FARMASITIKA DASAR
SEDIAAN SERBUK
DISUSUN OLEH :
Khaerul
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa kami telah menyelesaikan
tugas mata kuliah FARMASETIKA DASAR dengan membahas Makalah mengenai PULVIS
DAN PULVERES ini kami tulis berdasarkan hasil pencarian kami dari beberapa sumber. Isi
makalah ini mencakup hal tentang definisi sediaan pulvis dan pulveres, contoh sediaan pulvis
dan pulveres, cara pemuatan pulvis dan pulveres, serta keuntungan dan kerugian pulvis dan
pulveres. Makalah ini di harapkan cukup untuk memberikan pengertian mengenai pulvis dan
pulveres.
Sudah tentu makalah ini masih jauh dari sempurna dan juga masih banyak
kekurangannya. Maka saran, petunjuk pengarahan, dan bimbingan dari berbagai pihak sangat
kami harapkan.
Semoga makalah ini mendapat Ridho dari Allah SWT, dan bisa bermanfaat bagi kita
semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat kini telah banyak mengenal sediaan-sediaan farmasi. Sediaan-sediaan
yang telah beredar tersebut umumnya dibedakan atas sediaan padat, semi padat, dan cair.
Sediaan padat merupakan sediaan yang sudah lama populer di masyarakat, salah satunya
ialah serbuk. Sediaan serbuk merupakan sediaan yang memiliki keunggulan dibandingkan
sediaan lainnya. Dalam pembuatan sediaan- sediaan ini tentu membutuhkan suatu
perancangan formula yang tepat dan ekonomis serta memberi efek terapeutik. Dalam
memformulasi suatu sediaan serbuk, tentulah memperhatikan beberapa hal. Adapun hal-hal
tersebut akan dibahas pada makalah ini.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari pulvis, pulveres dan granul?
b. Apa macam sediaan pulvis, pulveres dan granul?
c. Bagaimana pembuatan dan peracikan sediaan pulvis dan pulveres dan granul?
d. Keuntungan dan Kerugian dari pulvis ,pulvers dan granul?
C. Tujuan
a. Mahasiswa dapat mengetahui obat dengan bentuk sediaan pulvis, pulveres dan
granul.
b. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai macam jenis sediaan pulvis, pulveres dan
granul.
c. Mahasiswa dapat memaparkan cara membuat dan meracik sediaan pulvis,
pulveres dan granul.
d. Mahasiswa dapat mengetahui keuntungan dari pulvis, pulvers dan granul.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Serbuk
Dalam dunia farmasi, sediaan dalam bentuk serbuk sangat banyak digunakan.
Menurut Farmakope Indonesia IV, serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia
yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Serbuk adalah
campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan. Sediaan serbuk dibagi menjadi
dua, yaitu pulvis dan pulveres. Pulvis adalah serbuk yang tidak terbagi-bagi, sedangkan
pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot kurang lebih sama dengan dibungkus kertas
perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok.
Pada pembuatan serbuk kasar, terutama serbuk simplisia nabati, digerus lebih dahulu
sampai derajat halus tertentu setelah itu dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 50C.Serbuk
obat yang mengandung bagian yang mudah menguap, dikeringkan dengan pertolongan kapur
tohor ata bahan pengering lain yang cocok, setelah itu diserbuk dengan jalan digiling,
ditumbuk dan digerus sampai diperoleh serbuk yang mempunyai derajat halus sesuai yang
tertera pada pengayak dan derajat halus serbuk.
Untuk pembuatan serbuk atau serbuk bagi, FI III memberi petunjuk digunakan zat
dengan derajat halus sebagai berikut:
1. Serbuk sangat halus (120): Carbo asorben, Acidum Boricum, Sulfur Precipitatum,
Magnesii Carbonas, Magnesii Oxydum, Talcum.
2. Serbuk halus (100): Digitali Folia, Saccharose, Ipecacuanae Radix, Cinchonae
Cortex, Opii Pulv., Zinci Oxydum, Tannalbin, Kaolin.
