Susunan saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf manusia yang merupakan suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Fungsi sistem saraf antara lain : mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Stimulan sistem saraf pusat (SSP) adalah obat yang dapat merangsang serebrum medula dan sumsum tulang belakang. Stimulasi daerah korteks otak-depan oleh se-nyawa stimulan SSP akan meningkatkan kewaspadaan, pengurangan kelelahan pikiran dan semangat bertambah. Contoh senyawa stimulan SSP yaitu kafein dan amfetamin. Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat atau sentral dan sistem saraf tepi (SST). Pada sistem syaraf pusat, rangsang seperti sakit, panas, rasa, cahaya, dan suara mula-mula diterima oleh reseptor, kemudian dilanjutkan ke otak dan sumsum tulang belakang. Rasa sakit disebabkan oleh perangsangan rasa sakit diotak besar. Sedangkan analgetik narkotik menekan reaksi emosional yang ditimbulkan rasa sakit tersebut. Sistem syaraf pusat dapat ditekan seluruhnya oleh penekan saraf pusat yang tidak spesifik, misalnya sedatif hipnotik. Obat yang dapat merangsang SSP disebut analeptika. Obat obat yang bekerja terhadap susunan saraf pusat berdasarkan efek farmakodinamiknya dibagi atas dua golongan besar yaitu : 1. merangsang atau menstimulasi yang secara langsung maupun tidak langsung merangsang aktivitas otak, sumsum tulang belakang beserta syarafnya. 2. menghambat atau mendepresi, yang secara langsung maupun tidak lansung memblokir proses proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum tulang belakang dan saraf- sarafnya. Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang sangat luas (merangsang atau menghambat secara spesifik atau secara umum). Kelompok obat memperlihatkan selektifitas yang jelas misalnya analgesik antipiretik khusus mempengaruhi pusat pengatur suhu pusat nyeri tanpa pengaruh jelas. B. Klasifikasi Sistem Saraf Pusat Obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa golongan besar, yaitu: 1. Psikofarmaka (psikotropika), yang meliputi Psikoleptika (menekan atau menghambat fungsi-fungsi tertentu dari SSP seperti hipnotika, sedativa dan tranquillizers, dan antipsikotika); Psiko-analeptika (menstimulasi seluruh SSP, yakni antidepresiva dan psikostimulansia (wekamin)). 2. Untuk gangguan neurologis, seperti antiepileptika, MS (multiple sclerosis), dan penyakit Parkinson. 3. Jenis yang memblokir perasaan sakit: analgetika, anestetika umum, dan lokal. 4. Jenis obat vertigo dan obat migrain (Tjay, 2002). Umumnya semua obat yang bekerja pada SSP menimbulkan efeknya dengan mengubah sejumlah tahapan dalam hantaran kimia sinap (tergantung kerja transmitter
C. JENIS OBAT-OBAT SISTEM SARAF PUSAT DAN MEKANISME
KERJANYA 1. Obat Anestetik : Obat anestetik adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dalam bermacan-macam tindakan operasi. a. Anestetik Lokal : Obat yang merintangi secara reversible penerusan impuls- impuls syaraf ke SSP (susunan syaraf pusat) pada kegunaan lokal dengan demikian dapat menghilangkan rasa nyeri, gatal-gatal, panas atau dingin. Penggunaan Anestetik lokal umumnya digunakan secara parenteral misalnya pembedahan kecil dimana pemakaian anestetik umum tidak dibutuhkan. Anestetik local dibagi menjadi 3 jenis : 1. anestetik permukaan, digunakan secara local untu melawan rasa nyeri dan gatal, misalnya larutan atau tablet hisap untuk menghilangkan rasa nyeri di mulut atau leher, tetes mata untuk mengukur tekana okuler mata atau mengeluarkan benda asing di mata, salep untuk menghilangkan rasa nyeri akibat luka bakar dan suppositoria untuk penderita ambient/ wasir. 2. Anestetik filtrasi yaitu suntikan yang diberikan ditempat yang dibius ujung- ujung sarafnya, misalnya pada daerah kulit dan gusi. 3. Anestetik blok atau penyaluran saraf yaitu dengan penyuntikan disuatu tempat dimana banyak saraf terkumpul sehingga mencapai daerah anestesi yang luas misalnya pada pergelangan tangan atau kaki. Obat obat anestetik local umumnya yang dipakai adalah garam kloridanya yang mudah larut dalam air. Persyaratan anestetik local Anestetik local dikatakan ideal apabila memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut : tidak merangsang jaringan tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf sentral toksisitas sistemis rendah efektif pada penyuntikan dan penggunaan local mula kerja dan daya kerjanya singkat untuk jangka waktu cukup lama larut dalam air dengan menghasilakan larutan yang stabil dan tahan pemanasan Efek samping Efek samping dari pengguna anestetik local terjadi akibat khasiat dari kardiodepresifnya ( menekan fungsi jantung ), mengakibatkan hipersensitasi berupa dermatitis alergi. Penggolongan Secara kimiawi anestetik local dibagi 3 kelompok yaitu : Senyawa ester, contohnya prokain, benzokain, buvakain, tetrakain, dan oksibuproka Senyawa amida, contohnya lidokain, mepivikain, bupivikain,, cinchokain dll. Semua kokain, semua obat tersebut diatas dibuat sintesis. Sediaan, indikasi, kontra indikasi dan efek samping Bupivikain Indikasi : anestetik local Etil klorida Indikasi : anestetik local Efek samping : menekan pernafasan, gelisah dan mual Lidokain Indikasi : anestesi filtrasi dan anestesi permukaan, antiaritmia Efek samping : mengantuk Benzokain Indikasi : anestesi permukaan dan menghilangkan rasa nyeri dan gatal Prokain ( novokain ) Indikasi : anestesi filtrasi dan permukaan Efek samping : hipersensitasi Tetrakain Indikasi : anestesi filtrasi Benzilalkohol Indikasi : menghilangkan rasa gatal, sengatan matahari dan gigi Kontra indikasi : insufiensi sirkulasi jantung dan hipertensi Efek samping: menekan pernafasan b). Anestetika Umum : Obat yang dapat menimbulkan suatu keadaan depresi pada pusat-pusat syaraf tertentu yang bersifat reversible, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan. Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestetik umum : berbau enak dan tidak merangsang selaput lender mula kerja cepat tanpa efek samping sadar kembalinya tanpa kejang berkhasiat analgetik baik dengan melemaskan otot-otot seluruhnya Tidak menambah pendarahan kapiler selama waktu pembedahan Efek samping Hampir semua anestetik inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping yang terpenting diantaranya adalah : Menekan pernafasa, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretiken Mengurangi kontraksi jantung, terutama haloten dan metoksifluran yang paling ringan pada eter Merusak hati, oleh karena sudah tidak digunakan lagi seperti senyawa klor Merusak ginjal, khususnya metoksifluran Penggolongan Menurut penggunaannya anestetik umum digolongkan menjadi 2 yaitu: Anestetik injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting ( thiopental dan heksobarbital ) Anestetik inhalasi diberikan sebagai uap melalui saluran pernafasan. Contohnya eter, dll. Sediaan, indikasi, kontra indikasi dan efek samping Dinitrogen monoksida Indikasi : anestesi inhalasi Enfluran Indikasi : anestesi inhalasi ( untuk pasien yang tidak tahan eter) Efek samping : menekan