Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH OBAT SISTEM SARAF PUSAT

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi


Dosen Pembimbing : Tutik Herawati, S.Kp., MM

Disusun Oleh :

Nur Baity Rahma Ramadhani (1A/P17410201006)

PROGRAM STUDI D-3 REKAM MEDIS& INFORMASI KESEHTAN


JURUSAN KESEHATAN TERAPAN
POLTEKKES KESEHATAN KEMENKES MALANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga mengucapkan terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Harapannya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, maka penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi untuk
menyempurnakan makalah ini

Tulungagung, 5 Maret 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi, dimana seluruh
aktivitas tubuh dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri
atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilingdungi oleh tengkorak dan
sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Otak dan
sumsum tulang belakang dibungkus oleh selaput meningia yang melindungi
sistem saraf halus, membawa pembuluh darah, dan dengan mensekresi sejenis
cairan yang disebut serebrospinal, selaput meningia dapat memperkecil
benturan dan guncangan. Meningia terdiri ata tiga lapisan, yaitu piamater,
arachnoid, dan duramater. Susunan saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf
manusia yang merupakan suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus
dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Fungsi sistem saraf antara lain:
mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan
lingkungan sekitarnya.
Dengan banyaknya fungsi penting sistem saraf pusat terhadap
keberlangsungan hidup manusia, maka menjaga keadaan dan fungsinya agar
tetap sehat dan baik adalah hal penting. Namun, organ dari sistem saraf pusat
juga berpotensi mengalami gangguan atau masalah. Sehingga, mempengaruhi
kesehatan dari suatu individu. Oleh sebab itu, diperlukan obat yang khusus
dibuat untuk menangani gangguan atau masalah pada sistem saraf pusat.
Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat atau sentral dan sistem
saraf tepi (SST). Pada sistem syaraf pusat, rangsang seperti sakit, panas, rasa,
cahaya, dan suara mulamula diterima oleh reseptor, kemudian dilanjutkan ke
otak dan sumsum tulang belakang. Rasa sakit disebabkan oleh perangsangan
rasa sakit diotak besar. Sedangkan analgetik narkotik menekan reaksi
emosional yang ditimbulkan rasa sakit tersebut. Sistem syaraf pusat dapat
ditekan seluruhnya oleh penekan saraf pusat yang tidak spesifik, misalnya
sedatif hipnotik.
Obat-obat sistem saraf pusat dibagi berdasarkan golongan serta
penggunaannya. Sehingga penggunaan obat-obatan ini dapat terkendali dan
akan meminimalisir efek samping obat itu sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini antara lain :
1. Apa pengertian Obat Sistem Saraf Pusat (SSP)?
2. Apa jenis-jenis Obat Sistem Saraf Pusat (SSP) dan bagaimana
penggolongannya?
3. Bagaimana Indikasi, Kontra Indikasi dan Efek samping dari Obat Sistem
Saraf Pusat (SSP)?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya :
1. Mengetahui pengertian Obat Sistem Saraf Pusat (SSP)
2. Mengetahui jenis dan penggolongan Obat Sistem Saraf Pusat (SSP)
3. Mengetahui indikasi, kontra indikasi, dan efek samping dari Obat Sistem
Saraf Pusat (SSP)
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Obat Sistem Saraf Pusat (SSP)


