Anda di halaman 1dari 26

Farmakologi

Kardiovaskular
Kelompok 1
Anggota :
• Aurelia Skolastika Naisanit (1908010001)
• Shita Anggenella Dupe (1908010002)
• Maria Ducis Nurak Banunaek (1908010003)
• Marceline Consolatrix Cheyene Djema (1908010004)
• Esther Daniella Pidu Dimu (1908010005)
• Safira Prabasari Kusumah (1908010006)
• Thamara Novelia Laly Umbu Zasa (1908010007)
• Felicia Amanda Ratucoreh (1908010008)
• Putri Fajria Meilany (1908010009)
• Luizha Belladona Imanuella Rotte (1908010010)
• Indryati Melansari Pong (1908010011)
• Clarissa Michelle Hartono (1908010012)
• Richaldi Trisna Nicky Utomo (1908010013)
• Eduardus Diasao Djago (1908010014)
• Jason Nathaniel Anugerah Abdullah (1908010015)
• Ayu Cyntia Tanto (1908010016)
Skenario 1
Pasien wanita berusia 55 tahun datang ke
rumah sakit dengan mengeluhkan sakit
kepala, sakit badan dan nyeri di dada sebelah
kiri. Wanita ini dua bulan lalu melakukan
kontrol kesehatannya dan memperoleh resep
obat-obatan:

1. Amlodipin 5 mg tab (1x1)

2. Metformin 500 mg tab (3x1)

3. Glimepiride 2 mg tab (1x1)

4. Miniaspi 80 mg tab (1x1)

5. Fenofibrate 100 mg tab (1x1)

6. Lisinopril 10 mg (1x1)
Daftar Isi
A B C
Penyakit terkait skenario Indikasi, penggunaan, kontra Dosis, dan standar
indikasi, interaksi, kondisi pengobatan
klinis, mamin, penyimpanan,
penyiapan, efek samping
penanganannya

D E F G
Farmakokinetika dan Dampak ketidakpatuhan Isu terkait obat hipertensi dan Edukasi dan konseling
farmakodinamika. kontrol kesehatan dan minum penyakit kronis dengan
obat terhadap kondisi Covid-19
kesehatannya
Penyakit Terkait Skenario
Amlodipin 5 mg tab Metformin 500 mg tab Glimepiride 2 mg tab
(1x1) (3x1) (1x1)
Untuk hipertensi dan Menurunkan kadar Untuk mengendalikan
angina pectoris dengan glukosa darah tanpa kadar gula darah yang
cara meningkatkan aliran menyebabkan tinggi pada penderita
darah ke otot jantung. hipoglikemia pada DM diabetes tipe 2.
tipe 2.

