Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

FARMASITIKA DASAR
SEDIAAN SERBUK

DISUSUN OLEH :

Veriin Yuflinda Vijayanti ( 1208010011 )

Maydiana Putri Utami ( 1408010175 )

Fitri Rizkiyah Nurbaity ( 1408010177 )

Khaerul

Dian Nisya Apriyani ( 1608010129 )

MAKALAH FARMASITIKA DASAR


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa kami telah menyelesaikan
tugas mata kuliah FARMASETIKA DASAR dengan membahas Makalah mengenai PULVIS
DAN PULVERES ini kami tulis berdasarkan hasil pencarian kami dari beberapa sumber. Isi
makalah ini mencakup hal tentang definisi sediaan pulvis dan pulveres, contoh sediaan pulvis
dan pulveres, cara pemuatan pulvis dan pulveres, serta keuntungan dan kerugian pulvis dan
pulveres. Makalah ini di harapkan cukup untuk memberikan pengertian mengenai pulvis dan
pulveres.
Sudah tentu makalah ini masih jauh dari sempurna dan juga masih banyak
kekurangannya. Maka saran, petunjuk pengarahan, dan bimbingan dari berbagai pihak sangat
kami harapkan.
Semoga makalah ini mendapat Ridho dari Allah SWT, dan bisa bermanfaat bagi kita
semua.

Purwokerto, 15 November 2016

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat kini telah banyak mengenal sediaan-sediaan farmasi. Sediaan-sediaan
yang telah beredar tersebut umumnya dibedakan atas sediaan padat, semi padat, dan cair.
Sediaan padat merupakan sediaan yang sudah lama populer di masyarakat, salah satunya
ialah serbuk. Sediaan serbuk merupakan sediaan yang memiliki keunggulan dibandingkan
sediaan lainnya. Dalam pembuatan sediaan- sediaan ini tentu membutuhkan suatu
perancangan formula yang tepat dan ekonomis serta memberi efek terapeutik. Dalam
memformulasi suatu sediaan serbuk, tentulah memperhatikan beberapa hal. Adapun hal-hal
tersebut akan dibahas pada makalah ini.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari pulvis, pulveres dan granul?
b. Apa macam sediaan pulvis, pulveres dan granul?
c. Bagaimana pembuatan dan peracikan sediaan pulvis dan pulveres dan granul?
d. Keuntungan dan Kerugian dari pulvis ,pulvers dan granul?

C. Tujuan
a. Mahasiswa dapat mengetahui obat dengan bentuk sediaan pulvis, pulveres dan
granul.
b. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai macam jenis sediaan pulvis, pulveres dan
granul.
c. Mahasiswa dapat memaparkan cara membuat dan meracik sediaan pulvis,
pulveres dan granul.
d. Mahasiswa dapat mengetahui keuntungan dari pulvis, pulvers dan granul.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Serbuk
Dalam dunia farmasi, sediaan dalam bentuk serbuk sangat banyak digunakan.
Menurut Farmakope Indonesia IV, serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia
yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Serbuk adalah
campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan. Sediaan serbuk dibagi menjadi
dua, yaitu pulvis dan pulveres. Pulvis adalah serbuk yang tidak terbagi-bagi, sedangkan
pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot kurang lebih sama dengan dibungkus kertas
perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok.

B. Keuntungan dan Kerugian Serbuk


Keuntungan bentuk serbuk :
1. Serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada sediaan yang
dipadatkan.
2. Anakanak atau orang tua yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah
menggunakan obat dalam bentuk serbuk.
3. Masalah stabilitas yang sering dihadapi dalam sediaan cair tidak ditemukan
dalam sediaan serbuk.
4. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam
bentuk serbuk.
5. Obat yang volumenya terlalu besar untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat
dalam bentuk serbuk.
6. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan
penderita.
Kekurangan bentuk serbuk :
1. Keengganan pasien meminum obat yang mungkin rasa pahit, atau rasa yang
tidak enak.
2. Kesulitan menahan terurainya bahanbahan higroskopis.
3. Mudah mencair atau menguap zatzat yang dikandungnya.
4. Waktu dan biaya yang digunakan pada pengelola dan pembungkusan dalam
keseragaman dosis tunggal.
C. Syarat syarat Serbuk
Bila dinyatakan lain serbuk harus kering, halus dan homogen.
1. Pulveres (serbuk bagi)
Keseragaman bobot: timbang isi dari 20 bungkus satu persatu, canpur isi ke 20
bungkus tadi dan timbang sekaligus, hitung bobot isi rata-rata. Penyimpanan
antara penimbangan satu persatu terhadap bobot isi rata-rata tidak lebih dari 15%
tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari 10% tiap 18 bungkus.
2. Serbuk oral tidak terbagi
Pada seruk oral tidak terbagi hanya terbatas. Pada obat yang relatif tidak poten,
seperti laksan, antasida, makanan diet dan beberapa analgesik tertentu sehingga
pasien dapat menakar secara aman dengan sendok teh atau penakar lain.
3. Serbuk tabur
Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100
mesh, agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.