Susunan saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf manusia yang merupakan
suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan
satu dengan yang lain. Sistem saraf pusat berfungsi untuk menyalurkan impuls
yang diterima oleh panca indra ke otak untuk diolah dan direalisasikan debagai
tindakan. Stimulan sistem saraf pusat (SSP) adalah obat yang dapat
merangsang serebrum medula dan sumsum tulang belakang. Stimulasi daerah
korteks otak-depan oleh se-nyawa stimulan SSP akan meningkatkan
kewaspadaan, pengurangan kelelahan pikiran dan semangat bertambah.
Contoh senyawa stimulan SSP yaitu kafein dan amfetamin. Obat yang dapat
merangsang SSP disebut analeptika. Obat – obat yang bekerja terhadap
susunan saraf pusat berdasarkan efek farmakodinamiknya dibagi atas dua
golongan besar yaitu :
 merangsang atau menstimulasi yang secara langsung maupun tidak
langsung merangsang aktivitas otak, sumsum tulang belakang beserta
syarafnya.
 menghambat atau mendepresi, yang secara langsung maupun tidak lansung
memblokir proses proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum tulang
belakang dan saraf- sarafnya.
Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang
sangat luas (merangsang atau menghambat secara spesifik atau secara umum).
Kelompok obat memperlihatkan selektifitas yang jelas misalnya analgesik
antipiretik khusus mempengaruhi pusat pengatur suhu pusat nyeri tanpa
pengaruh jelas. Sehingga Obat sistem saraf pusat (SSP) adalah segala jenis obat
yang dapat merangsang organ sistem saraf pusat untuk bertindak sesuai
keinginan manusia. Hal ini diperlukan dalam bidang kesehatan dan di bawah
pengawasan dokter.
B. Jenis-Jenis dan Penggolongan Obat Sistem Saraf Pusat (SSP)
Obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa golongan
besar, yaitu:
1. Psikofarmaka (psikotropika), yang meliputi Psikoleptika (menekan atau
menghambat fungsi-fungsi tertentu dari SSP seperti hipnotika, sedativa dan
tranquillizers, dan antipsikotika); Psiko-analeptika (menstimulasi seluruh
SSP, yakni antidepresiva dan psikostimulansia (wekamin)).
2. Untuk gangguan neurologis, seperti antiepileptika, MS (multiple sclerosis),
dan penyakit Parkinson.
3. Jenis yang memblokir perasaan sakit: analgetika, anestetika umum, dan
lokal.
4. Jenis obat vertigo dan obat migrain (Tjay, 2002).
Umumnya semua obat yang bekerja pada SSP menimbulkan efeknya
dengan mengubah sejumlah tahapan dalam hantaran kimia sinap
(tergantung kerja transmitter
Obat Sistem Saraf Pusat (SSP) berdasarkan farmakodinamiknya dibagi
menjadi 2 golongan besar di antaranya :
1. Merangsang atau menstimulasi yang secara langsung maupun tidak
langsung merangsang aktivitas otak, sumsum tulang belakang beserta
syarafnya.
2. Menghambat atau mendepresi, yang secara langsung maupun tidak
langsung memblokir proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum tulang
belakang dan saraf- sarafnya.
Secara khusus obat sistem saraf pusat akan dibedakan menjadi beberapa
golongan, yaitu :
1. Analgetik : obat penghilang rasa nyeri. Dibedakan menjadi 2 yaitu
analgetik narkoti dan analgetik perifer (non arkotik).

2. Anti Inflamasi Non Steroid : berkhasiat analgetik, antipiretik dan anti


radang dan sering digunakan untuk menghalau gejala penyakit rema,
seperti arthritis rheumatica, artrosis.

3. Hipnotik-Sedatif : Hipnotik dan sedatif merupakan golongan obat


pendepresi susunan saraf pusat (SSP). Efeknya bergantung dosis, mulai
dari ringan yaitu menyebabkan tenang atau kantuk, menidurkan, hingga
berat yaitu kehilangan kesadaran, keadaan anestesi, koma dan mati.

4. Anastesi Umum dan Lokal : Keadaan dimana hilangnya sensasi rasa


nyeri disertai hilangnya kesadaran (anastesi umum) ataupun tidak (anastesi
lokal)

5. Psikotropik : meliputi Psikoleptika (menekan atau menghambat fungsi-


fungsi tertentu dari SSP seperti hipnotika, sedativa dan tranquillizers, dan
antipsikotika); Psiko-analeptika (menstimulasi seluruh SSP, yakni
antidepresiva dan psikostimulansia (wekamin)).

