Anda di halaman 1dari 14

A.

DEFINISI SISTEM SARAF PUSAT


Susunan saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf manusia yang merupakan
suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu
dengan yang lain. Fungsi sistem saraf antara lain : mengkoordinasi, menafsirkan dan
mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya.
Stimulan sistem saraf pusat (SSP) adalah obat yang dapat merangsang
serebrum medula dan sumsum tulang belakang. Stimulasi daerah korteks otak-depan
oleh se-nyawa stimulan SSP akan meningkatkan kewaspadaan, pengurangan
kelelahan pikiran dan semangat bertambah. Contoh senyawa stimulan SSP yaitu
kafein dan amfetamin. Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat atau
sentral dan sistem saraf tepi (SST). Pada sistem syaraf pusat, rangsang seperti sakit,
panas, rasa, cahaya, dan suara mula-mula diterima oleh reseptor, kemudian
dilanjutkan ke otak dan sumsum tulang belakang. Rasa sakit disebabkan oleh
perangsangan rasa sakit diotak besar. Sedangkan analgetik narkotik menekan reaksi
emosional yang ditimbulkan rasa sakit tersebut. Sistem syaraf pusat dapat ditekan
seluruhnya oleh penekan saraf pusat yang tidak spesifik, misalnya sedatif hipnotik.
Obat yang dapat merangsang SSP disebut analeptika.
Obat obat yang bekerja terhadap susunan saraf pusat berdasarkan efek
farmakodinamiknya dibagi atas dua golongan besar yaitu :
1. merangsang atau menstimulasi yang secara langsung maupun tidak langsung
merangsang aktivitas otak, sumsum tulang belakang beserta syarafnya.
2. menghambat atau mendepresi, yang secara langsung maupun tidak lansung
memblokir proses proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum tulang
belakang dan saraf- sarafnya.
Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang sangat luas
(merangsang atau menghambat secara spesifik atau secara umum). Kelompok obat
memperlihatkan selektifitas yang jelas misalnya analgesik antipiretik khusus
mempengaruhi pusat pengatur suhu pusat nyeri tanpa pengaruh jelas.
B. Klasifikasi Sistem Saraf Pusat
Obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa golongan besar,
yaitu:
1. Psikofarmaka (psikotropika), yang meliputi Psikoleptika (menekan atau
menghambat fungsi-fungsi tertentu dari SSP seperti hipnotika, sedativa dan
tranquillizers, dan antipsikotika); Psiko-analeptika (menstimulasi seluruh
SSP, yakni antidepresiva dan psikostimulansia (wekamin)).
2. Untuk gangguan neurologis, seperti antiepileptika, MS (multiple sclerosis),
dan penyakit Parkinson.
3. Jenis yang memblokir perasaan sakit: analgetika, anestetika umum, dan lokal.
4. Jenis obat vertigo dan obat migrain (Tjay, 2002).
Umumnya semua obat yang bekerja pada SSP menimbulkan efeknya dengan
mengubah sejumlah tahapan dalam hantaran kimia sinap (tergantung kerja
transmitter