D. Jenis jenis Serbuk


1. Serbuk adspersorius
Adalah serbuk ringan, bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar.
Umumnya dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk
memudahkan penggunaan pada kulit.
Catatan :
Talk, kaolin dan bahan mineral Iainnya yang digunakan untuk serbuk tabur
harus memenuhi syarat bebas bakteri Clostridium tetani, Clostridium Wellcii,
dan Bacillus Anthrocis.
Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.
Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100
mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
Contohnya :
a) Zinci Undecylenatis
b) Zinci Undecylenatis Pulyis Adspersorius (For. Nas)
c) Sulfanilamidi Pulvis Adspersorius (Form.Indo)
d) Pulvis Paraformaldehydi Compositus (Form. Indo)
e) Pulvis Salicylatis Compositus (Form Indo)
2. Pulvis dentifricius
Serbuk gigi, biasanya menggunakan carmin sebagai pewarna yang dilarutkan
terlebih dahulu dengan chloroform/etanol 90%.
3. Pulvis sternutatorius
Adalah bersin yang penggunaannya dihisap melalui hidung, sehingga serbuk
tersebut harus halus sekali.
4. Pulvis Effervescent
Serbuk ini merupakan serbuk biasa yang sebelum ditelan dilarutkan terlebih
dahulu dalam air dingin atau air hangat dan dari proses pelarutan ini akan
mengeluarkan gas C02, kemudian membentuk larutan yang pada umumnya
jernih. Serbuk ini merupakan campuran antara senyawa asam (asam sitrat atau
asam tartrat) dengan senyawa basa (natrium carbonat atau natrium bicarbonat).
Interaksi asam dan basa ini dalam air akan menimbulkan suatu reaksi yang
menghasilkan gas karbondioksida. Bila ke dalam campuran ini ditambahkan zat
berkhasiat, maka akan segera dibebaskan sehingga memberikan efek farmakologi
dengan cepat. Pada pembuatan, bagian asam dan basa harus dikeringkan secara
terpisah.

E. Derajat Halus Serbuk


Derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu atau dua nomor pengayak. Hal ini
dimaksudkan bahwa untuk menentukan derajat halus suatu serbuk harus dilakukan dengan
pengayak. Jika derajat halus serbuk dinyatakan dengan 1 nomor pengayak, dimaksudkan
bahwa semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor 20 tersebut. Jika derajat halus
serbuk dinyatakan dengan dua nomor pengayak, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat
melalui/lolos pada pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40% melalui
pengayak dengan nomor tertinggi. Contoh: serbuk 10/40 dimaksudkan bahwa serbuk tersebut
semuanya melalui pengayak nomor 10 dan tidak lebih dari 40% dapat melalui pengayak
nomor 40. Nomor pengayak menunjukkan jumlah-jumlah lubang tiap 2,54 cm dihitung
searah dengan panjang kawat.
Dalam beberapa hal digunakan istilah umum untuk menyatakan derajat halus serbuk
yang disesuaikan dengan nomor pengayak sebagai berikut:
Serbuk sangat kasar adalah serbuk (5/8)
Serbuk kasar adalah serbuk (10/40)
Serbuk agak kasar adalah serbuk (22/60
Serbuk agak halus adalah serbuk (44/85)
Serbuk halus adalah serbuk (85)
Serbuk sangat halus adalah serbuk (120)
Serbuk sangat halus sekali adalah serbuk (200/300)

Tabel Nomor Pengayak


Nomor Lebar nominal Garis tengah Perbandingan kira- Penyimpanan
Kira jumlah
luas
Pengayak Nominal kawat Rata-rata
(mm) lubang terhadap
lubang (mm) maksimum
pengayak
(%)
(%)

5 3,35 1,730 43 3,2


8 2,00 1,175 40 3,3
10 1,68 0,860 44 3,3
22 0,710 0,445 38 3,9
25 0,600 0,416 35 4,2
30 0,500 0,347 35 4,4
36 0,420 0,286 35 4,5
44 0,355 0,222 38 4,8
60 0,250 0,173 35 5,2
85 0,180 0,119 36 5,6
100 0,150 0,104 35 6,3
120 0,125 0,087 35 6,5
150 0,105 0,064 39 7,0
170 0,090 0,059 36 7,3
200 0,075 0,052 35 8,1
300 0,053 0,032 39 9,1

Pada pembuatan serbuk kasar, terutama serbuk simplisia nabati, digerus lebih dahulu
sampai derajat halus tertentu setelah itu dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 50C.Serbuk
obat yang mengandung bagian yang mudah menguap, dikeringkan dengan pertolongan kapur
tohor ata bahan pengering lain yang cocok, setelah itu diserbuk dengan jalan digiling,
ditumbuk dan digerus sampai diperoleh serbuk yang mempunyai derajat halus sesuai yang
tertera pada pengayak dan derajat halus serbuk.
Untuk pembuatan serbuk atau serbuk bagi, FI III memberi petunjuk digunakan zat
dengan derajat halus sebagai berikut:
1. Serbuk sangat halus (120): Carbo asorben, Acidum Boricum, Sulfur Precipitatum,
Magnesii Carbonas, Magnesii Oxydum, Talcum.
2. Serbuk halus (100): Digitali Folia, Saccharose, Ipecacuanae Radix, Cinchonae
Cortex, Opii Pulv., Zinci Oxydum, Tannalbin, Kaolin.
3. Serbuk agak halus (44/85): Laktosa, Mira, Caryophylli, Foeniculi Fructus.
Obat serbuk kasar, terutama simplisia nabati, digerus lebih dahulu sampai derajat
halus tertentu setelah itu dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 50C, seperti:
a. Foeniculi Fructus (40)
b. Anisi Fructus (44)
c. Belladonnae Folia atau Herba (100)
d. Caryophylli (44)
e. Digitalis Folia (100)
f. Ipecacuanhae Radix (100)
g. Zingiberis Rhizoma (100)
h. Cinnamomi Cortex (100)
i. Cinchonae Cortex (100)
j. Myrrhae (44)
k. Opii Pulvis (100)
l. Sapo Medicatus (60)
m. Sennae Folia (100)
n. Strammonii Folia/Herba (100)
o. Strychini Semen (100)
p. Valerianae Radix (100)
Untuk simplisia nabati, tidak boleh menggunakan bagian pertama yang terayak, tetapi
harus terayak habis dan dicampur homogen, karena zat berkhasiat tidak terbagi rata pada
semua bagian simplisia. Sebagai contoh daun kering yang digerus halus dan diayak, maka
muka daun yang akan terayak dulu, setelah itu baru urat daun dapat terayak. Serbuk Secale
Cornuti harus dibuat baru dan tidak boleh disimpan lebih dari 1 tahun.

