Anda di halaman 1dari 31

OBAT ANESTESI

Diampu Oleh:

Dr. Edy Suwarso, S.U., Apt

Pengertian ???
Kata anestesi berasal dari bahasa Yunani yang berarti keadaan tanpa rasa sakit. Anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu Anestesi Lokal dan Anestesi Umum. Pada anestesi lokal hilangnya rasa sakit tanpa disertai hilangnya kesadaran, sedangkan pada anestesi umum hilangnya rasa sakit disertai hilangnya kesadran

Anestesi Lokal
Obat anesitesi lokal yang pertama kali dikenal adalah KOKAIN yang diperoleh dari yang dapat memberi rasa nyaman dan mempertinggi daya tahan tubuh. Pada awalnya di dunia kedokteran digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri setempat, misalnya gigi dan mata. Karena kemampuannya untuk merintangi transmisi ke batang otak, kemudian dipakai sebagai anestesi blokade saraf pada pembedahan maupun dalam anestesi spinal umum.

Barulah pada tahun 1892 dikembangkan anestesi lokal sintetis seperti prokain dan benzokain beserta derivatnya. Kemudian mulai tahun 1940 dikenalkananestesi modern yaitu lidokain, prilokain, dan bupivakain.

Obat-obat anestesi lokan umumnya dipakai adalah bentuk garam khlorida yang mudah larut dalam air. Untuk memperpanjang aktivitasnya sebagai anestesi lokal biasanya ditambah suatu vasokonstriktor dengan tujuan untuk menciutkan pembuluh darah, sehingga absorpsi akan diperlambat, toksisitas berkurang, mula kerja dipercepat dan aktivitasnya meningkat dengan lokasi pembedahan praktis tidak berdarah, contohnya adalah adrenalin.

Anestesi lokal dikatakan ideal bila memenuhi beberapa persyaratan, seperti: - Tidak merangsang jaringan, - Tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf sentral, - Toksisitas sistemik rendah, - Efektif pada penyuntikan dan penggunaan lokal. - Mula kerja cepat dan bertahan lama, - Larut dalam air dan stabil pada pemanasan (proses sterilisasi).

Khasiat dan Mekanisme Kerja


Anestesi Lokal mengakibatkan kehilangan rasa dengan cara: * Menghindarkan untuk sementara proses pembentukan dan transmisi impuls sel-sel saraf sampai ke saraf perifir. * Menghambat penerusan impuls dengan jalan menurunkan permeabilitas membran sel saraf terhadap ion Natrium.

EFEK LAIN: Menekan SSP, bisa menyebabkan depresi dan terhambatnya pernafasan, tetapi anestesi lokal sintetik tidak terlalu berat menekan SSP bila dibandingkan dengan kokain. Menekan Sistem Kardiovaskuler, yang ditunjukkan dengan: - Penurunan kepekaan untuk rangsangan listrik, - Penurunan kecepatan penerusan impuls dan daya kontraksi jantung, - Efek ini digunakan sebagai obat antiaritmia, seperti: Prokain dan Prokainamida. Vasodilatasi, untuk senyawa sintetis pada dosis tinggi dapat mencapai sirkulasi sistemik(kecuali kokain yang dapat berefek sebagai vasokonstriksi).

Efek Samping
Efek samping penggunaan anestesi lokal terjadi akibat dari efek depresi terhadap SSP dan efek kardiodepresi (penekanan terhadap fungsi jantung) ditunjukkan dengan gejala pengahambatan pernafasan dan saluran sistemik serta efek lain yang dapat mengakibatkan hipersensitivitas berupa alergi dermatitis.

Penggunaan:
Anestesi lokal umumnya digunakan secara: Parenteral, misalnya pembedhan kecil, di mana pemakaian anestesi umum tidak dibutuhkan. Berdasarkan cara pemakaiannya Anestesi lokal dibagi menjadi 6 jenis: 1. Anestesi Lokal, digunakan secara lokal untuk melawan rasa nyeri dan gatal, misalnya larutan atau tablet hisap(untuk menghilangkan rasa nyeri di mulut atau tenggorokan), tetes mata (untuk mengukur tekanan intraokuler mata atau mengeluarkan benda asing di mata),juga sebagai salep (untuk gatal-gatal dan nyeri luka bakar), dan dalam bentuk suppositoria sebagai anti wasir.