C. JENIS OBAT-OBAT SISTEM SARAF PUSAT DAN MEKANISME


KERJANYA
1. Obat Anestetik :
Obat anestetik adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit
dalam bermacan-macam tindakan operasi.
a. Anestetik Lokal : Obat yang merintangi secara reversible penerusan impuls-
impuls syaraf ke SSP (susunan syaraf pusat) pada kegunaan lokal dengan
demikian dapat menghilangkan rasa nyeri, gatal-gatal, panas atau dingin.
Penggunaan
Anestetik lokal umumnya digunakan secara parenteral misalnya pembedahan kecil
dimana pemakaian anestetik umum tidak dibutuhkan.
Anestetik local dibagi menjadi 3 jenis :
1. anestetik permukaan, digunakan secara local untu melawan rasa nyeri dan
gatal, misalnya larutan atau tablet hisap untuk menghilangkan rasa nyeri di
mulut atau leher, tetes mata untuk mengukur tekana okuler mata atau
mengeluarkan benda asing di mata, salep untuk menghilangkan rasa nyeri
akibat luka bakar dan suppositoria untuk penderita ambient/ wasir.
2. Anestetik filtrasi yaitu suntikan yang diberikan ditempat yang dibius ujung-
ujung sarafnya, misalnya pada daerah kulit dan gusi.
3. Anestetik blok atau penyaluran saraf yaitu dengan penyuntikan disuatu
tempat dimana banyak saraf terkumpul sehingga mencapai daerah anestesi
yang luas misalnya pada pergelangan tangan atau kaki.
Obat obat anestetik local umumnya yang dipakai adalah garam kloridanya yang
mudah larut dalam air.
Persyaratan anestetik local
Anestetik local dikatakan ideal apabila memiliki beberapa persyaratan
sebagai berikut :
tidak merangsang jaringan
tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf sentral
toksisitas sistemis rendah
efektif pada penyuntikan dan penggunaan local
mula kerja dan daya kerjanya singkat untuk jangka waktu cukup lama
larut dalam air dengan menghasilakan larutan yang stabil dan tahan
pemanasan
Efek samping
Efek samping dari pengguna anestetik local terjadi akibat khasiat dari
kardiodepresifnya ( menekan fungsi jantung ), mengakibatkan hipersensitasi berupa
dermatitis alergi.
Penggolongan
Secara kimiawi anestetik local dibagi 3 kelompok yaitu :
Senyawa ester, contohnya prokain, benzokain, buvakain, tetrakain, dan
oksibuproka
Senyawa amida, contohnya lidokain, mepivikain, bupivikain,, cinchokain dll.
Semua kokain, semua obat tersebut diatas dibuat sintesis.
Sediaan, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
Bupivikain
Indikasi : anestetik local
Etil klorida
Indikasi : anestetik local
Efek samping : menekan pernafasan, gelisah dan mual
Lidokain
Indikasi : anestesi filtrasi dan anestesi permukaan, antiaritmia
Efek samping : mengantuk
Benzokain
Indikasi : anestesi permukaan dan menghilangkan rasa nyeri dan gatal
Prokain ( novokain )
Indikasi : anestesi filtrasi dan permukaan
Efek samping : hipersensitasi
Tetrakain
Indikasi : anestesi filtrasi
Benzilalkohol
Indikasi : menghilangkan rasa gatal, sengatan matahari dan gigi
Kontra indikasi : insufiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping: menekan pernafasan
b). Anestetika Umum : Obat yang dapat menimbulkan suatu keadaan depresi pada
pusat-pusat syaraf tertentu yang bersifat reversible, dimana seluruh perasaan dan
kesadaran ditiadakan.
Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestetik umum :
berbau enak dan tidak merangsang selaput lender
mula kerja cepat tanpa efek samping
sadar kembalinya tanpa kejang
berkhasiat analgetik baik dengan melemaskan otot-otot seluruhnya
Tidak menambah pendarahan kapiler selama waktu pembedahan
Efek samping
Hampir semua anestetik inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping yang
terpenting diantaranya adalah :
Menekan pernafasa, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretiken
Mengurangi kontraksi jantung, terutama haloten dan metoksifluran yang paling
ringan pada eter
Merusak hati, oleh karena sudah tidak digunakan lagi seperti senyawa klor
Merusak ginjal, khususnya metoksifluran
Penggolongan
Menurut penggunaannya anestetik umum digolongkan menjadi 2 yaitu:
Anestetik injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting ( thiopental dan
heksobarbital )
Anestetik inhalasi diberikan sebagai uap melalui saluran pernafasan. Contohnya
eter, dll.
Sediaan, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
Dinitrogen monoksida
Indikasi : anestesi inhalasi
Enfluran
Indikasi : anestesi inhalasi ( untuk pasien yang tidak tahan eter)
Efek samping : menekan pernafasan, gelisah, dan mual
Halotan
Indikasi :anestesi inhalasi
Efek samping : menekan pernafasan, aritmia, dan hipotensi
Droperidol
Indikasi : anestesi inhalasi
Eter
Indikasi : anestesi inhalasi
Efek samping : merangsang mukosa saluran pernafasan
Ketamin hidroklorida
Indikasi : anestesi inhalasi
Efek samping : menekan pernafasan (dosis tinggi ), halusinasi dan tekanan darah
naik.
Tiopental
Indikasi : anestesi injeksi pada pembedahan kecil seperti di mulut
Kontra indikasi : insufiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping : menekan pernafasan