F. Pulvis (Serbuk Tak Terbagi)


Pulvis dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, antara lain :
1. Pulvis adspersorius (serbuk tabur/bedak). Umumnya, serbuk tabur harus melewati
ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian
yang peka. Pulvis adspersorius harus memenuhi persyaratan berikut:
a) Harus halus, tidak boleh ada butiranbutiran kasar.
b) Talk, kaolin, dan bahan mineral lainnya harus bebas dari bakteri Clostridium
tetani, C. welchii, dan Bacillus anthracis serta disterilkan dengan cara (cara
kering).
c) Tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.
2. Pulvis dentrificius (serbuk gigi) biasanya mengandung karmin sebagai pewarna
yang dilarutkan lebih dahulu dalam kloroform atau etanol 90%.
3. Pulvis sternutotarius (serbuk bersin) digunakan untuk dihisap melalui hidung.
4. Pulvis effervescent adalah serbuk biasa yang sebelum diminum dilarutkan dahulu
dalam air dingin atau air hangat. Jika serbuk ini dilarutkan akan mengeluarkan
gas CO2 yang kemudian membentuk larutan jernih. Merupakan campuran dari
senyawa asam (asam sitrat, asam tartrat) dengan basa (natrium bikarbonat).
Aturan pembuatan serbuk tabur:
a) Serbuk tabur yang tidak mengandung lemak diayak dengan ayakan no.100.
b) Serbuk tabur yang mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan no.44.
c) Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal diayakan dihaluskan lagi
sampai seluruhnya terayak.
Contoh resep:
R/ Ichtyoli 0,5
Talc. 10
Sol. Formaldehide 0,5
Bol.alba 3
m.f.pulv.adsp. ad 20
s.u.e
Penyelesaian :
Ichtyol dilarutkan dalam etanol 96% atau eter dan ditambah bolus alba.
Sol.Formaldehide diganti 1/3 bobotnya paraformaldehide.
Selain pulvis untuk penggunaan luar, juga dikenal pulvis untuk penggunaan dalam
(per oral). Penentuan dosis untuk pulvis penggunaan dalam menggunakan takaran sendok
makan (C), sendok the (cth), sendok bubur (cp). Penentuan dosis tiap takaran menggunakan
serbuk coba.
Dalam resep pulvis (serbuk tak terbagi), khususnya untuk pemakaian dalam (ditandai
dengan adanya petunjuk pemakaian Cth, C, C.p.) pehitungan dosis sekali pakai untuk setiap
sendok teh/sendok makan/sendok bubur harus dilakukan perhitungan serbuk coba. Sebagai
contoh:
R/ Natrri carbonas 10
Nitras subnitras
NaBr aa 5 (DM 2 g/6 g)
Magnesium Oxyd. 10
Rhei Radix Pulv 5
SL ad 40
S.t.d.d cth I
Pro: Sultan (20 thn)
Penyelesaian:
Campur dan gerus halus natrium karbonat, NBB, MgO dan rhei radix sampai
homogen. Untuk menghemat bahan dan mempercepat pengerjaan, dapat
diperkecil jumlah bahan dalam resep dengan perbandingan yang sama (Natrium
karbonas 2 g, NBB 1 g, NabR 1 g, MgO 2, rhei radix 1 g dan SL ad 8 g).
Ambil 3 sendok teh (jika petunjuk dalam resep Cth, kalau C ambil sendok makan)
kemudian timbang dan rata-ratakan sehingga didapat rata-rata satu sendok teh =
X gram (Misalnya = 2,2 gram). Sehingga dalam resep yang memiliki DM ialah
NaBr. Dosis sekali pakai NaBr:
Dosis sehari pakai NaBr = 3 x 0,275 =0,825
Berdasarkan perhitungan tidak ada dosis yang melampaui dosis sekali pakai dan
sehari dari NaBr (DM= 2 g/6 g). Jika melebihi, serbuk tersebut tidak dapat
dikerja.

