Anda di halaman 1dari 37

BAB I

SEDIAAN PADAT ORAL

SEDIAAN PADAT ORAL : ada bermacam sediaan obat dalam

bentuk padat antara lain adalah : serbuk, kapsul, pil, dan tablet. Untuk

sediaan tablet kuliah tersendiri dan tidak termasuk kuliah Farmasetik Dasar.

Pemakaian obat secara oral dalam bentuk kering yang paling sering

digunakan adalah kapsul dan tablet tetapi serbuk juga masih sering diminta

di apotek.

Dari sudut pandang farmasetika bentuk sediaan padat umumnya lebih

stabil daripada bentuk cair sehingga bentuk sediaan padat lebih cocok untuk

obat – obat yang kurang stabil.

Menurut Farmakope Indonesia ed. IV, serbuk adalah campuran kering

bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral

atau untuk pemakaian luar. Karena mempunyai luas permukaan yang luas,

serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada bentuk sediaan yang

dipadatkan. Anak – anak atau orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau

tablet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk.

Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau dalam

ukuran yang lazim, dapat dibuat dalam bentuk serbuk. Sebelum digunakan

biasanya serbuk oral dicampur dengan air minum. Masalah stabilitas yang

1
sering kali dihadapi dalam sediaan bentuk cair tidak ditemukan dalam

sediaan bentuk serbuk. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air

dapat dibuat dalam bentuk serbuk atau granul. Konstitusi sediaan dapat

dilakukan oleh apoteker dengan cara menambahkan sejumlah air sebelum

diserahkan. Karena sediaan yang sudah dikonstitusi ini mempunyai stabilitas

yang terbatas harus dicantumkan waktu kadaluarsa setelah dikonstitusi dan

dapat juga dipersyaratkan untuk disimpan dalam lemari pendingin. Serbuk

oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau tidak terbagi

(pulvis).

SERBUK : Serbuk dapat dipandang dari 2 segi yaitu sebagai bahan

baku dan sebagai sediaan obat. Sebagai sediaan obat dibagi lagi menjadi

sediaan obat dalam dan sediaan obat luar.

Serbuk sebagai bahan baku biasanya dipakai untuk menentukan

bentuk fisik suatu bahan kimia atau suatu obat tunggal. Serbuk bisa dibuat

dari bahan obat tumbuh-tumbuhan yang dikeringkan secara alamiah atau

campuran dua atau lebih unsur kimia murni yang dibuat serbuk dalam

perbandingan tertentu. Hampir semua bahan obat diperoleh dalam bentuk

serbuk baik bahan sintetik, semi sintetik , bahan asli sebelum dijadikan

sebagai bentuk sediaan obat apakah berupa tablet, capsul, suspensi dan

sebagainya. Diantara bahan asli yang diambil dari tumbuhan seperti daun,

2
buah, akar, biji, kulit ataupun getah yang kemudian dijadikan serbuk dan

digunakan sebagai obat yaitu :

 Serbuk opium

 Digitalis yang telah distandarisasi kadar dan khasiatnya

 Tragakan, gom arab dan sebagainya.

Sebelum membuat sediaan serbuk kita harus mengetahui kriteria yang

digunakan untuk menyatakan derajat kehalusan suatu serbuk karena serbuk

harus merupakan campuran yang homogen dari seluruh komponen dan harus

sempurna ukuran partikeInya. Ukuran partikel berhubungan dengan daya

larut yang dapat mempengaruhi aktifitas biologi maupun efek terapi.

Derajat Halus Serbuk :

Kehalusan serbuk/ukuran partikel serbuk ditentukan berdasarkan nomor

ayakan dengan lubang ayakan standar sebagai berikut:

No Nomor Ayakan Ukuran Lubang Ayakan


1 2 9,5 mm
2 4 4,75 mm
3 8 2,36 mm
4 10 2,0 mm
5 20 850 µm
6 30 600 µm
7 40 425 µm
8 50 300 µm
9 60 250 µm
10 70 212 µm
11 80 180 µm
12 100 150 µm

3
Semakin besar nomor ayakan ukuran partikel serbuk semakin halus.

Pengayak dibuat dari kawat logam dengan penampang melintang yang sama

di seluruh bagian. Jenis pengayak dinyatakan dengan nomor ayakan yang

menunjukkan jumlah lubang tiap inchi persegi. Contoh: ayakan nomor 40

mempunyai 40 buah lubang per inchi persegi.

Sebagai pertimbangan praktis, pengayak terutama dimaksudkan untuk

pengukuran derajat halus serbuk untuk sebagian besar keperluan farmasi,

walaupun penggunaannya tidak meluas untuk pengukuran rentang ukuran

partikel yang bertujuan meningkatkan penyerapan obat dalam saluran cerna.

Klasifikasi Serbuk Berdasarkan Derajat Halus:

Klasifikasi serbuk dari simplisia nabati/hewan

I Serbuk sangat kasar (no 8)1 Batas derajat halus 20 % (no 60) 2
II Serbuk kasar (no 20) Batas derajat halus 40 % (no 60)
IIISerbuk cukup kasar (no 40) Batas derajat halus 40 % (no 80)
IV Serbuk halus (no 60) Batas derajat halus 40 % (no 100)
V Serbuk sangat halus (no 80) Batas derajat halus 100 % (no 80)
Ket :
1
: Semua partikel serbuk melewati pengayak dengan nomor nominal

tertentu
2
: Batas persentase yang melewati pengayak dengan ukuran yang telah

ditentukan

4
Klasifikasi serbuk dari bahan kimia

I Serbuk kasar (no 20) Batas derajat halus 60 % (no 40)


IISerbuk cukup kasar (no 40) Batas derajat halus 60 % (no 60)
III Serbuk halus (no 80) Batas derajat halus 60 % (no 120)
IV Serbuk sangat halus (no 120) Batas derajat halus 100 % (no 120)

Metode penetapan Keseragaman Derajat Halus

Untuk penetapan dari keseragaman derajat halus serbuk obat dan bahan

kimia cara berikut boleh dilakukan, menggunakan pengayak yang memenuhi

persyaratan tersebut di atas. Hindari penggoyangan lebih lama yang akan

menyebabkan peningkatan derajat halus serbuk selama penetapan.

Untuk serbuk sangat kasar, kasar dan setengah kasar:

Masukkan 25 g sampai l00 g serbuk uji pada pengayak baku yang sesuai

yang mempunyai panci penampung dan tutup yang sesuai. Goyang

pengayak dengan putaran arah horizontal dan ketukkan secara vertikal pada

permukaan yang keras selama tidak kurang dari 20 menit atau sampai

pengayakan praktis sempurna. Timbang seksama jumlah yang tertinggal

pada pengayak dan dalam panci penampung.

