Disusun Oleh:
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem saraf pusat (SSP) merupakan salah satu dari dua sistem
pengaturan utama selain sistem endokrin. Sistem pusat terdiri dari otak
dan sumsum tulang belakang. Susunan saraf pusat berkaitan dengan sistem
saraf manusia yang merupakan suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat
khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Fungsi sistem saraf
antara lain: mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksiantara
individu dengan lingkungan sekitarnya.
Jaringan saraf merupakan jaringan komunikasi yang terdiri dari
jaringan sel – sel khusus dan dibedakan menjadi dua, sel neuron dan sel
neorogil. Sel neuron merupakan suatu unit dari sistem saraf. Sel ini
melanjutkan informasi dari organ penerima rangsangan kepusat susunan
saraf dan sebaliknya. Jaringan saraf terdiri dari 3 komponen yang
mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda, yaitu sel saraf ( neuron )
yang mampu mengantarkan impuls. Sel penyokong (neuroglia) yang
merupakan sel yang terdapat diantara neuron dari sistem saraf pusat.
Sedangkan traktus yangb terdapat di otak dan sum- sum tulang belakang
dibentuk oleh neuron dan neuroglia.
Obat sistem saraf pusat adalah obat-obatan yang dapat merangsang
serebrum medula dan sum – sum tulang belakang. Obat-obatan sistem
saraf sendiri dibagi sebagai berikut anestetik umum, hipnotik-sedaktif dan
alkohol, psikotropik, antiepilepsi dan anti konvulsi, obat penyakit
parkinson, analgesik opioid dan antagonis, analgesik-antipiretik, analgesik
anti inflamasi nonsteroid dan obat gangguan sendi, perangsang susunan
saraf pusat.
Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan efek
yang sangat luas (merangsang atau menghambat secara spesifik atau
secara umum). Kelompok obat memperlihatkan selektifitas yang jelas
misalnya analgesik antipiretik khusus mempengaruhi pusat pengatur suhu
pusat nyeri tanpa pengaruh jelas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang definisi sistem saraf pusat?
2. Apa klasifikasi sistem saraf pusat?
3. Apa saja obat-obat perangsang sistem saraf pusat?
4. Apa saja jenis obat-obat sistem saraf pusat dan mekanisme kerjanya?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi sistem saraf pusat
2. Mengetahui klasifikasi sistem saraf pusat
3. Mengetahui obat-obat perangsang sistem saraf pusat
4. Mengetahui jenis obat-obat sistem saraf pusat dan mekanisme kerjanya
BAB II
PEMBAHASAN
2. Metilfenidat
Indikasi : Pengobatan depresi mental, pengobatan keracunan depresan
SSP, syndrom hiperkinetik pada anak.
Efek samping : Insomnia, mual, iritabilitas, nyeri abdomen, nyeri
kepala, Tachicardia Kontraindikasi hipertiroidisme, penyakit ginjal.
Farmakokinetik : Diabsorbsikan melalui saluran cerna dan
diekskresikan melalui urin, dan waktu paruh plasma antara 1-2 jam
Farmakodinamik mula- mula : 0,5 1 jam P: 1 3 jam, L: 4-8 jam.
Reaksi yang merugikan : Takikardia, palpitasi, meningkatkan
hiperaktivitas.
Dosis pemberian : Anak : 0.25 mg/kgBB/hr
Dewasa : 10 mg 3x/hr
3. Kafein
Indikasi : menghilangkan rasa kantuk, menimbulkan daya pikir yang
cepat, perangsang pusat pernafasan dan fasomotor, untuk merangsang
pernafasan pada apnea bayi prematur.
Efek samping : sukar tidur, gelisah, tremor, tachicardia, pernafasan
lebih cepat.
Kontraindikasi : diabetes, kegemukan, hiperlipidemia, gangguan
migren, sering gelisah (anxious ).
Farmakokinetik : kafein didistribusikan keseluruh tubuh dan
diabsorbsikan dengan cepat setelah pemberian, waktu paruh 3-7 jam,
diekskresikan melalui urin
Reaksi yang merugikan : dalam jumlah yang lebih dari 500 mg akan
mempengaruhi SSP dan jantung.
Dosis pemberian : apnea pada bayi : 2.5-5 mg/kgBB/hr, keracunan
obat depresan : 0.5-1 gr kafein Na-Benzoat (Intramuskuler)
4. Niketamid
Indikasi : Merangsang pusat pernafasan
Efek samping : Pada dosis berlebihan menimbulkan kejang
Farmakokinetik : Diabsorbsi dari segala tempat pemberian tapi lebih
efektif dari IV
Dosis : 1-3 ml untuk perangsang pernafasan
5. Doksapram
Indikasi : perangsang pernafasan
Efek samping : hipertensi, tachicardia, aritmia, otot kaku, muntah
Farmakokinetik : mempunyai masa kerja singkat dalam SSP
Dosis : 0.5-1.5 mg/kgBB secara IV
Efek samping :
Eek samping dari pengguna anestetik local terjadi akibat khasiat
dari kardiodepresifnya ( menekan fungsi jantung ), mengakibatkan
hipersensitasi berupa dermatitis alergi.