3. Serbuk agak halus (44/85): Laktosa, Mira, Caryophylli, Foeniculi Fructus.
Obat serbuk kasar, terutama simplisia nabati, digerus lebih dahulu sampai derajat
halus tertentu setelah itu dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 50C, seperti:
a. Foeniculi Fructus (40)
b. Anisi Fructus (44)
c. Belladonnae Folia atau Herba (100)
d. Caryophylli (44)
e. Digitalis Folia (100)
f. Ipecacuanhae Radix (100)
g. Zingiberis Rhizoma (100)
h. Cinnamomi Cortex (100)
i. Cinchonae Cortex (100)
j. Myrrhae (44)
k. Opii Pulvis (100)
l. Sapo Medicatus (60)
m. Sennae Folia (100)
n. Strammonii Folia/Herba (100)
o. Strychini Semen (100)
p. Valerianae Radix (100)
Untuk simplisia nabati, tidak boleh menggunakan bagian pertama yang terayak, tetapi
harus terayak habis dan dicampur homogen, karena zat berkhasiat tidak terbagi rata pada
semua bagian simplisia. Sebagai contoh daun kering yang digerus halus dan diayak, maka
muka daun yang akan terayak dulu, setelah itu baru urat daun dapat terayak. Serbuk Secale
Cornuti harus dibuat baru dan tidak boleh disimpan lebih dari 1 tahun.
R/ Acidi Acetylosalicylici 10
Fac.pulv.divide in partes
Aequalis no.XX
Ditulis jumlah untuk setiap bungkus serbuknya dan membuat beberapa bungkus :
R/ Acidi Acetylosalicylici 0,5
m.f.pulv dtd.no.20
Pada cara kesatu ditimbang 10 gram Asetosal digerus lalu dibagi menjadi 20 serbuk.
Sedagkan Pada cara kedua ditimbang 20 x 0,5 Asetosal, digerus, lalu dibagi menjadi 20
bungkus. Bila dokter lupa menulis atau keliru menulis d.t.d., akan segera diketahui mengenai
besarnya dosis yang menyimpang dari dosis biasa, apa lebih besar atau lebih kecil.
Supaya dapat terbagi tepat, maka campuran serbuk sering ditambah zat tambahan
yang berkhasiat netral atau indiferen, seperti Saccharum Lactis, saccharum album, sampai
berat serbuk tiap bungkusnya 500 mg. Penggunaan saccharum album ada keuntungannya
sebagai korigen rassa, tetapi serbuk akan mudah basah karena higroskopis. Serbuk yang
diberikan pada penderita diabetes tidak boleh digunakan Saccharum album sebagai zat
tambahan, tetapi digunakan minnitum atau Saccharum Lactis. Serbuk yang harus dibagi tanpa
penimbangan untuk menjamin pembagian yang sama maka penimbangan dilakukan paling
banyak hanya 20 bungkus. Apabila lebih dari 20 bungkus, maka serbuk dibagi dalam
beberapa bagian. Dengan cara penimbangan tiap tahap bagian dibagi paling banyak menjadi
20 bungkus. Penyimpanan berat masing-masing serbik terhadap yang lain adalah paling besar
10%. Serbuk bagi dikemas dalam kertas perkamen, bagi serbuk yang mengandukng zat yang
higrokopis serbuk dibungkus dalam kertas berlilin dan diserahkan dalam pot dengan tutup
sekrup.
Pada serbuk yang mengandung minyak eteris tidak digunakan kertas parafin, sebab
minyak etersirnya akan diserap, tetapi dengan kertas perkamen kemudian dilapisi lagi dengan
kertas logam atau kertas perak. Keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang isi dari 20
bungkus satu persatu, dicampurkan isi ke 20 bungkus tadi dan ditimbang sekaligus dan hitung
bobot rata-ratanya. Penyimpanan antara penimbangan, satu persatu terhadap bobot isirata-rata
tidak lebih dari 15% dari tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari 10% untuk tiap 18 bungkus yang
lain.