C. Indikasi, Kontra Indikasi, dan Efek samping Obat Sistem saraf Pusat
1. Anastesi : Obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri disertai
hilangnya kesadaran ataupun tidak disertai hilangnya
kesadaran. Menurut penggunaannya anestesi umum dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu :
 Anestesi injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra
short acting (tiopental dan heksobarbital)
 Anestesi inhalasi, diberikan sabagai uap melalui
saluran pernafasan, contohnya eter
 Indikasi, Kontra Indikasi, Efek Samping
Kontra
Nama Zat Indikasi Efek Samping
Indikasi
Anestesi - Tidak
- dapat
inhalasi dianjurkan
menyebabkan
bagi pasien
depresi napas
Sectio
dan depresi
Caesarea
Halotan sirkulasi akibat
- tidak boleh
vasodilatasi dan
diberikan
menurunnya
pasien
kontraktilitas
dengan
otot jantung.
riwayat
penggunaan - dapat
halotan menurunkan
dalam waktu kontraktilitas
3 bulan otot rahim
sebelumnya. serta
mengurangi
efektivitas
ergotonin dan
oksitosin, bagi
pasien Sectio
Caesarea.
- dapat
menimbulkan
gangguan hati,
diduga akibat
hepatotoksisitas
oleh imun
Anestesi Biotransformasi
inhalasi ( untuk enfluran minimal
pasien yang sehingga
Enfluran tidak tahan eter) - kemungkinan
kecil bagi
gangguan faal
hati
Anestesi Pasien Pada pasien
inhalasi narmokapnia narmokapnia
dapat
Isofluran
menyebabkan
perubahan aliran
darah ke otak
Anestesi Diberikan pada - Dapat
Eter
inhalasi penderita menyebabkan
trauma kepala dilatasi
dan keadaan pembuluh
peningkatan darah otak pada
intrakranial penderita
trauma kepala.
- baunya yang
menyengat,
merangsang
hiperekskresi
dan
menyebabkan
mual dan
muntah akibat
rangsangan
lambung
maupun efek
sentral