Penggolongan :
Secara kimiawi anestetik local dibagi 3 kelompok yaitu :
1. Senyawa ester, contohnya prokain, benzokain, buvakain,
tetrakain, dan oksibuprokain
2. Senyawa amida, contohnya lidokain, mepivikain, bupivikain,
cinchokain dll.
Semua kokain, semua obat tersebut diatas dibuat sintesis.
1. Bupivikain
Indikasi : anestetik lokal
2. Etil klorida
Indikasi : anestetik local
Efek samping : menekan pernafasan, gelisah dan mual
3. Lidokain
Indikasi : anestesi filtrasi dan anestesi permukaan, antiaritmia
Efek samping : mengantuk
4. Benzokain
Indikasi : anestesi permukaan dan menghilangkan rasa nyeri
dan gatal
5. Prokain ( novokain )
Indikasi : anestesi filtrasi dan permukaan
Efek samping : hipersensitasi
6. Tetrakain
Indikasi : anestesi filtrasi
7. Benzilalkohol
Indikasi : menghilangkan rasa gatal, sengatan matahari dan
gigi
Kontra indikasi : insufiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping: menekan pernafasan
b. Anestesik Umum
Obat yang dapat menimbulkan suatu keadaan depresi pada
pusat-pusat syaraf tertentu yang bersifat reversible, dimana
seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan.
Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu
anestetik umum :
1. Berbau enak dan tidak merangsang selaput lender
2. Mula kerja cepat tanpa efek samping
3. Sadar kembalinya tanpa kejang
4. Berkhasiat analgetik baik dengan melemaskan otot-otot
seluruhnya
5. Tidak menambah pendarahan kapiler selama waktu
pembedahan
Efek samping :
Hampir semua anestetik inhalasi mengakibatkan sejumlah efek
samping yang terpenting diantaranya adalah :
1. Menekan pernafasa, paling kecil pada N2O, eter dan
trikloretiken
2. Mengurangi kontraksi jantung, terutama haloten dan
metoksifluran yang paling ringan pada eter
3. Merusak hati, oleh karena sudah tidak digunakan lagi
seperti senyawa klor
4. Merusak ginjal, khususnya metoksifluran
Penggolongan :
1. Dinitrogen monoksida
Indikasi : anestesi inhalasi
2. Enfluran
Indikasi : anestesi inhalasi ( untuk pasien yang tidak
tahan eter)
Efek samping : menekan pernafasan, gelisah, dan mual
3. Halotan
Indikasi :anestesi inhalasi
Efek samping : menekan pernafasan, aritmia, dan hipotensi
4. Droperidol
Indikasi : anestesi inhalasi
5. Eter
Indikasi : anestesi inhalasi
Efek samping : merangsang mukosa saluran pernafasan
6. Ketamin hidroklorida
Indikasi : anestesi inhalasi
Efek samping : menekan pernafasan (dosis tinggi ),
halusinasi dan tekanan darah naik.
7. Tiopental
Indikasi : anestesi injeksi pada pembedahan kecil seperti di
mulut
Kontra indikasi : insufiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping : menekan pernafasan
2. Obat Psikofarmaka/Psikotropik
Obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan
saraf pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental
dan perilaku, dan digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik.
Efek samping :
1. Derivat Benzodiazepin
2. Kelompok lain, contohnya : benzoktamin, hidrosizin dan
meprobramat.
Efek Samping
Penggolongan
1. Diazepam
Indikasi : hipnotika dan sedative, anti konvulsi, relaksasi,
relaksasi otot dan anti ansietas (obat epilepsi).
2. Nitrazepam
Indikasi : seperti indikasi diazepam
Efek samping : pada pengguanaan lama terjadi kumulasi dengan
efek sisa (hang over ), gangguan koordinasi dan melantur.
3. Flunitrazepam
Indikasi : hipnotik, sedatif, anestetik premedikasi operasi.
Efek samping : amnesia (hilang ingatan )
4. Kloral hidrat
Indikasi : hipnotika dan sedatif
Efek samping: merusak mukosa lambung usus dan ketagihan
5. Luminal
Indikasi : sedative, epilepsy, tetanus, dan keracunan strikhnin.
4. Obat Analgetik
Obat atau zat-zat yang mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri
tanpa menghilangkan kesadaran. Sedangkan bila menurunkan panas
disebut Antipiretika.
Penggolongan :
1. Golongan salisilat
Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau
aspirin. Obat ini diindikasikan untuk sakit kepala, neri otot,
demam. Sebagai contoh aspirin dosis kecil digunakan untuk
pencegahan thrombosis koroner dan cerebral.
Asetosal adalah analgetik antipirentik dan anti inflamasi yang
sangat luas digunakan dan digolongkan dalam obat bebas. Efek
sampingnya yaitu perangsangan bahkan dapat menyebabkan iritasi
lambung dan saluran cerna.