Cara Pembuatan :
Serbuk diracik dengan cara mencampur satu persatu, sedikit demi sedikit dan mulai
dari bahan yang jumlahnya sedikit kemudian diayak, biasanya menggunakan pengayak
nomor 60 dan dicampur lagi. Cara mencampur obat-obatan dan bahan-bahan tambahan harus
cermat, dan di bawah ini disusun sesuai dengan petunjuk yang perlu diperhatikan:
Jangan mencampur obat berkhasiat keras dalam mortir dalam keadaan tidak
diencerkan, untuk mencegah sebagian obat tertinggal dalam pori-pori dinding mortar. Cara
yang baik ialah pilihlah mortir yang halus, masukkuan dulu kira-kira sama bagian serbuk
yang lain, digerus sendirian, baru dimasukkan dan digerus bersama obat yang berkhasiat
keras. Setelah itu masukkan bagian serbuk yang lain sedikit demi sedikit sambil diaduk dan
digerus. Untuk mencampur tersebut sebaiknya digunakan bagian serbuk yang lain yang
mempunyai warna yang berlainan dan kontras dengan warna obat berkhasiat keras tersebut.
Bila semua serbuk berwarna putihobat berkhasiat keras tersebut. Bila semua serbuk berwarna
putih,berilah zat warna, biasanya carmin.
1. Bila bagian-bagian serbuk mempunyai BJ yang berlainan, masukkan dulu serbuk
yang BJ-nya besar baru kemudian masukkan bagian serbuk yang BJ-nya lebih
rendah dan diaduk. Sebagai contoh:
R/ Magnesii Oxydi 5
Bismuth. Subcarbonas 5
Sacharum Lactis 5
m.f.pulv.
S.t.d.d.cp.
Penjelasan : Masukkan Bismuth Subcarbonas dulu dalam mortir gerus sambil
diaduk, ditambah Magnesii Oxydum sedikit demi sedikit setelah itu dimasukkan
sacharum Lactis. Magnesia Oxydum adalah serbuk sangat ringan.
2. Jangan menggerus bahan-bahan serbuk dalam jumlah banyak sekaligus. Hal ini
untuk menghindari agar jangan sampai ada bagian serbuk yang belum halus.
Karena dengan menggerus akan banyak terjadi kristal kasar menjadi halus. Bila
menggerus serbuk secara banyak, akan terjadi serbuk halus yang banyak pula,
tetapi ada bagian-bagian kasar yang terlepas dan tidak ikut tergerus dengan baik.
Maka itu lebih baik bagian-bagian serbuk digerus masing-masing dalam mortar
sampai halus baru dicampur.
3. Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan-bahan baku serbuk kering. Maka itu
untuk menggerus balus serbuk Kristal lebih baik menggunakan mortir panas. Hal
ini khusus untuk menggerus Kalii bromidum, Natrii Chloridum dan sebagainya.
Memanaskan mortir dilakukan sebagai berikut:
Tuangi moortir dan stamper dengan air panas, biarkan beberapa menit sampai
dinding luar mortir terasa panas, setelah itu air panas dituang keluar dan
keringkan dengan serbet bersih.
Jangan menggunakan mortir panas untuk bahan-bahan yang mudah menguap,
atau rusak pada pemanasan, seperti: Ammonii Carbbonas, Salol, Natrii
Bicarbonas, Ammonii Chloridum dan peroksida seperti Magnesii Perixydi.
Contoh resep:
R/ Kalii Bromid 0,250
Ephedrine HCL 0,050
Luminal 0,030
m.f.pulv.dtd.No,XXX
s.3.d.d.p.
R/ Champora 2
Naphtholum 1
Talcum ad 100
m.f.pulv.adsp.
S.u.e
6. Serbuk dengan ekstrak kental
Dalam mortir panas ekstrak kental diencerkan dengan cairan penyari, misalnya
Spiritus dilutes atau Spiritus lainnya secukupnya dan diserbukan dengan
pertolongan zat tambahan yang cocok, misalnya Saccharum Lactis atau
AmylumOryzae.
7. Serbuk dengan tinctura atau Extractum liquidum
Tincture dan Extractum liquidum diuapkan pelarutnya di atas tangas air hinnga
hampir kering lalu diserbukkan dengan pertolongan bahan tambahan yang cocok,
biasanya digunakan saccharum Lactis bila untuk penggunaan dalam. Agar serbuk
yang dipaka pengeringan tidak menjadi keras, maka masa selalu dilepas dengan
spatel dari dindig mortir. Bila kandungan zat berkhasiat tidak mudah menguap
atau rusak dan jumlah kecil, maka digunakan mortir panas dan dikeringkan
dengan penambahan Saccharum Lactis.