Cara membuat serbuk tabur yang mengandung:


1. Adeps Lanae, Vaselinum, Plumbi Oxydi Emplastrum ialah dengan melarutkan zat
tersebut dalam Aether atau Aceton, lalu ditambahkan sebagian talk diaduk sampai
Aether atau aceton menguap, satelah itu ditambah bahan lainnya.
2. Paraffinum Liquidum dan Oleum Ricini dicampur dulu dengan sama banyaknya
talk lalu ditambahkan sedikit demi sedikit dan aduk, sambil yang melekat pada
dinding mortir dilepas dengan spatel atau kertas film dan diaduk.
3. Ichtyol diencerkan dulu dengan Aether cum Spiritu lalu dikeringkan dengan talk,
yaitu sambil diaduk dibiarkan aether cum Spiritunya menguap lalu ditambahkan
sisa talk dan serbuk lainnya, sambil yang melekat pada dinding mortis dilepas
dengan spatel atau dengan kertas film.
4. Minyak-minyak eteris dan Formaldehyde Solutio dicampur terakhir dengan cara
memasukkan zat tersebut dalam mortir lalu ditambahkan campuran serbuk yang
telah diayak sedikit demi sedikit.
Cara Pengemasan
1. Untuk pemakaian luar, serbuk tak terbagi umumnya dikemas dalam wadah kaleng
yang berlubang lubang atau sejenis ayakan untuk memudahkan penggunaan pada
kulit. MisaInya bedak tabur.
2. Sedangkan untuk obat dalam, serbuk tak terbagi biasa disimpan dalam botol
bermulut lebar supaya sendok dapat dengan mudah ketuar masuk melalui mutut
botol. Contohnya serbuk antacid, serbuk laksativa.
3. Wadah dari gelas digunakan pada serbuk yang mengandung bahan obat
higroskopis/ mudah mencair, serbuk yang mengandung bahan obat yang mudah
menguap. Untuk serbuk yang komponennya sensitif terhadap cahaya
menggunakan wadah gelas berwarna hijau.

G. Pulveres (Serbuk Terbagi)


Pulveres (serbuk bagi) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang sama,
dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok. Bila dokter
menulis serbuk bagi, dapat ditulis dengan cara yaitu :
1) Ditulis jumlah obat untuk seluruh serbuk dan lalu dibagi menjadi beberapa
bungkus :

R/ Acidi Acetylosalicylici 10
Fac.pulv.divide in partes
Aequalis no.XX

Ditulis jumlah untuk setiap bungkus serbuknya dan membuat beberapa bungkus :
R/ Acidi Acetylosalicylici 0,5
m.f.pulv dtd.no.20
Pada cara kesatu ditimbang 10 gram Asetosal digerus lalu dibagi menjadi 20 serbuk.
Sedagkan Pada cara kedua ditimbang 20 x 0,5 Asetosal, digerus, lalu dibagi menjadi 20
bungkus. Bila dokter lupa menulis atau keliru menulis d.t.d., akan segera diketahui mengenai
besarnya dosis yang menyimpang dari dosis biasa, apa lebih besar atau lebih kecil.
Supaya dapat terbagi tepat, maka campuran serbuk sering ditambah zat tambahan
yang berkhasiat netral atau indiferen, seperti Saccharum Lactis, saccharum album, sampai
berat serbuk tiap bungkusnya 500 mg. Penggunaan saccharum album ada keuntungannya
sebagai korigen rassa, tetapi serbuk akan mudah basah karena higroskopis. Serbuk yang
diberikan pada penderita diabetes tidak boleh digunakan Saccharum album sebagai zat
tambahan, tetapi digunakan minnitum atau Saccharum Lactis. Serbuk yang harus dibagi tanpa
penimbangan untuk menjamin pembagian yang sama maka penimbangan dilakukan paling
banyak hanya 20 bungkus. Apabila lebih dari 20 bungkus, maka serbuk dibagi dalam
beberapa bagian. Dengan cara penimbangan tiap tahap bagian dibagi paling banyak menjadi
20 bungkus. Penyimpanan berat masing-masing serbik terhadap yang lain adalah paling besar
10%. Serbuk bagi dikemas dalam kertas perkamen, bagi serbuk yang mengandukng zat yang
higrokopis serbuk dibungkus dalam kertas berlilin dan diserahkan dalam pot dengan tutup
sekrup.
Pada serbuk yang mengandung minyak eteris tidak digunakan kertas parafin, sebab
minyak etersirnya akan diserap, tetapi dengan kertas perkamen kemudian dilapisi lagi dengan
kertas logam atau kertas perak. Keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang isi dari 20
bungkus satu persatu, dicampurkan isi ke 20 bungkus tadi dan ditimbang sekaligus dan hitung
bobot rata-ratanya. Penyimpanan antara penimbangan, satu persatu terhadap bobot isirata-rata
tidak lebih dari 15% dari tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari 10% untuk tiap 18 bungkus yang
lain.
Cara Pembuatan :
Serbuk diracik dengan cara mencampur satu persatu, sedikit demi sedikit dan mulai
dari bahan yang jumlahnya sedikit kemudian diayak, biasanya menggunakan pengayak
nomor 60 dan dicampur lagi. Cara mencampur obat-obatan dan bahan-bahan tambahan harus
cermat, dan di bawah ini disusun sesuai dengan petunjuk yang perlu diperhatikan:
Jangan mencampur obat berkhasiat keras dalam mortir dalam keadaan tidak
diencerkan, untuk mencegah sebagian obat tertinggal dalam pori-pori dinding mortar. Cara
yang baik ialah pilihlah mortir yang halus, masukkuan dulu kira-kira sama bagian serbuk
yang lain, digerus sendirian, baru dimasukkan dan digerus bersama obat yang berkhasiat
keras. Setelah itu masukkan bagian serbuk yang lain sedikit demi sedikit sambil diaduk dan
digerus. Untuk mencampur tersebut sebaiknya digunakan bagian serbuk yang lain yang
mempunyai warna yang berlainan dan kontras dengan warna obat berkhasiat keras tersebut.
Bila semua serbuk berwarna putihobat berkhasiat keras tersebut. Bila semua serbuk berwarna
putih,berilah zat warna, biasanya carmin.
1. Bila bagian-bagian serbuk mempunyai BJ yang berlainan, masukkan dulu serbuk
yang BJ-nya besar baru kemudian masukkan bagian serbuk yang BJ-nya lebih
rendah dan diaduk. Sebagai contoh:
R/ Magnesii Oxydi 5
Bismuth. Subcarbonas 5
Sacharum Lactis 5
m.f.pulv.
S.t.d.d.cp.
Penjelasan : Masukkan Bismuth Subcarbonas dulu dalam mortir gerus sambil
diaduk, ditambah Magnesii Oxydum sedikit demi sedikit setelah itu dimasukkan
sacharum Lactis. Magnesia Oxydum adalah serbuk sangat ringan.
2. Jangan menggerus bahan-bahan serbuk dalam jumlah banyak sekaligus. Hal ini
untuk menghindari agar jangan sampai ada bagian serbuk yang belum halus.
Karena dengan menggerus akan banyak terjadi kristal kasar menjadi halus. Bila
menggerus serbuk secara banyak, akan terjadi serbuk halus yang banyak pula,
tetapi ada bagian-bagian kasar yang terlepas dan tidak ikut tergerus dengan baik.
Maka itu lebih baik bagian-bagian serbuk digerus masing-masing dalam mortar
sampai halus baru dicampur.
3. Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan-bahan baku serbuk kering. Maka itu
untuk menggerus balus serbuk Kristal lebih baik menggunakan mortir panas. Hal
ini khusus untuk menggerus Kalii bromidum, Natrii Chloridum dan sebagainya.
Memanaskan mortir dilakukan sebagai berikut:
Tuangi moortir dan stamper dengan air panas, biarkan beberapa menit sampai
dinding luar mortir terasa panas, setelah itu air panas dituang keluar dan
keringkan dengan serbet bersih.
Jangan menggunakan mortir panas untuk bahan-bahan yang mudah menguap,
atau rusak pada pemanasan, seperti: Ammonii Carbbonas, Salol, Natrii
Bicarbonas, Ammonii Chloridum dan peroksida seperti Magnesii Perixydi.
Contoh resep:
R/ Kalii Bromid 0,250
Ephedrine HCL 0,050
Luminal 0,030
m.f.pulv.dtd.No,XXX
s.3.d.d.p.