Untuk serbuk halus atau sangat halus :

Lakukan penetapan seperti pada serbuk kasar kecuali contoh tidak lebih 25 g

dan pengayak yang digunakan digoyang selama tidak kurang 30 menit atau

sampai pengayakan praktis sempurna.

5
Untuk serbuk berminyak atau serbuk lain yang cenderung menggumpal dan

dapat menyumbat lubang, sikat pengayak secara berkala dengan hati-hati

selama penetapan. Derajat halus serbuk obat dan bahan kimia dapat juga

ditetapkan dengan cara melewatkan pada pengayak yang dapat digoyang

secara mekanik yang memberlkan gerakan berputar dan ketukkan seperti

pada pengayak yang menggunakan tangan, tetapi dengan gerakan mekanik

yang seragam mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat pengayak.

SERBUK SEBAGAI SEDIAAN OBAT

Biasanya sediaan obat tersusun dari beberapa komponen antara lain :

 Bahan obat

 Bahan pengisi

 Bahan untuk memperbaiki rasa obat (corrigensia)

 Bahan adjuvant

Sediaan serbuk untuk pemakaian internal, bahan pengisi yang paling

sering dipakai adalah saccharum lactis atau laktosa, selain itu dapat juga

dipakai amilum, kalsium laktat dan magnesium oksida dalam keadaan

tertentu.

Dilihat dari segi terapi dan kestabilan bahan obat sediaan serbuk mempunyai

beberapa keuntungan yaitu :

1. Bahan obat berada dalam bentuk kering jadi reaksi kimia tidak mudah

6
terjadi artinya sediaan obat lebih stabil

2. Pencampuran mudah, dosis dapat diatur sesuai dengan kebutuhan

3. Pembuatannya tidak memerlukan alat yang mahal

4. Penyerapan obat lebih cepat jika dibandingkan dengan tablet atau

kapsul

5. Mudah ditelan dapat bercampur dan dilarutkan di dalam bahan

makanan.

6. Dapat digunakan debagai obat dalam /sediaan internal dan eksternal.

Keburukannya :

1. Rasa dan bau obat yang tidak enak dari sediaan ini sukar dihilangkan

sehingga kurang disukai.

2. Anak – anak juga kurang menyukai sediaan ini dibanding dengan

sirup

3. Penyediaan di apotek memerlukan waktu untuk peracikan

4. Untuk obat – obat higroskopis dan mudah menguap tidak sesuai

dibuat serbuk.

5. Serbuk yang tidak terbagi atau serbuk curah sukar dibawa karena

mudah tumpah.

6. Serbuk yang tidak terbagi tidak sesuai untuk obat yang berpotensi

kuat (berkhasiat keras) karena pengambilan dosis bisa tidak seragam.

7
Cara menghaluskan obat :

Dalam skala kecil di lingkungan farmasi, ahli farmasi biasanya mengecilkan

ukuran partikel dengan menggerus dalam lumpang. Umumnya penghalusan

dikerjakan dengan menggerus dan proses ini disebut triturasi.

Pada skala besar dengan menggunakan alat yaitu : Stokes Tornado, suatu

mesin untuk membuat serbuk atau granul dan menyebarkan bahan – bahan

dalam keadaan kering dan basah.

Pencampuran Serbuk :

Cara mencampur serbuk untuk mendapatkan suatu campuran yang seragam

(homogen) adalah penting diperhatikan. Proses pencampuran ini dipengaruhi

oleh sifat fisik serbuk misalnya ukuran partikel, berat jenis serbuk dan lain –

lain.

Pemisahan mungkin saja dapat terjadi jika serbuk yang mempunyai ukuran

partikel atau berat jenis yang berbeda dicampurkan. Jadi sebelum serbuk

dicampur, sedapat mungkin ukuran partikelnya mesti sama. Serbuk harus

halus, kering, dan homogen.

Ada 4 cara mencampur serbuk yaitu :

1. Cara Spatulasi

Serbuk dapat dicampur di suatu wadah yang rata dengan gerakan

spatula obat sehingga didapatkan campuran yang homogen. Cara ini

8
cocok untuk serbuk yang mempunyai ukuran partikel dan berat jenis

yang sama, tapi tidak cocok untuk serbuk yang mengandung bahan –

bahan berkhasiat keras dan serbuk dalam jumlah besar. Pada cara ini

sedikit sekali terjadi tekanan dan pemampatan serbuk, jadi cocok

untuk zat padat yang mudah mencair membentuk campuran eutectic

seperti camphor, menthol, thymol, aspirin, fenil, salisilat.

2. Cara Triturasi

Dapat dikerjakan untuk menghaluskan dan mencampurkan serbuk

dengan cara menggerus dalam lumpang. Penggerusan yang kuat,

hanya untuk bahan – bahan yang kasar. Suatu campuran yang

homogen akan diperoleh apabila bahan berkhasiat keras yang

jumlahnya sedikit ditambah bahan pengisi dengan jumlah yang sama

banyak kemudian digerus lalu ditambah lagi bahan pengisi sebanyak

campuran yang sudah dihaluskan tadi lalu digerus lagi, demikian

seterusnya sampai seluruhnya bercampur homogen.

3. Cara Pengayakan

Serbuk dapat dicampur dengan melewatkannya melalui ayakan dan ini

dapat pula dilakukan untuk serbuk yang sukar dicampur secara

triturasi. Misalnya serbuk yang sangat ringan dan voluminous seperti

MgO dan Norit. Pengayakan harus dilakukan berulang – ulang supaya

9
pencampuran sempurna.

4. Cara Pembalikan

Serbuk dimasukan ke dalam alat khusus yang dapat ditutup lalu

diputar dengan mesin. Pencampuran dengan cara ini merata tapi

memerlukan waktu dan biasanya dipakai untuk jumlah serbuk yang

banyak seperti di industri – industri.