Anestesi Biodegradasi
inhalasi sevofluran
menghasilkan
Sevofluran - metabolit yang
bersifat toksik
dalam konsentrasi
tinggi.
Menghilangkan Insufisiensi Menekan
rasa gatal, sirkulasi pernafasan
sengatan jantung dan
Benzilalkohol
matahari dan hipertensi
cabut gigi
 Obat Paten : Lidokain (Lignokain), Bupivakain,
Levobupivakain, Prilokain, Prokain, Ametokain (Tetrakain),
Ropivakain.
 Obat Generik : Isoflurane, Enfluran, Halotan, Desfluran,
Sevoflurane.
2. Hipnotik & Sedatif : Hipnotik dan sedatif merupakan golongan obat
pendepresi susunan saraf pusat (SSP). Efeknya
bergantung dosis, mulai dari ringan yaitu
menyebabkan tenang atau kantuk, menidurkan,
hingga berat yaitu kehilangan kesadaran, keadaan
anestesi, koma dan mati. Obat ini digunakan
berhubungan dengan sistem saraf pusat seperti
tatalaksana nyeri akut dan kronik, tindakan
anesthesia, penatalaksanaan kejang serta insomnia
 Indikasi, Kontra Indikasi, efek Samping
1. Benzodiazepin : obat yang memiliki lima efek farmakologi
sekaligus, yakni anxiolisis, sedasi, anti
konvulsi, relaksasi otot melalui medulla
spinalis, dan amnesia retrograde.
 Indikasi : Pemakaian jangka pendek pada ansietas atau
insomnia, tambahan pada putus alkohol akut, status
epileptikus, kejang demam, spasme otot.
 Kontra Indikasi : depresi pernapasan, gangguan hati
berat, miastenia gravis, insufisiensi pulmoner akut, kondisi
fobia dan obsesi, psikosis kronik, glaukoma sudut sempit
akut, serangan asma akut, trimester pertama kehamilan,
bayi prematur; tidak boleh digunakan sendirian pada
depresi atau ansietas dengan depresi.
 Efek Samping : Kelelahan dan mengantuk adalah efek
samping yang biasa pada pengunaan lama benzodiazepin
Penggunaan yang lama benzodiazepine tidak akan
mengganggu tekanan darah, denyut jantung, ritme jantung
dan ventilasi.
2. Barbiturat : Secara kimia, barbiturate merupakan
derivate asam barbiturate. Asam barbiturate
(2,4,4-trioksoheksahidropirimidin)
merupakan hasil reaksi kondensasi antara
ureum dengan asam malonat.
 Indikasi : insomnia yang sulit diobati dan berat pada
pasien yang pernah mendapat barbiturat.
 Kontra Indikasi : insomnia yang disebabkan oleh nyeri,
porfiria, hamil, menyusui, hindari pada anak, dewasa
muda, lansia, pasien debil, dan juga pasien dengan riwayat
penyalahgunaan obat atau alkohol.
 Efek Samping : Hangover dengan mengantuk, pusing,
ataksia, depresi pernapasan, reaksi hipersensitivitas, nyeri
kepala, terutama pada lansia; eksitasi paradoksikal dan
bingung kadang-kadang terjadi mendahului tidurnya.
3. Propofol (Non barbiturate non benzodiazepine) :
Propofol adalah substitusi isopropylphenol yang digunakan
secara intravena sebagai 1% larutan pada zat aktif yang terlarut,
serta mengandung 10% minyak kedele, 2,25% gliserol dan
1,2% purified egg phosphatide. Obat ini secara struktur kimia
berbeda dari sedative-hipnotik yang digunakan secara intravena
lainnya.
 Indikasi : induksi dan pemeliharaan anestesi umum;
sedasi penderita yang diberi napas buatan (ventilated) dan
mendapat perawatan intensif, digunakan hingga 3 hari.
 Kontra Indikasi : lihat keterangan di atas; tidak boleh
digunakan untuk sedasi pada ventilated children dan
remaja berusia di bawah 17 tahun (berisiko menyebabkan
efek serius meliputi asidosis metabolik, gagal jantung,
rhabdomiolisis, hiperlipidemia dan hepatomegali).
 Efek Samping : lihat keterangan di atas; juga flushing;
apnea sementara selama induksi.
 Obat Paten : Benzodiazepine, Barbiturat
 Obat Generik : Diazepam, Nitrazepam, Luminal, Flunitrazepam
3. Analgetik/Penghalang Nyeri : Obat atau zat-zat yang mengurangi
atau menghilangkan rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran. Berdasarkan efek
farmakologinya Analgetik dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu :
 Analgetik Narkotik
 Analgetik Perifer ( Non-narkotik
 Indikasi, Kontra Indikasi, efek Samping
Jenis
Indikasi Kontra Indikasi Efek Samping
Analgetik
Analgesik Untuk Penyakit hepar, Yang paling umum adalah
Nakotik meredakan dan gangguan ventilasi, gangguan lambung-usus,
menghilangkan dan pasien kerusakan darah,
nyeri hebat yang overdosis yang kerusakan hati dan ginjal
tidak dapat tidak dapat dan juga reaksi alergi
diobati dengan menoleransi obat kulit. Efek-efek samping
analgetik non dosis tinggi. ini terutama terjadi pada
narkotik yaitu penggunaan lama atau
nyeri akibat dalam dosis tinggi. Oleh
trombosis karena itu penggunaan
koroner, anal-getika secara kontinu
neoplasma, kolik tidak dianjurkan.
renal atau kolik
empedu, oklusi
akut pembuluh
darah perifer,
pulmoner atau
koroner,
perikarditis akut,
pleuritis dan
pneumotoraks
spontan, trauma
misal luka bakar,
fraktur dan nyeri
pasca bedah.
Analgesik - Asam asetil - diabetes atau - Efek samping yang
Perifer salisilat yang sirkulasi darah paling umum adalah
(Non- lebih dikenal perifer terganggu gangguan lambung-usus
Narkotik) sebagai - gangguan fungsi (salisilat, penghambat
asetosal atau hati berat, prostaglandin=NSAID’S,
aspirin. Obat hipersensitivitas derivat-derivat
ini pirazolinon), kerusakan
diindikasikan darah (parasetamol,
untuk sakit salisilat, derivat
kepala, neri antranilat, derivat
otot, demam. pirazolinon), kerusakan
- para hati dan ginjal
aminofenol (parasetamol,
dapat penghambat
menurunkan prostaglandin), dan juga
suhu tubuh reaksi alergi pada kulit.
dalam keadaan - Efek samping ini
demam, terutama terjadi pada
dengan penggunaan lama atau
mekanisme dalam dosis tinggi.
efek sentral.

