Anda di halaman 1dari 13

LaporanPraktikum

FARMASETIKA DASAR
“SERBUK TABUR”

OLEH

KELOMPOK : VI (ENAM)
KELAS : B – D3 FARMASI 202O
ASISTEN : NUR OKTAVIANA

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
Lembar Pengesahan

FARMASETIKA DASAR
“SUPPOSITORIA”

OLEH

KELOMPOK : VI (ENAM)
KELAS : B – D3 Farmasi 2020

1. PUTRI LESTARI FEBRIANI (821319069)


2. SRI DEVI M. NURKAMIDEN (821320032)
3. MOHAMAD RAFLI RAUF (821320040)
4. VINKA CAIREN NTOMA (821320042)
5. SITI SAFIRA DATUELA (821320050)

Gorontalo, Novembe 2020 NILAI


Mengetahui,
Asisten

NUR OKTAVIANA
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Subhanahu wata'ala yang telah
memberikan Rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Akhir Praktikum
Farmasetika Dasar tentang Suppositoria ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak
lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad
Shallallahu 'alaihi wasallam, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.
Laporan ini kami buat untuk memenuhi tugas sebagai Laporan Akhir. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Laporan Akhir Praktikum Farmasetika Dasar ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan sehingga penyusunan Laporan Akhir Praktikum Farmasetika
Dasar ini dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan laporan ini sehingga kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan laporan ini.
Kami mohon maaf jika di dalam laporan ini terdapat kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah Subhanahu
wata'ala, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Laporan Akhir
Praktikum Farmasetika Dasar tentang Suppositoria ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Gorontalo, November 2020

Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmasi adalah suatu profesi kesehatan yang berhubungan dengan pembuatan
dan distribusi dari produk yang berkhasiat obat, ini meliputi seni dan ilmu
pengetahuan dari sumber alam atau sintetik menjadi material atau produk yang cocok
dipakai untuk mencegah, dan mendiagnosa penyakit. Dalam farmasi juga
mempelajari berbagai ilmu terapan, diantaranya adalah matematika, fisika, biologi,
kimia, dan masih banyak cabang ilmu lainnya.Ilmu yang mendasari dari farmasi yaitu
farmasetika dasar.
Farmasetika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat
menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat, serta mempelajari
perkembangan obat yang meliputi ilmu dan teknologi pembuatan obat dalam bentuk
sediaan yang dapat digunakan dan diberikan kepada pasien. Obat yang dimaksud
ialah bahan atau campuran bahan baik sintesis maupun alamiah yang digunakan
untuk mencegah, meringankan, maupun menyembuhkan penyakit. Dalam
penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat
mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri.Sediaan-sediaan yang telah beredar
saat ini umumnya dibedakan atas sediaan padat, sediaan cair, dan sediaan semi
padat.Sediaan semi padat salah satunya yaitu serbuk tabur.
Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan topikal, dapat dikemas
dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan
pada kulit.Untuk membuat serbuk tabur yang baik harus memenuhi tiga syarat seperti
Harus halus, tidak boleh ada butiran-butiran kasar, Talk, kaolin dan bahan mineral
harus bebas dari bakteri clostrolium tetoni, c welchi dan bachilus anthrachis serta
disterilkan dengan cara dikeringkan, dan tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.