Miniaspi 80 mg tab Fenofibrate 100 mg


(1x1) tab (1x1) Lisinopril 10 mg (1x1)
Mencegah proses Menurunkan kadar Untuk menurunkan
agregasi platelet pada trigliserida serum dan tekanan darah tinggi.
pasien infark miokard meningkatkan kadar HDL
dan kondisi pasca (lemak baik) pada
stroke. dislipidemia.
Penyakit Terkait Skenario
Hipertensi
Definisi : peningkatan tekanan sistolik >160 mmHg dan atau tekanan diastolic >95 mmHg (WHO).
Gejala : nyeri kepala, mual muntah, penglihatan kabur, kerusakan susunan saraf, nokturia, epistaksis, mudah marah, telinga
berdengung, sukar tidur, dan mata berkunangkunang.
Patofisiologi : peningkatan volume sekuncup dan total peripheral resistance yang tidak terkompensasi maka dapat menyebabkan
timbulnya hipertensi. Mekanisme terjadinya hipertensi adalah angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE)
membentuk angiotensin II yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui 2 aksi utama. Aksi pertama
meningkatkan sekresi ADH (di hipotalamus) untuk mengatur osmolalitas dan volume urin (sedikit yang diekskresikan)dan rasa
haus, sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan
dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan
tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron, mengatur volume cairan ekstraseluler, mengurangi ekskresi
NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara
meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah
Faktor risiko : genetik, obesitas, jenis kelamin, stress.
Tatalaksana non-farmako : menghentikan kebiasaan merokok, menurunkan berat badan berlebih, konsumsi alkohol berlebih,
asupan garam dan asupan lemak, latihan fisik serta meningkatkan konsumsi buah dan sayur.
Tatalaksana farmako : Lisinopril 10 mg (1x1) dan Amlodipin 5 mg tab (1x1)
Penyakit Terkait Skenario
Dislipidemia
Definisi : kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma.
Gejala : nyeri dada yang parah, palpitasi, berkeringat, anxietas, nafas pendek, kehilangan kesadaran atau kesulitan dalam berbicara
atau bergerak, nyeri abdomen, kematian yang tiba-tiba.
Patofisiologi : Kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid diangkut dalam darah sebagai kompleks lipid dan protein (lipoprotein).
Diangkut dengan 2 cara yaitu jalur eksogen (trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dan hati dikemas
sebagai kilomikron) dan jalur endogen (trigliserida dan kolesterol yang disintesis oleh hati mengalami hidrolisis dalam sirkulasi
oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil). Jumlah kolesterol yang
akan teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung di LDL. Beberapa keadaan mempengaruhi tingkat oksidasi
seperti meningkatnya jumlah LDL seperti pada sindrom metabolik dan kadar kolesterol HDL, makin tinggi kadar HDL maka HDL
bersifat protektif terhadap oksidasi LDL
Faktor risiko : obesitas, jenis kelamin, usia, genetik, merokok, makanan, olahraga.
Tatalaksana non-farmako : olahraga, terapi nutrisi medis, berhenti merokok.
Tatalaksana farmako : Fenofibrate 100 mg tab (1x1)
Penyakit Terkait Skenario
DM Tipe 2
Definisi : penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang
dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin.
Gejala : polidipsia, poliuria, polifagia, penurunan berat badan, kesemutan.
Patofisiologi : resistensi insulin, terjadi akibat dari obesitas dan kurang nya aktivitas fisik serta penuaan. Juga terjadi produksi
glukosa hepatik yang berlebihan namun tidak terjadi pengrusakan sel-sel B langerhans secara autoimun seperti DM tipe 2, terjadi
secara progresif seringkali akan menyebabkan defisiensi insulin,sehingga akhirnya penderita memerlukan insulin eksogen.
Faktor risiko : obesitas, hipertensi, riwayat keluarga, dislipidemia.
Tatalaksana non-farmako : diet, olahraga, pendidikan kesehatan.
Tatalaksana farmako : Metformin 500 mg tab (3x1) dan Glimepiride 2 mg tab (1x1)
Infark Miokard
Nekrosis sel miokardial yang disebabkan oleh obstruksi
aliran darah akibat adanya plak pada arteri koroner atau
adanya mekanisme obstruksi lainnya (seperti spasme pada
arteri koroner yang bebas plak). Diagnosis STEMI
ditegakkan berdasarkan berikut ini :
• Nyeri dada
• Perubahan hasil pemeriksaan ECG atau didapatkan
gelombang LBBB baru
• Peningkatan hasil biomarker
• Rasa tidak nyaman pada bagian retrosternal atau nyeri
dada pada sisi bagian kiri/ ketidaknyamanan, dyspnea,
serangan syncope, malaise dan sesak nafas (nafas
tersengal-sengal)
• Syok kardiogenik, hipotensi, aritmia dan conduction
block dan kegagalan akut ventrikel kiri
Patofisiologi

Faktor hemodinamik seperti hipertensi, zat vasokonstriktor, mediator (sitokin), rokok, diet aterogenik, kadar
gula darah berlebih, dan oksidasi LDL-C. LDL teroksidasi menyebabkan kematian sel dan menghasilkan respon
inflamasi. Terjadi respon angiotensin 17 II, menyebabkan vasokonstriksi, dan menyetuskan efek protrombik
dengan melibatkan platelet dan faktor koagulasi, memicu terjadinya reaksi inflamasi, sehingga terjadi respon
protektif dan terbentuk lesi fibrofatty dan fibrous, plak atherosklerotik. Plak atherosklerotik tidak stabil dan
mengalami ruptur menyebabkan Sindroma Koroner Akut. Infark terjadi jika plak aterosklerotik mengalami fisur,
ruptur, atau ulserasi, terjadi trombus mural pada lokasi ruptur mengakibatkan oklusi arterikoroner, sehingga
pasokan oksigen terhambat. Reaksi koagulasi diaktivasi oleh pajanan tissue activator pada sel endotelyang
rusak. Faktor VII dan X diaktivasi, mengakibatkan konversi protombin menjadi trombin, yang kemudian
mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin. Arteri koroner yang terlibat akan mengalami oklusi oleh trombus yang
terdiri atas agregat trombositdan fibrin. Penyebab lain infark miokard tanpa aterosklerosis koronaria antara lain
emboli arteri koronaria, kelainan arteri koronaria kongenital, vasospasme koronaria terisolasi, arteritistraumatis,
gangguan hematologik, dan berbagai penyakit inflamasi sistemik
Faktor Risiko

Non Modifiable
• Umur > 45 tahun
• JK laki-laki
• RPK jantung koroner atau sudden
death

Modifiable
• Rokok
• Diabetes
• Hipertensi
• Obesitas sentral
• Depresi
• Hiperlipidemia dan
hiperkolesterolemia
• Inaktifitas
Penatalaksanaan Infark Miokard Akut

Harus dilakukan secepat mungkin, karena termasuk kegawatdaruratan. Diagnosis kerja dibutuhkan cepat untuk segera
memulai tata laksana inisial. Pasien harus segera dilakukan pemeriksaan interpretasi EKG dan enzim jantung, dipasangi
monitor dan diawasi karena pada tahap awal terjadinya infark miokard, dapat terjadi henti jantung yang paling sering
disebabkan oleh fibrilasi ventrikel.

Pemberian Aspirin dan


Klopidogrel
Tata Laksana Awal
Pemberian Analgesik
Aspirin :
Dosis inisial 160-320mg
Pemberian Oksigen Nitrat sublingual atau sediaannya dapat
spray diberikan dalam dikunyah.
Hanya bila ada tanda interval 3-5 menit (tidak Klopidogrel :
hipoksia dan saturasi diberikan bila hipotensi). Dosis inisial 300-600mg.
oksigen dipertahankan 93- Selanjutnya, bisa diberikan
Morfin, dosis 2-4 mg
96%. aspirin 80 mg per hari dan
intravena dan dapat klopidogrel 75 mg per hari.
diulang dalam 5-10 menit.
Fibrinolisis adalah memberi agen farmakologis tujuan melisiskan
trombus, dianjurkan dilakukan <12 jam setelah onset, jika pPCI tidak
Terapi Reperfusi dapat dilakukan dalam 90 menit di awal sejak onset gejala, hanya dapat
dilakukan bila tidak ada kontraindikasi absolut sebagai berikut :
Riwayat perdarahan intrakranial
Primary Percutaneous Coronary Intervention (pPCI) merupakan pilihan Stroke iskemik dalam 6 bulan terakhir
utama, karena dapat menghindari risiko perdarahan intrakranial yang Aneurisma serebrovaskular
meningkat akibat fibrinolisis. Indikasi : Tumor intrakranial
Dilakukan <120 menit Trauma kepala dalam 3 bulan terakhir
Pasien dengan gagal jantung akut yang berat atau syok kardiogenik Diseksi aorta
Aspek yang harus diperhatikan : Perdarahan gastrointestinal dalam sebulan terakhir
Utamakan pemasangan stent pada semua kasus daripada angioplasti Riwayat pungsi lumbal dalam 24 jam sebelumnya
dengan balon. Fibrinolisis dapat dilakukan dengan pemberian:
Terbatas pada pembuluh darah yang lesi Streptokinase 1,5 juta unit dilarutkan dengan 100 ml Dekstrosa 5% atau
Utamakan akses melalui radial dibandingkan femoral, dilakukan oleh normal salin, selama 30-60 menit.
dokter berpengalaman. Alteplase 15 mg intravena, lalu 0,75 mg/kgBB 30 menit berikutnya dan
Aspirasi trombus secara rutin 0,6 mg/kgBB 60 menit berikutnya.
Penggunaan rutin alat proteksi distal tidak direkomendasikan Diikuti pemberian heparin. Unfractionated Heparin diberikan 60
Penggunaan rutin intraaortic baloon pump (IABP) selain pada syok unit/kgBB, dilanjutkan 12 unit/kgBB/jam. Low Molecular Weight
kardiogenik tidak direkomendasikan. Heparin, dosis inisial 30 mg intravena dan rumatan 1 mg/kgBB
subkutan.
Coronary Artery Bypass Grafting (CABG)
Tidak banyak pasien yang membutuhkan tindakan CABG.
Diindikasikan pada pasien dengan kelainan anatomis dan
tidak dapat dilakukan PCI serta pasien dengan komplikasi
gangguan mekanik pada jantung.
Indikasi
Amlodipine Metformin Glimepiride
• Hypertension • Diabetes mellitus tipe 2 Menurunkan kadar gula darah pada
• Coronary artery disease • Overweight, pengaturan diet dan penderita diabetes tipe II noninsulin
• Chronic-stable angina olahraga saja tidak dapat dependent. Dikombinasikan dengan
• Vasospastic angina mengendalikan kadar gula darah. Metformin bila kadar gula darah tidak
• Angiographically documented dapat dikendalikan dengan diet,
coronary artery disease in patients olahraga, penurunan BB.
without heart failure or an ejection
fraction < 40%

Miniaspi Fenofibrate Lisinopril


Pencegahan agregasi trombosit pasien • Hiperkolesterolemia • Hipertensi
infark miokard, unstable angina, atau • Hipertrigliseridemia • Gagal jantung kongestif
pencegahan serangan iskemik serebral
sementara.
Kontra Indikasi
Amlodipine
• Hipotensi berat, syok kardiogenik, gagal jantung setelah infark miokard akut.
• Riwayat alergi atau hipersensitifitas terhadap obat ini atau dihydropyridine

Metformin
• Gangguan fungsi ginjal, ketoasidosis, penyakit hati berat, dan penyakit jantung kongestif
• Menggunakan kontras media yang mengandung iodin dan menggunakan anestesi umum
• Wanita hamil dan menyusui.

Glimepiride
• Diabetes tipe 1, ketoasidosis diabetik
• Memiliki hipersensitivitas atau alergi terhadap Glimepiride, sulfonylurea atau sulfonamides.
• Wanita hamil atau menyusui.

Miniaspi
• Hipersensitif terhadap aspirin, luka lambung, wanita hamil trimester 3, anak-anak <12 tahun, pendarahan atau hemofilia, asam
urat, gangguan ginjal dan hati, ibu menyusui, trombositopenia, terapi antikoagulan.

Fenofibrate
• Hamil, menyusui, hipersensitivitas fotoalergi atau fototoksik selama pengobatan dengan fibrat atau ketofren, anak dan remaja
<18 tahun, gangguan hati berat, gangguan ginjal, riwayat batu empedu

Lisinopril
• Riwayat edema angioneurotik yang berhubungan dengan terapi ACE inhibitor sebelumnya.
Dosis dan Cara Penggunaan
Amlodipine Miniaspi
• Dosis awal anjuran 5 mg/d. Dosis pemeliharaan 5-10 mg/d • Dosis 80-160 mg 2 x per hari pada saat atau segera sesudah
• Usia 6-17 tahun: 2,5-5 mg oral sekali sehari. makan minum dengan segelas air (240 mL)
• Boleh sebelum makan atau sesudahnya • Jika melewatkan dosis, minum sesegera mungkin. Jika mendekati
waktu untuk berikutnya, lewati dosis dan kembali ke jadwal
pemberian dosis reguler Anda.

Metformin Fenofibrate
• Per oral 1-3 x sehari sesudah makanan • Dewasa : 1 kapsul 1x/hari saat makan atau setelah makan.
• Dosis metformin 500-3000 mg • 50-160 mg secara oral
• Minum secara teratur dan pada waktu yang sama setiap hari dan
periksa gula darah secara teratur

Glimepiride Lisinopril
• 1 x sehari per oral segera setelah sarapan • Dewasa awal 10 mg 1x/hari. Pemeliharaan : 20 mg sebagai dosis
• Dosis awal 1 mg sehari, dosis maksimum harian 8 mg tunggal . Dosis maksimal : 80 mg/hari. bersamaan dengan makan
• Telan tablet dengan setengah gelas air. Jangan atau sebelum makan.
dihancurkan/dikunyah • Gagal jantung kongestif awal 2,5 mg 1x/hari. Kisaran dosis
efektif : 5-20 mg/hari sebagai dosis tunggal.
• Pasien yang diterapi dengan diuretic harus dihentikan 2-3 hari
sebelum dan diberikan dengan dosis awal 5 mg.
Interaksi
Amlodipine Metformin Glimepiride
• Kombinasi dengan diuretik thiazide, alfa • Kombinasi dengan akarbosa • NSAID, obat dengan ikatan protein
blocker, beta blocker, penghambat ACE, • Kombinasi dengan insulin tinggi
nitrat • Kombinasi dengan sulfonilurea • Obat-obat yang cenderung menimbulkan
• Amlodipine dan digoxin • Kombinasi dengan pioglitazon hiperglikemia
• Amlodipine dan warfarin Kombinasi dengan repaglinid atau • Warfarin
• Ciclosporin dan tacrolimus nateglinid • Fenitoin, diklofenak, ibuprofen,
• Amlodipine naproksen dan asam mefenamat
• Rifampisin

Miniaspi Fenofibrate Lisinopril


• Antikoagulan oral • Antikoagulan oral • Indomethacin
• Asetosal • Ciclosporin • Litium
• Kortikosteroid atau AINS • Fibrat lain atau penghambat reduktase
• Spironolakton HMG-CoA.
• Furosemide
• Obat yang bersifat urikosurik.
Cara Penyimpanan Dan Cara Penyiapan
Obat Cara Penyimpanan Cara Penyiapan
Amlodipine Suhu ruangan, jangan dibekukan, jauhkan dari cahaya Telan dengan segelas air, dengan atau tanpa makanan,
langsung, tempat lembab, dan anak-anak jangan makan banyak jeruk bali merah saat minum obat ini
Metformin Wadah tertutup pada suhu ruangan, jangan dibekukan, Baca Selebaran Informasi Pasien sebelum mulai
jauhkan dari cahaya langsung, tempat lembab, dan anak- mengambil metformin dan setiap kali mendapatkan isi
anak ulang
Glimepiride Suhu ruangan, jangan dibekukan, jauhkan dari cahaya Harus diberikan label/etiket pada setiap nama obat
langsung, tempat lembab, dan anak-anak, jangan gunakan
jika sudah expired
Miniaspi Suhu ruangan, jangan dibekukan, jauhkan dari cahaya Harus diberikan label/etiket pada setiap nama obat
langsung, tempat lembab, dan anak-anak, jangan
membuang obat ke toilet atau menuangkannya ke
drainase
Fenofibrate Suhu ruangan, jauhkan dari jangkauan anak-anak Harus diberikan label/etiket (nama obat dan
kekuatannya,aturan minum).
Lisinopril Suhu ruangan, jauhkan dari jangkauan anak-anak Harus diberikan label/etiket pada setiap nama obat.
Obat Efek Samping Cara Penanganan
Amlodipine Pusing, takikardi, mual muntah, diare, ikterus, dada sesak, ruam kulit, Biasanya akan hilang sendiri tanpa diobati ketika mulai terbiasa. Jika
pembengakan wajah dan sekitarnya dalam jangka panjang periksakan ke dokter

Metformin Mual muntah, diare, rasa logam, asidosis laktat, berkeringat tiba-tiba, Makan sumber gula cepat seperti gula meja, madu, atau permen, atau
gemetar, detak jantung cepat, kelaparan, penglihatan kabur, pusing, atau minum jus buah atau soda non-diet, segera beri tahu dokter
kesemutan tangan / kaki, mengantuk  

Glimepiride Muntah, nyeri lambung, diare, pruritus, erythema, urtikaria, erupsi Jika merasakan gejala alergi langsung hentikan pemakaiannya, cari
morbiliform atau maculopapular, hyponatremia, kaburnya penglihatan, pertolongan medis, penanganan hiponatremia disesuaikan dengan tingkat
leukopenia, agranulositosis, trombositopenia, anemia hemolitik, anemia keparahan dan penyebabnya
aplastik, dan pansitopenia

Miniaspi Iritasi GI, mual muntah, perdarahan GI, tukak peptic, serangan dispneu, Jika merasakan gejala alergi langsung hentikan pemakaiannya, istirahat
reaksi kulit, trombositopenia dan rileks, cari pertolongan medis
Fenofibrate Sakit kepala, vertigo, mual muntah, diare, kembung, Diperhatikan jeda waktu pemberian obatnya,dan sebaiknya diminum saat
ruam,pruritus,urtikaria atau reaksi fotosensitifitas kutaneous eritema, malam hari saja, cari pertolongan medis
vesikulasi atau nodulasi pada kulit yang terpapar sinar matahari atau sinar
UV buatan, kelelahan
Lisinopril Hipotensi berat, edema angioneurotic, reaksi hipersensitif, kelelahan, Diperhatikan jeda waktu pemberian dengan obat yang lain (tidak diminum
mual, sakit kepala, batuk, diare secara bersamaan dengan semua obat yang telah diberikan)
Miniaspi
Diserap sangat cepat di lambung dan duodenum. Bioavailabilitas 50-
Farmakokinetika 75%. Volume distribusi 170 ml/kgBB, banyak pada jaringan. Pada
konsentrasi rendah, 90% aspirin terikat albumin. Semakin tinggi
konsentrasi aspirin, proporsi yang berikatan dengan protein semakin
rendah (kasus insufiensi renal dan kehamilan). Pada overdosis aspirin,
Amlodipine
hanya 30% yang berikatan dengan albumin.
Diabsorpsi dengan baik dengan level darah puncak antara 6-12 jam
setelah pemberian obat, tidak dipengaruhi oleh asupan makanan.
Bioavailability absolut diperkirakan antara 64-80%. Volume distribusi Fenofibrate
sekitar 21 l/kg. Waktu paruh eliminasi plasma terminal adalah sekitar
Diabsorpsi lewat usus secara cepat dan lengkap (90%), terutama bila
35-50 jam level plasma yang tetap dicapai setelah 7-8 hari. Diabsorpsi
diberikan bersama makanan. Pemecahan ikatan ester terjadi
oleh hati menjadi metabolit inaktif di mana 10% berupa komponen
sewaktu absorpsi dan kadar puncak plasma tercapai dalam 1-
utama dan 60% metabolit diekskresikan bersama urine.
4 jam. Lebih dari 95% obat terikat pada protein, terutama
albumin. Waktu paruh fibrat bervariasi :
gemfibrozil 1,1 jam dan fenofibrat 20 jam. Gemfibrozil
Metformin dapat menembus sawar plasenta. Hasil metabolisme asam fibrat
Durasi kerja sampai 24 jam, tidak berikatan dengan protein plasma, diekskresi dalam urin (60%) dalam bentuk glukuronid
tidak terjadi metabolisme dan diekskresikan oleh ginjal sebagai dan 25% lewat tinja.
senyawa aktif. Waktu paruh: 3-6 jam
Lisinopril
Bioavailabilitas rendah, sekitar 25% (berkurang menjadi 16% pada
Glimepiride orang dengan gagal jantung Class II-IV NYHA). Waktu yang
Durasi kerja sampai 24 jam, dimetabolisme dihati menjadi metabolit
dibutuhkan untuk mencapai puncak konsentrasi sekitar 7 jam. Puncak
inaktif
efek lisinopril terjadi sekitar 4 sampai 8 jam setelah pemberian.
Pemberian bersamaan dengan makanan tidak mempengaruhi
absorpsinya.
Miniaspi
Farmakodinamika Menghambat aktivitas enzim siklo-oksigenase melalui proses asetilasi
(ireversibel) mencegah proses pembentukan tromboksan A2 mencegahan
penimbunan platelet proses pembekuan darah.
Disebut juga dengan istilah Antikoagulan, Antiplatelet (Anti trombotik),
Amlodipine & Fibrinolitik (Trombolitik).
Menurunkan beban ischemic total melalui dua cara, yaitu :
Memperlebar arteriola periferal dan menurunkan afterload terhadap Fenofibrate
kerja jantung. Kecepatan jantung stabil, beban jantung menjadi Berikatan dengan PPARs (mengatur transkripsi gen), interaksi
berkurang sehingga menurunkan konsumsi energi myocardial dan dengan PPAR isotope α (PPARα), terjadi peningkatan oksidasi asam
oksigen. Dilatasi dari arteri koroner utama dan arteriola koroner, lemak, sintesis dan penurunan ekspresi Apo C-III.
meningkatkan pengiriman oksigen myocardial pada pengidap kejang Peninggian kadar LPL meningkatkan klirens lipoprotein yang kaya tri
arteri koroner (Prinzmetal’s atau variant angina). gliserid, Penurunan Apo C-III hati akan menurunkan VLDL. HDL
meningkat secara moderat karena peningkatan ekspresi Apo A-I
dan Apo-II. LDL hanya sedikit menurun karena meningkatnya afinitas
Metformin LDL terhadap reseptor LDL dan meningkatnya jumlah reseptor LDL
Bekerja langsung pada hati (hepar), menurunkan produksi glukosa
karena peningkatan produksi SREBP-1 (Sterol
hati. Tidak merangsang sekresi insulin oleh kelenjar pankreas.
Regulatory Element Binding Proteins-1) hati di induksi oleh PPARa.

Glimepiride
Merangsang sekresi insulin di kelenjar pankreas, sehingga hanya Lisinopril
efektif pada penderita diabetes yang sel-sel ß pankreasnya masih Menghambat angiotensin-converting enzyme / ACE (peptide dipeptidase)
berfungsi dengan baik yang mengkatalis perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II, sebuah
substansi vasokonstriktor yang menstimulasi sekresi aldosteron dari
korteks adrenal. Efek positif penekanan pada sistem renin-angiotensin-
aldosteron.
Dampak Ketidakpatuhan Kontrol Kesehatan dan
Minum Obat Pasien Terhadap Kondisi Kesehatannya

DM Tipe 2 Dislipidemia Hipertensi


Dampak konsumsi obat diabetes yang tidak Pengobatan kolesterol yang diperlukan Fungsi obat hipertensi menurunkan tekanan
teratur dibagi menjadi dua, yaitu : adalah kestabilan kadar obat dalam darah darah dan mencegah timbulnya komplikasi
• Akut karena yang diobati gangguan jangka panjang. Pasien sering
Hipoglikemia, krisis hiperglikemia berupa metabolismenya. Ketika pasien menghentikan pengobatan saat gejalanya
diabetik ketoasidosis dan hiperglikemi mengonsumsi obat, kadar kolesterol sudah tidak terasa. Ketidakpatuhan dalam
hiperosmolar kembali normal, tetapi gangguan minum obat hipertensi juga bisa memicu
• Kronik (menahun) metabolismenya tetap ada. Kalau pasien rebound. Artinya tekanan darah yang sudah
Makroangiopati menyebabkan komplikasi tidak rutin mengonsumsi obat, turun saat diobati tiba-tiba bisa melonjak
pada pembuluh darah jantung (PJK) dan kolesterolnya akan kembali naik. Oleh lebih tinggi saat obat dihentikan. Jika
pembuluh darah otak (stroke). Dan karena itu, pasien kolesterol tinggi perlu gejalanya berkurang, dokter akan
mikroangiopati (menyerang pembuluh melakukan kontrol rutin berulang untuk menurunkan dosisnya dan tidak
darah kecil dari tubuh) berupa nefropati mengendalikan kadar kolesterol dan dosis menghentikan pengobatan sama sekali,
(penurunan fungsi ginjal yang dapat obatnya. Memungkinkan ada pengobatan sehingga harus rajindan rutin kontrol ke
berakhir dengan gagal ginjal), retinopati seumur hidup dengan dosis obat yang dokter. Pengobatan dengan satu tablet
diabetik, dan neuropati (hilangnya sensasi terkontrol. Dosis yang diberikan bisa lebih kombinasi dapat meningkatkan kepatuhan
di bagian ujung-ujung kaki dan tangan, rendah saat kadar kolesterol terkendali, atau minum obat bisa menunda risiko serangan
sering kesemutan, rasa terbakar).  lebih tinggi saat kolesterol meningkat. jantung hingga 10 persen.
Isu Terkait Penyakit Kronis dan Covid19
Hipertensi Dislipidemia Diabetes Tipe 2

Antihipertensi golongan ACEI Ditemukan bahwa pasien dengan penyakit Orang-orang dengan diabetes memiliki
(captopril dan lisinopril) serta golongan kardiovaskular yang mendasari atau faktor resiko lebih tinggi untuk mengembangkan
ARB(candesartan dan valsartan) berdampak risiko penyakit kardiovaskular memiliki komplikasi saat terkena infeksi dengan
buruk terhadap keparahan dan mortalitas risiko tinggi mengalami penyakit parah atau virus. Diabetes kini dinyatakan
COVID-19. Tidak ada bukti yang kematian akibat COVID-19. Hubungan berhubungan erat dengan tingkatkematian
menunjukkan bahwa pengobatan antara penyakit paru obstruktif kronik, dan morbiditas yang disebabkan oleh
sebelumnya dengan ACEI atau ARB asma, atau merokok, dan tingkat keparahan COVID-19. Sebagai tambahan, WHO dan
meningkatkan risiko infeksi atau COVID-19. Penelitian yang telah dilakukan CDC telah menyatakan diabetes sebagai
munculnya komplikasi berat dari infeksi tentang dislipidemia, salah satu faktor salah satu factor resiko potensial dari
COVID-19. Hipertensi merupakan salah risiko terpenting dari penyakit COVID-19 (CDC COVID-19 RESPONSE
satu komorbiditas yang paling umum (20- kardiovaskular. dislipidemia berpotensi TEAM, 2020). Resiko infeksi lebih tinggi
30% kasus) terkait dengan kebutuhan berperan dalam tingkat keparahan infeksi pada pengguna insulin diabetic dengan
terhadap ventilator karena komplikasi COVID-19. morbiditas 2 sampai 4 tahun. sangat penting
pernafasan parah. Pengobatan yang untuk memberikan perawatan yang pro
dianjurkan adalah kombinasi ACEI atau aktif dan melakukan screening tests
ARB dengan penghambat kanal
kalsium/calcium channel blocker (CCB)
atau thiazide / thiazide like diuretic.
Edukasi Konseling
• Rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah • Selamat siang ibu/pak, perkenalkan saya dokter…
• Jika mengalami obesitas maka harus menurunkan • Saat ini saya akan melakukan konseling mengenai
berat badan obat yang akan dikonsumsi dan penyakit yang
• Mengurangi konsumsi garam krn garam dapat ibu/bapak alami
meningkatkan TD • Disni ada 6 jenis obat dengan aturan pakai seperti ini
• Berolahraga, dapat menurunkan TD ya ibu/bapak…(contoh : ini amlodipine obat untuk HT
• Berhenti merokok dan menghindari asap rokok diminum 1x1 pagi hari sebelum atau sesudah makan)
• Mengurangi konsumsi lemak jenuh seperti makanan • Jadi setelah ibu/bapak tahu mengenai obat-obatanya,
bersantan, goreng-gorengan, jeroan, dll saya juga ingin memberi edukasi mengenai perubahan
gaya hidup yang dapat membantu ibu/bapak
memperoleh hasil pengobatan yang lebih maksimal
yaitu (sebutkan edukasi)
• Tetapi jika ibu/bapak tidak patuh dalam mengonsumsi
obat dan melakukan perubahan gaya hidup maka akan
berdampak buruk seperti (sebutkan dampak buruknya)
Thanks

Anda mungkin juga menyukai