R/ Natrii Bicarb. 0,200


Amonii Carbonas 0,200
Lumianl 0,030
S.t.d.d.p.
4. Cara mencampur Camphora dalam serbuk dilakukan sebagai berikut:
Larutan Champora dengan Spiritus fortior dalam mortir sampai cukup larut,
jangan berlebihan, setelah itu diaduk dengan bahan lain misalnya Saccharum
Lactis sampai spiritus fortiornya menguap. Pada waktu mengaduk jangan ditekan
untuk menghindari Champora menggumoal kembali. Pada pembuatan serbuk
Champora untuk pemakaian luar dapat digunakan eter sebagai pengganti Spiritus
fortiori.
5. Cara mencampur Stibii Pentasulfidum dailakukan sebagai berikut:
Dimasukkan serbuk lain dalam mortir, misalnya Saccharum Lactis sebagian lalu
masukkan serbuk Stibii Pentasulfidum dan tambahkan sisa Saccharum lactis atau
serbuk lain, baru diaduk dan digerus tanpa ditekan. Dikerjakan demikian untuk
menghindari serbuk Stibii Pentasulfidasum melekat dan memberi warna merah
pada dinding atau dasr mortir. Pencampuran ini dalam cukup waktu hingga
memperoleh serbuk yang homogen yang terlihat pada pengadukan tidak ada
warna yang lebih tua.
Contoh resep:
R/ Camphora 2
Acetosal 3
Phenacetin 2
Coffeini 0,5
m.f.pulv.No.X
S.t.d.d.p.I