2. Obat Hipnotik dan Sedatif


Hipnotik atau obat tidur berasal dari kata hynops yang berarti tidur, adalah obat yang
diberikan malam hari dalam dosis terapi dapat mempertinggi keinginan tubuh normal
untuk tidur, mempermudah atau menyebabkan tidur. Sedangkan sedative adalah obat
obat yang menimbulkan depresi ringan pada SSP tanpa menyebabkan tidur, dengan
efek menenangkan dan mencegah kejang-kejang. Yang termasuk golongan obat
sedative-hipnotik adalah: Ethanol (alcohol),Barbiturate,fenobarbital,Benzodiazepam,
methaqualon.
a. Insomnia dan pengobatannya
Insomnia atau tidak bisa tidur dapat disebabkan oleh factor-faktor seperti :
batuk,rasa nyeri, sesak nafas, gangguan emosi, ketegangan, kecemasan, ataupun
depresi. Factor penyebab ini harus dihilangkan dengan obat-obatan yang sesuai
seperti:Antussiva, anelgetik, obat-obat vasilidator, anti depresiva, sedative atau
tranquilizer.
1) Persyaratan obat tidur yang ideal
Menimbulkan suatu keadaan yang sama dengan tidur normal
Jika terjadi kelebihan dosis, pengaruh terhadap fungsi lain dari system saraf pusat
maupun organ lainnya yang kecil.
Tidak tertimbun dalam tubuh
Tidak menyebabkan kerja ikutan yang negative pada keesokan harinya
Tidak kehilangan khasiatnya pada penggunaan jangka panjang
2) Efek samping
Kebanyakan obat tidur memberikan efek samping umum yng mirip dengan morfin
antara lain:
Depresi pernafasan, terutama pada dosis tinggi, contihnya flurazepam,
kloralhidrat, dan paraldehida.
Tekanan darah menurun, contohnya golongan barbiturate.
Hang-over, yaitu efek sisa pada keesokan harinya seperti mual, perasaan ringan di
kepala dan pikiran kacau, contohnya golongan benzodiazepine dan barbiturat.
Berakumulasi di jaringan lemak karena umumnya hipnotik bersifat lipofil.
3) Penggolongan
Secara kimiawi, obat-obat hipnotik digolongkan sebagai berikut :
Golongan barbiturate, seperti fenobarbital, butobarbital, siklobarbital,
heksobarbital,dll.
Golongan benzodiazepine, seperti flurazepam, nitrazepam, flunitrazepam dan
triazolam.
Golongan alcohol dan aldehida, seperti klralhidrat dan turunannya serta
paraldehida.
Golongan bromide, seperti garam bromide ( kalium, natrium, dan ammonium )
dan turunan ure seperti karbromal dan bromisoval.
Golongan lain, seperti senyawa piperindindion (glutetimida ) dan metaqualon.
4) Obat generik, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping
Diazepam
Indikasi : hipnotika dan sedative, anti konvulsi, relaksasi, relaksasi otot dan anti
ansietas (obat epilepsi).
Nitrazepam
Indikasi : seperti indikasi diazepam
Efek samping : pada pengguanaan lama terjadi kumulasi dengan efek sisa (hang over
), gangguan koordinasi dan melantur.
Flunitrazepam
Indikasi : hipnotik, sedatif, anestetik premedikasi operasi.
Efek samping : amnesia (hilang ingatan )
Kloral hidrat
Indikasi : hipnotika dan sedative
Efek samping: merusak mukosa lambung usus dan ketagihan
Luminal
Indikasi : sedative, epilepsy, tetanus, dan keracunan strikhnin.

