Anda di halaman 1dari 17

ANTIHIPERTENSI

KELOMPOK C6 – Rabu Pagi


Nadila Fauziah Efendy 051711133198
Anak Agung Freda Suksma Carira 051711133202
Ade Dwiki Lusiana 051711133206
Abid Ananta Yuwawira 051711133214
Lailatul Nuraini 051711133218
Ajeng Ambar Sari 051711133222
Rizka Aulia Rahma 051711133226
Aisyah Nabila Ramadhanty 051711133234
Davin Mahendra Duwiri 051711133238
Breakdown Problem
1. Apa itu hipertensi ?
2. Apa itu TB paru aktif dan obatnya?
3. Bagaimana aspek farmakologi HCT ?
4. Apa efek pemberian HCT untuk terapi
hipertensi pada pasien TB paru aktif ?
5. Bagaimana solusi untuk problem tersebut ?
Hipertensi?
Definisi  Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
Hipertensi
Faktor risiko Hipertensi
umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik (factor resiko yang
tidak dapat diubah/dikontrol), kebiasaan merokok, konsumsi garam,
konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan konsumsi
minum-minuman beralkohol, obesitas, kurang aktifitas fisik, stres,
penggunaan estrogen

Hipertensi diastolic
Hipertensi Primer Hipertensi Pulmonal
Hipertensi sistolik
Hipertensi Sekunder Hipertensi Kehamilan
Hipertensi campuran
Pre eklampsia-eclampsia
Hipertensi kronik
Pre eklampsia pada hipertensi kronik
Hipertensi gestasional
Hipertensi

Dipengaruhi obat
diuretik
Tuberkolosis (TB)
Tuberkulosis paru (Tb paru) adalah penyakit
infeksius, yang menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
tuberculosis)
TB paru ini bersifat menahun dan secara
khas ditandai oleh pembentukan granuloma
dan menimbulkan nekrosis jaringan. TB paru
dapat menular melalui udara, waktu seseorang
dengan TB aktif pada paru batuk, bersin atau
bicara.
Tuberkolosis (TB)
BERDASARKAN ORGAN YANG TERINFEKSI

Menyerang jaringan
Paru (parenkim) Paru

TB
Selain Paru, misal
pleura, selaput otak,
Ekstra Paru selaput jantung, tulang,
sendi, dll
Tuberkolosis (TB)
Lini Adalah obat yang memperlihatkan efektivitas yang tinggi dengan
toksisitas yang dapat diterima.
Pertama Ex : Isoniazid, rimfampisin, etambutol, streptopmisin dan pirazinamid

Obat yang kurang efektif karena pertimbangan resistensi atau


Lini kontraindikasi pada pasien.
Ex : Antibiotic golongan fluorokuinolon (siprofloksasin, ofloksasin,
Kedua levofloksasin), sikloserinm etionamid, amikasin, kanamisin, kapreomisin
dan paraaminosalisilat
Hidroklorotiazid
Obat antihipertensi golongan DIURETIK yang
bekerja dengan mekanisme menghambat reabsorpsi
natrium dan klorida, serta merupakan salah satu obat
yang umum digunakan sebagai lini pertama dalam
terapi hipertensi (Sweetman, 2009).
Obat ini termasuk dalam Biopharmaceutics
Classification System (BCS) kelas II yang memiliki
kelarutan rendah dan permeabilitas yang baik, serta
bioavailabilitas yang tergolong rendah yaitu sebesar
65% - 70% (Moffat dkk., 2011; Onnainty dkk., 2012).
Farmakologi Hidroklorotiazid (HCT)

Indikasi Hidroklorotiazid digunakan untuk pengobatan hipertensi, baik sendiri


atau dengan antihipertensi lainnya seperti ACE inhibitor dan beta blocker. Obat
ini juga biasa digunakan untuk mengobati edema yang terkait dengan gagal
jantung dan dengan gangguan ginjal dan hati
1. Hipertensi
2. Gagal Jantung
3. Nefrolitiasis karena hiperkalsiuria idiopatik
4. Diabetes insipidus nefrogenik

Pemakaian berlebihan setiap diuretik merupakan hal berbahaya


pada pasien sirosis hati, gagal ginjal border line, atau gagal jantung.
Kontraindikasi Gangguan hati berat, gangguan ginjal berat (kreatinin klirens <
30ml/menit, hipokalemia refraktori, hiperkalsemia, hamil, dan menyusui
Aspek Farmakokinetika Hidroklorotiazid

• Hidroklorotiazide → prototipe golongan tiazide


• Semua tiazide memiliki gugus sulfonamid.
• Semua tiazide dapat diberikan per oral, tapi ada perbedaan metabolisme.
• Hidroklorotiazid lebih poten dan perlu digunakan dalam dosis yang lebih rendah.
→ 25-100 mg dalam dosis tunggal per hari.
• Semua tiazid disekresikan oleh sistem sekresi asam organik di tubulus proksimal dan bersaing
dengan sekresi asam urat.
→ Pemberian tiazid : sekresi asam urat ↓, kadar asam urat darah↑

Hidroklorotiazid Sulfonamid
Aspek Farmakodinamika Hidroklorotiazid

• Tiazide menghambat reabsorpsi NaCl dari sisi luminal sel epitel di DCT dengan
menghambat pengangkut Na+/Cl-
• Penurunan Na+ intrasel oleh blokade masuknya Na+ yang dipicu oleh hidroklorotiazid
meningkatkan pertukaran Na+/Ca2+ pada membran basolateral, dan meningkatkan
reabsorbsi keseluruhan Ca2+.
• Dalam tubulus terjadi peningkatan ekskresi Natrium yang akan mengikat air lebih banyak
didalam tubulus ginjal.
• Peningkatan volume urine dan peningkatan kehilangan natrium, klorida, kalium, dan
sejumlah air
Nyeri perut, pusing, atau sakit kepala
dapat terjadi setelah mengonsumsi
Efek Samping hydrochlorothiazide. Dehidrasi dan
HCT kekurangan garam karena terlalu banyak
mengeluarkan urine.
Konsultasikan dengan dokter jika efek
samping tersebut memburuk.
Efek samping yang lebih serius juga bisa
terjadi, seperti gangguan penglihatan
dan sakit mata.
INTERAKSI OBAT

Menggunakan hydrochlorothiazide • Meningkatkan risiko hipotensi


dengan obat lain dapat ortostatik dengan barbiturat dan
menyebabkan terjadinya interaksi, narkotika
seperti: • Meningkatkan efek hipokalemia
• Meningkatkan toksisitas lithium dengan kortikosteroid,
corticotropin, salbutamol
• Meningkatkan risiko hipotensi • Mengurangi efek antihipertensi
ortostatik dengan barbiturat dan dengan obat-obatan seperti
narkotika kortikosteroid, OAINS dan
carbenoxolone
SOLUSI
Pada kasus ini kami setuju dengan pemberian Hidroklorotiazid (HCT) dengan dosis 1x25
mg karena :
 Obat antihipertensi golongan thiazid dianggap sebagai obat hipertensi pilihan utama
dan seyogyanya digunakan sebagai terapi awal bagi kebanyakan penderita tekanan
darah tinggi
 Tidak terdapat literatur yang menyebutkan adanya interaksi antara Hidroklorotiazid
dengan obat-obat TBC sehingga mengkonsumsi Hidroklorotiazid bersama dengan obat-
obat untuk TBC aman dan tidak ada masalah.
 Hidroklorotiazid bila digunakan sebagai monoterapi dosis sebaiknya tidak melebihi 25
mg.
 Kadar maksimum HCT diperoleh setelah 4 jam pemberian dan berlangsung selama 6-
12 jam sehingga dosis 1x25 mg sudah sesuai.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terapi
penggunaan obat tiazid untuk terapi pasien
hipertensi dengan riwayat TB paru diperbolehkan.
REFERENSI
• Anderson, P.O., Knoben, J.E., & Troutman, W.G. 2002. Handbook of Clinical Drug Data (10th edition). USA: McGRAW-HILL
Medical Publishing Division.
• https://www.sehatq.com/obat/hydrochlorothiazide/amp
• International Standards for Tuberculosis Care : Diagnosis, Treatment, Public Health. Tuberculosis Coalition for Technical
Assistance (TBCTA). 2006
• Katzung, B.G., 2012, Farmakologi Dasar dan Klinik , Edisi 12, 292-293, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
• Katzung, Bertram G, dkk. 2012. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 12 Volume 1 halaman 292. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
• Katzung, B.G., 2012, Farmakologi Dasar dan Klinik , Edisi 12, 292-293, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
• Kemenkes RI. - . Infodatin: HIPERTENSI. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI
• Martindale 36th ed. pg 1307
• Obat-obat penting khasiat, penggunaan, dan efek-efek sampingnya edisi ke-7. Drs. Tan Hoan Tjay & Drs. Kirana Rahardja
• Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Edisi 2, cetakan pertama. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2007.

Anda mungkin juga menyukai