pernafasan, gelisah, dan mual Halotan Indikasi :anestesi inhalasi Efek samping : menekan pernafasan, aritmia, dan hipotensi Droperidol Indikasi : anestesi inhalasi Eter Indikasi : anestesi inhalasi Efek samping : merangsang mukosa saluran pernafasan Ketamin hidroklorida Indikasi : anestesi inhalasi Efek samping : menekan pernafasan (dosis tinggi ), halusinasi dan tekanan darah naik. Tiopental Indikasi : anestesi injeksi pada pembedahan kecil seperti di mulut Kontra indikasi : insufiensi sirkulasi jantung dan hipertensi Efek samping : menekan pernafasan
2. Obat Hipnotik dan Sedatif
Hipnotik atau obat tidur berasal dari kata hynops yang berarti tidur, adalah obat yang diberikan malam hari dalam dosis terapi dapat mempertinggi keinginan tubuh normal untuk tidur, mempermudah atau menyebabkan tidur. Sedangkan sedative adalah obat obat yang menimbulkan depresi ringan pada SSP tanpa menyebabkan tidur, dengan efek menenangkan dan mencegah kejang-kejang. Yang termasuk golongan obat sedative-hipnotik adalah: Ethanol (alcohol),Barbiturate,fenobarbital,Benzodiazepam, methaqualon. a. Insomnia dan pengobatannya Insomnia atau tidak bisa tidur dapat disebabkan oleh factor-faktor seperti : batuk,rasa nyeri, sesak nafas, gangguan emosi, ketegangan, kecemasan, ataupun depresi. Factor penyebab ini harus dihilangkan dengan obat-obatan yang sesuai seperti:Antussiva, anelgetik, obat-obat vasilidator, anti depresiva, sedative atau tranquilizer. 1) Persyaratan obat tidur yang ideal Menimbulkan suatu keadaan yang sama dengan tidur normal Jika terjadi kelebihan dosis, pengaruh terhadap fungsi lain dari system saraf pusat maupun organ lainnya yang kecil. Tidak tertimbun dalam tubuh Tidak menyebabkan kerja ikutan yang negative pada keesokan harinya Tidak kehilangan khasiatnya pada penggunaan jangka panjang 2) Efek samping Kebanyakan obat tidur memberikan efek samping umum yng mirip dengan morfin antara lain: Depresi pernafasan, terutama pada dosis tinggi, contihnya flurazepam, kloralhidrat, dan paraldehida. Tekanan darah menurun, contohnya golongan barbiturate. Hang-over, yaitu efek sisa pada keesokan harinya seperti mual, perasaan ringan di kepala dan pikiran kacau, contohnya golongan benzodiazepine dan barbiturat. Berakumulasi di jaringan lemak karena umumnya hipnotik bersifat lipofil. 3) Penggolongan Secara kimiawi, obat-obat hipnotik digolongkan sebagai berikut : Golongan barbiturate, seperti fenobarbital, butobarbital, siklobarbital, heksobarbital,dll. Golongan benzodiazepine, seperti flurazepam, nitrazepam, flunitrazepam dan triazolam. Golongan alcohol dan aldehida, seperti klralhidrat dan turunannya serta paraldehida. Golongan bromide, seperti garam bromide ( kalium, natrium, dan ammonium ) dan turunan ure seperti karbromal dan bromisoval. Golongan lain, seperti senyawa piperindindion (glutetimida ) dan metaqualon. 4) Obat generik, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping Diazepam Indikasi : hipnotika dan sedative, anti konvulsi, relaksasi, relaksasi otot dan anti ansietas (obat epilepsi). Nitrazepam Indikasi : seperti indikasi diazepam Efek samping : pada pengguanaan lama terjadi kumulasi dengan efek sisa (hang over ), gangguan koordinasi dan melantur. Flunitrazepam Indikasi : hipnotik, sedatif, anestetik premedikasi operasi. Efek samping : amnesia (hilang ingatan ) Kloral hidrat Indikasi : hipnotika dan sedative Efek samping: merusak mukosa lambung usus dan ketagihan Luminal Indikasi : sedative, epilepsy, tetanus, dan keracunan strikhnin.
3. Obat Psikofarmaka / psikotropik
Obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku, dan diguna kan untuk terapi gangguan psikiatrik. Di bagi mejnjadi 3 a. Obat yang menekankan fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat Neuroleptika yaitu obat yang berkerja sebagai anti psikotis dan sedative yang dikenal dengan Mayor Tranquilizer. Neuroleptika mempunyai beberapaa khasiat : Anti psikotika, yaitu dapat meredakan emosi dan agresi, mengurangi atau menghilangkan halusinasi, mengembalikan kelakuan abnormal dan schizophrenia. Sedative yaitu menghilangkan rasa bimbang, takut dan gelisah, contoh tioridazina. Anti emetika, yaitu merintangi neorotransmiter ke pusat muntah, contoh proklorperezin. Analgetika yaitu menekan ambang rasa nyeri, contoh haloperidinol. 1)Efek samping Gejala ekstrapiramidal yaitu kejang muka, tremor dan kaku anggota gerak karena disebabkan kekurangan kadar dopamine dalam otak. Sedative disebabkan efek anti histamine antara lain mengantuk,lelah dan pikiran keruh. Diskenesiatarda, yaitu gerakan tidak sengaja terutama pada otot muka (bibir, dan rahang ) Hipotensi, disebabkan adanya blockade reseptor alfa adrenergic dan vasolidasi. Efek anti kolinergik dengan cirri-ciri mulut kering, obstipasi dan gangguan penglihatan. Efek anti serotonin menyebabkan gemuk karena menstimulasi nafsu makan Galaktore yaitu meluapnya ASI karena menstimulasi produksi ASI secara berlebihan. b. Ataraktika/ anksiolitika yaitu obat yang bekerja sedative, relaksasi otot dan anti konvulsi yang digunakan pada gangguan akibat gelisah/ cemas, takut, stress dan gangguan tidur, dikenal dengan Minor Tranquilizer. Penggolongan obat-obat ataraktika dibagi menjadi 2 yaitu : Derivat Benzodiazepin Kelompok lain, contohnya : benzoktamin, hidrosizin dan meprobramat. Obat yang menstimulasi fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat, dibagi 2: Anti Depresiva, dibagi menjadi thimoleptika yaitu obat yang dapat melawan melankolia dan memperbaiki suasana jiwa serta thimeritika yaitu menghilangkan inaktivitas fisik dan mental tanpa memperbaiki suasana jiwa. Secara umum anti depresiva dapat memperbaiki suasana jiwa dan dapat menghilangkan gejala-gejala murum dan putus asa. Obat ini terutama digunakan pada keadaan depresi, panic dan fobia. 1) Anti depresiva dibagi dalam 2 golongan : a) Anti depresiva generasi pertama, seringkali disebut anti depresiva trisiklis dengan efek samping gangguan pada system otonom dan jantung. Contohnya imipramin dan amitriptilin. b) Anti deprisiva generasi kedua, tidak menyebabkan efek anti kolinergik dan gangguan jantung, contohnya meprotilin dan mianserin. Psikostimulansia yaitu obat yang dapat mempertinggi inisiatif, kewaspadaan dan prestasi fisik dan mental dimana rasa letih dan kantuk ditangguhkan, memberikan rasa nyaman dan kadang perasaan tidak nyaman tapi bukan depresi. 4. Obat Antikonvulsan Obat mencegah & mengobati bangkitan epilepsi. Contoh : Diazepam, Fenitoin,Fenobarbital, Karbamazepin, Klonazepam. 5. Obat Pelemas otot / muscle relaxant obat yg mempengaruhi tonus otot neuromuskular blokers untuk prosedur operasi : bekerja pada trasmisi listrik pada neuromuscular end plate.