3. Obat Psikofarmaka / psikotropik


Obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat
(SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku, dan diguna
kan untuk terapi gangguan psikiatrik.
Di bagi mejnjadi 3
a. Obat yang menekankan fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat
Neuroleptika yaitu obat yang berkerja sebagai anti psikotis dan sedative yang
dikenal dengan Mayor Tranquilizer.
Neuroleptika mempunyai beberapaa khasiat :
Anti psikotika, yaitu dapat meredakan emosi dan agresi, mengurangi atau
menghilangkan halusinasi, mengembalikan kelakuan abnormal dan schizophrenia.
Sedative yaitu menghilangkan rasa bimbang, takut dan gelisah, contoh
tioridazina.
Anti emetika, yaitu merintangi neorotransmiter ke pusat muntah, contoh
proklorperezin.
Analgetika yaitu menekan ambang rasa nyeri, contoh haloperidinol.
1)Efek samping
Gejala ekstrapiramidal yaitu kejang muka, tremor dan kaku anggota gerak karena
disebabkan kekurangan kadar dopamine dalam otak.
Sedative disebabkan efek anti histamine antara lain mengantuk,lelah dan pikiran
keruh.
Diskenesiatarda, yaitu gerakan tidak sengaja terutama pada otot muka (bibir, dan
rahang )
Hipotensi, disebabkan adanya blockade reseptor alfa adrenergic dan vasolidasi.
Efek anti kolinergik dengan cirri-ciri mulut kering, obstipasi dan gangguan
penglihatan.
Efek anti serotonin menyebabkan gemuk karena menstimulasi nafsu makan
Galaktore yaitu meluapnya ASI karena menstimulasi produksi ASI secara
berlebihan.
b. Ataraktika/ anksiolitika yaitu obat yang bekerja sedative, relaksasi otot dan anti
konvulsi yang digunakan pada gangguan akibat gelisah/ cemas, takut, stress dan
gangguan tidur, dikenal dengan Minor Tranquilizer.
Penggolongan obat-obat ataraktika dibagi menjadi 2 yaitu :
Derivat Benzodiazepin
Kelompok lain, contohnya : benzoktamin, hidrosizin dan meprobramat.
Obat yang menstimulasi fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat, dibagi 2:
Anti Depresiva, dibagi menjadi thimoleptika yaitu obat yang dapat melawan
melankolia dan memperbaiki suasana jiwa serta thimeritika yaitu menghilangkan
inaktivitas fisik dan mental tanpa memperbaiki suasana jiwa. Secara umum anti
depresiva dapat memperbaiki suasana jiwa dan dapat menghilangkan gejala-gejala
murum dan putus asa. Obat ini terutama digunakan pada keadaan depresi, panic dan
fobia.
1) Anti depresiva dibagi dalam 2 golongan :
a) Anti depresiva generasi pertama, seringkali disebut anti depresiva trisiklis
dengan efek samping gangguan pada system otonom dan jantung. Contohnya
imipramin dan amitriptilin.
b) Anti deprisiva generasi kedua, tidak menyebabkan efek anti kolinergik dan
gangguan jantung, contohnya meprotilin dan mianserin.
Psikostimulansia yaitu obat yang dapat mempertinggi inisiatif, kewaspadaan dan
prestasi fisik dan mental dimana rasa letih dan kantuk ditangguhkan, memberikan
rasa nyaman dan kadang perasaan tidak nyaman tapi bukan depresi.
4. Obat Antikonvulsan
Obat mencegah & mengobati bangkitan epilepsi.
Contoh : Diazepam, Fenitoin,Fenobarbital, Karbamazepin, Klonazepam.
5. Obat Pelemas otot / muscle relaxant
obat yg mempengaruhi tonus otot neuromuskular blokers untuk prosedur operasi
: bekerja pada trasmisi listrik pada neuromuscular end plate.

Obat pelumpuh otot ada 2 tipe yaitu :


