi Meningkatkan Valproat Aditif
zepin proat dengan reseptor kadar GABA menurunkan
penghambat dalam otak glukuronidasi
neurotransmitter benzodiazepi
yang diaktifkan ne yang
oleh GABA. secara utama
dimetabolism
e konjugasi
glukuronida
sehingga
meningkatka
n efek
benzodiazepi
n.
5 Fenobar- Asam Bekerja pada Meningkatkan Asam Aditif
bital Val- seluruh system kadar GABA Valproat
proat saraf pusat tapi dalam otak meningkatka
hanya berikatan n kadar
dengan fenobarbital
komponen- 40% karena
komponen terjadinya
molekuler penghambata
reseptor GABAA n hidroksilasi
fenobarbital.
6 diazepam Jus Berinteraksi jus anggur Jus anggur Antagonis
anggur dengan reseptor mengandung akan
penghambat senyawa yang menginhibisi
neurotransmitter disebut dengan efek dari
yang diaktifkan furanokumarin lintas
oleh GABA. yang dapat metabolisme
mengganggu pertama dari
hati dan benzidiazepin
menyerap enzim pada
sitokrom P450 CYP3A4
isoform
CYP3A4 di
dinding usus
kecil.
7 midazola Jus Berinteraksi jus anggur Jus anggur Antagonis
m anggur dengan reseptor mengandung akan
penghambat senyawa yang menginhibisi
neurotransmitter disebut dengan efek dari
yang diaktifkan furanokumarin lintas
oleh GABA. yang dapat metabolisme
mengganggu pertama dari
hati dan benzidiazepin
menyerap enzim pada
sitokrom P450 CYP3A4
isoform
CYP3A4 di
dinding usus
kecil.
8 quazepam Jus Berinteraksi jus anggur Jus anggur Antagonis
anggur dengan reseptor mengandung akan
penghambat senyawa yang menginhibisi
neurotransmitter disebut dengan efek dari
yang diaktifkan furanokumarin lintas
oleh GABA. yang dapat metabolisme
mengganggu pertama dari
hati dan benzidiazepin
menyerap enzim pada
sitokrom P450 CYP3A4
isoform
CYP3A4 di
dinding usus
kecil.
9 Triazolam Jus Berinteraksi jus anggur Jus anggur Antagonis
anggur dengan reseptor mengandung akan
penghambat senyawa yang menginhibisi
neurotransmitter disebut dengan efek dari
yang diaktifkan furanokumarin lintas
oleh GABA. yang dapat metabolisme
mengganggu pertama dari
hati dan benzidiazepin
menyerap enzim pada
sitokrom P450 CYP3A4
isoform
CYP3A4 di
dinding usus
kecil.
10 Citalopra Jus jus anggur Jus anggur Antagonis
m anggur mengandung akan
senyawa yang menginhibisi
disebut dengan efek dari
furanokumarin lintas
yang dapat metabolisme
mengganggu pertama dari
hati dan benzidiazepin
menyerap enzim pada
sitokrom P450 CYP3A4
isoform
CYP3A4 di
dinding usus
kecil.
2. Interaksi obat Anti Epilepsi
a. Fenitoin + Amiodaron
Kadar plasma fenitoin meningkat sehingga terjadi toksisitas bila dosis fenitoin tidak dikurangi.Sebaliknya kadar plasma amiodaron
menurun.
Kasus klinis :
3 pasien menunjukkan peningkatan kadar fenitoin saat mendapat amiodaron (400-1200mg/hari). Satu pasien mengalami intoksikasi
fenitoin (ataxia, lesu dan vertigo) selama 4 minggu pemakaian amiodaron. Kadar fenitoin meningkat 3x lipat. Kondisinya kembalinormal
setelah dosis fenitoin dikurangi dari 400 menjadi 200 mg/hari.
Studi terhadap 5 pasien yang mendapat 200 mg amiodaron/hari, setelah 5 minggu terjadi peningkatan kadar plasma. Saat diberikan
fenitoin (3-4mg/ kg/hari) selama 2 minggu kadar amiodaron 32-48%.

Mekanisme :

Amiodaron menghambat enzim yang terlibat dalam metabolisme fenitoin sehingga terjadi peningkatan kadar plasma. Amiodaron juga
terikat plasma sehingga terjadi pergeseran ikatan dengan protein.