8. Gula beminyak = Elaeoscchara adalah campuran 2 gram Saccharum lactis dengan
1 tetes minyal eteris, ytang sering digunakan adalah Oleum Anisi, Oleum
Foeniculi dan Oleum Menthae Piperitae. Gula minyak tidak boleh disimpan
sebagai persediaan, dikemas dalam kertas perkamen, jangan dikertas parafin
sebab minyak eterisnya akan diserap.
9. Campuran serbuk yang menjadi basah atau mencair
Arti basah disini adalah menyerap air atau keluar air kristalnya, menyerap air
disini disebabkan oleh karena campuran serbuk itu lebih higroskopis dari masing-
masing serbuk/Kristal.
Cara Pengemasan Serbuk
Secara umumnya serbuk dibungkus dan diedarkan dalarn 2 macam kemasan yaitu
kemasan untuk serbuk terbagi dan kemasan serbuk tak terbagi. Serbuk oral dapat
diserahkan dalam bentuk terbagi pulveres atau tidak terbagi (pulvis).
Kemasan untuk Serbuk Terbagi :
Pada umumnya serbuk terbagi terbungkus dengan kertas perkamen atau dapat
juga dengan kertas sekofan atau sampul potietitena untuk melindungi serbuk dari
pengaruh lingkungan. Serbuk terbagi biasanya dapat dibagi langsung (tanpa
penimbangan) sebelum dibungkus dalam kertas perkamen terpisah dengan cara
seteliti mungkin, sehingga tiap tiap bungkus berisi serbuk yang kurang lebih sama
jumlahnya. Hal tersebut bisa dilakukan bila prosentase perbandingan pemakaian
terhadap dosis maksimal kurang dari 80%. Bila prosentase perbandingan
pemakaian terhadap DM sama dengan atau lebih besar dari 80% maka serbuk
harus dibagi berdasarkan penimbangan satu per satu.
Pada dasarnya langkah langkah melipat atau membungkus kertas pembungkus
serbuk adalah sebagai berikut :
a. Letakkan kertas rata di atas permukaan meja dan lipatkan 1/2 inci ke arah
kita pada garis memanjang pada kertas untuk menjaga keseragaman, langkah
ini harus dilakukan bersamaan dengan lipatan pertama sebagai petunjuk.
b. Letakkan serbuk baik yang ditimbang atau dibagi bagi ke tengah kertas yang
telah dilipat, satu kali lipatannya mengarah ke atas di sebelah seberang
dihadapanmu.
c. Tariklah sisi panjang yang belum dilipat ke atas dan letakkanlah pada kira
kira garis lipatan pertama, lakukan hati hati supaya serbuk tidak berceceran.
d. Peganglah lipatan dan tekanlah sampai menyentuh dasar kertas dan lipatlah
ke hadapanmu setebal lipatan pertama.
e. Angkat kertas, sesuaikan dengan ukuran dos tempat yang akan digunakan
untuk mengemas, lipat bagian kanan dan kiri pembungkus sesuai dengan
ukuran dos tadi. Atau bila pengemasnya plastik yang dilengkapi klip pada
ujungnya usahakan ukuran pembungkus satu dengan yang lainnya seragam
supaya tampak rapi.
f. Kertas pembungkus yang telah terlipat rapi masukkan satu per satu dalam
dos atau plastik klip. Pada lipatan kertas pembungkus tidak boleh ada serbuk
dan tidak boleh ada ceceran serbuk.
Cara Pembuatan Serbuk
Serbuk diracik dengan cara mencampur satu persatu, sedikit demi sedikit dan dimulai
dari bahan yang jumlahnya sedikit kemudian diayak, biasanya menggunakan pengayak
nomor 60 dan dicampur lagi. Cara mencampur obat-obatan dan bahan-bahan tambahan harus
cermat, dan di bawah ini disusun petunjuk yang perlu diperhatikan.