Nondepolarizing drugs : obat anatagonis yang bekerja dengan mencegah
depolarisasi (menstabilkan membran)
Depolarizing blocking drugs : trasmisi juga dapat dihambat bila terjadi
kelebihan depolarizing agents
6.. Obat Anti Reumatik
Obat yang digunakan untuk mengobati atau menghilangkan rasa nyeri pada
sendi/otot, disebut juga anti encok. Efek samping berupa gangguan lambung usus,
perdarahan tersembunyi (okult ), pusing, tremor dan lain-lain. Obat generiknya
Indomestasin, fenilbutazon, dan piroksikam.
7. Obat Antiepileptika
Obat yang dapat menghentikan penyakit ayan, yaitu suatu penyakit gangguan syaraf
yang ditimbul secara tiba-tiba dan berkala, adakalanya disertai perubahan-perubahan
kesadaran.
Penyebab antiepileptika : pelepasan muatan listrik yang cepat, mendadak dan
berlebihan pada neuron-neuron tertentu dalam otak yang diakibatkan oleh luka di
otak( abses, tumor, anteriosklerosis ), keracunan timah hitam dan pengaruh obat-obat
tertentu yang dapat memprovokasi serangan epilepsi
Jenis Jenis Epilepsi :
a. Grand mal (tonik-tonik umum )
Timbul serangan-serangan yang dimulai dengan kejang-kejang otot hebat dengan
pergerakan kaki tangan tak sadar yang disertai jeritan, mulut berbusa,mata
membeliak dan disusul dengan pingsan dan sadar kembali.
b. Petit mal
Serangannya hanya singkat sekali tanpa disertai kejang.
c. Psikomotor (serangan parsial kompleks)
Kesadaran terganggu hanya sebagian tanda hilangnya ingatan dengan
memperlihatkan perilaku otomatis seperti gerakan menelan atau berjalan dalam
lingkaran.
Penggunaan
a. untuk menghindari sel-sel otak
b. mengurangi beban social dan psikologi pasien maupun keluarganya
c. profilaksis/pencegahan sehingga jumlah serangan berkurang
Penggolongan
a. Golongan hidantoin, adalah obat utama yang digunakan pada hamper semua
jenis epilepsi. Contoh fenitoin.
b. Golongan barbiturat, sangat efektif sebagi anti konvulsi, paling sering
digunakan pada serangan grand mal. Contoh fenobarbital dan piramidon.
c. Golongan karbamazepin, senyawa trisiklis ini berkhasiat antidepresif dan anti
konvulsif.
d. Golongan benzodiazepine, memiliki khasiat relaksasi otot, hipnotika dan
antikonvulsiv yang termasuk golongan ini adalah desmetildiazepam yang
aktif,klorazepam, klobazepam.
e. Golongan asam valproat, terutama efektif untuk terapi epilepsy umum tetapi
kurang efektif terhadap serangan psikomotor. Efek anti konvulsi asam valproat
didasarkan meningkatkan kadar asam gama amino butirat acid.
Obat generik, indikasi, kontra indikasi, efek samping
a. Fenitoin
Indikasi : semua jenis epilepsi,kecuali petit mal, status epileptikus
Kontra indikasi: gangguan hati, wanita hamil dan menyusui
Efek samping : gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala tremor, insomnia.
b. Penobarbital
Indikasi : semua jenis epilepsi kecuali petit mal, status epileptikus
Kontra indikasi: depresi pernafasan berat, porifiria
Efek samping :mengantuk, depresi mental
c. Karbamazepin
Indikasi : epilepsi semua jenis kecuali petit mal neuralgia trigeminus
Kontra indikasi: gangguan hati dan ginjal, riwayat depresi sumsum tulang
Efek samping : mual,muntah,pusing, mengantuk, ataksia,bingung
d. Klobazam
Indikasi : terapi tambahan pada epilepsy penggunaan jangka pendek ansietas.
Kontra indikasi : depresi pernafasan
Efek samping : mengantuk, pandangan kabur, bingung, amnesia ketergantungan
kadang-kadang nyeri kepala, vertigo hipotensi.
e. Diazepam
Indikasi : status epileptikus, konvulsi akibat keracunan
Kontra indikasi: depresi pernafasan
Efek samping : mengantuk, pandangan kabur, bingung, antaksia, amnesia,
ketergantungan, kadang nyeri kepala.
8. Obat Parkinson (penyakit gemetaran )
Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit Parkison yang ditandai dengan