R/ Champora 2
Naphtholum 1
Talcum ad 100
m.f.pulv.adsp.
S.u.e
6. Serbuk dengan ekstrak kental
Dalam mortir panas ekstrak kental diencerkan dengan cairan penyari, misalnya
Spiritus dilutes atau Spiritus lainnya secukupnya dan diserbukan dengan
pertolongan zat tambahan yang cocok, misalnya Saccharum Lactis atau
AmylumOryzae.
7. Serbuk dengan tinctura atau Extractum liquidum
Tincture dan Extractum liquidum diuapkan pelarutnya di atas tangas air hinnga
hampir kering lalu diserbukkan dengan pertolongan bahan tambahan yang cocok,
biasanya digunakan saccharum Lactis bila untuk penggunaan dalam. Agar serbuk
yang dipaka pengeringan tidak menjadi keras, maka masa selalu dilepas dengan
spatel dari dindig mortir. Bila kandungan zat berkhasiat tidak mudah menguap
atau rusak dan jumlah kecil, maka digunakan mortir panas dan dikeringkan
dengan penambahan Saccharum Lactis.
8. Gula beminyak = Elaeoscchara adalah campuran 2 gram Saccharum lactis dengan
1 tetes minyal eteris, ytang sering digunakan adalah Oleum Anisi, Oleum
Foeniculi dan Oleum Menthae Piperitae. Gula minyak tidak boleh disimpan
sebagai persediaan, dikemas dalam kertas perkamen, jangan dikertas parafin
sebab minyak eterisnya akan diserap.
9. Campuran serbuk yang menjadi basah atau mencair
Arti basah disini adalah menyerap air atau keluar air kristalnya, menyerap air
disini disebabkan oleh karena campuran serbuk itu lebih higroskopis dari masing-
masing serbuk/Kristal.
Cara Pengemasan Serbuk
Secara umumnya serbuk dibungkus dan diedarkan dalarn 2 macam kemasan yaitu
kemasan untuk serbuk terbagi dan kemasan serbuk tak terbagi. Serbuk oral dapat
diserahkan dalam bentuk terbagi pulveres atau tidak terbagi (pulvis).
Kemasan untuk Serbuk Terbagi :
Pada umumnya serbuk terbagi terbungkus dengan kertas perkamen atau dapat
juga dengan kertas sekofan atau sampul potietitena untuk melindungi serbuk dari
pengaruh lingkungan. Serbuk terbagi biasanya dapat dibagi langsung (tanpa
penimbangan) sebelum dibungkus dalam kertas perkamen terpisah dengan cara
seteliti mungkin, sehingga tiap tiap bungkus berisi serbuk yang kurang lebih sama
jumlahnya. Hal tersebut bisa dilakukan bila prosentase perbandingan pemakaian
terhadap dosis maksimal kurang dari 80%. Bila prosentase perbandingan
pemakaian terhadap DM sama dengan atau lebih besar dari 80% maka serbuk
harus dibagi berdasarkan penimbangan satu per satu.
Pada dasarnya langkah langkah melipat atau membungkus kertas pembungkus
serbuk adalah sebagai berikut :
a. Letakkan kertas rata di atas permukaan meja dan lipatkan 1/2 inci ke arah
kita pada garis memanjang pada kertas untuk menjaga keseragaman, langkah
ini harus dilakukan bersamaan dengan lipatan pertama sebagai petunjuk.
b. Letakkan serbuk baik yang ditimbang atau dibagi bagi ke tengah kertas yang
telah dilipat, satu kali lipatannya mengarah ke atas di sebelah seberang
dihadapanmu.
c. Tariklah sisi panjang yang belum dilipat ke atas dan letakkanlah pada kira
kira garis lipatan pertama, lakukan hati hati supaya serbuk tidak berceceran.
d. Peganglah lipatan dan tekanlah sampai menyentuh dasar kertas dan lipatlah
ke hadapanmu setebal lipatan pertama.
e. Angkat kertas, sesuaikan dengan ukuran dos tempat yang akan digunakan
untuk mengemas, lipat bagian kanan dan kiri pembungkus sesuai dengan
ukuran dos tadi. Atau bila pengemasnya plastik yang dilengkapi klip pada
ujungnya usahakan ukuran pembungkus satu dengan yang lainnya seragam
supaya tampak rapi.
f. Kertas pembungkus yang telah terlipat rapi masukkan satu per satu dalam
dos atau plastik klip. Pada lipatan kertas pembungkus tidak boleh ada serbuk
dan tidak boleh ada ceceran serbuk.
Cara Pembuatan Serbuk
Serbuk diracik dengan cara mencampur satu persatu, sedikit demi sedikit dan dimulai
dari bahan yang jumlahnya sedikit kemudian diayak, biasanya menggunakan pengayak
nomor 60 dan dicampur lagi. Cara mencampur obat-obatan dan bahan-bahan tambahan harus
cermat, dan di bawah ini disusun petunjuk yang perlu diperhatikan.
1. Jangan mencampur obat berkhasiat keras dalam mortir dalam keadaan tidak
diencerkan, untuk mencegah sebagian obat tertinggal dalam pori-pori dinding
mortir. Cara yang baik ialah, pilihlah mortir yang halus, masukkan dulu kira-kira
sama bagian serbuk yang lain, digerus sendirian, baru dimasukkan dan digerus
bersama obat yang berkhasiat keras. Untuk mencampur tersebut sebaiknya
digunakan bagian serbuk yang lain yang mempunyai warna berlainan dan kotras
dengan warna obat berkhasiat keras tersebut. Bila serbuk berwarna putih, berilah
zat warna, biasanya Carmin.
2. Bila bagian-bagian serbuk mempunyai BJ yang berlainan, masukkan dulu serbuk
yang BJ-nya besar kemudian masukkan bagian serbuk yang BJ-nya lebih rendah
dan diaduk. Sebagai contoh, jika di dalam resep terdapat Magnesii Oxydi, Bismuth
Subcarbonas, dan Saccharum Lactis, masukkan bismuth Subcarbonas dulu dalam
mortir, gerus sambil diaduk, ditambah Magnesii Oxydum sedikit demi sedikit
setelah itu masukkan Saccharum Lactis. Magnesii Oxydum adalah serbuk yang
sangat ringan.
3. Jangan menggerus bahan-bahan serbuk dalam jumlah banyak sekaligus. Hal ini
untuk menghindar agar jangan sampai ada bagian serbuk yang belum halus.
4. Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan-bahan baku serbuk kering. Maka itu
untuk menggerus halus serbuk kristal lebih baik menggunakan mortir panas. Hal
