Anda di halaman 1dari 28

Topik 1 :

PENGERTIAN DAN
PENTINGNYA
FARMAKOVIGILANS
Sejarah yang Mengawali
Farmakovigilans
• Tragedy Thalidomide pada tahun 1950an
• Kecacatan janin yang disebut “phocomelia” terjadi
pada bayi yang dilahirkan pada periode itu, terjadi
kecacatan pada anggota badan, seperti kura-kura

Salah satu brand obat yang


mengandung thalidomide saat
itu
Riwayat saat itu
• Awal 1950-an: perusahaan Grünenthal di Jerman mengembangkan obat baru,
untuk digunakan sebagai obat penenang bagi manusia, yaitu thalidomide.
• Saat dipasarkan, Thalidomide diiklankan dapat mengobati berbagai kondisi lain
seperti pilek, mual flu, dan (yang sangat penting) mual di pagi hari pada
wanita hamil.
• Juli 1956: Thalidomide dilisensikan untuk dijual bebas tanpa perlu resep dokter.
• Tahun 1957, 14 perusahaan farmasi berbeda membeli lisensi dari Chemie
Grünenthal untuk memproduksi dan menjual produk yang sama di 46 negara di
seluruh dunia (+/-37 merk yang berbeda)
Tahun 1960-an banyak bayi lahir cacat
Apa yang Terjadi ?

Distaval (thalidomide) Produksi Chemie


Grünenthal GmbH’s British counterpart, 1958–
1962 (Source: Science Museum Group
Collection)

Thalidomide survivors Darren Mansell and


Informasi saat itu tentang obat ini Louise Medus ( Image: SWNS)
Perlu Waktu 5 Tahun …

Artikel McBride di Jurnal


Lancet tahun 1961 yang
pertama kali mengungkap
dugaan efek thalidomide
dengan kecacatan bayi
lahir pada saat itu
Lesson learned
• Apa pelajaran yang dapat diperoleh dari tragedy Thalidomide ?
• Ada risiko yang tidak terdeteksi ketika produk obat disetujui untuk
dipasarkan
• Mengapa risiko tersebut tidak terdeteksi pada saat obat diuji
klinik ?
• Thalidomide tidak pernah diujikan pada wanita hamil
• Durasi uji klinik mungkin tidak cukup panjang untuk mengamati efek
samping yang tertunda
• Populasi uji klinik terbatas pada kriteria tertentu (usia, jenis kelamin, status
kehamilan/menyusui, dll), sehingga tidak bisa mendeteksi efek samping
yang mungkin terjadi pada populasi di luar kriteria subyek uji klinik
Uji Klinik pada Manusia
Uji Klinik vs Praktek Klinik ?
Parameter Uji Klinik (RCT) Praktek klinik
Jumlah subyek Puluhan, ratusan, atau ribuan (jika Ratusan ribu sampai Jutaan
skala multinasional)
Lama penggunaan Relatif pendek, minggu – bulan, Minggu hingga tahunan (utk
obat dan pengamatan jarang yang tahunan penyakit kronis)
Kriteria populasi Lebih homogen, dibatasi oleh Heterogen, mungkin melibatkan
kriteria tertentu (usia, jenis semua populasi
kelamin, komorbiditas, dll)
Dosis Tertentu Bervariasi
Pengobatan lain Dibatasi, umumnya dihindarkan Mungkin menggunakan obat-obat
lain, polifarmasi
Kejadian KTD Diawasi dan dicatat, dan Tidak selalu diawasi, terutama KTD
dilakukan penanganan selama uji yang jarang terjadi
klinik
Lesson learned
• Dapatkah hal ini terjadi lagi pada produk obat lain ?
• Ya, bisa saja terjadi jika tidak ada aktivitas
pemantauan yang tepat terhadap keamanan obat
• Banyak obat yang ditarik dari peredaran setelah
dipasarkan karena adanya laporan terkait dengan efek
samping obat. Apa contohnya?
Contoh Obat yang Ditarik dari Peredaran
Setelah Ada Laporan KTD/ESO
Tahun Tahun
Nama Obat Indikasi Efek Samping Persetujuan
Edar Penarikan
Accutane/ Jerawat Meningkatkan resiko kecacatan pada janin, 1982 2009
Isotretionin Keguguran dan kelahiran bayi prematur bila
dikonsumsi oleh ibu hamil, Inflammatory
Bowel Disease, Keinginan Bunuh Diri
Rimonaban Anti-obesitas Depresi Berat 2006 2009
Terfenadin Anti-alergi Efek toksik pada ritme jantung 1985 1997
Baycol/ Penurun Kadar Rhabdomiolisis yang dapat berkembang ke 1998 2001
Cerivastatin Kolesterol Darah kegagalan ginjal, 52 orang dilaporkan
meninggal, ditambah 12 orang meninggal
ketika dikonsumsi bersama dengan Lopid
Meridia/ Penekan Nafsu Meningkatkan resiko gangguan 1997 2010
Sibutramin Makan kardiovaskuler dan stroke
Nama Obat Indikasi Efek Samping Tahun Tahun
Persetuju Penarikan
an Edar
Mylotarg/ Leukemia Acute Meningkatkan resiko kematian dan 2000 2010
Gemtuzumab Myeloid tersumbatnya pembuluh darah vena
Ozogamicin
Darvon dan Pereda nyeri Toksisitas serius pada jantung, 1955 2010
Darvocet/ golongan Opioid dilaporkan lebih dari 2110 orang
Propoksifen meninggal
Propulsid/ Rasa panas di dada Aritmia Jantung yang serius sebanyak 1993 2000
Cisaprid yang parah saat 70 orang telah meninggal
malam hari disertai
GERD
Palladone/ Penghilang nyeri Nafas melambat atau dapat berhenti, Januari Juli 2005
Hidromorfon golongan narkotik menyebabkan koma atau kematian, 2005
Hidroklorida ketika dikonsumsi bersama alkohol
menyebabkan kegagalan sistemik
organ tubuh yang fatal
Nama Obat Indikasi Efek Samping Tahun Tahun
Persetujuan Penarika
Edar n
Rezulin/ Antidiabetes Sekitar 60 orang meninggal, 90 orang 1997 2000
Troglitazon dan mengalami kegagalan fungsi hepar, dan
antiinflamasi sebanyak 3500 orang mengalami efek
samping lainnya yang berat
Serzone/ Antidepresi Kegagalan fungsi hepar yang beresiko 1994 2007
Nefazodon dilakukan tidakan transplantasi dan
dapat menyebakan kematian
Vioxx/Rofecoxib Penghilang Meningkatkan resiko serangan jantung 1999 2004
Nyeri dan stroke, diduga kuat sebagai
penyebab sekitar 27785 orang
mengalami kematian akibat serangan
jantung atau berhentinya fungsi organ
jantung
Lesson learned

• USA: 1962 amandemen akta FDA perlu data efikasi


dan keamanan
• UK: 1964 skema kartu kuning
• WHO: 1968 Program International Drug Monitoring
DEFINISI FARMAKOVIGILANS
Pharmacon ( bhs Yunani) = Obat
Vigilare (bhs Latin) =to keep awake /
waspada
Ilmu dan kegiatan berkaitan dengan deteksi,
penilaian, pemahaman dan pencegahan efek
samping atau masalah terkait obat lainnya.
Skema WHO Program for International Drug Monitoring
• Tahun 1968 WHO mendirikan Program for International Drug Monitoring
(PIDM) yang menyediakan forum bagi negara anggota WHO untuk berkolaborasi
dalam pemantauan keamanan obat
• Di banyak negara, dibentuk Pusat Farmakovigilans Nasional,
• Di Indonesia, bertindak sebagai Pusat Farmakovigilans Nasional adalah BPOM,
dikoordinasi oleh Direktorat Pengawasan Keamanan, Mutu, dan Ekspor Impor
Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif (KMEI ONAPPZA).
• Pada Juni 2021, 145 negara telah bergabung dengan program ini, dan lebih dari
26 anggota asosiasi sedang menunggu kesesuaian antara format pelaporan
nasional dan internasional
Farmakovigilans :
RUANG LINGKUP
• Ruang lingkup yang menjadi perhatian dalam farmakovigilans
meliputi:
• Obat
• Produk biologi (produk darah, vaksin, produk rekombinan
biosimilar)
• Obat herbal
• Obat tradisional dan suplemen kesehatan
• Alat kesehatan
Catatan: Kegiatan farmakovigilans yang ditangani oleh KMEI dibatasi
untuk obat dan produk biologi (termasuk vaksin)
Farmakovigilans :
Permasalahan yang berkaitan
Ruang lingkup permasalahan yang berkaitan dengan ilmu farmakovigilans:
1. Obat substandar dan obat palsu.
2. Kesalahan pengobatan (medication error)
3. Laporan tentang kurangnya khasiat obat (lack of efficacy)
4. Penggunaan obat dengan indikasi yang tidak disetujui sehingga laporan
kasus keracunan akut dan kronis tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat
5. Penilaian angka kematian akibat penggunaan obat
6. Penyalahgunaan obat
7. Interaksi dengan obat lain dan makanan
TUJUAN FARMAKOVIGILANS
1) Meningkatkan perawatan dan keselamatan pasien khususnya dalam penggunaan
obat dan seluruh intervensi pengobatan;
2) Meningkatkan kesehatan dan keamanan masyarakat khususnya dalam
penggunaan obat;
3) Menemukan masalah terkait dengan penggunaan obat dan menyampaikan
temuan tersebut pada saat yang tepat;
4) Memberikan kontribusi dalam penilaian manfaat, bahaya, khasiat, dan risiko obat
untuk mencegah dampak yang merugikan dan untuk memaksimalkan manfaat
obat tersebut;
5) Mendorong penggunaan obat yang aman, rasional dan lebih efektif (termasuk
biaya yang efisien);
6) Meningkatkan pemahaman, pendidikan, dan pelatihan klinis dalam
farmakovigilans dan komunikasi yang efektif dengan masyarakat.
Studi Kasus 1
Seorang anak (10 thn), BB 60 kg, dirawat di RS karena didiagnosa ada infeksi saluran cerna,
dengan keluhan muntah, nyeri perut, mulai ada demam. Tekanan darah 110/70, detak
jantung 110 kali per menit, dan laju pernafasan 22 kali per menit. Dokter meresepkan :
- Infus RL (Ringer Lactat) 20 tetes per menit.
- Injeksi Cefotaxim 1 Gram Per 12 jam.
- Paracetamol 3 X 1 Tablet.
- L-BIO 2 Kali 1 sachet.
- Tablet Zink 1X1 Tablet.
Setelah masuk kamar rawat, seorang perawat memberikan infus, disertai suntikan cefotaxim.
Selang 3 menit dari penyuntikan, pasien mengeluh kesakitan pada dadanya dan panas di
tempat suntikan. Tak berapa lama pasien merasa mulas dan ingin BAB tapi ketika sampai di
kamar mandi tidak keluar, dan semakin kesakitan di dada. Ketika Kembali ke bed, pasien
muntah cairan kuning, kejang dengan mata membelalak ke atas. Ketika diberikan
pertolongan pompa dada oleh perawat, pasien tidak tertolong dan meninggal.
Diskusi
• Kejadian apa yang sesuai dengan terminologi
farmakovigilans?
• Apa bedanya AE/KTD dan ADR/ESO ?
• Apakah termasuk KTD serius atau parah? Atau keduanya?
Apa perbedaannya?
• Apa contoh lain KTD serius dan/atau parah ?
• Apakah KTDnya sudah dapat diduga ?
BEBERAPA ISTILAH DALAM
TERMINOLOGI FARMAKOVIGILANS

a. Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) /(Adverse Event/AE)


Kejadian Tidak Diinginkan adalah segala kejadian medis yang tidak
diinginkan yang terjadi selama terapi menggunakan obat tetapi
belum tentu disebabkan oleh obat tersebut.
b. Efek Samping Obat (ESO)/(Adverse Drug Reaction/ADR)
Efek Samping Obat adalah semua respons terhadap suatu obat
yang merugikan dan tidak diinginkan, yang terjadi pada dosis yang
biasanya digunakan pada manusia untuk pencegahan, diagnosis,
atau terapi penyakit atau untuk modifikasi fungsi fisiologis.
Hubungan ADR dengan AE
KTD Serius atau Parah (severe) ?
• KTD serius tidak sama dengan parah (severe)
• “Keparahan” digunakan untuk menggambarkan intensitas dari kejadian
tertentu (ringan, sedang atau berat) serta dapat memiliki signifikansi
medis (seperti sakit kepala parah).
• “Keseriusan” didasarkan pada kriteria pasien/peristiwa dari suatu tindakan
medis yang dapat berfungsi sebagai panduan untuk pelaporan
• KTD Serius adalah yang :
✔ mengakibatkan kematian,
✔ mengancam jiwa,
✔ membutuhkan rawat inap atau perpanjangan waktu rawat inap,
✔ mengakibatkan kecacatan yang persisten, atau
✔ menyebabkan kelainan kongenital/cacat pada kelahiran
✔ menyebabkan kejadian medis lainnya
Apa contoh KTD serius dan/atau parah ?
Jenis kejadian tak diinginkan Serius Parah
Bronkospasme akibat reaksi syok anafilaksis sehingga harus V V
dirawat di RS
Kejang setelah minum obat, tetapi tidak sampai dirawat di RS - V
Terjadi mual dan muntah pada malam hari dan dibawa ke RS V -
dan rawat inap
Vertigo setelah meminum obat antiepilepsi - -
Gagal jantung akibat mengkonsumsi obat antibiotic makrolida V V
dan antiaritmia secara bersamaan yang memperlama
perawatan pasien di RS
Spina bifida pada bayi yang lahir dari ibu yang mengkonsumsi V V
Na valproate sehingga harus dirawat di RS
Diskusi Lanjutan dari Kasus 1
▪ Apakah KTD pada Kasus 1 (syok anafilaksis karena
cefotaxime) sudah pernah dilaporkan dalam literatur ?
▪ Apakah KTD tersebut tercantum dalam Summary of
product characteristic atau leaflet obat ? Atau
Investigational Medicinal Product (jika masih dalam uji
klinik) ?
▪ Apakah termasuk KTD yang tidak terduga? (Unexpected
Adverse Drug Reaction) ?
EFEK SAMPING OBAT
yang TERDUGA DAN TIDAK TERDUGA

Expected Adverse Drug reaction : setiap kejadian yang merugikan/tak


diinginkan dimana terdapat kemungkinan yang wajar bahwa obat tersebut menyebabkan
efek samping. Dalam hal ini umumnya sudah ada bukti yang menunjukkan hubungan
sebab akibat antara obat dan efek samping, misalnya sudah dilaporkan dalam literatur .

Unexpected Adverse Drug Reaction: reaksi merugikan yang sifat atau tingkat
keparahannya tidak tercantum dalam informasi produk yang disetujui otoritas regulatori
(Badan POM) atau tidak dapat diperkirakan dari karakteristik obat.
END

Anda mungkin juga menyukai