2. Golongan para aminofenol
Terdiri dari fenasetin dan asetaminofen (parasetamol ). Efek
samping golongan ini serupa denga salisilat yaitu menghilangkan
atau mengurangi nyeri ringan sedang, dan dapat menurunkan suhu
tubuh dalam keadaan demam, dengan mekanisme efek sentral.
Efek samping dari parasetamol dan kombinasinya pada
penggunaan dosis besar atau jangka lama dapat menyebabkan
kerusakan hati.
3. Golongan pirazolon(dipiron)
Dipiron sebagai analgetik antipirentik, karena efek inflamasinya
lemah. Efek samping semua derivate pirazolon dapat menyebabkan
agranulositosis, anemia aplastik dan trombositopenia.
4. Golongan antranilat
Digunakan sebagai analgetik karena sebagai anti inflamasi kurang
efektif dibandingkan dengan aspirin. Efek samping seperti gejala
iritasi mukosa lambung dan gangguan saluran cerna sering timbul.
Penggunaan :
Efek Samping :
1. Morfin
Indikasi : analgetik selama dan setelah pembedahan
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut,
penyakit perut akut.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/
indiksi pada over dosis.
2. Kodein fosfat
Indikasi : nyeri ringan sampai sedang
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut,
penyakit perut akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/
indiksi over dosis
3. Fentanil
Indikasi : nyeri kronik yang sukar diatasi pada kanker
Konta indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut,
penyakit perut akut
Efek samping: mual, muntah, konstipasi,
ketergantungan/indiksi over dosis
4. Petidin HCl
Indikasi : nyeri sedang sampai berat, nyeri pasca bedah
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut,
penyakit perut akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi,
ketergantungan/indiksi over dosis
5. Tremadol HCl
Indikasi : nyeri sedang sampai berat
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut,
penyakit perut akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi,
ketergantungan/indiksi over dosis
Nalorfin, Nalokson
Adalah antagonis morfin, bekerja meniadakan semua khasiat
morfin dan bersifat analgetik. Khusus digunakan pada kasus
overdosis atau intoksikasi obat-obat analgetik narkotik.
5. Obat Antipiretik
adalah zat-zat yg dapat mengurangi suhu tubuh.
6. Obat Antiepileptika
Obat yang dapat menghentikan penyakit ayan, yaitu suatu penyakit
gangguan syaraf yang ditimbul secara tiba-tiba dan berkala,
adakalanya disertai perubahan-perubahan kesadaran.
Penyebab antiepileptika : pelepasan muatan listrik yang cepat,
mendadak dan berlebihan pada neuron-neuron tertentu dalam otak
yang diakibatkan oleh luka di otak( abses, tumor, anteriosklerosis ),
keracunan timah hitam dan pengaruh obat-obat tertentu yang dapat
memprovokasi serangan epilepsi.
Jenis-jenis Epilepsi :
1. Grand mal (tonik-tonik umum )
Timbul serangan-serangan yang dimulai dengan kejang-kejang otot
hebat dengan pergerakan kaki tangan tak sadar yang disertai
jeritan, mulut berbusa,mata membeliak dan disusul dengan pingsan
dan sadar kembali.
2. Petit mal
Serangannya hanya singkat sekali tanpa disertai kejang.
3. Psikomotor (serangan parsial kompleks)
Kesadaran terganggu hanya sebagian tanoa hilangnya ingatan
dengan memperlihatkan perilaku otomatis seperti gerakan menelan
atau berjalan dalam lingkaran.
Penggunaan
1. untuk menghindari sel-sel otak
2. mengurangi beban social dan psikologi pasien maupun
keluarganya
3. profilaksis/pencegahan sehingga jumlah serangan berkurang
Penggolongan
1. Fenitoin
Indikasi : semua jenis epilepsi,kecuali petit mal, status
epileptikus
Kontra indikasi: gangguan hati, wanita hamil dan menyusui
Efek samping : gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala
tremor, insomnia.
2. Penobarbital
Indikasi : semua jenis epilepsi kecuali petit mal, status
epileptikus
Kontra indikasi: depresi pernafasan berat, porifiria
Efek samping :mengantuk, depresi mental
Karbamazepin
Indikasi : epilepsi semua jenis kecuali petit mal neuralgia
trigeminus
Kontra indikasi: gangguan hati dan ginjal, riwayat depresi sumsum
tulang
Efek samping : mual,muntah,pusing, mengantuk, ataksia,bingung
3. Klobazam
Indikasi : terapi tambahan pada epilepsy penggunaan
jangka pendek ansietas.
Kontra indikasi: depresi pernafasan
Efek samping : mengantuk, pandangan kabur, bingung, amnesia
ketergantungan kadang-kadang nyeri kepala, vertigo hipotensi.
4. Diazepam
Indikasi : status epileptikus, konvulsi akibat keracunan
Kontra indikasi: depresi pernafasan
Efek sampin : mengantuk, pandangan kabur, bingung, antaksia,
amnesia, ketergantungan, kadang nyeri kepala.