ini khusus untuk menggerus Kalii Bromidum, Natrii Chloridum, Zincy Oxydum,
dan sebagainya. Jangan menggunakan mortir panas untuk bahan-bahan yang
mudah menguap, atau rusak pada pemanasan seperti Ammonii Carbonas, Salol,
Natrii Bicarbonas, Ammonii Chloridum, dan peroksida seperti Magnesii Peroxydi.
5. Cara mencampur Champora dalam serbuk dilakukan sebagai berikut:
Larutkan Champora dengan Spiritus Fortior dalam mortir sampai cukup larut,
jangan berlebihan, setelah itu diaduk dengan bahan lain misalkan Saccharum Lactis
sampai Spiritus fortiornya menguap. Pada waktu mengaduk jangan ditekan untuk
menghindari Champora menggumpal kembali. Pada pembuatan serbuk Champora
untuk pemakaian luar dapat digunakan eter sebagai pengganti Spiritus fortior.
6. Cara mencampur Stibii Pentasulfidum dilakukan sebagai berikut:
Dimasukkan serbuk lain dalam mortir, misalkan Saccharum lactis sebagian lalu
masukkan serbuk Stibii Pentasulfidum dan tambahkan Saccharum Lactis sisanya
atau serbuk lain, baru diaduk dan digerus tanpa ditekan. Dikerjakan demikian
untuk menghindari serbuk Stibii Pentasulfidum melekat dan memberi warna merah
pada dinding atau dasar mortir. Pencampuran ini dalam cukup waktu hingga
memperoleh serbuk yang homogen yang terlihat pada pengadukan tidak ada warna
yang lebih tua.
7. Serbuk dengan ekstrak kental. Dalam mortir panas, ekstrak kental diencerkan
dengan cairan penyari, misalnya Spiritus Dilutus atau Spiritus lainnya secukupnya
dan diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok, misalkan
Saccharum Lactis atau Amylum Oryzae.
8. Serbuk dengan Tinctura atau Extractum Liquidum. Tinctura dan Extractum
liquidum diuapkan pelarutnya di atas tangas air hingga hampir kering lalu
diserbukkan dengan pertolongan bahan tambahan yang cocok, biasanya digunakan
Saccharum Lactis bila untuk obat dalam. Supaya serbuk yang dipakai pengeringan
tidak menjadi keras, maka selalu dilepas dengan spatel dari dinding mortir. Bila
kandungan zat berkhasiat tidak mudah menguap atau rusak dan jumlahnya kecil,
maka digunakan mortir panas dan dikeringkan dengan penambahan Saccharum
Lactis. Bila jumlah ekstrak cair atau tingtur banyak maka diuapkan dulu di atas
tangas air, diaduk dan bila cairan tinggal sedikit ditambah Saccharum Lactis dan
masa selalu dilepas dengan spatel agar serbuk pengering tidak melekat dinding
mortar Tinctura yang sering dibuat secara tersebut ialah Ratanhiae Tinctura, Opii
Tinctura, Gentianae Tinctura, dan Strophanti Tinctura. Bila zat yang berkhasiat
pada pemanasan di atas tangas air mudah menguap atau rusak (terurai) oleh
pemanasan dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Isi tingtur diketahui secara kualitatif dan kuantitatif. Di sini diambil isi zat
berkhasiatnya saja. Misalkan pada Opii Benzoica Tinctura, Champore Solutio
Spirituosa, dan Iodii Tinctura.
b. Tingtur tidak dapat diganti dengan isi zat berkhasiatnya. Di sini tingtur
diuapkan dengan pemansan serendah mungkin. Dapat dilakukan sebagai
berikut, dalam cawan yang berisi Saccharum Lactis dipanasi di atas tangas air
dan teteskan tingtur sambil diaduk, tetes demi tetes, penambahan tetes setelah
tetes sebelumnya menjadi kering. Dengan cara seperti ini dilakukan pada Opii
Aromatica Tinctura, Valerianae Tinctura. Serbuk dengan Nitroglycerini Solutio
Spirituosa karena jumlah Solutio tersebutkecil dapat mudah dikeringkan
dengan penambahan campuran serbuk yang lain.
9. Gula berminyak = Elaeosacchara adalah campuran 2 gram saccharum lactis dengan 1
tetes minyak eteris, yang sering digunakan adalah Oleum Anisi, Oleum Foeniculi,
dan Oleum Menthae Piperitae. Gula berminyak tidak boleh disimpan sebagai
persediaan, dan dikemas dalam kertas perkamen, jangan dengan kertas paraffin sebab
minyak eterisnya akan diserap. Gula berminyak harus dibuat dengan tetes minyak
eteris penuh tidak pecahan, bila dalam hitungan diperoleh pecahan, dibuat dengan
tetes penuh, sisa gula minyak disisihkan (disimpan).
10. Campuran serbuk yang basah atau mencair disebabkan karena terbebasnya sebagian
atau seluruh air kristal dari tiap bahan, hal ini dapat diatasi dengan mengambil bahan
yang sudah dikeringkan (exsicatus), bila sekiranya bahan tersebut mempunyai garam
exsicatur dengan perbandingan. Perbandingan zat yang kering dengan zat yang
mengandung air kristal adalah:
a. Ferrosi sulfat: eksikatur = 100:67 (3:2)
b. Magnesium sulfat: eksikatus = 100:67 (3:2)
c. Natrii sulfas: eksikatus = 100:50 (2:1)
d. Natrii karbonas: eksikatus = 100:50 (2:1)
e. Tawas: eksikatus = 100:67 (3:2)
11. Sering dalam resep serbuk obat ditambah dengan tablet. Bila tersedia zat aktif yang
ada dalam tablet, sebaiknya diganti zat aktifnya yang sesuai, bila tidak, tablet digerus
dahulu, diayak lalu dicampur denga serbuk lain. Bila jumlah tablet adalah pecahan,
maka dibuat pengenceran dulu yang mudah dibagi, baru ditimbang dalam
perbandingan. Serbuk tidak bagi, adalah serbuk baik untuk pemakaian dalam maupun
pemakaian luar. Untuk pemakaian dalam ialah: serbuk perut atau serbuk pencahar,
untuk pemakaian luar ialah: serbuk tabur, serbuk luka, serbuk isap, serbuk gigi.
Cara mencampur serbuk tidak terbagi biasanya digunakan kotak panci alumunium
tertutup untuk mencampur serbuk, di dalamnya terdapat 3 bola besi yang bila kotak
digerakkan akan bergerak dan mencampur serbuk.