2. Anestesi infiltrasi, yaitu suntikan yang diberikan di tempat yang dibius ujung-ujung sarafnya, misalnya pada daerah kulit dan gusi (pencabutan gigi), 3. Anestesi konduksi (penyaluran saraf), injeksi di tulang belakang, yaitu dengan penyuntikan di suatu tempat di mana banyak saraf terkumpul, sehingga mencapai anestesi pada daerah yang luas, misal pada pergelangan tangan atau kaki, juga untuk pengurangan rasa nyeri yang hebat.

4. Anestesi Spinal (intratechal) atau injeksi punggung, dicapai pembiusan dari kaki sampai tulang dada hanya dalam beberapa menit. Kesadaran penderita tidak dihilangkanan dan selesai pembedahan tidak terasa mual. 5. Anestesi epidural, termasuk injeksi punggung. Obat disuntikan di ruang epidural. Tergantung pada efek yang dikehendaki, injeksi diberikan pada lokasi yang berbeda: secara lumbal (untuk sectio caesarea), obstetri, dan pembedahan perut bagian bawah; secara servical, menghilangkan rasa di tengkuk; secara thoracal, untuk pemotongan di paru dan perut bagian atas.

6. Anestesi Permukaan, sebagai suntikan banyak digunakan untuk penghilang rasa oleh dokter gigi untuk mencabut geraham dan untuk pembedahan kecil, seperti menjahit luka pada kulit, juga digunakan ungtuk bronkoskopi, gastroskopi, dan sitoskopi.

Penggolongan:
Secara kimiawi anestesi lokal dibagi dalam 3 kelompok, yaitu: - Senyawa ester, contohnya prokain, benzokain, buvakain, tetrakain, dan oksibuprokain - Senyawa amida, contohnya lidokain, prilokain, mepivakain, bupivikain, cinchokain - Serba-serbi, contohnya jokain dan benzilalkohol

Sediaan, indikasi, kontra indiksi, dan efek samping 1. Bupivikain


- Indikasi - kontra indikasi - Efek samping : Anastesi lokal : :
: Anestesi lokal : : Menekan pernafasan, mual dan muntah

2. Etil khlorida
- Indikasi - Kontra indikasi - Efek samping

3. Lidokain
- Indikasi : Anestesi infiltrasi dan permukaan - Kontra indikasi : - Efek samping : mengantuk

4. Benzokain
- Indikasi : Anestesi permukaan, dan menghilangkan rasa nyeri dan gatal - kontra indikasi : - Efek samping :

Anastesi Umum
ANESTETIKA - Istilah anestesi dikemukakan yang pertama kalinya oleh Holmes, O.W., yang artinya: tidak ada rasa sakit. Anestesi dibagi dalam dua kelompok, yaitu: * Anestesi umum, yaitu rasa sakit hilang disertai dengan hilangnya kesadaran. * Anestesi lokal, yaitu menghilangkan rasa sakit tanpa diikuti dengan hilangnya kesadaran

- Anestesi suntikan (i.v.) biasa dipakai untuk induksi anestesi, yang kemudian dilanjutkan dengan anestesi inhalasi untuk mempertahankan keadaan tidak sadar tersebut. - Untuk keadaan tertentu diperlukan hipotensi terkendali, untuk hal tersebut digunakan Labetolol dan gliseril trinitrat, sedangkan beta bloker seperti adenosin, amiodaron, dan verapamil bisa digunakan untuk mengendalikan aritmia selama anestesi.

- Dalam anestesi ada tahapan yaitu narkosa tertentu, yaitu penekanan sistem saraf pusat secara bertingkat yaitu:

Taraf Narkose
Di mana pada anestesi umum dapat menekan SSP berturut sebagai berikut: 1. Taraf analgesia, yaitu kesadaran dan rasa nyeri berkurang, 2. Taraf eksitasi, yaitu kesadaran hilang seluruhnya dan timbul kegelisahan, Kedua taraf ini disebut taraf induksi. 3. Taraf anestesia, yaitu refleks mata hilang, nafas otomatis dan teratur (seperti tidur) dan otot melemas (relaksasi), 4. Taraf pelumpuhan sumsum tulang, yaitu kerja jantung dan pernafasan terhenti.

- Tujuan narkose adalah untuk mencapai taraf anestesia dengan sesedikit mungkin kerja ikutan atau efek samping, oleh karena itu taraf pertama sampai ketiga adalah yang terpenting dan taraf keempat harus dihindarkan. Pada taraf sadar kembali (proses recovery) terjadi urutan terbalik yaitu dari tiga menuju ke satu.