PULVERES (Serbuk bagi)

Pulveres (serbuk bagi) : yaitu serbuk yang dibagi dalam bobot yang

lebih kurang sama dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok

untuk sekali minum. Untuk serbuk bagi yang mengandung bahan yang

mudah menguap ataupun yang mudah meleleh harus dibungkus dengan

kertas yang mengandung lilin dan dibungkus lagi dengan kertas aluminium

Resep pulveres dapat ditulis dengan 2 cara yaitu dengan penulisan sebagai

berikut :

1. R/ Phenobarbital 0,300

Acetaminophen 2,5

CTM 0,050

m.f pulv No. X ( misce fac pulveres devide partes aequales )

2. Bahan -bahan yang tertulis dalam resep untuk satu bungkus.

10
R/ Phenobarbital 0,030

Acetaminophen 0,250

CTM 0,005

m.f pulv d t d No. X

Untuk pembuatan sediaan pulv dipakai bahan pengisi laktosa yang

fungsinya untuk mencukupkan volume atau berat serbuk. Biasanya berat 1

bungkus serbuk untuk orang dewasa adalah 500 mg dan untuk anak 300 mg

Evaluasi Serbuk

Farmakope Indonesia ed III adalah pemeriksaan keseragaman bobot

Cara : Timbang isi dari 20 bungkus satu persatu, campur isi ke 20

bungkus, timbang sekaligus lalu hitung bobot satu rata – rata.

Penyimpangan antara penimbangan satu persatu terhadap bobot isi rata rata

tidak lebih dari 15 % tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari 10 % tiap18

bungkus

Membagi Serbuk : setelah serbuk dicampur perlu dibagi menjadi tiap bagian

dengan bobot yang sama.

Cara pembagian ada 2 macam yaitu :

1. Cara penimbangan satu persatu

Yaitu menimbang setiap bungkus yang diperlukan. Cara ini

merupakan cara yang paling tepat, di mana setiap bungkus akan

11
mengandung jumlah obat yang sama banyak. Bagaimanapun, sewaktu

mencampur serbuk, kehilangan serbuk mungkin saja terjadi oleh

sebab itu mula – mula seluruh serbuk ditimbang lebih dahulu

kemudian hitung berat satu bungkus, kemudian timbang serbuk satu

persatu. Jika dosis > atau = 80% harus dilakukan dengan cara ini.

2. Cara taksiran rata –rata

Pembagian secara taksiran rata – rata tidaklah begitu tepat, tetapi bila

dilakukan dengan teliti dan cermat, hasilnya cukup baik. Caranya

serbuk yang akan dibagi dikelompokkan sehingga setiap bagian dapat

dibagi paling banyak 10 bungkus dibagi sama banyak secara

penglihatan mata (secara visual) atau ditaksir rata – rata. Jika dosis

resep lebih kecil dari 80 % pembagian serbuk dilakukan dengan cara

ini.

Pencampuran Serbuk Secara Khusus :

1. Serbuk yang bersifat higroskopis yaitu bahan yang dapat menyerap

lembab dari udara sehingga campuran mejnadi cair. Untuk

mencampurkan bahan – bahan ini tidak boleh digerus terlalu halus

karena semakin halus ukuran partikelnya semakin mudah menyerap

lembab. Untuk mengurangi kelembaban sepanjang tidak

mempengaruhi khasiat obat, dapat ditambahkan MgO ringan.

12
Pembungkus dipakai kertas aluminium. Contoh obat : Ammonium

chloride, kalsium chloride, Natrium iodide, Hyoscine HBr, Alkaloid

pilokarpin, dll.

2. Bahan yang mengandung air kristal : dapat menjadi lembab apabila

digerus. Hal ini dapat diatasi dengan menggantikannya dengan garam

anhidratnya atau digerus dalam lumpang panas untuk membebaskan

air kristalnya (asalkan bahan tersebut tahan panas seperti garam

karbonat terurai oleh panas). Contoh bahan yang mengandung air

kristal: Kalii bromida, Asam citrat, Kinine HCl, Ferrosulfat, Natrium

karbonat, dll.

3. Bahan berkhasiat keras : karena jumlahnya sedikit, maka

pencampurannya dengan penambahan bahan pengisi sama banyak

digerus menurut metode pengenceran geometrik. Kalau jumlah obat

kurang 50 mg ditimbang dengan pengenceran 1 : 10 atau 1 : 100

dengan penambahan bahan pengisi (laktosa) dan zat warna supaya

dapat dilihat homogenitasnya.

Misalnya : CTM 20 mg dengan pengenceran 1 : 10

Timbang CTM 50 mg Gerus Homogen ambil dari


campuran :
Laktosa 400 mg 20
× 500 mg = 200 mg
50
Carmin 50 mg

13
4. Campuran eutektik (bila 2 zat dicampur terjadi penurunan titik

lebur) sehingga serbuk lembab. Bahan – bahan seperti ini dapat

dibuat serbuk dengan memisahkan masing – masing dalam bungkusan

tersendiri atau dengan menambahkan bahan penyerap kepada masing

– masing bahan,baru kemudian dicampurkan. Bahan penyerap yang

biasa dipakai yaitu amilum, laktas, kalsium fosfat, radix liq dll. Kalau

perlu berat serbuk dapat dibuat 1 gram/bks. Contoh obat : acetosal dan

chloralhydrat, antipyrin, piramidon, coffein citrate dengan antipyrin.

5. Cairan atau tincture

Penambahan cairan kepada serbuk, jika jumlahnya sedikit (≤ 1 gr)

dapat dikerjakan dengan menambahkan secara langsung kepada

serbuk yaitu dengan mencampurkan dengan serbuk kemudian

ditambah bahan penyerap supaya kering. Kalau jumlah tincture

banyak dan tahan pemanasan, maka dapat diuapkan di atas waterbath

sampai volume 1/3 kalinya atau sekental sirup kemudian tambahkan

bahan pengisi, aduk dan dipanaskan terus hingga kering atau dapat

juga setelah ditambah pengisi, angkat gerus di lumpang panas sampai

kering.

 Jika tincture atau ekstrak cair tidak tahan pemanasan maka

dapat diambil komponen – komponen zat berkhasiat dalam

14
keadaan kering atau gunakan ekstrak kentalnya, yang

jumlahnya diganti sesuai persen zat berkhasiat yang

dikandungnya.

6. Bahan extract spissum : Extract ditambah etanol encer (70 %)

beberapa tetes lalu diaduk dengan laktosa. Campuran ini digerus

dalam lumpang panas sampai kering.

7. Minyak atsiri (sebagai corrigensi odoris). Ditambahkan terakhir

sekali kepada serbuk dan cukup diaduk secara perlahan sampai

merata. Biasanya diminta sebagai Elaeosacharo mentha piperita

.Untuk membuat elaeosacharo m.pip sebanyak 2,4 :

Caranya timbang 2 gr laktosa tambah minyak atsiri (oleum mentha

piperita 2 tetes) gerus lalu timbang 1,2 gr. Sisanya yang 1,2 gr yaitu

laktosa saja diambil.