Fenitoin adalah penginduksi enzim  meningkatkan metabolisme  menurunkan kadar amiodaron.

b. Fenitoin + Antikoagulan
 Kadar serum fenitoin ditingkatkan oleh dikoumarol dan warfarin.
 Fenitoin mengurangi efek antikoagulan dikoumarol tapi meningkatkan efek warfarin.

Kasus klinis :
 6 subjek mendapat 300 mg fenitoin/hari setelah ditambah dikoumarol kadar fenitoin meningkat. Intoksikasi fenitoin tampak
setelah hari ke-6 pemakaian dikoumarol.
 Seorang pasien yang mendapat 300mg fenitoin/hari menunjukkan intoksikasi segera setelah mendapat warfarin
 6 subjek yang diterapi konstan dikoumarol (40-160mg/hari) diberikan 300mg fenitoin/hr selama 1 minggu. Kadar dikoumarol
turun pada hari ke-5 & meningkat lagi setelah warfarin dihentikan.
 Waktu pembekuan darah seorang pasien yang mendapat warfarin meningkat setelah diterapi fenitoin 300mg/hari, sehingga perlu
penurunan dosis warfarin hingga 25%.
Mekanisme :
 Mekanisme interaksi kompleks.
Dikoumarol menghambat metabolisme fenitoin di hati mengurangi ekskresi.
Fenitoin meningkatkan metabolisme dikoumarol, mengurangi metabolisme warfarin.
 Fenitoin juga mempunyai efek depresi pada hati yang menurunkan produksi faktor pembekuan darah.
c. Fenitoin + Barbiturat
Perubahan kadar plasma fenitoin (meningkat atau menurun) dapat terjadi bila digunakan fenobarbital, tapi kontrol kejang
baisanya tidak terlalu terpengaruh.
Intoksikasi fenitoin tampak setelah pemutusan fenobarbital.
Peningkatan kadar fenobarbital dapat terjadi bila ditambahkan fenitoin pada terapi dengan fenobarbital.
Data klinis :
 Terapi fenitoin bila ditambahkan fenobarbital :
Pada 12 pasien epilepsi yang diterapi dengan fenitoin, saat mendapat fenobarbital kadar plasma fenitoin turun.Pada hampir semua
kasus, kadar fenitoin kembali meningkat setelah fenobarbital dihentikan.
Terapi fenobarbital bila ditambahkan fenitoin :

 Peningkatan kadar fenobarbital terjadi pada 40 pasien epilepsi saat ditambah fenitoin. Pada 5 pasien peningkatan kadar plasma
fenobarbital hingga 2x lipat.

Mekanisme :

Fenobarbital mempunyai 2 efek terhadap

metabolisme fenitoin :

 Menginduksi enzim sehingga meningkatkan klirens fenitoin


 Pada dosis tinggi dapat menghambat metabolisme melalui kompetisi sistem enzim. Total efek yang terjadi tergantung
keseimbangan antara kedua mekanisme ini.
d. Fenitoin + H2 Bloker
 Kadar plasma fenitoin meningkat oleh simetidin.
 Toksisitas bisa terjadi kalau dosis fenitoin tidak diturunkan.

Mekanisme :

 Simetidin adalah inhibitor enzim yang poten  akumulasi kadar fenitoin  mencapai MTC. Tapi famotidin, ranitidin dan
nizatidin tidak.
 Simetidin juga menunda disolusi tablet fenitoin karena peningkatan pH lambung.

Manifestasi : aganulositosis & trombositopenia (karena depresi sumsum tulang).

e. Fenitoin + Kloramfenikol
 Kadar plasma fenitoin meningkat oleh kloramfenikol  Toksisitas bisa terjadi kalau dosis fenitoin tidak diturunkan.

Mekanisme :

Kloramfenikol adalah inhibitor enzim yang poten  akumulasi kadar fenitoin hingga 2x lipat lebih.
Pengatasan : hindari pemakaian bersama keduanya

