2. METILFENIDAT
Indikasi : pengobatan depresi mental, pengobatan keracunan depresan SSP, syndrom
hiperkinetik pada anak
Efek samping : insomnia, mual, iritabilitas, nyeri abdomen, nyeri kepala, Tachicardia
Kontraindikasi : hipertiroidisme, penyakit ginjal.
Farmakokinetik : diabsorbsikan melalui saluran cerna dan diekskresikan melalui urin, dan
waktu paruh plasma antara 1-2 jam
Farmakodinamik : mula- mula :0,5 – 1 jam P : 1 – 3 jam, L : 4-8 jam.
Reaksi yang merugikan : takikardia, palpitasi, meningkatkan hiperaktivitas.
dosis pemberian :
Anak : 0.25 mg/kgBB/hr
Dewasa : 10 mg 3x/hr
3. KAFEIN
Indikasi : menghilangkan rasa kantuk, menimbulkan daya pikir yang cepat, perangsang pusat
pernafasan dan fasomotor, untuk merangsang pernafasan pada apnea bayi prematur
Efek samping : sukar tidur, gelisah, tremor, tachicardia, pernafasan lebih cepat
Kontraindikasi : diabetes, kegemukan, hiperlipidemia, gangguan migren, sering gelisah
(anxious)
Farmakokinetik : kafein didistribusikan keseluruh tubuh dan diabsorbsikan dengan cepat
setelah pemberian, waktu paruh 3-7 jam, diekskresikan melalui urin
Reaksi yang merugikan : dalam jumlah yang lebih dari 500 mg akan mempengaruhi SSP dan
jantung.
Dosis pemberian : apnea pada bayi : 2.5-5 mg/kgBB/hr, keracunan obat depresan : 0.5-1 gr
kafein Na-Benzoat (Intramuskuler)
4. NIKETAMID
Indikasi : merangsang pusat pernafasan
Efek samping : pada dosis berlebihan menimbulkan kejang
Farmakokinetik : diabsorbsi dari segala tempat pemberian tapi lebih efektif dari IV
Dosis : 1-3 ml untuk perangsang pernafasan
5. DOKSAPRAM
Indikasi : perangsang pernafasan
Efek samping : hipertensi, tachicardia, aritmia, otot kaku, muntah
Farmakokinetik : mempunyai masa kerja singkat dalam SSP
Dosis : 0.5-1.5 mg/kgBB secara IV
Etil klorida
Indikasi : anestetik local
Efek samping : menekan pernafasan, gelisah dan mual
Lidokain
Indikasi : anestesi filtrasi dan anestesi permukaan, antiaritmia
Efek samping : mengantuk
Benzokain
Indikasi : anestesi permukaan dan menghilangkan rasa nyeri dan gatal
Prokain ( novokain )
Indikasi : anestesi filtrasi dan permukaan
Efek samping : hipersensitasi
Tetrakain
Indikasi : anestesi filtrasi
Benzilalkohol
Indikasi : menghilangkan rasa gatal, sengatan matahari dan gigi
Kontra indikasi : insufiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping: menekan pernafasan
b). Anestetika Umum : Obat yang dapat menimbulkan suatu keadaan depresi pada pusat-
pusat syaraf tertentu yang bersifat reversible, dimana seluruh perasaan dan kesadaran
ditiadakan.
Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestetik umum :
berbau enak dan tidak merangsang selaput lender
mula kerja cepat tanpa efek samping
sadar kembalinya tanpa kejang
berkhasiat analgetik baik dengan melemaskan otot-otot seluruhnya
Tidak menambah pendarahan kapiler selama waktu pembedahan
Efek samping
Hampir semua anestetik inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping yang terpenting
diantaranya adalah :
Menekan pernafasa, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretiken
Mengurangi kontraksi jantung, terutama haloten dan metoksifluran yang paling ringan pada
eter
Merusak hati, oleh karena sudah tidak digunakan lagi seperti senyawa klor
Merusak ginjal, khususnya metoksifluran
Penggolongan
Menurut penggunaannya anestetik umum digolongkan menjadi 2 yaitu:
Anestetik injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting ( thiopental dan
heksobarbital )
Anestetik inhalasi diberikan sebagai uap melalui saluran pernafasan. Contohnya eter, dll.
Sediaan, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
Dinitrogen monoksida
Indikasi : anestesi inhalasi
Enfluran
Indikasi : anestesi inhalasi ( untuk pasien yang tidak tahan eter)
Efek samping : menekan pernafasan, gelisah, dan mual
Halotan
Indikasi :anestesi inhalasi
Efek samping : menekan pernafasan, aritmia, dan hipotensi
Droperidol
Indikasi : anestesi inhalasi
Eter
Indikasi : anestesi inhalasi
Efek samping : merangsang mukosa saluran pernafasan
Ketamin hidroklorida
Indikasi : anestesi inhalasi
Efek samping : menekan pernafasan (dosis tinggi ), halusinasi dan tekanan darah naik.
Tiopental
Indikasi : anestesi injeksi pada pembedahan kecil seperti di mulut
Kontra indikasi : insufiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping : menekan pernafasan
Nitrazepam
Indikasi : seperti indikasi diazepam
Efek samping : pada pengguanaan lama terjadi kumulasi dengan efek sisa (hang over ),
gangguan koordinasi dan melantur.
Flunitrazepam
Indikasi : hipnotik, sedatif, anestetik premedikasi operasi.
Efek samping : amnesia (hilang ingatan )
Kloral hidrat
Indikasi : hipnotika dan sedative
Efek samping: merusak mukosa lambung usus dan ketagihan
Luminal
Indikasi : sedative, epilepsy, tetanus, dan keracunan strikhnin.
Atas kerja farmakologisnya, analgetik dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:
a. Analgetik Perifer (non narkotik), analgetik ini tidak dipengaruhi system saraf pusat. Semua
analgetik perifer memiliki khasiat sebagai anti piretik yaitu menurunkan suhu. Terdiri dari
obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
Penggolongan:
Berdasarkan rumus kimianya analgetik perifer digolongkan menjadi :
1) Golongan salisilat
Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin. Obat ini
diindikasikan untuk sakit kepala, neri otot, demam. Sebagai contoh aspirin dosis kecil
digunakan untuk pencegahan thrombosis koroner dan cerebral.
Asetosal adalah analgetik antipirentik dan anti inflamasi yang sangat luas digunakan dan
digolongkan dalam obat bebas. Efek sampingnya yaitu perangsangan bahkan dapat
menyebabkan iritasi lambung dan saluran cerna.
2) Golongan para aminofenol
Terdiri dari fenasetin dan asetaminofen (parasetamol ). Efek samping golongan ini
serupa denga salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sedang, dan dapat
menurunkan suhu tubuh dalam keadaan demam, dengan mekanisme efek sentral. Efek
samping dari parasetamol dan kombinasinya pada penggunaan dosis besar atau jangka lama
dapat menyebabkan kerusakan hati.
3) Golongan pirazolon(dipiron)
Dipiron sebagai analgetik antipirentik, karena efek inflamasinya lemah. Efek samping
semua derivate pirazolon dapat menyebabkan agranulositosis, anemia aplastik dan
trombositopenia.
4) Golongan antranilat
Digunakan sebagai analgetik karena sebagai anti inflamasi kurang efektif
dibandingkan dengan aspirin. Efek samping seperti gejala iritasi mukosa lambung dan
gangguan saluran cerna sering timbul.
Penggunaan :
Obat-obat ini mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa memengaruhi
SSP atau menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan. Kebanyakan zat ini
juga berdaya antipiretis dan/atau antiradang. Oleh karena itu tidak hanya digunakan sebagai
obat antinyeri, melainkan juga pada demam (infeksi virus/kuman, selesma, pilek) dan
peradangan seperti rematik dan encok.
Efek samping :
Yang paling umum adalah gangguan lambung-usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan
ginjal dan juga reaksi alergi kulit. Efek-efek samping ini terutama terjadi pada penggunaan
lama atau dalam dosis tinggi. Oleh karena itu penggunaan anal-getika secara kontinu tidak
dianjurkan.
b. Analgetik Narkotik, Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur dan
kanker.
Nyeri pada kanker umumnya diobati menurut suatu skema bertingkat empat, yaitu:
Obat perifer (non Opioid) peroral atau rectal; parasetamol, asetosal.
Obat perifer bersama kodein atau tramadol.
Obat sentral (Opioid) peroral atau rectal.
Obat Opioid parenteral.
7. Antipiretik
adalah zat-zat yg dapat mengurangi suhu tubuh.