Oleh karena itu, setelah mengingat dan mengetahui pentingnya mempelajari


farmasetika di dunia kefarmasian, maka dilakukan praktikum percobaan serbuk tabur
guna menambah pengetahuan dan keterampilan dalam sediaan obat semi padat.
1.2 Maksud percobaan
1.2.1 Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami bagaimana cara
pembuatan serbuk tabur sehingga menjadi sediaan yang siap pakai.
1.2.2 Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui cara penggunaan serbuk tabur dan
perhitungan dosis pada sediaan serbuk tabur sesuai dengan farmakope.
1.3 Tujuan percobaan
1.3.1 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bagaimana cara pembuatan
serbuk tabur sehingga menjadi sediaan yang siap dipakai.
1.3.2 Mahasiswa dapat mengetahuicara penggunaan sebuk tabur dan proses
perhitungan dosis pada sediaan serbuk tabur sesuai dengan farmakope.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Teori umum
2.1.1Pengertian Serbuk
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang diuhaluskan,
ditujukan untuk pemakaian oral atau luar.Karena mempunyai luas permukaan oral
yang luas serbuk lebih mudah terdispersi dan larut dari pada bentuk sediaan yang
dipadatkan. Anak-anak atau orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet
lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk. Obat yang terlalu besar
volumneya untuk dibuat tablet atau kapsul dalm ukuran yang lazim, dapat dibuat
dalam bentuk serbuk. Sebelum digunakan, biasanya serbuk oral dapat dicampur
dengan air minum (Depkes,1995).
Menurut Syamsuni (2006), macam-macam serbuk yaitu serbuk oral tak terbagi,
serbuk gigi (pelvis dentrificius), dan serbuk tabur (pelbvis adversorius). adapun
pengertian dari macam-macam serbuk tersebut sebagai berikut :
1. Serbuk oral tak terbagi terbatas pada obat yang relatif tidak poten seperti
laksansia, anatasida, makanan diet, dan beberapa jenis analgetik tertentu, dan
pasien dapat menakar secara aman dengan sendok teh atau dengan penakar
lainnya.
2. Serbuk gigi (pelvis dentrificius) adalah serbuk tabur yang keduanya digunakan
untuk pemakaian luar, biasanya mengandung cermin sebagai pewarna yang
dilarutkan lebih dahuludalam kloroform atau etanol 90%.
3. Serbuk gigi (pelvis adversorius) adalah serbuk ringan untuk penggunaan topikal,
dapat dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk
memudahkan penggunaan pada kulit (Syamsuni,2006).
2.1.2 Syaratserbuk
MenurutSyamsuni (2006) syarat serbuk tabur sebagai berikut.
1. Harus halus, tidak boleh ada butiran-butiran kasar (harus melewatio ayakan
100 mesh).
2. talk, kaolin dan bahan mineral (airnya harus bebas dari bakteri clostrolium
tetoni, c welchi dan bachilus anthrachis serta disterilkan dengan cara
dikeringkan.
3. Tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.
Derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu nomor atau dua nomor.Jika
derajat halus serbuk dinyatakan dalam satu nomor berarti semua serbuk dapat
mealalui penagayak dengan nomor tersebut. Jika dinyatakan dengan dua nomor
berarti semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor terendah dan tidak boleh
lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor tertinggi. Sebagai contoh serbuk
22/60 dimaksudkan bahwa serbuk dapat melalui pengayak nomor 22 seluruhnya dan
tidak lebih dari 40% melalui pengayak nomor 60. Nomor pengayak menunjukan
jumlah-jumlah lubang tiap 2,54 cm dihitung searah dengan panjang kawat (Moh.
Anief, 2007).

Menurut Depkes (1979) aturan pembuatan serbuk tabur yaitu serbuk diracik
dengan cara mencampurkan bahan obat satu persatu sedikit demi sedikit dan dimulai
dari bahan obat yang jumlahnya sedikit, kemudian diayak, biasanya menggunakan
pengayakan nomor 60 dan dicampur lagi.

1. Jika serbuk mengandung lemak, harus diayak dengan pengayakan No. 44.

2. Jika obat bobotnya kurang dari 50mg atau jumlah tersebut tidak
dapatditimbang harus dilakukan pengenceran menggunakan zat tambahan
yang cocok.

3. Jika obat berupa serbuk kasar, terutama simplisia nabati, serbuk digerus
terlebih dahulu sampai derajat halus serbuk setelah itu dikeringkan pada
suhu tidak lebih dari 50 C.

4. Jika obat berupa cairan misalnya tingtur dan ekstrak cairan


pelarutnyadisiapkan hingga hampir kering dan serbuk dengan zat tambahan
yang cocok.

5. Obat bermassa lembek misalnya ekstrak kental, dilarutkan dalam pelarut


yang sesuai, secukupnya, dan diserbukkan dengan zat tambahan yang cocok.

6 Jika serbuk obat mengandung bagian yang mudah menguap. Dikeringkan


dengan pertolongan kapsul tohor atau bahan pengering lainnya yang cocok
(Depkes, 1979).
Cara mencampur bahan obat untuk serbuk.

