Disusun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga mengucapkan terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Harapannya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, maka penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi untuk
menyempurnakan makalah ini
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi, dimana seluruh
aktivitas tubuh dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri
atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilingdungi oleh tengkorak dan
sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Otak dan
sumsum tulang belakang dibungkus oleh selaput meningia yang melindungi
sistem saraf halus, membawa pembuluh darah, dan dengan mensekresi sejenis
cairan yang disebut serebrospinal, selaput meningia dapat memperkecil
benturan dan guncangan. Meningia terdiri ata tiga lapisan, yaitu piamater,
arachnoid, dan duramater. Susunan saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf
manusia yang merupakan suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus
dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Fungsi sistem saraf antara lain:
mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan
lingkungan sekitarnya.
Dengan banyaknya fungsi penting sistem saraf pusat terhadap
keberlangsungan hidup manusia, maka menjaga keadaan dan fungsinya agar
tetap sehat dan baik adalah hal penting. Namun, organ dari sistem saraf pusat
juga berpotensi mengalami gangguan atau masalah. Sehingga, mempengaruhi
kesehatan dari suatu individu. Oleh sebab itu, diperlukan obat yang khusus
dibuat untuk menangani gangguan atau masalah pada sistem saraf pusat.
Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat atau sentral dan sistem
saraf tepi (SST). Pada sistem syaraf pusat, rangsang seperti sakit, panas, rasa,
cahaya, dan suara mulamula diterima oleh reseptor, kemudian dilanjutkan ke
otak dan sumsum tulang belakang. Rasa sakit disebabkan oleh perangsangan
rasa sakit diotak besar. Sedangkan analgetik narkotik menekan reaksi
emosional yang ditimbulkan rasa sakit tersebut. Sistem syaraf pusat dapat
ditekan seluruhnya oleh penekan saraf pusat yang tidak spesifik, misalnya
sedatif hipnotik.
Obat-obat sistem saraf pusat dibagi berdasarkan golongan serta
penggunaannya. Sehingga penggunaan obat-obatan ini dapat terkendali dan
akan meminimalisir efek samping obat itu sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini antara lain :
1. Apa pengertian Obat Sistem Saraf Pusat (SSP)?
2. Apa jenis-jenis Obat Sistem Saraf Pusat (SSP) dan bagaimana
penggolongannya?
3. Bagaimana Indikasi, Kontra Indikasi dan Efek samping dari Obat Sistem
Saraf Pusat (SSP)?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya :
1. Mengetahui pengertian Obat Sistem Saraf Pusat (SSP)
2. Mengetahui jenis dan penggolongan Obat Sistem Saraf Pusat (SSP)
3. Mengetahui indikasi, kontra indikasi, dan efek samping dari Obat Sistem
Saraf Pusat (SSP)
BAB II
PEMBAHASAN
C. Indikasi, Kontra Indikasi, dan Efek samping Obat Sistem saraf Pusat
1. Anastesi : Obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri disertai
hilangnya kesadaran ataupun tidak disertai hilangnya
kesadaran. Menurut penggunaannya anestesi umum dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu :
Anestesi injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra
short acting (tiopental dan heksobarbital)
Anestesi inhalasi, diberikan sabagai uap melalui
saluran pernafasan, contohnya eter
Indikasi, Kontra Indikasi, Efek Samping
Kontra
Nama Zat Indikasi Efek Samping
Indikasi
Anestesi - Tidak
- dapat
inhalasi dianjurkan
menyebabkan
bagi pasien
depresi napas
Sectio
dan depresi
Caesarea
Halotan sirkulasi akibat
- tidak boleh
vasodilatasi dan
diberikan
menurunnya
pasien
kontraktilitas
dengan
otot jantung.
riwayat
penggunaan - dapat
halotan menurunkan
dalam waktu kontraktilitas
3 bulan otot rahim
sebelumnya. serta
mengurangi
efektivitas
ergotonin dan
oksitosin, bagi
pasien Sectio
Caesarea.
- dapat
menimbulkan
gangguan hati,
diduga akibat
hepatotoksisitas
oleh imun
Anestesi Biotransformasi
inhalasi ( untuk enfluran minimal
pasien yang sehingga
Enfluran tidak tahan eter) - kemungkinan
kecil bagi
gangguan faal
hati
Anestesi Pasien Pada pasien
inhalasi narmokapnia narmokapnia
dapat
Isofluran
menyebabkan
perubahan aliran
darah ke otak
Anestesi Diberikan pada - Dapat
Eter
inhalasi penderita menyebabkan
trauma kepala dilatasi
dan keadaan pembuluh
peningkatan darah otak pada
intrakranial penderita
trauma kepala.
- baunya yang
menyengat,
merangsang
hiperekskresi
dan
menyebabkan
mual dan
muntah akibat
rangsangan
lambung
maupun efek
sentral
Anestesi Biodegradasi
inhalasi sevofluran
menghasilkan
Sevofluran - metabolit yang
bersifat toksik
dalam konsentrasi
tinggi.
Menghilangkan Insufisiensi Menekan
rasa gatal, sirkulasi pernafasan
sengatan jantung dan
Benzilalkohol
matahari dan hipertensi
cabut gigi
Obat Paten : Lidokain (Lignokain), Bupivakain,
Levobupivakain, Prilokain, Prokain, Ametokain (Tetrakain),
Ropivakain.
Obat Generik : Isoflurane, Enfluran, Halotan, Desfluran,
Sevoflurane.
2. Hipnotik & Sedatif : Hipnotik dan sedatif merupakan golongan obat
pendepresi susunan saraf pusat (SSP). Efeknya
bergantung dosis, mulai dari ringan yaitu
menyebabkan tenang atau kantuk, menidurkan,
hingga berat yaitu kehilangan kesadaran, keadaan
anestesi, koma dan mati. Obat ini digunakan
berhubungan dengan sistem saraf pusat seperti
tatalaksana nyeri akut dan kronik, tindakan
anesthesia, penatalaksanaan kejang serta insomnia
Indikasi, Kontra Indikasi, efek Samping
1. Benzodiazepin : obat yang memiliki lima efek farmakologi
sekaligus, yakni anxiolisis, sedasi, anti
konvulsi, relaksasi otot melalui medulla
spinalis, dan amnesia retrograde.
Indikasi : Pemakaian jangka pendek pada ansietas atau
insomnia, tambahan pada putus alkohol akut, status
epileptikus, kejang demam, spasme otot.
Kontra Indikasi : depresi pernapasan, gangguan hati
berat, miastenia gravis, insufisiensi pulmoner akut, kondisi
fobia dan obsesi, psikosis kronik, glaukoma sudut sempit
akut, serangan asma akut, trimester pertama kehamilan,
bayi prematur; tidak boleh digunakan sendirian pada
depresi atau ansietas dengan depresi.
Efek Samping : Kelelahan dan mengantuk adalah efek
samping yang biasa pada pengunaan lama benzodiazepin
Penggunaan yang lama benzodiazepine tidak akan
mengganggu tekanan darah, denyut jantung, ritme jantung
dan ventilasi.
2. Barbiturat : Secara kimia, barbiturate merupakan
derivate asam barbiturate. Asam barbiturate
(2,4,4-trioksoheksahidropirimidin)
merupakan hasil reaksi kondensasi antara
ureum dengan asam malonat.
Indikasi : insomnia yang sulit diobati dan berat pada
pasien yang pernah mendapat barbiturat.
Kontra Indikasi : insomnia yang disebabkan oleh nyeri,
porfiria, hamil, menyusui, hindari pada anak, dewasa
muda, lansia, pasien debil, dan juga pasien dengan riwayat
penyalahgunaan obat atau alkohol.
Efek Samping : Hangover dengan mengantuk, pusing,
ataksia, depresi pernapasan, reaksi hipersensitivitas, nyeri
kepala, terutama pada lansia; eksitasi paradoksikal dan
bingung kadang-kadang terjadi mendahului tidurnya.
3. Propofol (Non barbiturate non benzodiazepine) :
Propofol adalah substitusi isopropylphenol yang digunakan
secara intravena sebagai 1% larutan pada zat aktif yang terlarut,
serta mengandung 10% minyak kedele, 2,25% gliserol dan
1,2% purified egg phosphatide. Obat ini secara struktur kimia
berbeda dari sedative-hipnotik yang digunakan secara intravena
lainnya.
Indikasi : induksi dan pemeliharaan anestesi umum;
sedasi penderita yang diberi napas buatan (ventilated) dan
mendapat perawatan intensif, digunakan hingga 3 hari.
Kontra Indikasi : lihat keterangan di atas; tidak boleh
digunakan untuk sedasi pada ventilated children dan
remaja berusia di bawah 17 tahun (berisiko menyebabkan
efek serius meliputi asidosis metabolik, gagal jantung,
rhabdomiolisis, hiperlipidemia dan hepatomegali).
Efek Samping : lihat keterangan di atas; juga flushing;
apnea sementara selama induksi.
Obat Paten : Benzodiazepine, Barbiturat
Obat Generik : Diazepam, Nitrazepam, Luminal, Flunitrazepam
3. Analgetik/Penghalang Nyeri : Obat atau zat-zat yang mengurangi
atau menghilangkan rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran. Berdasarkan efek
farmakologinya Analgetik dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu :
Analgetik Narkotik
Analgetik Perifer ( Non-narkotik
Indikasi, Kontra Indikasi, efek Samping
Jenis
Indikasi Kontra Indikasi Efek Samping
Analgetik
Analgesik Untuk Penyakit hepar, Yang paling umum adalah
Nakotik meredakan dan gangguan ventilasi, gangguan lambung-usus,
menghilangkan dan pasien kerusakan darah,
nyeri hebat yang overdosis yang kerusakan hati dan ginjal
tidak dapat tidak dapat dan juga reaksi alergi
diobati dengan menoleransi obat kulit. Efek-efek samping
analgetik non dosis tinggi. ini terutama terjadi pada
narkotik yaitu penggunaan lama atau
nyeri akibat dalam dosis tinggi. Oleh
trombosis karena itu penggunaan
koroner, anal-getika secara kontinu
neoplasma, kolik tidak dianjurkan.
renal atau kolik
empedu, oklusi
akut pembuluh
darah perifer,
pulmoner atau
koroner,
perikarditis akut,
pleuritis dan
pneumotoraks
spontan, trauma
misal luka bakar,
fraktur dan nyeri
pasca bedah.
Analgesik - Asam asetil - diabetes atau - Efek samping yang
Perifer salisilat yang sirkulasi darah paling umum adalah
(Non- lebih dikenal perifer terganggu gangguan lambung-usus
Narkotik) sebagai - gangguan fungsi (salisilat, penghambat
asetosal atau hati berat, prostaglandin=NSAID’S,
aspirin. Obat hipersensitivitas derivat-derivat
ini pirazolinon), kerusakan
diindikasikan darah (parasetamol,
untuk sakit salisilat, derivat
kepala, neri antranilat, derivat
otot, demam. pirazolinon), kerusakan
- para hati dan ginjal
aminofenol (parasetamol,
dapat penghambat
menurunkan prostaglandin), dan juga
suhu tubuh reaksi alergi pada kulit.
dalam keadaan - Efek samping ini
demam, terutama terjadi pada
dengan penggunaan lama atau
mekanisme dalam dosis tinggi.
efek sentral.
B. SARAN
1. Gunakanlah obat sesuai indikasinya
2. Belilah obat di tempat yang terpercaya seperti apotek
3. Simpanlah obat di tempat kering dan tidak terkena sinar matahari langsung
4. Bila gejala semakin parah segera hubungi dokter
DAFTAR PUSTAKA
Parintak, Rudol Mana. 2013. “Makalah Obat-Obat Gangguan Sistem Saraf Pusat”.
http://rudolmandaparintak93.blogspot.com/2013/05/makalah-obat-obat-gangguan-
sistem-saraf.html, diakses pada 5 Maret 2021