Obat pelumpuh otot ada 2 tipe yaitu :
Nondepolarizing drugs : obat anatagonis yang bekerja dengan mencegah depolarisasi (menstabilkan membran) Depolarizing blocking drugs : trasmisi juga dapat dihambat bila terjadi kelebihan depolarizing agents 6.. Obat Anti Reumatik Obat yang digunakan untuk mengobati atau menghilangkan rasa nyeri pada sendi/otot, disebut juga anti encok. Efek samping berupa gangguan lambung usus, perdarahan tersembunyi (okult ), pusing, tremor dan lain-lain. Obat generiknya Indomestasin, fenilbutazon, dan piroksikam. 7. Obat Antiepileptika Obat yang dapat menghentikan penyakit ayan, yaitu suatu penyakit gangguan syaraf yang ditimbul secara tiba-tiba dan berkala, adakalanya disertai perubahan-perubahan kesadaran. Penyebab antiepileptika : pelepasan muatan listrik yang cepat, mendadak dan berlebihan pada neuron-neuron tertentu dalam otak yang diakibatkan oleh luka di otak( abses, tumor, anteriosklerosis ), keracunan timah hitam dan pengaruh obat-obat tertentu yang dapat memprovokasi serangan epilepsi Jenis Jenis Epilepsi : a. Grand mal (tonik-tonik umum ) Timbul serangan-serangan yang dimulai dengan kejang-kejang otot hebat dengan pergerakan kaki tangan tak sadar yang disertai jeritan, mulut berbusa,mata membeliak dan disusul dengan pingsan dan sadar kembali. b. Petit mal Serangannya hanya singkat sekali tanpa disertai kejang. c. Psikomotor (serangan parsial kompleks) Kesadaran terganggu hanya sebagian tanda hilangnya ingatan dengan memperlihatkan perilaku otomatis seperti gerakan menelan atau berjalan dalam lingkaran. Penggunaan a. untuk menghindari sel-sel otak b. mengurangi beban social dan psikologi pasien maupun keluarganya c. profilaksis/pencegahan sehingga jumlah serangan berkurang Penggolongan a. Golongan hidantoin, adalah obat utama yang digunakan pada hamper semua jenis epilepsi. Contoh fenitoin. b. Golongan barbiturat, sangat efektif sebagi anti konvulsi, paling sering digunakan pada serangan grand mal. Contoh fenobarbital dan piramidon. c. Golongan karbamazepin, senyawa trisiklis ini berkhasiat antidepresif dan anti konvulsif. d. Golongan benzodiazepine, memiliki khasiat relaksasi otot, hipnotika dan antikonvulsiv yang termasuk golongan ini adalah desmetildiazepam yang aktif,klorazepam, klobazepam. e. Golongan asam valproat, terutama efektif untuk terapi epilepsy umum tetapi kurang efektif terhadap serangan psikomotor. Efek anti konvulsi asam valproat didasarkan meningkatkan kadar asam gama amino butirat acid. Obat generik, indikasi, kontra indikasi, efek samping a. Fenitoin Indikasi : semua jenis epilepsi,kecuali petit mal, status epileptikus Kontra indikasi: gangguan hati, wanita hamil dan menyusui Efek samping : gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala tremor, insomnia. b. Penobarbital Indikasi : semua jenis epilepsi kecuali petit mal, status epileptikus Kontra indikasi: depresi pernafasan berat, porifiria Efek samping :mengantuk, depresi mental c. Karbamazepin Indikasi : epilepsi semua jenis kecuali petit mal neuralgia trigeminus Kontra indikasi: gangguan hati dan ginjal, riwayat depresi sumsum tulang Efek samping : mual,muntah,pusing, mengantuk, ataksia,bingung d. Klobazam Indikasi : terapi tambahan pada epilepsy penggunaan jangka pendek ansietas. Kontra indikasi : depresi pernafasan Efek samping : mengantuk, pandangan kabur, bingung, amnesia ketergantungan kadang-kadang nyeri kepala, vertigo hipotensi. e. Diazepam Indikasi : status epileptikus, konvulsi akibat keracunan Kontra indikasi: depresi pernafasan Efek samping : mengantuk, pandangan kabur, bingung, antaksia, amnesia, ketergantungan, kadang nyeri kepala. 8. Obat Parkinson (penyakit gemetaran ) Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit Parkison yang ditandai dengan gejala tremor, kaku otot,gangguan gaya berjalan, gannguan kognitif, persepsi, dan daya ingat. Penyakit ini terjadi akibat proses degenerasi yang progresif dan sel-sel otak sehingga menyebabkan terjadinya defisiensi neurotransmitter yaitu dopamin. Gejala gejala Parkison dapat dikelompokan sebagai berikut : a. Gangguan motorik positif, misalnya terjadi tremor dan rigiditas. Gangguan negative misalnya terjadi hipokinesia. b. Gejala vegetatif, seperti air liur dan air mata berlebihan, muka pucat dan kaku. c. Gangguan psikis, seperti berkurangnya kemampuan mengambil keputusan, merasa tertekan. Penyebab penyakit Parkinson : a. Idiopatik (tidak diketahui sebabnya) b. Radang, trauma, anterosklerosis pada otak c. Efek samping obat psikofarmaka Penggunaan : meskipun pengobatan parkison tidak dapat mencegah progesi penyakit, tetapi sangat memperbaiki kualitas dan harapan hidup kebanyakan pasien. Karena itu pemberian obat sebaiknya dimulai dengan dosis rendah dan ditingkatkan sedikit demi sedikit. Penggolongan Berdasarkan cara kerjanya dibagi menjadi : a. Obat anti muskarinik, seperti triheksifenidil/ benzheksol, digunakan pada pasien dengan gejala ringan dimana tremor adalah gejala yang dopamin. b. Obat anti dopaminergik, seperti levodopa, bromokriptin. Untuk penyakit Parkinson idiopatik, obat pilihan utama adalah levodopa. c. Obat anti dopamine antikolinergik, seperti amantadine. d. Obat untuk tremor essensial, seperti haloperidol, klorpromazine, primidon. Obat generic, indikasi, kontra indikasi dan efek samping a. Triheksifenidil Mempunyai daya antikolinergik yang dapat memperbaikintremor, tetapi kurang efektif terhadap akinesia dan kekakuan. b. Biperidin Derivate yang terutama efektif terhadap akinesia dan kekakuan, kurang aktif terhadap tremor. Efek samping kurang lebih sama. Indikasi : Parkinson, gangguan ektrapiramidal karena obat. Kontra indikasi : retensi urine, glaucoma, tersumbatnya saluran cerna Efek samping : gangguan lambung usus, mulut kering, gangguan penglihatan dan efek-efek sentral. c. Levodopa Levodopa terutama efektif terhadap hipokinesia dan kekakuan, sedangkan terhadap tremor umumnya kurang efektif dibandingkan dengan antikolinergik. Indikasi : parkinsonisme bukan karena obat Kontra indikasi : glukoma, penyakit psikiatri berat Efek samping :anoreksia, mual, muntah, insomnia d. Bromokriptin Bekerja sebagai antagonis dopamine, obat ini semula digunakan pada pasien-pasien parkison hanya dimana efek-efek dopa berkurang setelah beberapa tahun dan efeknyapun menjadi singkat, bersamaan dengan lebih seringnya terjadi efek samping. Indikasi : parkinsonisme Efek samping :gangguan lambung usus, pada dosis tinggi halusinasi, gangguan psikomotor dll. e. Amantadine Obat anti influenza ini secara kebetulan ditemukan daya anti parkisonnya. Efek samping : lebih ringan dari levodopa, pada dosis biasa tidak sring terjadi antara lain mulut kering, gangguan penglihatan, hipotensi ortostatik, kadang-kadang terjadi udema mata kaki. Mekanisme kerja melalui memperbanyak pelepasan dari ujung-ujung saraf. DAFTAR PUSTAKA
1. Kee, Joyce L dan Hayes, Evelyn R:farmakologi, pendekatan proses
keperawatan: EGC, Jakarta.1996 2. Tan, Hoan, Tjay dan Raharja, Kirana: obat-obat penting, edisi keempat:1991 3. Muschleir, emst, dinamika obat, edisi kelima, penerbit ITB, Bandung: 1991 4. Purwanto, SL dan Istiantoro, Yati. 1992. DOI(Data Obat DiIndonesia). Jakarta: PT. Grafindian Jaya. 5. Katzung, Bertram G.2002. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika. 6. Kee, Joyce L dan Hayes, Evelyn R.1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta :EGC.