1. Jangan mencampur obat berkhasiat keras dalam mortir dalam keadaan tidak
diencerkan, untuk mencegah sebagian obat tertinggal dalam pori-pori dinding
mortir. Cara yang baik ialah, pilihlah mortir yang halus, masukkan dulu kira-kira
sama bagian serbuk yang lain, digerus sendirian, baru dimasukkan dan digerus
bersama obat yang berkhasiat keras. Untuk mencampur tersebut sebaiknya
digunakan bagian serbuk yang lain yang mempunyai warna berlainan dan kotras
dengan warna obat berkhasiat keras tersebut. Bila serbuk berwarna putih, berilah
zat warna, biasanya Carmin.
2. Bila bagian-bagian serbuk mempunyai BJ yang berlainan, masukkan dulu serbuk
yang BJ-nya besar kemudian masukkan bagian serbuk yang BJ-nya lebih rendah
dan diaduk. Sebagai contoh, jika di dalam resep terdapat Magnesii Oxydi, Bismuth
Subcarbonas, dan Saccharum Lactis, masukkan bismuth Subcarbonas dulu dalam
mortir, gerus sambil diaduk, ditambah Magnesii Oxydum sedikit demi sedikit
setelah itu masukkan Saccharum Lactis. Magnesii Oxydum adalah serbuk yang
sangat ringan.
3. Jangan menggerus bahan-bahan serbuk dalam jumlah banyak sekaligus. Hal ini
untuk menghindar agar jangan sampai ada bagian serbuk yang belum halus.
4. Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan-bahan baku serbuk kering. Maka itu
untuk menggerus halus serbuk kristal lebih baik menggunakan mortir panas. Hal
ini khusus untuk menggerus Kalii Bromidum, Natrii Chloridum, Zincy Oxydum,
dan sebagainya. Jangan menggunakan mortir panas untuk bahan-bahan yang
mudah menguap, atau rusak pada pemanasan seperti Ammonii Carbonas, Salol,
Natrii Bicarbonas, Ammonii Chloridum, dan peroksida seperti Magnesii Peroxydi.
5. Cara mencampur Champora dalam serbuk dilakukan sebagai berikut:
Larutkan Champora dengan Spiritus Fortior dalam mortir sampai cukup larut,
jangan berlebihan, setelah itu diaduk dengan bahan lain misalkan Saccharum Lactis
sampai Spiritus fortiornya menguap. Pada waktu mengaduk jangan ditekan untuk
menghindari Champora menggumpal kembali. Pada pembuatan serbuk Champora
untuk pemakaian luar dapat digunakan eter sebagai pengganti Spiritus fortior.
6. Cara mencampur Stibii Pentasulfidum dilakukan sebagai berikut:
Dimasukkan serbuk lain dalam mortir, misalkan Saccharum lactis sebagian lalu
masukkan serbuk Stibii Pentasulfidum dan tambahkan Saccharum Lactis sisanya
atau serbuk lain, baru diaduk dan digerus tanpa ditekan. Dikerjakan demikian
untuk menghindari serbuk Stibii Pentasulfidum melekat dan memberi warna merah
pada dinding atau dasar mortir. Pencampuran ini dalam cukup waktu hingga
memperoleh serbuk yang homogen yang terlihat pada pengadukan tidak ada warna
yang lebih tua.
7. Serbuk dengan ekstrak kental. Dalam mortir panas, ekstrak kental diencerkan
dengan cairan penyari, misalnya Spiritus Dilutus atau Spiritus lainnya secukupnya
dan diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok, misalkan
Saccharum Lactis atau Amylum Oryzae.
8. Serbuk dengan Tinctura atau Extractum Liquidum. Tinctura dan Extractum
liquidum diuapkan pelarutnya di atas tangas air hingga hampir kering lalu
diserbukkan dengan pertolongan bahan tambahan yang cocok, biasanya digunakan
Saccharum Lactis bila untuk obat dalam. Supaya serbuk yang dipakai pengeringan
tidak menjadi keras, maka selalu dilepas dengan spatel dari dinding mortir. Bila
kandungan zat berkhasiat tidak mudah menguap atau rusak dan jumlahnya kecil,
maka digunakan mortir panas dan dikeringkan dengan penambahan Saccharum
Lactis. Bila jumlah ekstrak cair atau tingtur banyak maka diuapkan dulu di atas
tangas air, diaduk dan bila cairan tinggal sedikit ditambah Saccharum Lactis dan
masa selalu dilepas dengan spatel agar serbuk pengering tidak melekat dinding
mortar Tinctura yang sering dibuat secara tersebut ialah Ratanhiae Tinctura, Opii
Tinctura, Gentianae Tinctura, dan Strophanti Tinctura. Bila zat yang berkhasiat
pada pemanasan di atas tangas air mudah menguap atau rusak (terurai) oleh
pemanasan dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Isi tingtur diketahui secara kualitatif dan kuantitatif. Di sini diambil isi zat
berkhasiatnya saja. Misalkan pada Opii Benzoica Tinctura, Champore Solutio
Spirituosa, dan Iodii Tinctura.
b. Tingtur tidak dapat diganti dengan isi zat berkhasiatnya. Di sini tingtur
diuapkan dengan pemansan serendah mungkin. Dapat dilakukan sebagai
berikut, dalam cawan yang berisi Saccharum Lactis dipanasi di atas tangas air
dan teteskan tingtur sambil diaduk, tetes demi tetes, penambahan tetes setelah
tetes sebelumnya menjadi kering. Dengan cara seperti ini dilakukan pada Opii
Aromatica Tinctura, Valerianae Tinctura. Serbuk dengan Nitroglycerini Solutio
Spirituosa karena jumlah Solutio tersebutkecil dapat mudah dikeringkan
dengan penambahan campuran serbuk yang lain.
9. Gula berminyak = Elaeosacchara adalah campuran 2 gram saccharum lactis dengan 1
tetes minyak eteris, yang sering digunakan adalah Oleum Anisi, Oleum Foeniculi,
dan Oleum Menthae Piperitae. Gula berminyak tidak boleh disimpan sebagai
persediaan, dan dikemas dalam kertas perkamen, jangan dengan kertas paraffin sebab
minyak eterisnya akan diserap. Gula berminyak harus dibuat dengan tetes minyak
eteris penuh tidak pecahan, bila dalam hitungan diperoleh pecahan, dibuat dengan
tetes penuh, sisa gula minyak disisihkan (disimpan).
10. Campuran serbuk yang basah atau mencair disebabkan karena terbebasnya sebagian
atau seluruh air kristal dari tiap bahan, hal ini dapat diatasi dengan mengambil bahan
yang sudah dikeringkan (exsicatus), bila sekiranya bahan tersebut mempunyai garam
exsicatur dengan perbandingan. Perbandingan zat yang kering dengan zat yang
mengandung air kristal adalah:
a. Ferrosi sulfat: eksikatur = 100:67 (3:2)
b. Magnesium sulfat: eksikatus = 100:67 (3:2)
c. Natrii sulfas: eksikatus = 100:50 (2:1)
d. Natrii karbonas: eksikatus = 100:50 (2:1)
e. Tawas: eksikatus = 100:67 (3:2)
11. Sering dalam resep serbuk obat ditambah dengan tablet. Bila tersedia zat aktif yang
ada dalam tablet, sebaiknya diganti zat aktifnya yang sesuai, bila tidak, tablet digerus
dahulu, diayak lalu dicampur denga serbuk lain. Bila jumlah tablet adalah pecahan,
maka dibuat pengenceran dulu yang mudah dibagi, baru ditimbang dalam
perbandingan. Serbuk tidak bagi, adalah serbuk baik untuk pemakaian dalam maupun
pemakaian luar. Untuk pemakaian dalam ialah: serbuk perut atau serbuk pencahar,
untuk pemakaian luar ialah: serbuk tabur, serbuk luka, serbuk isap, serbuk gigi.
Cara mencampur serbuk tidak terbagi biasanya digunakan kotak panci alumunium
tertutup untuk mencampur serbuk, di dalamnya terdapat 3 bola besi yang bila kotak
digerakkan akan bergerak dan mencampur serbuk.
Cara Pengenceran
1. Pengenceran biasa
Pengenceran biasa dilakukan jika total berat zat aktif yang tertulis di resep di
bawah 50 mg dan di atas 1 mg (1 mg < zat aktif < 50 mg).
2. Pengenceran bertingkat
Pengenceran bertingkat dilakukan jika total berat zat aktif yang tertulis di resep
di bawah 1 mg (zat aktif < 1 mg).
H. Granul
Granul merupakan sediaan multiunit berbentuk agglomerat dari partikel kecil serbuk.
Pemberian granul dapat dilakukan dengan memasukan granul ke dalam kapsul gelatin lunak
atau dibuat menjadi tablet yang segera hancur. Granul merupakan hasil dari proses granulasi
yang bertujuan untuk meningkatkan aliran serbuk dengan jalan membentuknya menjadi
bulatan-bulatan yang beraturan. Proses granulasi dapat dilakukan dengan metode granulasi
kering dan granulasi basah.
Granulasi basah adalah membasahi serbuk atau campuran serbuk yang diinginkan
dengan pasta pengikat, dan diayak dengan ayakan mesh tertentu untuk mendapatkan ukuran
granul yang diinginkan. Proses pembuatan granulasi basah dapat dilakukan dengan
mencampurkan zat berkhasiat, zat pengisi, dan zat penghancur dicampur baik-baik, lalu
dibasahi dengan larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan pewarna. Lalu diayak
menjadi granul dan dikeringkan dalam almari pengering dengan suhu 40- 50. Setelah
kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diinginkan dan ditambah
bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet.
Granulasi kering atau slugging adalah proses pembuatan dengan cara mencampurkan
zat aktif, dan bahan dalam keadaan kering untuk kemudian di kempa, lalu dihancurkan
menjadi partikel yang lebih besar, lalu dikempa kembali untuk mendapatkan tablet yang
diingikan. Proses pembuatan granulasi kering dapat dilakukan dengan cara zat berkhasiat, zat
pengisi dan zat penghancur dicampur dengan cara kempa cetak menjadi tablet yang besar
(slugging), setelah itu tablet yang terjadi dipecah menjadi granul lalu diayak, dan kemudian
dikempa cetak tablet yang dikendaki dengan mesin tablet.
a. Kelebihan :
1. Lebih mudah diperkirakan waktu pengosongan di lambung.
2. Pengosongannnya di lambung tak bergantung adanya makanan di lambung.
3. Variasi absorpsinya rendah.
4. Memiliki resiko yang lebih rendah untuk terjadinya dose dumping.
b. Kekurangan :
1. Proses pembuatannya lebih sulit dan lebih mahal.
2. Proses pengisian ke kapsul gelatin sulit terutama untuk partikel yang berbeda
ukuran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pulvis (serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,
ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Karena mempunyai luas
permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sediaan
yang dipadatkan.
Pulveres (serbuk bagi) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang sama,
dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok.
Granul merupakan sediaan multiunit berbentuk agglomerat dari partikel kecil serbuk.
Granul merupakan hasil dari proses granulasi yang bertujuan untuk meningkatkan aliran
serbuk dengan jalan membentuknya menjadi bulatan-bulatan yang beraturan.
Diperlukan pengetahuan tentang cara pembuatan sediaan serbuk, karena ada aturan
aturan tertentu yang harus dipatuhi dalam cara pembuatan sediaan ini.
B. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat memberkan kontribusi yang cukup untuk
mahasiswa farmasi pada khususnya. Adapun kekurangan dalam makalah kami ini, kami
berharap adanya kritik dan saran yang membangun. Dan penulis mengingatkan diperlukan
pengetahuan dan kecermatan dalam membuat sediaan serbuk, diantaranya mengetahui aturan-
aturan yang harus dipatuhi dalam cara pembuatannya.
Daftar Pustaka
Anief, Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
http://jurnalmakalahfarmasi.blogspot.co.id/2014/09/pembuatan-tablet metodegranulasi.html
diakses pada tangal 11 November pukul 19:19 WIB
https://id.scribd.com/mobile/doc/304229225/Digital-126118-FAR-048-08-Karakterisasi-
Sediaan-Literatur diakses pada tanggal 11 November pukul 20:00
Syamsuni, H.A. 2006. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.