 Obat Paten : Panadol, Farmasal, Profen, Aspirin, Ponstan,


Mefinal
 Obat Generik : Ibu Profen, Paracetamol, NSAIDS, Morfin,
Asam Mefenamat
4. Nalorfin, Nalokson : antagonis morfin, bekerja meniadakan
semua khasiat morfin dan bersifat analgetik. Khusus digunakan pada
kasus overdosis atau intoksikasi obat-obat analgetik narkotik.
 Indikasi, Kontra Indikasi, efek Samping
 Indikasi : depresi sebagian atau menyeluruh yang reversibel
yang disebabkan oleh opioid, over dosis opiod akut, termasuk
depresi pernafasan, yang diinduksi oleh opioid alami maupun
sintetik.
 Kontra Indikasi : Hipersensitive nalorfin, naloxone
 Efek Samping : hipotensi, hipertensi, takikardi ventrikular
dan fibrilasi, dispnea, udem pulmoner.
 Obat Paten : Naloxone, Nalorphine
 Obat Generik : Nokoba, Nalokson Hidroklorida
5. Antipiretik : Zat-zat yg dapat mengurangi suhu tubuh.
 Indikasi, Kontra Indikasi, efek Samping
 Indikasi : Obat antiperitik diindikasiakn untuk gejala demam
serta beberapa jenis antiperitik dapat mengahala nyeri. Pasien
baru boleh diberikan obat antipiretik bila tubuhnya mengalami
demam atau memiliki suhu tubuh lebih dari 37,5 derajat
Celcius. Ada juga yang menyebutkan bahwa antipiretik baru
boleh dipakai jika suhu tubuh mencapai lebih dari 38,5 derajat
Celcius. Apabila suhu tubuh kurang dari suhu tersebut, maka
sebaiknya jangan cepat-cepat diberikan antipiretik.
 Kontra Indikasi : Pasien dengan gangguan fungsi hati dan
ginjal berat serta penderita maag parah.
 Efek Samping : sering terjadi adalah oliguria dan retensi
garam dan air. Di samping itu, penggunaan obat antipiretik juga
bisa menimbulkan efek samping berupa gangguan saluran
cerna.
 Obat Paten : Profen, Ponstan
 Obat Generik : Ibuprofen, Asam Mefenamat, Paracetamol
6. Antimigrain : Obat yang mengobati penyakit berciri serangan-
serangan berkala dari nyeri hebat pada satu sisi.
 Indikasi, Kontra Indikasi, efek Samping
 Indikasi : Serangan migraine baik akut maupu kronis.
 Kontra Indikasi : Penggunaan ergotamine bersamaan dengan
inhibitor CYP3A4 kuat, seperti antifungi golongan azole,
antihepatitis, dan makrolida, dikontraindikasikan. Sebab dapat
terjadi vasospasme hebat hingga terjadi iskemia perifer dan
serebral.
 Efek Samping : Efek samping ergotamine yang dapat
ditemukan adalah gangguan pada katup jantung akibat
penggunaan kronik. Penggunaan bersama dengan inhibitor
CYP3A4 berpotensi meningkatkan efek samping fatal.
 Obat Paten : Profen, Aspirin, Anufen, Nurofen
 Obat Generik : Ibuprofen, Asam Mefemanat
7. Antireumatik : Obat yang digunakan untuk mengobati atau
menghilangkan rasa nyeri pada sendi/otot, disebut juga anti encok. Efek
samping berupa gangguan lambung usus, perdarahan tersembunyi (okult),
pusing, tremor dan lain-lain.
 Indikasi, Kontra Indikasi, efek Samping
 Indikasi : Serangan reumatik atau gout baik akut maupu
kronis.
 Kontra Indikasi : penyakit kardiovaskuler, gangguan paru,
ginjal, dan hati; kehamilan; riwayat tukak lambung, hemoragia
saluran cerna, inflammatory bowel disease, atau gangguan
darah (termasuk gangguan koagulasi); riwayat hipersensitivitas
yang ditimbulkan oleh asetosal atau AINS lain (lihat juga
keterangan di atas); porfiria; sindrom Sjogren; penyakit tiroid;
ANAK berusia di bawah 14 tahun. HIPERSENSITIVITAS.
AINS dikontraindikasikan bagi pasien dengan riwayat
hipersensitivitas terhadap asetosal atau AINS lainnya termasuk
pasien yang mendapat serangan asma, angioedema, urtikaria
atau rinitis yang disebabkan oleh asetosal atau AINS lainnya.
 Efek Samping : Parotitis, stomatitis, gondong, pankreatitis,
hepatitis, nefritis, gangguan penglihatan; leukopenia jarang,
trombositopenia, agranulositosis, anemia aplastik, eritema
multiforma (sindrom Stevens-Johnson) nekrolisis epidermal