Persyaratan anestesi umum


Beberapa syarat untuk anestesi umum adalah: 1. Berbau enak dan tidak merangsang seleput lendir hidung, 2. Mula kerja cepat dan tanpa efek samping, 3. Sadar kembali tanpa kejang, 4. Berkhasiat analgesik yaitu dengan melemaskan otot-otot secara keseluruhan, 5. Tidak menambah perdarahan kapiler selama pembedahan berlangsung.

Guna mencapai narkosa umum dan lama penggunaannya dari suatu anestetika yaitu dengan penambahan obat pembantu, yang bertujuan untuk mnghindarkan dan memperkecil kerja ikutan dan memperkuat kerja anestetiknya, seperti:
Sebeleum narkose (premedikasi), diberikan obat sedatif (klorpromasin, morfin atau petidin) guna meniadakan kegelisahan dan obat-obat parasimpatolitik (atropin) guna menekan sekresi ludah yang berlebihan, Selama narkose, diberikan obat-obat relakssi otot (tubokurarin atau galamin), Stelah narkose (post medikasi), diberikan obat-obat analgesik (antalgin, dll), sedatif (luminal), dan anti emetika (klorpromasin HCl)

Efek Samping
Hampir semua obat anestesi inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping, adalah: - Menekan pernafasan, efek tersebut paling kecil ditunjukkan oleh N2O, eter, dan trikloroetilen, - Mengurangi konstraksi jantung, terutama halotan dan metoksi fluran, - Merusak hati, oleh karena itu sudah tidak dipergunakan lagi, seperti senyawa kloroform, - Merusak ginjal, khususnya metoksifluran.

Penggolongan
Menurut penggunaanya, anestesi umum dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: 1. Anestesi injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting (tiopental, dan heksobarbital), 2. Anestesi inhaasi, diberikan dalam bentuk melalui saluran pernafasan, contohnya eter.

Teknik Pemberian.
Pemberian anestesi inhalasi dibagi menjadi 3 cara, yaitu: 1. Sistem terbuka yaitu dengan penetesan langsung ke atas kain kasa yang menutupi mulut atau hidung, contohnya eter dan trikloroetilen. 2. Sistem tertutup, yaitu menggunakan alat khusus yang menyalurkan campuran gas dengan oksigen di mana sejumlah CO2 yang dikeluarkan dimasukkan kembali (bertujuan memperdalam pernafasan, dan mencegah berhentinya pernafasan atau apnea yang dapat terjadi pada pemebrian sistem terbuka. Cara ini lebih disukai, terutama pada penggunaan siklopropan, N2O dan haloten. 3. Insuflasi gas, yaitu uap atau gas ditiupkan melalui mulut, lubang tenggorokan atau trakhea dengan memakai alat khusus seperti pada operasi amandel.

Sediaan, Indikasi, Kontra indikasi, dan Efek Samping: 1. N2O (gas gelak atau gas ketawa) Indikasi : Anestesi inhalasi Kontra Indikasi : Efek Samping : Sediaan :

2. Enfluran Indikasi
Kontra Indikasi Efek samping Sediaan

: Anestesi inhalasi (untuk pasien yang tak tahan eter) : : menekan pernafasan, gelisah dan mual) :

3. Halotan Indikasi Kontra Indikasi Efek Sampin


Sediaan

: Anestesi inhalasi : : Menekan pernafasan, aritmia dan hipotensi) :

4. Dropridol Indikasi Kontra Indikasi Efek samping Sediaan


5. Eter Indikasi Kontra Indikasi Efek Samping Sediaan

: Anestesi inhalasi : : :

: Anestesi inhalasi : : Merangsang mukosa saluran pernafasan, :

6. Ketamin Hidroklorida Indikasi : Anestesi inhalasi Kontra Indikasi : Efek samping : menekan pernafasan, (dosis tinggi), halusinasi dan tekanan darah naik. Sediaan : 7. Tiopental Indikasi
Kontra Indikasi Efek Samping Sediaan

: Anestesi injeksi pada pembedahan kecil di mulut : Insufisiensi sirkulasi jantung dan hipertensi : Menekan pernafasan, :

Contoh Sediaan Anestesi Umum


Generik
Diethyl Aether

Dagang
Aether Anaesthetikus

Pabrik
Kimia Farma

Ketamin HCl
Tiopental Na Enflurane Halothanum

Ketalar
Penthothal Sodium Athrane Fluothane

Parke Davis
Abbot Abbot Zeneca

Anda mungkin juga menyukai