BMM
Anestesia
Adalah penghilangan kesadaran
sementara sehingga menyebabkan hilang
rasa pada tubuh tersebut. Tujuannya
menghilangkan rasa sakit jika dilakukan
pembedahan. Hal yang perlu
diperhatiakn yaitu dosis yang diberikan
sesuai dengan jenis pembedahan atau
operasi kecil/besar sesuai waktu yang
dibutuhkan selama operasi dilakukan.
Istilah anestesi dikemukakan pertama kali
oleh O.W Holmes yang artinya tidak ada
rasa sakit. Anestesi dibagi menjadi dua
kelompok yaitu :
1. Anestesi umum yaitu rasa sakit hilang
disertai dengan kehilangan kesadaran
2. Anestesi lokal yaitu menghilangkan rasa
sakit tanpa disertai hilang kesadaran
Anestesi suntikan intravena (i.v) biasa
dipakai untuk taraf induksi kemudian
dilanjutkan dengan anestesi inhalasi untuk
mempertahankan keadaan tidak sadar. Obat
khusus sering diberikan untuk menghasilkan
relaksasi otot.
Untuk prosedur tertentu mungkin
dibutuhkan hipotensi terkendali, untuk itu
digunakan labetolol dan gliseril trinitrat,
sedangkan beta bloker seperti adenosin,
amiodaron dan verapamil bisa digunakan
untuk mengendalikan aritmia selama
anestesi.
Dalam anestesi terdapat taraf-taraf narkosa tertentu yaitu penekanan sistem
saraf sentral secara bertingkat dan berturut-turut . Komponen trias
anestesi ideal terdiri dari hipnotik, analgesik, dan realksasi otot.
Anestesi umum dapat menekan susunan saraf sentral secara berurutan, yaitu :
4. Taraf anestesia, yaitu reflek mata hilang, nafas otomatis dan teraturseperti
tidur dan otot-otot melemas (relaksasi)
efek samping, oleh karena itu taraf pertama sampai
ketiga adalah yang paling penting sedangkan taraf
keempat harus dihindari. Pada proses recovery
(sadar kembali) terjadi dengan urutan taraf terbalik
dari taraf ketiga sampai kesatu.
Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi
oleh suatu anestesi umum adalah :
1.Berbau enak dan tidak merangsag selaput
lendir
2.Mula kerja cepat tanpa efek samping
3.Sadar kembalinya tanpa kejang
4.Berkhasiat analgesik baik dengan melemaskan
otot-otot seluruhnya
5.Tidak menambah perdarahan kapiler selama
waktu pembedahan
Guna mencapai narkosa umum yang cukup
dalam dan lama digunakan suatu anestetika
dengan penambahan suatu obat pembantu , yang
bertujuan untuk menghindarkan atau memperkecil
kerja ikutan dan memperkuat salah satu khasiat
anestetiknya, seperti :
Sebelum narkose (premedikasi) diberikan obat-
obat sedatif (klorpromazin, morphin dan
petidin) guna meniadakan kegelisahan dan
obat-obat parasimpatolitik (atropin) guna
menekan sekresi ludah yang berlebihan.
Selama narkose, diberikan obat-obat relaksasi
otot (tubokurarin, galamin)
Setelah narkose(post medikasi) diberikan obat-
obat analgesik (methampiron) dll, sedativa
(luminal) dan anti emetika (klorpromazin HCl)
Efek Samping
1. Hampir semua anestesi inhalasi
mengakibatkan sejumlah efek samping
yang terpenting diantaranya adalah :
2. Menekan pernafasan, paling kecil pada
N2O, eter dan trikloretilen
3. Mengurangi kontraksi jantung, terutama
halotan dan metoksi fluran, yang paling
ringan pada eter
4. Merusak hati oleh karena sudah tak
digunakan lagi seperti senyawa kloroform
5. Merusak ginjal khususnya metoksifluran
Menurut penggunaannya anestesi umum dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu :
1. Anestesi injeksi, contohnya diazepam, barbital
ultra short acting (tiopental dan heksobarbital)
2. Anestesi inhalasi, diberikan sabagai uap
melalui saluran pernafasan, contohnya eter
Pemberian anestesi inhalasi dibagi menjadi 3 cara
yaitu :
1. Sistem terbuka yaitu dengan penetesan langsung keatas
kain kasa yang menutupi mulut atau hidung penderita,
contohnya eter dan trikloretilen
2. Sistem tertutup yaitu dengan menggunakan alat khusus
yang menyalurkan campuran gas dengan oksigen dimana
sejumlah CO2 yang dikeluarkan dimasukkan kembali
(bertujuan memperdalam pernapasan dan mencegah
berhentinya pernapasan atau apnea yang dapat terjadi bila
diberikan dengan sistem terbuka. Karena pengawasan
penggunaan anestetika lebih teliti maka cara ini lebih
disukai, contohnya siklopropan, N2O dan halotan
3. Insuflasi gas, yaitu uap atau gas ditiupkan kedalam mulut,
batang tenggorokan atau trachea dengan memakai alat
khusus seperti pada operasi amandel
Sediaan, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
1. Dinitrogen Monoksida (N2O, gas gelak/gas tertawa)
Indikasi : Anestesi inhalasi
Kontra indikasi : -
Efek samping :-
Sediaan
2. Enfluran
:-
Indikasi : Anestesi inhalasi (untuk pasien yang tak tahan
eter)
Kontra indikasi :-
Efek samping : Menekan pernafasan, gelisah dan
mual
Sediaan :-
3. Halotan
Indikasi : Anestesi inhalasi
Kontra indikasi :-
Efek samping : Menekan pernafasan, aritmia dan
hipotensi
Sediaan :-
4. Dropridol
Indikasi : Anestesi inhalasi
Kontra indikasi :-
Efek samping :-
Sediaan :-
5. Eter
Indikasi
Kontra indikasi
: Anestesi inhalasi
:-
Efek samping : Merangsang mukosa saluran pernafasan
Sediaan :-
6. Ketamin Hidrolorida
Indikasi : Anestesi inhalasi
Kontra indikasi :-
Efek samping : Menekan pernafasan (dosis tinggi), halusinasi
dan tekanan darah naik
Sediaan :-
7. Tiopental
Indikasi : Anestesi injeksi pada pembedahan kecil seperti
di mulut
Kontra indikasi : Insufisiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping : Menekan pernafasan
Sediaan :-
CONTOH SEDIAAN ANASTESI UMUM :
anestesia dr suatu daerah yang luas , misal pada
pergelangan tangan atau kaki, jg unt mengurangi nyeri yg
hebat
Farmakologi F K U I. Jakarta
Gunawan s, dkk. (2007). Farmakologi Dan Terapi. Edisi 5.
Jakarta: Gaya Gon
Katzung G, Betram. (1997). Farmakologi Dasar Dan Klinik.
Edisi 6. Jakarta: EGC
Purwanto H, dkk. (2008). Data Obat Di Indonesia. Edisi 11.
jakarta: PT Muliapurna jaya terbit
TERIMA KASIH