1. Trituration, mencampur bahan obat dalam mortar dengan stamper.


2. Spatulation, mencampur bahan obat langsung diatas kertas.
3. Sifting, mencampur bahan obat dalam ayakan tertutup.
4. Tumbling , mencampur Bahan obat dalam tempat tertutupyang dilengkai
dengan bola logam sebagai penggiling, kemudian digoyang-goyangkan
(Syamsuni,2006).

Dalam pembuatan serbuk tabur terdapat poenangan-penanganan khusus


terhadap bahan yang mengandung :

1. Adeps lanae, vaselinum, plumbi oxydi Emplastrum ialah denganmelarutkan


zat tersebut dalam aether atau aceton, lalu ditambahkan sebagai talk diaduk
sampai aether atau aceton menguap, setelah itu ditambahkan bahan lainnya.
2. Paraffinum liquidum dan oleum ricini dicampur dulu dengan sama
banyaknya talk lalu ditambahkan sedikit demi sedikit dan aduk, sambil yang
melekat pada dinding mortir diletak dengan spatel atau kertas film dan
diaduk.
3. Ichtyol diencerkan dulu dengan aether cum spiritu lalu dikeringkan dengan
talkum yaitu sambil diaduk dibiarkan aether cum spritunya menguap lalu
ditambahkan sisa talk dan serbuk

Lainnya, sambil yang melekat pada dinding mortir dilepas dengan spatel atau
dengan kertas film.
4. Minyak – minyak eteris formaldehyde solutio dicampur terakhir dengan cara
memasukkan zat tersebut dengan mortir lalu ditambahkan campuran serbuk
yang telah diayak sedikit demi sedikit (Anief, 2007).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat serbuk :
a. Obat yang berbentuk kristal atau bongkahan besar hendaknya
digerus halus dulu.
b. Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur
dengan zat penambah(konsistituen) dalam mortir.
c. Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa
serbuk sudah homogen.
d. Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu.
e. Obat yang volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu.(Depkes,
1979) .
Campuran serbuk dapat terbagi tepat, sering ditambahkan zat tambahan yang
berkhasiat netral atau indeferen, seperti Saccharum Album, Saccharum Lactis, sampai
berat serbuk tiap bungkusnya 20 mg. Penggunaan Saccharum Album ada
keuntungannya sebbagai korigen rasa, tetapi serbuk akan mudah basa karena
higroskois. Serbuk yang diberikan kepada pasien diabetes tidak boleh digunakan
Saccharum Album sebagai zat tambahan. Tetapi digunakan manitum atau Saccharum
Lactis. (Anief, 2007).
2.1.3 Kelebihan dan Kekurangan serbuk
Menurut Ansel (2005) serbuk memiliki kelebihan yaitu :
1. Dokter lebih leluasa memilih dosis yang sesuai dengan keadaan si penderita.
2. Lebih stabil terutama untuk obat yang sesuai dengan keaadan penderita.
3. Penyerapan lebih cepat dan lebih sempurna disbanding sediaan padat lainnya.
4. Cocok digunakan untuk anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan
kapsul atau tablet.
5. Obat yang terlalu besar volumnya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat
dalam serbuk tabur.
2.1.4 Kekurangan serbuk
Menurut Ansel (2005), kekurangan serbuk sebagai berikut.
1. Tidak tertutupnya rasa tidak enak seperti pahit, sepat, lengket di lidah ( bisa
diatasi dengan corrigens saporis).
2. Pada penyimpanan menjadi lembab.
Dalam pembuatan serbuk tabur ada beberapa yang sering digunakan yaitu :
1. Bahan padat
a. Halus sekali, tidak berkhasiat keras misalnya belerang, idoform dan
rifamsipin.
b. Hablur/kristal misalnya Camphorae, Asam Salisilat. Asam benzoat,
naftaol, mentol, timol, salol, garam-garam yang mengandung air
kristal misalnya Na-karbonat, Fe (II)-sulfat Al & K-sulfat, Mg-sulfat,
Na-sulfat, Iodin serta Fel2, FeCl2, FeCo3.
2. Bahan setengah padat seperti adeps lanae, cera, paraffin padat, vaselin.
3. Bahan cair yang misalnya, minyak atsirik, kalii arsenitis solutio (Liq.
Fowleri), Sol. Formaldehid dan Tingtur.
4. Ekstrak misalnya, Ekstrak kering (siccum) seperti Extr. Opii, Extr.
strychnin, Ekstrak kental (spissum) seperti Extr. Belladonae, Extr.
hyoscyami, Extr. Calis curniti, Ekstra cair (liquidum) seperti Extra Chinae
liq, extr hydrastis liq, extr. Rhamni purchinae. (Syamsuni, 2006)
2.2. Uraian bahan
2.2.1 Alkohol (Depkes, 1979 ; Anjasari, 2014 ; Rowe,et al, 2009)
Nama Resmi : AETHAVOLUM
Nama lain : Alkohol, etanol, ethyl alcohol
Rumus Molekul : C₂H₅OH
Berat Molekul : 46,07 gr/m
Rumus Struktur :