Pulvis (serbuk yang tidak terbagi – bagi) = serbuk curah

Sediaan pulvis sebgai obat dalam diberikan tanpa dibagi – bagi dan pasien

menakar sendiri untuk setiap dosis yang diberikan, biasanya dipakai sendok

teh. Serbuk yang tidak terbagi – bagi umumnya tidak mengandung zat

berkhasiat keras. Dalam resep pulvis semua bahan obat dengan bahan

pengisi harus tetap jumlahnya, tidak bisa ditambah atau dikurangi karena

apabila jumlah berubah akan mempengaruhi pada dosis pemakaian. Jika

15
terdapat cairan atau tincture yang harus diuapkan maka kekurangan berat zat

yang sudah diuapkan harus diganti dengan bahan pengisi yang sama

beratnya. Contoh obat : antasida , laxantia.

Untuk resep pulvis, dosis pemakaian harus dihitung melalui serbuk

percobaan yang ditimbang beratnya misal 1 cth (serbuk percobaan yaitu

serbuk yang jumlahnya besar yang terdapat dalam resep).

Contoh resep pulvis :

R/ Magnesium karbonat 5

Aluminium hidroksida 5

Papaverin HCl 1,5

Saccharum lactis 10

Ol. M. pip gtt III

S3dd cth I

Serbuk percobaan : timbang bahan – bahan setengah kalinya kecuali

Papaverin HCl. Gerus samapai homogen. Kemudian timbang 1 sendok teh

rata dilakukan sebanyak 3 kali. Hitung berat rata – rata. Misalnya 1 sendok

teh rata beratnya 1 gr. Dosis pemakaian Papaverin HCl 1 kali pakai :

1
 1500 mg  71,42 mg
21,5

1 hari = 3 x 71,42 = 214,28 mg

16
Bandingkan dengan dosis maksimumnya :

Papaverin HCl : 1 x pemakaian = 200 mg

1 hari = 600 mg

SERBUK / GARAM EFFERVESCENT

Garam effervescent ialah granul (serbuk sangat kasar) yang terdiri

dari campuran Natrium bikarbonat dengan suatu asam organik seperti sitrat,

asam tartrat dan natrium asam fosfat yang bila ditambahkan ke dalam

segelas air akan mengeluarkan gas CO2.

Penggunaan asam biasanya kombinasi asam sitrat dengan tartrat

karena jika 1 macam saja dapat menimbulkan kesukaran. Misalnya apabila

asam sitrat saja yang dipakai akan menghasilkan campuran yang lekat dan

sukar menjadi granul, begitu juga jika asam tartrat saja yang dipakai maka

mudah kehilangan kekuatannya dan akan menggumpal (terbentuknya granul

disebabkan oleh adanya 1 molekul air kristal pada setiap molekul asam

sitrat) granul biasanya lebih tahan terhadap pengaruh udara dan bentuk

granul lebih stabil secara fisik dan kimia daripada bentuk serbuk. Hal ini

karena luas permukaaan granul lebih kecil dibandingkan serbuk. Larutan

dengan karbonat yang dihasilkan dapat menutupi rasa garam atau rasa lain

yang tidak diinginkan dari bahan obat. Resep untuk garam effervescent

17
dapat berupa pulvis atau pulveres, serbuk ini dipakai sebagai obat dalam dan

ketika akan diminum dilarutkan dalam air. Hal yang perlu diperhatikan yaitu

pada pencampuran bahan – bahan harus benar – benar kering dan selama

disimpan tidak boleh terjadi reaksi pembebasan CO2.

Pembuatan granul effervescent ada 2 cara yaitu :

I. Secara basah

1. Bahan – bahan untuk pembuatan serbuk effervescent yaitu

basakarbonat dan asam organik dicampurkan dalam suatu

wadah tanpa digerus. Kemudian tambahkan alkohol absolut

sambil diaduk sampai didapat massa yang dapat dikepal.

2. Massa ini diayak melalui ayakan dengan diameter lulbang 2,8

mm (mesh 6) lalu granul dikeringkan pada suhu tidak lebih

500C.

3. Granul yang sudah kering diayak lagi melalui mesh 22,

kemudian diisikan ke dalam wadah yang kedap udara.

II. Secara kering

1. Bahan – bahan kecuali asam sitrat yang berada dalam keadaan

kering diayak dengan mesh 60.

2. Serbuk ini ditambahkan asam sitrat yang baru saja dihaluskan

(dihaluskan ketika akan dicampurkan), jadi tambahkan paling

18
akhir.

3. Campuran ini diletakkan di dalam wadah yang datar dan

masukkan ke dalam oven pada temperatur 95 - 1050C tanpa

diaduk – aduk sampai serbuk lembab dan menggumpal.

4. Massa ini digranulasi melalui mesh no. 6 dan keringkan pada

suhu 500C, masukkan ke dalam wadah yang kedap udara.

Pulvis Obat Luar

Antara lain pulvis adspersorius atau (bedak tabur)

Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan topikal, dikemas

dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus, untuk memudahkan

pemakaian pada kulit. Syarat bedak harus halus, kering dan homogen, bebas

dari partikel yang dapat mengiritasi. Derajat halusnya -------> serbuk halus

(no. 80).

Kehalusan serbuk untuk bahan kimia :

1. Serbuk kasar (No. 20)

2. Serbuk cukup kasar (No. 40)

3. Serbuk halus (No. 80)

4. Serbuk sangat halus (No. 120)

Bedak harus dapat mengalir bebas (tidak menggumpal). Dapat

tersebar dan menempel pada kulit. Mempunyai kemampuan melindungi

19
kulit dari lecet akibat gesekan, kelembaban. Mempunyai kemampuan

menyerap. Bedak yang mempunyai sifat serapan besar, tidak boleh

digunakan pada tempat yang banyak mengeluarkan cairan karena dapat

menyebabkan berkerak pada kulit. Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk

luka terbuka.

Bahan pembawa bedak harus mempnyai sifat indifferent dan

umumnya yang sering dipakai amilum, talkum venetum, bolus alba, kaolin,

dsbnya. Harus memenuhi syarat bebas dari bakteri Clostridium tetani,

Clostridium welchii, Bacillus anthracis, disterilasi cara D (pemanasan kering

1500C, 1 jam). Kadang – kadang pada bedak ditambahkan vaselin atau

adeps, supaya bedak lebih mudah menempel. Bahan – bahan obat : asam

salisilat, asam benzoat, camphor, menthol, perlu ditambahkan sedikit etanol

96 % supaya dapat digerus halus dan tersebar dalam dasar bedak. ZnO

diayak dulu sebelum ditimbang karena sering mengandung batu.

20
BAB II

KAPSUL

Kapsul adalah bentuk sediaan padat dimana satu macam atau lebih bahan obat dan

bahan inert lainnya dimasukkan kedalam cangkang yang terbuat dari gelatin yang sesuai.

Menurut FI edisi III :

Kapsul adalah bentuk sediaan obat, terbungkus cangkang kapsul keras atau lunak.

Cangkang terbuat dari gelatin dengan atau tanpa zat tambahan lain.

Jadi untuk sediaan farmasi, kapsul merupakan wadah bahan aktif atau zat berkhasiat yang

menampilkan sediaan yang tidak berbau, tidak berasa, mudah ditelan, dan penampilannya

sebagai obat menarik. Perlu pula diperhatikan bentuk dan penampilan aneka warna dari

kapsul dapat menarik minat untuk menggunakan sediaan bentuk kapsul tersebut.

Jenis Kapsul

Ada 2 macam kapsul yaitu kapsul gelatin keras dan kapsul gelatin lunak.

Kapsul keras digunakan untuk mengisi bahan obat yang padat, dan kapsul lunak

digunakan untuk mengisi cairan ( bukan air ) atau bentuk pasta.

Bentuk kapsul ada bermacam-macam yaitu bulat, bulat telur, atau bentuk tabung dengan

ujung-ujungnya berbentuk separuh bulat dan bentuk yang terakhir ini adalah bentuk yang

lazim bagi kapsul keras.

Kapsul Gelatin Keras

21
Kapsul gelatin keras terdiri dari 2 bagian yaitu badan kapsul dan penutup kapsul

yang lebih pendek dari badan kapsul. Kedua bagian ini saling menutupi bila

dipertemukan dan bagian tutup akan menyelubungi badan secara ketat.

Cangkang kapsul gelatin keras yang sudah diisi obat dapat disegel atau ditutup secara

sempurna dengan cara menempelkan lapisan tipis gelatin pada daerah sekitar pertemuan

bagian badan dan penutup ditengah kapsul atau proses pembasahan dengan melembabkan

bagian mulut kapsul supaya tutup dengan badan melekat. Pada masa kini kapsul yang

mempunyai lekukan pengunci banyak digunakan yang dikenal sebagai bentuk snap fit,

coni snap, coni snap supro. Bentuk badan dan tutup mempunyai lengkungan yang sesuai

satu sama lainnya sebagai pengunci.

Kapsul gelatin keras dibuat dari gelatin yang mempunyai kekuatan gel yang

tinggi, mengandung zat warna ( zat warna yang diizinkan untuk obat ) dan zat untuk

menjaga agar kapsul tidak tembus cahaya seperti titan dioksida, zat pendispersi, zat

pengeras seperti gula dan zat pengawet. Pengawet gunanya untuk mencegah timbulnya

jamur dalam cangkang kapsul.

Kapsul yang mengandung titan dioksida dipergunakan untuk obat-obat yang tidak

tahan cahaya misalnya vitamin.

Biasanya kapsul keras mengandung air antara 9 -12 % dan menurut USP XXII

kadar air berkisar antara 10 sampai 15%. Kandungan air sangat penting diperhatikan

karena selain mempengaruhi kekerasan juga merupakan faktor penentu apakah kapsul

dapat bertahan atau tidak sebagai media pertumbuhan mikroorganisme.

Kapsul bila disimpan pada kelembaban tinggi, uap air akan diabsorbsi oleh kapsul

dan menjadikannya lembek sehingga hilang bentuk asalnya. Sebaliknya dalam

22
kelembaban yang sangat rendah, kapsul akan menjadi rapuh dan mudah hancur. Karena

uap air bisa diabsorbsi atau dilepaskan oleh kapsul gelatin maka bila disimpan perlu

dikemas dalam wadah yang mengandung zat pengering misalnya silika gel. Sediaan

kapsul serbaiknya dikemas dalam bentuk blister yang tidak tembus uap air atau dalam

botol yang tertutup rapat dilengkapi bahan pengering.

Ukuran kapsul

Kapsul keras ada dalm berbagai ukuran yang diberi nomor 000 sampai dengan 5.

Ukuran paling besar dengan nomor 000 dan paling kecil adalah nomor 5.

Kapsul nomor 10,11,dan 12 mempunyai muatan yang lebih besar dipakai untuk keperluan

hewan atau ternak.

Pada tabel dibawah ini dapat diketahui kapasitas kira-kira kapsul gelatin kosong.

No Kinin sulfat Asetosal Na. Bi.Subnitrat

Bikarbonat
mg mg mg mg
000 650 1040 1430 1820
00 390 650 975 1300
0 325 520 715 910
1 227 325 520 650
2 195 260 390 520
3 130 195 325 390
4 97 162 260 260
5 65 97 130 130

Kinin sulfat adalah bahan yang voluminous (ringan ) jadi untuk kapsul paling

besar hanya mengandung 650 mg kinin sulfat. Berat atau muatan kapsul berbeda

tergantung dari berat jenis bahan yang diisikan. Pada tabel, kapsul paling besar dengan

bahan obat Bi Subnitrat beratnya sampai 1820 mg.

23
Pemilihan ukuran kapsul tergantung pada isi bahan yang akan dimasukkan

kedalam kapsul. Oleh karena adanya perbedaan berat jenis dari berbagai serbuk maka

agak sukar untuk menentukan nomor kapsul yang dipakai untuk berat tertentu, misalnya

untuk serbuk yang voluminous akan memerlukan ukuran kapsul yang lebih besar.

Sedangkan serbuk yang mempunyai berat jenis tinggi cukup dipakai kapsul yang kecil.

Untuk penentuan ukuran kapsul yang sesuai dapat juga dilakukan dengan cara percobaan

yaitu menimbang berat satu kapsul yang diisi dengan bahan obat sehingga dapat

diketahui nomor kapsul yang dibutuhkan.

Formulasi Kapsul

Kadang-kadang serbuk yang mempunyai berat jenis tinggi diminta dalam jumlah

yang sedikit dalam kapsul, maka untuk serbuk yang seperti ini diperlukan bahan pengisi

supaya volume kapsul menjadi besar sehingga sesuai dengan volume kapsul paling

kecil.Bahan pengisi bisa digunakan sacharum lactis atau laktosa.

Bila jumlah obat yang akan diberi dalam kapsul cukup besar untuk mengisi penuh

kapsul, bahan pengisi tidak dibutuhkan. Pada umumnya mula-mula ditentukan jumlah

obat yang akan dimasukkan kedalam kapsul baru kemudian jumlah bahan pengisi,

berdasarkan kebutuhan dalam formulasi atau untuk memisahkan bahan yang tidak

tercampurkan dalam formulasiatau sebagai pelincir untuk memudahkan mengalirnya

serbuk ketika menggunakan mesin pengisi kapsul otomatis. Sebagai bahan pelincir

biasanya digunakan Mg stearat < 1 %

Untuk campuran eutektic dari obat membutuhkan pengisi / absorben Mg

Carbonat, Kaolin, atau MgO ringan kira-kira 120 mg perkapsul.

24
Metode lain untuk mengatasi obat-obat yang tidak tersatukan dalam kapsul yaitu dengan

cara menempatkan bahan yang tak tersatukan kedalam kapsul kecil atau menjadikan

sebagai tablet yang dimasukkan kedalam kapsul.

Kapsul gelatin tidak bisa diisi cairan berair karena akan melunakkan gelatin dan

merusakkan kapsul, tetapi cairan seperti minyak atsiri tidak merusak kapsul dan untuk

mengisikan bahan cairan diperlukan alat penetes obat (pipet) yang telah dikalibrasi.

Sesudah diisi dengan cairan obat maka kapsul segera ditutup dengan melembabkan tutup

kapsul dengan air atau cairan gelatin hangat sebagai segel.

Pembuatan secara besar-besaran untuk kapsul yang berisi cairan adalah sebagai

kapsul gelatin lunak.

Persyaratan untuk sediaan kapsul antara lain meliputi keseragaman bobot, waktu

hancur dan penyimpanan sehingga dapat disimpulkan bahwa :


0
Kapsul gelatin keras harus hancur dalam air pada suhu 36 -38 C dalam waktu kurang

dari 15 menit.

USP XXII dan FI edisi IV menambahkan pula persyaratan disolusi pada beberapa sediaan

kapsul.

Keuntungan Sediaan Berbentuk Kapsul Gelatin Keras

1. Sangat potensial untuk bahan aktif obat yang secara cepat dilepas dari sediaan.

2. Fleksibilitas dalam formulasi

a. Peralatan untuk pengisian secara otomatik skala besar memungkinkan

untuk membuat campuran unik untuk diisikan kedalam kapsul

25
b. Inkompatibilitas dapat dihindari dengan membuat komponen yang tidak

tersatukan secara terpisah dalam bentuk pelet atau tablet.

c. Diapotek dapat digunakan untuk menyerahkan sediaan serbuk dengan

tujuan tertentu seperti menutupi rasa pahit dari obat atau menutupi bau

yang tidak enak dari obat.

3. Dapat dimanfaatkan untuk sediaan salut enterik, pelepasan diperpanjang ( sustain

release ).

Kapsul dapat juga disalut dengan sellulosa asetat phtalat atau campuran asam stea

rat dan butil stearat untuk membuat salut enterik. Untuk sediaan salut enterik yang

l lazim dilakukan ialah dengan cara penyalutan granul atau pelet agar bahan berkha

siat tidak dilepas dilambung. Didalam USP XXII digunakan istilah “delayed rele

lease” pada monografi kapsul salut enterik dimana diusahakan untuk meperlam-

bat pelepasan obat sampai kapsul telah melewati lambung.

Kerugian Sediaan Berbentuk kapsul

1. Sumber kapsul gelatin keras yang bermutu baik mungkin terbatas karena

persyaratan dan spesifikasi antara suatu produsen kapsul berbeda dengan yang

lainnnya. Perlu sekali diperhatikan penggunaan zat warna yang diizinkan disuatu

negara, begitu juga zat pengawet pada pembuatan cangkang dan kadar air

( sangat penting untuk zat aktif yang peka terhadap kelembaban )

2. Bentuk kapsul gelatin keras tidak sesuai untuk zat higroskopis

3. Bahan yang voluminous dapat menimbulkan masalah, hal ini dalam batas tertentu

dapat diatasi dengan melakukan granulasi sebelum dimasukkan kedalam kapsul.

26
4. Mesin pengisi kapsul relatif lebih lambat dari mesin pencetak tablet ( pembedaan

ini semakin kecil dengan kemajuan teknologi mesin pengisi kapsul ).

Mengisi kapsul

Pengisian kapsul dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari yang paling

sederhana secara manual sampai mesin pengisi kapsul otomatik dengan kecepatan tinggi

dengan berbagai kapasitas pengisian dan penutupan.

Di Indonesia, terutama industri farmasi kecilmasih sering menggunakan peralatan

secara manual dimana cangkang kapsul dimasukkan kedalam suatu alat yang sudah

punya lobang sesuai dengan ukuran kapsul yang sudah dibakukan, kemudian diisi dengan

campuran bahan aktif dengan eksipien.

Ada 3 hal yang perlu sekali diperhatikan selama pengisian kapsul secara manual

tersebut:

Pertama : pembukaan, penutupan dan penguncian kapsul yang sudah diisi harus

dilakukan dengan memakai sarung tangan karet karena jika tidak akan dapat

meningkatkan kadar air dari cangkang kapsul, sehingga merusak kapsul.

Kedua : sering sekali pada waktu penutupan, kapsul tergencet sehingga merusak

kapsul yang mengganggu penampilan akhir sediaan kapsul

Ketiga : Operator yang bekerja mengisi kapsul sangat berperanan; oleh sebab itu

operator perlu diberi pengetahuan yang cukup tentang hal-hal yang merugikan. Selain

dari sarung tangan karet, operator perlu diperlengkapi dengan alat penutup kepala,

pakaian kerja dan masker.

Pengisian kapsul secara manual ini masih banyak digunakan di industri farmasi

27
kecil dan industri obat tradisional .Oleh sebab itu ketiga faktor yang disebutkan diatas

perlu diperhatikan pada waktu melakukan operasi pengisian.

Sesuai dengan kemajuan teknologi, saat ini telah dihasilkan mesin-mesin pengisi

kapsul baik yang semi otomatis maupun otomatis penuh dengan kecepatan tinggi.

Prinsip yang sama dari semua mesin pengisi kapsul yaitu :

1. Pengumpanan dan Pembetulan .

Kapsul akan jatuh karena pengaruh gaya gravitasi kedalam tabung pengumpan.

Kapsul tersebut akan ditegakkan secara mekanik karena adanya perbedaan antara

diameter badan dan penutup kapsul. Kapsul yang sudah ditegakkan tersebut,

selanjutnya dimasukkan kedalam 2 bagian ruangan yang ukurannya sudah

disesuaikan dengan ukuran bagian badan dan penutup.

2. Pemisahan Bagian Badan dan Penutup.

Karena diameter bagian atas ruangan ( untuk bagian penutup ) lebih besar dari

ruangan untuk bagian badan kapsul; bagian penutup akan tertahan, sedangkan

bagian badan akan tertarik kebawah dengan cara penghisapan vakum. Begitu

kapsul telah terbuka, bagian atas dan bagian bawah dipisahkan dan bergerak

menuju posisi untuk pengisian bagian badan kapsul.

3. Penakaran Isi Kapsul. (Dosing).

Bagian badan kapsul yang sudah terbuka diisi dengan sejumlah yang sesuai obat.

Mekanisme pengisian ini beraneka ragam tergantung bentuk yang akan diisikan

kedalam kapsul seperti bentuk campuran serbuk , granul, tablet, pelet, cairan dan

semi solid.Berbagai jenis mekanisme pengisian tersebut dapat dipelajari dari

masing-masing petunjuk mesin yang digunakan.

28
4. Penutupan.

Bagian badan dan bagian penutup diatur posisinya untuk proses penutupan. Suatu

plat akan menahan bagian atas secara tetap berada dalam ruangan ; sedangkan

dari bagian bawah badan kapsul ditekan naik keatas menuju bagian penutup

sampai kapsul secara sempurna bersatu sesuai dengan mekanisme penguncian

cangkang kapsul.

5. Pengeluaran Kapsul.

Penumpil untuk bagian penutup bagian bawah akan naik, melemparkan kapsul

dari ruangan menuju tempat penampungan. Untuk membantu mengeluarkan

kapsul dari mesin, sering digunakan tekanan udara berlebih yang dialirkan

melalui suatu celah ( compressed air nozales) ; terutama pada pengisian kapsul

menggunakan mesin otomatis.

Kapsul Gelatin Lunak

Kapsul gelatin lunak dibuat dari gelatin ditambahkan gliserin atau alkohol

polivalen dan sorbitol supaya gelatin bersifat elastis seperti plastik.

Bentuk kapsul gelatin lunak ada yang bulat, bulat telur seperti elips dsb.

Pada mulanya kapsul ini dibuat dengan mengisi dan menutup kulit-kulit yang telah dibuat

dengan cara memakai alat logam yang dicelupkan kedalam gliserin gelatin panas yang

sedang mencair. Kulit-kulit kapsul ini digunakan untuk mengisi obat yang berbentuk

cairan bukan air, suspensi, pasta dan serbuk kering.

Untuk obat-obat yang mudah mencair atau obat yang mudah menguaplebih sesuai

menggunakan kapsul lunak daripada kapsul keras dan begitu diisi kedalam kapsul

29
langsung disegel.

Glikogelatin sebagai kulit kapsul lunak, pada suhu tinggi akan menjadi lebih

lunak dan biasanya dinegara beriklim panas kadar gelatin dinaikkan.

Pada kelembaban 20 % kapsul ini menjadi keras dan pada kelembaban 50 % menjadi

kenyal dan pada kelembaban 80 % akan lembek dan lunak. Pada keadaan terakhir ini ( 80

% kelembaban ) obat yang larut dalam air mungkin membaur kedalam kulit kapsul dan

sediaan akan rusak. Jadi penyimpanan harus hati-hati dengan memperhatikan kelembaban

dan pengawet anti mikroba perlu ditambahkan jika kandungan kelembaban kulit kapsul

terlalu tinggi.

Formularium nasional

Catatan : Kapsul kenyal atau lunak adalah kapsul menggunakan kapsul dasar yang

dibuat dari campuran gelatin, gliserol, dan sorbitol atau metil selulosa dalam

perbandingan yang sesuai dengan kekerasan yang dikehendaki.

Obat berupa cairan atau setengah padat dibungkus dengan kapsul dasar dan dicetak

menggunakan cetakan khusus dalam bentuk bulat, lonjong,atau tabung berujung bulat.

Pada pembuatan kapsul diusahakan dalam ruangan berkelembaban kira-kira 60 %.

Penerapan Pemakaian kapsul gelatin Lunak

Cairan yang dapat dimasukkan kedalam kapsul gelatin lunak:

30
1. Yang tidak tersatukan dengan air, cairan yang mudah menguap dan tidak menguap

seperti minyak nabati dan minyak menguap, hidrokarbon aromatik dan

hidrokarbon alifatik, hidrokarbon yang diklorinasi, eter, ester, alkohol dan asam

organik.

2. Yang tersatukan dengan air, cairan yang tidak menguap, seperti poli etilenglikol,

surfaktan non ionik seperti poli sorbat 80

Cairan yang mudah berpindah kecangkang kapsul tidak dapat dimasukkan

kedalam kapsul gelatin lunak. Bahan-bahan ini termasuk air diatas 5 %, senyawa organik

yang larut dalam air dengan berat molekul rendah. Zat padat dapat dimasukkan kedalam

kapsul gelatin lunak dalam bentuk suspensi atau serbuk kering, granul atau pelet.

BAB III

PILULAE /PIL

31
Pil adalah sediaan berbentuk bulat atau bulat telur dibuat menggunakan massa pil.

Massa pil dibuat dengan mencampur satu atau lebih bahan obat dengan zat tambahan

yang cocok, dicampur, dibasahi dengan pembasah yang cocok, diaduk dan ditekan hingga

jadi massa yang mudah digulung ( Formularium Nasional ).

Farmakope Indonesia : Pil adalah suatu sediaan berupa massa bulat mengandung satu

atau lebih bahan obat.

Sediaan pil dibuat untuk bahan obat yang mempunyai bau dan rasa yang tidak enak,

untuk obat yang bekerja disaluran usus, diberi bersalut.

Menurut beratnya pil dapat dibedakan sebagai berikut :

- Bolus /boli : beratnya lebih besar dari 300 mg

- Pil : beratnya antara 60 – 300 mg

- Granul : beratnya 30 mg ( lebih kecil dari 60 mg )

Syarat-Syarat Pil :

- Pada penyimpanan, bentuk tidak boleh berubah

- Harus memenuhi syarat keseragaman bobot

- Harus memenuhi syarat waktu hancur ( Farmakope Indonesia ed III )

Alat desintegration tester

Cara : Ambil 5 butir pil masukkan kedalam keranjang dan celupkan kedalam air

suhu 36 – 380 C. kecuali dinyatakan lain, ke 5 pil tersebut harus hancur tidak

lebih dari 15 menit.

32
Keseragaman Bobot

Berat pil bila dibandingkan dengan berat pil rata-rata tidak boleh menyimpang dari

ketentuan Farmakope. Menurut Farmakope ed III :

Timbang 20 pil satu persatu kemudian hitung bobot rata-rata :

Bobot rata-rata Penyimpangan terbesar terhadap bobot rata-rata

yang diperbolehkan
18 pil 2 pil
100 – 250 mg 10 % 20 %
250 – 500 mg 7,5 %
Keterangan :

Tidak boleh lebih dari 18 pil yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar

dari harga yang tercantum pada kolom.

Bahan-Bahan Pembentuk Pil :

1. Bahan Obat Berkhasiat

2. Bahan Pengisi

3. Bahan Pengikat

4. Bahan Pembasah

5. Bahan Penabur

6. Bahan penyalut

1. Bahan pengisi : diperlukan untuk memperbesar volume pil sehingga diperoleh

bentuk dengan berat yang diinginkan. Sebagai bahan pengisi dapat dipakai radix

liquiritriae, amilum, laktosa, dan bahan lain yang cocok. Bolus alba dipakai untuk

bahan obat yang bersifat oksidator

33
Untuk mendapatkan massa pil yang baik dipakai radix liquiritiae sebagai pengisi

dan succus liquiritiae sebagai pengikat. Bila bahan obat sedikit : radix jumlahnya

2x jumlah succus. Bila bahan obat banyak, jumlah radix dipakai sama banyak

dengan jumlah succus. ( ppp = pulvis pro pilulae ).

2. Bahan Pengikat : berfungsi untuk mengikat bahan serbuk sehingga diperoleh

massa yang kompak Bahan pengikat yang sering digunakan yaitu succus

liquiritiae, mucilago gom arab, mucilago tragacanth, mucilago amylum manihot

dan bahan lain yang cocok Yang palin baik dipakai adalah succus liquiritiae

dengan jumlah 2 gram untuk 60 pil ( atau menurut beberapa peneliti dapat dipakai

1/3 kali berat pil ). Dengan pemakaian pengisi radix dan succus sebagai pengikat

pil, maka massa pil yang diperoleh sangat baik . Pemakaian pulvis gummosus

sebagai pengikat yaitu 500 mg untuk 60 pil. Pil yang dihasilkan menjadi keras dan

sukar pecah maka dianjurkan memaki pulvis gummosus bersama-sama dengan

succus yang jumlahnya lebih banyak. Ini terutama untuk obat yang jumlahnya

besar dan membutuhkan bahan pengikat yang banyak. Jika harus dipakai PGS

sendiri untuk obat-obat yang volume besar, jimlahnya dapat dipakai 1 – 1,5 g

untuk 60 pil. Bahan pengikat tersebut membutuhkan bahan pembasah air untuk

mendispersikan nya dalam air. Bahan pengikat yang tidak mengandung air adalah

adeps lanae dan vaselin. Bahan pengikat ini digunakan untuk zat berkhasiat yang

dapat terurai oleh air atau bereaksi satu dengan yang lain oleh adanya air dan

bahan-bahan yang mudah tereduksi.

Misalnya :

34
a. Obat yang bereaksi asam dengan bikarbonas dapat bereaksi

membebaskan CO2

b. Aspirin, meditren, ascal, rusak oleh adanya air, (terhidrolisa ).

c. Digitalis folia dengan adanya air fermennya menguraikan

glikosidanya

d. Zat-zat higroskopis : CaCl2, Hexamin, Chloral hydrat dipakai

dengan radix liquiritiae ditambah dengan adeps lanae.

Keburukan pil dengan bahan pengikat adeps lanae/ vaselin adalah pil sukar pecah. Untuk

mengatasinya perlu ditambahkan bikarbonas.

Contoh : pada pembuatan pil dengan bahan obat Permanganas kalikus ( KMnO4 )

R/ KMnO4 4

Bolus alba

Na Bikarbonat aa 6

Adeps lanae qs

M f pil No.60

3. Bahan Pembasah : ditambahkan untuk memperoleh massa pil yang baik sehingga

dapat digulung dan dicetak. Pembasah yang sering dipakai:

a. aqua gliserinata

b. sirup simpleks

c. madu dan campuran bahan tersebut

Pembasah yang paling baik yaitu aqua gliserinata karena pada waktu pil

35
mengering gliserin masih tertinggal pada pil sehingga sediaan tidak menjadi keras.

4. Bahan Penabur : berfungsi untuk mencegah pil melekat satu dengan yang lainnya

atau masa pil tidak melekat pada alat pemotong pil. Bahan penabur yang biasa

dipakai lycopodium, talk dan bahan lain yang cocok.

 Penabur lycopodium untuk pil-pil yang berwarna dan tidak mengandung

lemak

 Talk untuk pil berlemak atau pil yang berwarna putih dan pil-pil dengan

bahan obat oksidator

Bahan penabur tidak diperlukan untuk pil yang diberi penyalut, hanya dapat

diberi sedikit talk supaya tidak melekat satu dengan yang lainnya.

5. Bahan Penyalut : gunanya

a. Untuk menutupi rasa obat yang tidak enak

b. Supaya permukaan pil lebih bagus

c. Melindungi isi pil terhadap udara terutama pengaruh oksidasi

d. Untuk mencegah pecahnya pil didalam lambung terutama untuk

obat yang diharapkan pecah dalam usus bukan dilambung

misalnya salut enteric

Jenis-jenis penyalut :

- Argentum foliatum

- Balsem tolutanum dalam chloroform ( 10 % tolubalsem dalam chloroform )

- Collodium

36
- Gelatin

- Gula

- Keratin

- Salol

- Schellak

Pembuatan Pil

Bahan-bahan obat yang telah dihaluskan dicampur dengan bahan tambahan lain

seperti bahan pengisi dan bahan pengikat setelah homogen, tambahkan sedikit-sedikit

bahan pembasah dengan pipet tetes ( pembasah aqua gliserinata ) sampai diperoleh massa

yang baik dan kompak. Massa pil digulung menjadi batangan diatas papan pil yang sudah

ditaburi sedikit talk ukur panjangnya sesuai dengan jumlah pil yang dikehendaki dan

potong dengan alat pemotong pil. Kemudian dibulatkan dengan alat pembulat pil.

37

Anda mungkin juga menyukai