f. Anti Epilepsi + Benzodiazepin


 Klirens diazepam meningkat pada pemakaian bersama karbamazepin dan fenitoin.
 Efek hipnotik midazolam dikurangi oleh karbamazepin dan fenitoin sehingga perlu dosis midazolam yang lebih besar.
Mekanisme : berbeda-beda. Sebagian besar karena induksi dan inhibisi enzim.
g. Benzodiazepin + Antifungi golongan Azol
 Flukonazol, itrakonazol & ketokonazol secara bermakna meningkatkan serum midazolam & triazolam per oral dapat
meningkatkan efek sedasi sehingga perlu penyesuaian dosis.
 Ketokonazol tidak merubah efek klinik klordiazepoksida secara signifikan, tapi meningkatkan efek alprazolam dan midazolam.
Mekanisme : inhibisi enzim metabolisme oleh golongan azol dapat meningkatkan kadar plasma Benzodiazepin
Pemberian Benzodiazepin secara bolus iv dengan adanya itrakonazol atau flukonazol tidak meningkatkan efek sedasi pada dosis normal.
h. Benzodiazepin + Penghambat kanal Ca
 Kadar serum dan efek midazolam dan triazolam meningkat oleh diltiazem atau verapamil sehingga dosis BDZ perlu dikurangi
hingga 50%
Mekanisme : diltiazem & verapamil menghambat enzim sitokrom sehingga menghambat metabolisme dan meningkatkan kdar
midazolam dan triazolam.
i. Benzodiazepin + Antibiotik (golongan Makrolida)
 Kadar serum dan efek midazolam & triazolam secara bermakna meningkat & diperpanjang pada pemakaian bersama eritromisin.
Begitu juga antara midazolam – klaritromisin sehingga perlu penyesuaian dosis.
 Roxitromisin memberikan efek yang lemah terhadap midazolam & triazolam, sedang eritromisin efeknya lemah terhadap
diazepam, nitrazepam dan temazepam. Azitromisin tidak berinteraksi dengan midazolam.
Mekanisme : antibiotik makrolida mengurangi metabolisme berbagai BDZ di hati dan/atau dinding saluran cerna sehingga dapat
menurunkan klirens & meningkatkan kadar serum.
3.Interaksi obat Analgetik-Antiinflamasi

Adisi : Beberapa obat yang diberikan bersama-sama memberikan efek yang merupakan penjumlahan dari efek masing-masing obat bila
diberikan secara terpisah
Sinergis : Beberapa obat mempunyai aksi dan bekerja pada tempat yang hampir sama, bila diberikan bersama-sama ,memberikan efek yang
lebih besar dari efek masing-masing obat yang diberikan secara terpisah
. Potensiasi : Beberapa obat yang diberikan bersama-sama dengan aksi-aksi yang tidak sama, memberikan efek yang lebih besar pada pasien, dari
pada efek masing-masing secara terpisah.
Antagonis : Beberapa obat yang diberikan bersama-sama, salah satu obat mengurangi efek dari obat yang lain.
1. Golongan Opioid
No Obat A Obat B Mekanisme Obat A Mekanisme Obat B Efek Interaksi Jenis
Interaksi
1 Opioid Antiemetik Berikatan dengan reseptor Meningkatkan respon jaringan di Metoklorpramid Potensiasi
(Morfin) (Metoklorpramid) opiate di SSP  meurunkan saluran pencernaan atas terhadap meningkatkan laju absorbsi
persepsi nyeri dengan cara asetilkolin sehingga meningkatkan morfin yang diberikan secara
menyekat nyeri di otak motilitas dan kecepatan oral dan meningkatkan rate
tengah & medulla spinalis pengosongan lambung tanpa of onset serta efek
menstimulasi sekresi pankreas, sedatifnya.
bilier, atau lambung;
meningkatkan tonus spingter
esofagus bagian bawah
2. Opioid Azol (Fluconazol, Berikatan dengan reseptor Flukonazol merupakan inhibitor Azol menginhibisi CYP3A4 Sinergis
(Fentanyl, ketoconazol, opiate di SSP  meurunkan cytochrome P-450 sterol C-14 sehingga metabolisme opioid
Alfentanyl, Voriconazo, persepsi nyeri dengan cara alpha-demethylation (biosintesis tsb dihambat, akibatnya
Sufentanyl) Itraconazol) menyekat nyeri di otak ergosterol) jamur yang sangat meningkatkan kadar, efek
tengah & medulla spinalis selektif farmakologi dan efek
samping opioid tsb.

2. Golongan Parasetamol
No Obat A Obat B Mekanisme Obat A Mekanisme Obat B Efek Interaksi Jenis
Interaksi
3 Parasetamol Propanolol menghambat produksi Beta bloker adrenergik non Propanolol menghambat Sinergis
prostaglandin (senyawa selektif (antiaritmia kelas II), system enzim yang berperan
penyebab inflamasi), bekerja memblok secara kompetitif respon dalam glucoronidasi dan
di sistem syaraf pusat untuk terhadap stimulasi alfa bloker dan oksidasi
menurunkan temperatur beta bloker adrenergik yang akan parasetamol meningkatkan
tubuh menghasilkan penurunan denyut bioavailibilitas parasetamol,
jantung, kontraktilitas jantung, tetapi tidak secara
tekanan darah dan kebutuhan signifikan.
oksigen pada jantung