Cara Pengenceran
1. Pengenceran biasa
Pengenceran biasa dilakukan jika total berat zat aktif yang tertulis di resep di
bawah 50 mg dan di atas 1 mg (1 mg < zat aktif < 50 mg).
2. Pengenceran bertingkat
Pengenceran bertingkat dilakukan jika total berat zat aktif yang tertulis di resep
di bawah 1 mg (zat aktif < 1 mg).

H. Granul
Granul merupakan sediaan multiunit berbentuk agglomerat dari partikel kecil serbuk.
Pemberian granul dapat dilakukan dengan memasukan granul ke dalam kapsul gelatin lunak
atau dibuat menjadi tablet yang segera hancur. Granul merupakan hasil dari proses granulasi
yang bertujuan untuk meningkatkan aliran serbuk dengan jalan membentuknya menjadi
bulatan-bulatan yang beraturan. Proses granulasi dapat dilakukan dengan metode granulasi
kering dan granulasi basah.

Granulasi basah adalah membasahi serbuk atau campuran serbuk yang diinginkan
dengan pasta pengikat, dan diayak dengan ayakan mesh tertentu untuk mendapatkan ukuran
granul yang diinginkan. Proses pembuatan granulasi basah dapat dilakukan dengan
mencampurkan zat berkhasiat, zat pengisi, dan zat penghancur dicampur baik-baik, lalu
dibasahi dengan larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan pewarna. Lalu diayak
menjadi granul dan dikeringkan dalam almari pengering dengan suhu 40- 50. Setelah
kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diinginkan dan ditambah
bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet.

Granulasi kering atau slugging adalah proses pembuatan dengan cara mencampurkan
zat aktif, dan bahan dalam keadaan kering untuk kemudian di kempa, lalu dihancurkan
menjadi partikel yang lebih besar, lalu dikempa kembali untuk mendapatkan tablet yang
diingikan. Proses pembuatan granulasi kering dapat dilakukan dengan cara zat berkhasiat, zat
pengisi dan zat penghancur dicampur dengan cara kempa cetak menjadi tablet yang besar
(slugging), setelah itu tablet yang terjadi dipecah menjadi granul lalu diayak, dan kemudian
dikempa cetak tablet yang dikendaki dengan mesin tablet.

Kelebihan dan kekurangan Granul

a. Kelebihan :
1. Lebih mudah diperkirakan waktu pengosongan di lambung.
2. Pengosongannnya di lambung tak bergantung adanya makanan di lambung.
3. Variasi absorpsinya rendah.
4. Memiliki resiko yang lebih rendah untuk terjadinya dose dumping.
b. Kekurangan :
1. Proses pembuatannya lebih sulit dan lebih mahal.
2. Proses pengisian ke kapsul gelatin sulit terutama untuk partikel yang berbeda
ukuran.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pulvis (serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,
ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Karena mempunyai luas
permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sediaan
yang dipadatkan.
Pulveres (serbuk bagi) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang sama,
dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok.
Granul merupakan sediaan multiunit berbentuk agglomerat dari partikel kecil serbuk.
Granul merupakan hasil dari proses granulasi yang bertujuan untuk meningkatkan aliran
serbuk dengan jalan membentuknya menjadi bulatan-bulatan yang beraturan.
Diperlukan pengetahuan tentang cara pembuatan sediaan serbuk, karena ada aturan
aturan tertentu yang harus dipatuhi dalam cara pembuatan sediaan ini.
B. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat memberkan kontribusi yang cukup untuk
mahasiswa farmasi pada khususnya. Adapun kekurangan dalam makalah kami ini, kami
berharap adanya kritik dan saran yang membangun. Dan penulis mengingatkan diperlukan
pengetahuan dan kecermatan dalam membuat sediaan serbuk, diantaranya mengetahui aturan-
aturan yang harus dipatuhi dalam cara pembuatannya.

Daftar Pustaka

Anief, Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Anief, Moh. 2007. Farmasetika.Yogyakarta : Gajah Mada University Press

https://www.scribd.com/doc/217171854/SEDIAAN-SERBUK#download diakses pada


tanggal 11 November 2016 pukul 08:30 WIB.

https://www.scribd.com/doc/228923236/Makalah-Serbuk#scribd diakses pada tanggal 11


November 17:56 WIB.

http://jurnalmakalahfarmasi.blogspot.co.id/2014/09/pembuatan-tablet metodegranulasi.html
diakses pada tangal 11 November pukul 19:19 WIB

https://id.scribd.com/mobile/doc/304229225/Digital-126118-FAR-048-08-Karakterisasi-
Sediaan-Literatur diakses pada tanggal 11 November pukul 20:00

Syamsuni, H.A. 2006. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai