PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan,
pengertian kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.
Rumah sakit mempunyai peranan yang penting untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia rumah sakit merupakan rujukan
pelayanan kesehatan untuk puskesmas terutama upaya penyembuhan dan
pemulihan.
Berdasarkan Permenkes No. 147 tahun 2010 tentang Perijinan Rumah
Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Salah satu sarana kesehatan adalah apotek ( Muharomah, 2008).
Bidang farmasi berada dalam lingkup dunia kesehatan yang berkaitan
erat dengan produk dan pelayanan produk untuk kesehatan khususnya
dibidang penyediaan obat-obatan. Obat adalah bahan atau campuran bahan
yang
dimaksudkan
untuk
dipergunakan
dalam
menetapkan
diagnosa,
atau
menjadi
salah satu
sumber informasi
tenaga
kefarmasian
b) Diharapkan menjadi satu masukan dan evaluasi dalam pertimbangan untuk
meningkatkan pelaksanaan pengobatan di Rumah Sakit Katolik Bhakti
Wara Pangkalpinang
1.5 Ruang Lingkup
Penelitian ini membahas mengenai Kualitas Serbuk Parasetamol (Puyer)
Hasil Racikan Apotek Rumah Sakit Bhakti Wara Pangkalpinang Tahun 2014.
Alasan peneliti mengangkat masalah ini karena kualitas serbuk parasetamol
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kualitas
2.1.1 Pengertian kualitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), kualitas adalah tingkat
baik buruknya sesuatu, kadar, derajat atau taraf, mutu.
Sedangkan definisi kualitas menurut Kotler (2009:49) adalah seluruh ciri
serta sifat suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Ini jelas merupakan
definisi kualitas yang berpusat pada konsumen, seorang produsen dapat
memberikan kualitas bila produk atau pelayanan yang diberikan dapat memenuhi
atau melebihi harapan konsumen.
2.2 Serbuk
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, serbuk adalah campuran bahan
kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral
atau untuk pemakaian luar.
Serbuk terbagi menjadi dua bagian yaitu serbuk bagi dan serbuk tabur.
Serbuk bagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang
sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas yang lain yang
cocok.(Anief, 2004). Sedangkan serbuk tabur (pulvis) adalah serbuk bebas dari
butiran kasar (Anonim. 1979).
Bentuk serbuk mempunyai luas permukaan yang lebih luas sehingga lebih
mudah larut dan lebih mudah terdispersi daripada bentuk sediaan obat lainnya
seperti kapsul, tablet, pil. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet
atau kapsul dalam ukuran yang lazim, dapat dibuat dalam bentuk serbuk (H.A
Syamsuni, 2006).
Adapun keuntungan menggunakan serbuk ialah sebagai campuran bahan
obat sesuai kebutuhan, dosis lebih cepat dan lebih stabil daripada cairan, serta
memberika disolusi yang lebih cepat. Namun serbuk juga memiliki kerugian yaitu
kurang baik untuk bahan obat yang mudah rusak atau terurai dengan adanya
kelembaban, bahan obat yang pahit akan sukar tertutupi rasanya serta
peracikannya cukup lama (Howard C. Ansel, 1989).
Sedangkan kerugian serbuk ialah kurang baik untuk bahan obat yang tidak
tahan lembab atau kontak dengan udara, perlu waktu peracikan relatif lama.
2.2.1 Syarat serbuk
Secara umum syarat serbuk adalah sebagai berikut (Ekarina R.Himawati,
2012) :
1. Kering, tidak boleh menggumpal atau megandung air.
2. Halus, harus bebas dari butiran-butiran kasar.
3. Homogen, setiap bagian campuran serbuk harus mengandung bahan-bahan
yang sama dan dalam perbandingan yang sama pula.
4. Memenuhi uji keseragaman bobot (seragam dalam bobot) atau keseragaman
kandungan (seragam dalam zat yang terkandung) yang berlaku untuk serbuk
terbagi/pulveres yang mengandung obat keras, narkotik dan psikotropik.
2.2.2 Derajat halus serbuk
Derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor atau dua nomor. Jika
derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor berarti semua serbuk dapat
melalui pengayak dengan nomor tersebut. Jika dinyatakan dengan dua nomor,
berarti semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor terendah dan tidak
lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor tertinggi. Sebagai contoh serbuk
22/60 dimaksudkan bahwa serbuk dapat melalui pengayak nomor 22 seluruhnya
dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak no 60. Nomor pengayak menunjukkan
jumlah-jumlah lubang tiap 2,54 cm dihitung searah dengan panjang kawat (Moh,
Anief, 2007).
Derajat halus serbuk:
1. Serbuk sangat kasar adalah serbuk (5/8)
2. Serbuk kasar adalah (10/40)
3. Serbuk agak kasar adalah (22/60)
4. Serbuk agak halus adalah ( 44/85)
5. Serbuk halus adalah (85)
6. Serbuk sangat halus adalah (120)
7. Serbuk sangat halus sekali adalah (200/300)
2.2.3 Cara mencampur bahan-bahan
Cara mecampur bahan obat untuk serbuk (H.A Syamsuni, 2006) :
1.
2.
3.
4.