3. Anti-Inflamasi non steroid


No Obat A Obat B Mekanisme Obat A Mekanisme Obat B Efek Interaksi Jenis
Interaksi
4 AINS Antasida Menghambat Enzim Menetralkan asam Mg(OH)2 menyebabkan Potensiasi
(Diflusinal, (Mg(OH)2) Siklooksigenase sehingga lambung dengan terjadinya peningkatan pH
Flurbiprofen sintesis Prostaglandin sbg meningkatkan pH lumen. sehingga memperbesar
Ibuprofen mediator nyeri dihambat. kelarutan AINS tsb dalam
As.Mefenamat cairan lambung  absorbs
As.Tolfenamic) lebih cepat meningkatkan
AUC.
5 AINS Antagonir Menghambat Enzim Menghambat produksi Simetidin sebagai inhibitor Sinergis
(Aspirin Reseptor H-2 Siklooksigenase sintesis asam dengan berkompetisi CYP450 yang menyebabkan
Flurbiprofen (Simetidin) Prostaglandin sbg secara reversible untuk penurunan metabolism obat
Ibuprofen mediator nyeri dihambat. mengikat reseptor H2 pada sehingga kadar serum AINS
Azapropazon membrane basolateral sel meningkat AUC meningkat
Lomoxicam parietal lambung.
Piroxicam
Diklofenak) (Famotidin)
6 AINS Metoclopramid Menghambat Enzim Meningkatkan respon Metoclopramid meningkatkan Potensiasi
(Aspirin Siklooksigenase sintesis jaringan di saluran kecepatan pengosongan
As.Tolfenamic) Prostaglandin sbg pencernaan atas terhadap lambung terjadi
mediator nyeri dihambat. asetilkolin meningkatkan peningkatan kecepatan
motilitas dan kecepatan absorpsi AINS kadar serum
pengosongan lambung meningkat
7 AINS Probenesid Menghambat Enzim Mengekskresi asam urat ke Probenesid dan AINS tsb Sinergis
(Diflusinal Siklooksigenase sintesis dalam urin (subtract
Indometasin Prostaglandin sbg glucuronidation) berkompetisi
Ketorolac) mediator nyeri dihambat. dalam mekanisme sekresi
tubular renal yang
samapenuruna ekskresi
AINS  kadar AINS dalam
darah meningkat
8 Aspirin Acetazolamid Mengasetilasi enzim Memblok enzim karbonik Salisilat menggeser ikatan Sinergis
siklooksigenase dan anhydrase protein plasma
menghambat acetazolamid acetazolamide
pembentukan enzin cyclic bebas lebih
endoperokxida sintesis banyak toksisitas
prostaglandin dihambat acetazolamid meningkat
9 AINS Azole Merupakan AINS selektif Menghambat enzim Azole tsb merupakan inhibitor Sinergis
(Celecoxib) (Fluconazole) yang menghambat enzim CYP450 sterol C-14 alpha- CYP3A4, dimana AINS ini
COX-2 sintesis demethylation (biosintesis merupakn subtract dari enzim
(Etoricoxib) (Ketoconazole) prostaglandin dihambat. ergosterol) jamur yang yang sama penurunan
sangat selektif metabolisme
AINS  AUC meningkat
10 Etoricoxib Salbutamol Merupakan AINS selektif Agonis reseptor Etoricoxib merupakan Sinergis
yang menghambat enzim adrenergic β- inhibitor enzim
COX-2 sintesis 2 melebarkan rongga Sulfotransferase sehingga
prostaglandin dihambat. pernapasan atau bronkus obat yang dimetabolisme oleh
untuk pengobatan asma. enzim ini (Salbutamol) akan
berada dalam darah dengan
konsentrasi yang cukup tinggi

No Obat A Food/Herb Mekanisme A Mekanisme Food/Herb Efek interaksi Jenis


Interaksi
11 Ibuprofen Ginko Biloba Menghambat Enzim antioksidan dan inhibitor Ekstrak Ginko biloba Sinergis
Siklooksigenase sintesis agregasi mengandung Ginkgolide B
Prostaglandin sbg mediator platelet  digunakan yang berperan sebagai
nyeri dihambat. untuk meningkatkan fungsi inhibitor factor aktif platelet
kognitif dan aliran darah yang dibutuhkan untuk
agregasi arakidonat platelet.
Sedangkan ibuprofen juga
merupakan inhibitor PgI2 (yg
berperan sbg antiagregasi),
sehingga efek terjadinya
pendarahan lebih besar.
12 Aspirin Whiskey Mengasetilasi enzim Minuman keras yang Potensiasi
siklooksigenase dan mengandung 43% Alcohol dapat
menghambat pembentukan alcohol/botol sebagai meningkatkan resiko
enzin cyclic deppresan SSP yang
endoperokxida sintesis menimbulkan efek tenang perdarahan saluran cerna
prostaglandin dihambat akibat efek samping
Aspirin.
13 Parasetamol chocolate chip Menghambat Enzim Permen coklat yang penggunaan kedua zat ini Potensiasi
Siklooksigenase sintesis mengandung 104 mg bersamaan diduga dapat
Prostaglandin sbg mediator kafein/cup stimulant meningkatkan efikasi AINS
nyeri dihambat. SSP (menghambat reseptor dalam pengobatan migraine,
adenosine), memacu karena kafein meningkatkan
hormone adrenalin AUC dan penurunan eksresi
Parasetamol.
4. Interaksi obat analgetik, antipiretik dan antiinflamasi

No Nama Obat A Nama Obat B Interaksi Obat Efek Ket


1 Alfentanil Erythromycin erythromycin, fluconazole Alfentanil Sinergis
(Alfenta®) and dapat segera
2 Troleandomycin troleandomycin menghambat di eliminasi
3 Fluconazole cytochrome P450 isoenzyme dari dalam
CYP3A3/4 di hati yang tubuh
berfungsi memetabolisme
alfentanil.
4 H2-blockers Cimetidine tapi bukan Kadar Aditif
ranitidine meningkatkan alfentanil
kadar alfentanil dalam darah. meningkat
3 Aspirin or Caffeine Caffeine meningkatkan Kadar Aditif
Salicylates absorbs aspirin dalam darah aspirin
meningkat
5 Tamarindus indica Tamarindus indica fruit Kadar Aditif
fruit extract extract meningkatkan aspirin
absorbs aspirin sehingga meningkat
kadar didalam darah
meningkat
6 Dextromoramide Troleandomycin Meningkatnya efek Efek Aditif
dextromoramide dan koma farmakologis
pada laki-laki dapat diatasi meningkat
dengan troleandomycin.
7 Fentanyl Baclofen Efek fentanyl meningkat efek Aditif
dengan adanya baclofen farmakologis
meningkat
8 Cimetidine Efek fentanyl meningkat efek Aditif
dengan adanya cimetidine farmakologis
meningkat
9 Lornoxicam H2-blockers Cimetidine, tapi bukan Kadar Aditif
ranitidine, dalam kadar yang meningkat
kecil dapat meningkatkan
kadar lornoxicam
10 glibenclamide Lornoxicam meningkatkan Efek Aditif
efek glibenklamid farmakologi
meningkat
11 Cimetidine Kadar cimetidine meningkat Kadar Aditif
cimetidine
meningkat
13 Methadone Ciprofloxacin Lonorxicam menghambat Kadar Aditif
metabolism ciprofloxacin ciprofloxacin
meningkat
15 Fluconazole Fluconazole meningkatkan Kadar Aditif
level methadone. methadone
meningkat
16 Selective serotonin Methadone meningkatkan Efek Aditif
re-uptake inhibitors efek samping dari farmakologis
(SSRIs) fluvoxamine fluvoxamine
meningkat
17 Morphine Dexamfetamine Dua kombinasi obat dapat Efek Sinergis
(Dextroamphetamine) meningkatkan efek analgesic farmakologis
or Methylphenidate dan menurunkan efek meningkat
samping
18 Fluoxetine Fluoxetine dapat Efek Sinergis
meningkatkan efek analgesic farmakologis
dan menurunkan efek meningkat
samping dari morfin
19 Food Makanan dapat Efek Aditif
meningkatkan efek morfin farmakologis
yang digunakan oral dan meningkat
penyampaian dalam darah
20 Metoclopramide Metoclopramide Efek Aditif
meningkatkan tingkat farmakologis
absorbs morfin-oral dan meningkat
kadar didalam darah
21 Secobarbital meningkatkan efek depresan Efek Aditif
(Quinalbarbitone) respiratory farmakologis
meningkat
22 Tricyclic Bioavaibilitas analgetik Kadar Aditif
antidepressants meningkat analgetik
meningkat

Anda mungkin juga menyukai