toksik (sindrom Lyell), toksisitas paru-paru.
 Obat Paten : Profen, Aspirin, Anufen, Nurofen, Anti Inflamasi
Non-steroid.
 Obat Generik : Indomestasin, fenilbutazon, dan piroksikam.
8. Anti Depresan : Obat yang dapat memperbaiki suasana jiwa dapat
menghilangkan atau meringankan gejala-gejala
keadaan murung yang tidak disebabkan oleh
kesulitan sosial, ekonomi dan obat-obatan serta
penyakit.
 Indikasi, Kontra Indikasi, efek Samping
 Indikasi : depresi, terutama bila diperlukan sedasi; nocturnal
enuresis pada anak.
 Kontra Indikasi : infark miokardial yang baru, aritmia, mania,
penyakit hati berat.
 Efek Samping : mulut kering, sedasi, pandangan kabur,
konstipasi, mual, sulit buang air kecil, efek pada kardiovaskular
(aritmia, hipotensi postural, takikardia, sinkope, terutama pada
dosis tinggi), berkeringat, tremor, ruam, gangguan perilaku
(terutama anak), hipomania, bingung (terutama lansia),
gangguan fungsi seksual, perubahan gula darah, nafsu makan
bertambah. Lebih jarang dapat terjadi: lidah hitam, ileus
paralitik, kejang, agranulositosis, leukopenia, eosinofilia,
purpura, trombositopenia, hiponatremia, sakit kuning.
 Obat Paten : Amitriptilin
 Obat Generik : Amoksapin,Impramin Hidroklorida, Nortriptilin
9. Neuroleptika : Obat yang dapat menekan fungsi-fungsi psikis
(jiwa) tertentu tanpa menekan fungsi-fungsi umum
seperti berfikir dan berkelakuan normal. Obat ini
digunakan pada gangguan (infusiensi) cerebral
seperti mudah lupa, kurang konsentrasi dan
vertigo. Gejalanya dapat berupa kelemahan ingatan
jangka pendek dan konsentrasi, vertigo, kuping
berdengung, jari-jari dingin, dan depresi.
 Indikasi, Kontra Indikasi, efek Samping
 Indikasi : obat-obat yang dapat menekan fungsi-fungsi psikis
tertentu. Obat ini dapat meredakan emosi dan agresi,dapat juga
mengurangi atau menghilangkan gangguan jiwa seperti impian-
impian dan pikiran-pikran khayal (halusinasi) serta
menormalisasi kelakuan yang tidak normal..
 Kontra Indikasi : gangguan hati dan gangguan ginjal berat,
wanita hamil dan menyusui.
 Efek Samping : diare, somnolen, insomnia, gugup, depresi,
hiperkinetik, ruam.
 Obat Paten : Dores, Govotil, Haldol, Lodomer, Seradol,
Serenace, Upsikis.
 Obat Generik : Piracetam, Pyritinol HCl, Mecobalamin.
10. Antiepileptika : Obat yang dapat menghentikan penyakit ayan, yaitu
suatu penyakit gangguan syaraf yang ditimbul
secara tiba-tiba dan berkala, adakalanya disertai
perubahan-perubahan kesadaran.
Penyebab antiepileptika : pelepasan muatan listrik
yang cepat, mendadak dan berlebihan pada neuron-
neuron tertentu dalam otak yang diakibatkan oleh
luka di otak( abses, tumor, anteriosklerosis ),
keracunan timah hitam dan pengaruh obat-obat
tertentu yang dapat memprovokasi serangan
epilepsi.
 Indikasi, Kontra Indikasi, efek Samping
Nama Obat Indikasi Kontra Indikasi Efek Samping
Semua jenis epilepsy Gangguan hati, Gangguan saluran
kecuali petit mal, status wanita hamil dan cerna, pusing nyeri
Fenitoin
epileptikus menyusui kepala tremor,
insomnia
Semua jenis epilepsy Depresi pernafasan Mengantuk, depresi
Penobarbital kecuali petit mal, status berat, porifiria mental
epileptikus
Epilepsi semua jenis Gangguan hati & Mual, muntah,
Karbamazepin kecuali petit mal ginjal, riwayat depresi pusing, mengantuk,
neuralgia trigeminus sumsusm tulang ataksia, bingung
Status epilepticus, Depresi pernafasan Mengantuk,
konvulsi akibat pandangan kabur,
keracunan bingung, antaksia,
Diazepam
amnesia,
ketergantungan,
nyeri kepala kronis
Terapi tambahan pada Depresi pernafasan Mengantuk,
epilepsi penggunaan pandangan kabur,
jangka pendek ansietas. bingung, antaksia,
Klobazam amnesia,
ketergantungan,
nyeri kepala kronis,
vertigo hipotensi