Pemerian : cairan,
H3C tidak berwarna,
OH jernih, mudah menguap, dan
mudah menyerap, bau khas, rasa panas, dan mudah
terbakar.
Kelarutan : mudah larut dalam air, kloroform p dan eter.
Penyimpanan :dalam tempat tertutup rapat, dan terhindar dari
senyawa , tempat senyuk, dan jauh dari nyal api,
alcohol disimpan dalam suhu ruangan.
Khasiat :sebagai zat aktif.
Kegunaan : untuk saluran pernapasan kronis, seperti bromitis.

2.2.2 Asam Salisilat ( Dirjen Pom, 1979)


Nama Lain : Asam Salisilat
Rumus Molekul : C₇H₆O₃
Bobot Molekul : 138,12 g/mol
Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur ringan tak berwarna atau serbuk


berwarrnaputih hampir tidak berabu rasa agak tajam.
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol
95% P, mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter
P. Larutan dalam larutan amonium asetat P, dinatrium
hidrogenfosfat P, kaliun sitrat P dan natrium sitrat P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Meredakan peradangan
Kegunaan : Penerima gugus asetil pada aspirin
2.2.3 Menthol (Dirjen Pom, 1979)
Nama Resmi :Mentholum
Nama Lain : Mentol
Berat Molekul : 156,30 g/mol
Rumus Molekul : C₁₀H₂₀O
Rumus Struktur :

Pemerian :Berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna,


bautajam seperti minyak permen rasa panas dan
aromatic diikuti rasa dingin.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, sangat mudah dalam etanol
(95%)adalahkloroform dan eter P mudah larutdalam
parafin cair P dan dalam minyak aksin.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan tempat yang sejuk

Khasiat :Korigen digunakan untuk memperbaiki bau


obatutama dan antiritan adalah obat yang
digunakanuntuk menghilangkan iritasi yang
disebabkan bakteri.
Kegunaan : Pemberi aroma dan rasa dari produk-produk yang
bersifat komersiL.
2.2.4 Talcum (Dirjen Pom, 1979)
Nama resmi : TALKUM
Nama Lain :
Berat molekul : 379.2657
Rumus molekul : H₂Mg₃(sio)4
Rumus struktur :

Pemerian :Serbuk hablur, sangat halus, mudah melekat


padakulit, bebas dari butiran, warna putih, atau
warna kelabu.
Kelarutan :Tidak larut dalam hampir semua pelarut
Penyimpanan : Wadah tertutup baik
Khasiat : Antasidum
Kegunaan : Zat tambahandari butiran; warna putih atau
warnakelabu.
Kelarutan :Tidak larut dalam hampir semua pelarut
Penyimpanan : Wadah tertutup baik
Khasiat :Antasidum
Kegunaan :Zat tambaha
2.2.5 ZNO (Dirjen Pom: 636, 1979)
Nama resmi : Zincy Oxsidum
Nama lain :Seng oksida
Berat molekul : 81,38
Rumus molekul : ZnO
Rumus struktur :

Pemerian :Serbuk amorf, sangat halus, putih kekuningan


atauputih, tidak berbau, tidak berasa, lambat laun
menyerap karbond dioksida diudara.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan etanol (95%), tidak
larut dalam asam pelarut mineral encer dan dalam
larutan alkali hidriksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Antiseptekum lokal.
Kegunaan : Zat tambahan.

Anda mungkin juga menyukai