gejala tremor, kaku otot,gangguan gaya berjalan, gannguan kognitif, persepsi, dan
daya ingat. Penyakit ini terjadi akibat proses degenerasi yang progresif dan sel-sel
otak sehingga menyebabkan terjadinya defisiensi neurotransmitter yaitu dopamin.
Gejala gejala Parkison dapat dikelompokan sebagai berikut :
a. Gangguan motorik positif, misalnya terjadi tremor dan rigiditas. Gangguan
negative misalnya terjadi hipokinesia.
b. Gejala vegetatif, seperti air liur dan air mata berlebihan, muka pucat dan kaku.
c. Gangguan psikis, seperti berkurangnya kemampuan mengambil keputusan,
merasa tertekan.
Penyebab penyakit Parkinson :
a. Idiopatik (tidak diketahui sebabnya)
b. Radang, trauma, anterosklerosis pada otak
c. Efek samping obat psikofarmaka
Penggunaan :
meskipun pengobatan parkison tidak dapat mencegah progesi penyakit, tetapi sangat
memperbaiki kualitas dan harapan hidup kebanyakan pasien. Karena itu pemberian
obat sebaiknya dimulai dengan dosis rendah dan ditingkatkan sedikit demi sedikit.
Penggolongan
Berdasarkan cara kerjanya dibagi menjadi :
a. Obat anti muskarinik, seperti triheksifenidil/ benzheksol, digunakan pada
pasien dengan gejala ringan dimana tremor adalah gejala yang dopamin.
b. Obat anti dopaminergik, seperti levodopa, bromokriptin. Untuk penyakit
Parkinson idiopatik, obat pilihan utama adalah levodopa.
c. Obat anti dopamine antikolinergik, seperti amantadine.
d. Obat untuk tremor essensial, seperti haloperidol, klorpromazine, primidon.
Obat generic, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
a. Triheksifenidil
Mempunyai daya antikolinergik yang dapat memperbaikintremor, tetapi kurang
efektif terhadap akinesia dan kekakuan.
b. Biperidin
Derivate yang terutama efektif terhadap akinesia dan kekakuan, kurang aktif
terhadap tremor. Efek samping kurang lebih sama.
Indikasi : Parkinson, gangguan ektrapiramidal karena obat.
Kontra indikasi : retensi urine, glaucoma, tersumbatnya saluran cerna
Efek samping : gangguan lambung usus, mulut kering, gangguan penglihatan dan
efek-efek sentral.
c. Levodopa
Levodopa terutama efektif terhadap hipokinesia dan kekakuan, sedangkan terhadap
tremor umumnya kurang efektif dibandingkan dengan antikolinergik.
Indikasi : parkinsonisme bukan karena obat
Kontra indikasi : glukoma, penyakit psikiatri berat
Efek samping :anoreksia, mual, muntah, insomnia
d. Bromokriptin
Bekerja sebagai antagonis dopamine, obat ini semula digunakan pada pasien-pasien
parkison hanya dimana efek-efek dopa berkurang setelah beberapa tahun dan
efeknyapun menjadi singkat, bersamaan dengan lebih seringnya terjadi efek samping.
Indikasi : parkinsonisme
Efek samping :gangguan lambung usus, pada dosis tinggi halusinasi, gangguan
psikomotor dll.
e. Amantadine
Obat anti influenza ini secara kebetulan ditemukan daya anti parkisonnya.
Efek samping : lebih ringan dari levodopa, pada dosis biasa tidak sring terjadi
antara lain mulut kering, gangguan penglihatan, hipotensi ortostatik, kadang-kadang
terjadi udema mata kaki.
Mekanisme kerja melalui memperbanyak pelepasan dari ujung-ujung saraf.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kee, Joyce L dan Hayes, Evelyn R:farmakologi, pendekatan proses


keperawatan: EGC, Jakarta.1996
2. Tan, Hoan, Tjay dan Raharja, Kirana: obat-obat penting, edisi keempat:1991
3. Muschleir, emst, dinamika obat, edisi kelima, penerbit ITB, Bandung: 1991
4. Purwanto, SL dan Istiantoro, Yati. 1992. DOI(Data Obat DiIndonesia).
Jakarta: PT. Grafindian Jaya.
5. Katzung, Bertram G.2002. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Jakarta: Salemba
Medika.
6. Kee, Joyce L dan Hayes, Evelyn R.1996. Farmakologi Pendekatan Proses
Keperawatan. Jakarta :EGC.

Anda mungkin juga menyukai