 Obat Paten : Diacepam, Barbiturat, Benzodiazepine, Hydantoin


 Obat Generik : Fenitoin, Klobazam, Diazepam, Karbamazepin,
Penobarbital
11. Antiemetika : Obat untuk mencegah / menghentikan muntah
akibat stimulasi pusat muntah yang disebabkan
oleh rangsangan lambung usus, melalui CTZ
(Cheme Receptor Trigger Zone) dan melalui kulit
otak. Antiemetika diberikan kepada pasien dengan
keluhan sebagai berikut :
a. Mabuk jalan
b. Mabuk kehamilan
c. Mual atau muntah yang disebabkan
penyakit tertentu seperti pada pengobatan
dengan radiasi atau obat-obat sitostatik.
 Indikasi, Kontra Indikasi, efek Samping
Nama Obat Indikasi Kontra Indikasi Efek Samping
Kelainan vestibuler Kehamilan/menyususi, Gejala pyramidal,
seperti vertilago, hipotensi, dan mengantuk, sakit
Sinarizin
tinnitus, mual dan serangan asma kepala
muntah
Mual, muntah, vertigo, Serangan asma akut, Mengantuk,
Dimenhidrat mabuk perjalanan dan ggal jantung, dan gangguan
kelainan labirin kehamilan psikomotor
Klorpromazin Mual, muntah Gangguan hati dan Mengantuk, gejala
HCL ginjal ekstra pyramidal
Mual dan muntah berat Gangguan hati dan Mengantuk, gejala
Perfenazin
ginjal ekstra pyramidal
Mual dan muntah Gangguan hati dan Mengantuk, gejala
Proklorperazin akibat gangguan pada ginjal ekstar pyramidal
labirin
Mual dan muntah berat Gangguan hati dan Mengantuk, gejala
Trifluoperazin
ginjal ekstar pyramidal
 Obat Paten : Costil, Digestadon, Domet, Domperidon, Ethiferan
 Obat Generik : Sinarizin, Dimenhidrat, Klorpromazin HCL,
Perfenazin, Proklorperazin, Trifluoperazin
12. Parkinson (Gemetaran) : Obat yang digunakan untuk mengobati
penyakit Parkison yang ditandai dengan gejala tremor, kaku
otot,gangguan gaya berjalan, gannguan kognitif, persepsi, dan daya
ingat. Penyakit ini terjadi akibat proses degenerasi yang progresif dan
sel-sel otak sehingga menyebabkan terjadinya defisiensi
neurotransmitter yaitu dopamine. Berdasarkan cara kerjanya dibagi
menjadi :

a. Obat anti muskarinik, seperti triheksifenidil/ benzheksol,


digunakan pada pasien dengan gejala ringan dimana tremor
adalah gejala yang dopamin.
b. Obat anti dopaminergik, seperti levodopa, bromokriptin. Untuk
penyakit Parkinson idiopatik, obat pilihan utama adalah
levodopa.
c. Obat anti dopamine antikolinergik, seperti amantadine.
d. Obat untuk tremor essensial, seperti haloperidol,
klorpromazine, primidon.
 Indikasi, Kontra Indikasi, efek Samping
Nama Obat Indikasi Kontra Indikasi Efek Samping
Parkinson, gangguan Retensi urine, Gangguan lambung
ektrapiramidal karena glaucoma, usus, mulut kering,
Biperidin obat tersumbatnya saluran gangguan
cerna penglihatan dan
efek-efek sentral
Perkinsoinesma bukan Galukoma, penyakit Anoreksia, mual,
Levodopa
karena obat psikiatri berat muntah, insomnia
Parkinsonisme Gangguan lambung
usus, pada dosis
Bromokriptin - tinggi halusinasi,
gangguan
psikomotor
 Obat Paten : Carbidopa and Levodopa, Levazide, Levoben,
Levopar, Madopar, Madopar HBs, Madopar Dispersible, Stalevo.
 Obat Generik : Triheksifenidil, Biperidin, Levodopa,
Bromokriptin, Amantadine
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem saraf pusat memegang peran penting dalam kehidupan seseorang.
Oleh karena itu sangat wajib bagi setiap individu untuk menjaganya supaya tetap
dalam kondisi yang baik dan fungsinya dapat bekerja dengan baik. Namun, ketika
terjadi msalah atau gangguan pada sistem saraf pusat wajib pula bagi individu untuk
memberikan terapi yang tepat. Baik terapi obat maupun terapi fisik.
Terapi obat pada sistem saraf pusat memiliki berbagai jenis dan golongan
sesuai kriteria keluhan, gejala, dosis hingga komposisi yang masing-masing akan
disesuaikan dengan perawatan.
Dalam pemebrian terapi obat harus dilakukan sesuai anjuran pemakian obat
atau anjuran dokter, sehingga akan meminimalisir terjadinya efek samping dan
kejadian fatal.

B. SARAN
1. Gunakanlah obat sesuai indikasinya
2. Belilah obat di tempat yang terpercaya seperti apotek
3. Simpanlah obat di tempat kering dan tidak terkena sinar matahari langsung
4. Bila gejala semakin parah segera hubungi dokter
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. “Perpustakaan Online Poltekkes Malang”. http://perpustakaan.poltekkes-


malang.ac.id/assets/file/kti/1501460004/14._BAB_2_.pdf, diakses pada 5 Maret 2021

Eksakta, Rizal Suhadi. 2012. “Obat-obatan Pada Susunan Syaraf Pusat”.


http://rizalsuhardieksakta.blogspot.com/2012/06/obat-obatan-pada-susunan-syaraf-
pusat.html, diakses pada 5 Maret 2021

Parintak, Rudol Mana. 2013. “Makalah Obat-Obat Gangguan Sistem Saraf Pusat”.
http://rudolmandaparintak93.blogspot.com/2013/05/makalah-obat-obat-gangguan-
sistem-saraf.html, diakses pada 5 Maret 2021

Anonim. 2015. “Benzodiazepine”. http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-4-sistem-saraf-


pusat/41-hipnosis-dan-
ansietas/412ansietas/benzodiazepin#:~:text=hipnotik%20dan%20ansiolitik).-
,Kontraindikasi%3A,depresi%20atau%20ansietas%20dengan%20depresi., diakses pada
5 Maret 2021

Indijah, Sujiati Woro. Fajri, Purnama. 2016. “Farmakologi”.


http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Farmakologi-
Komprehensif.pdf, diakses pada 5 Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai