Anda di halaman 1dari 30

KOMUNIKASI DAN KONSELING

PENYAKIT HIPERTENSI DAN JANTUNG

Kelompok 9
Anindiya Hidayah Rahmawati Jecky Rahman
Aliyah Cahyani Nahdia Fazri Mahmuda
Cindy Surtika Pradita Putri Suratman
Hilman Aulia Rahman Yuke Nur Fadihilah
PENGERTIAN KONSELING

Konseling Obat merupakan proses interaktif


antara apoteker dengan pasien atau keluarga
pasien untuk meningkatkan pengetahunan,
pemahaman, kesadaran, dan kepatuhan sehingga
terjadi perubahan prilaku dalam penggunaan obat
dan menyelesaikan maslah yang dihadapi pasien
TUJUAN

a. Memantapkan hubungan terapetik antara Apoteker dengan Pasien dan


mengembangkan perasaan “TRUST”
b. Menunjukan perhatian dan asuhan Apoteker kepada Pasien
c. Membantu pasien me-manage dan beradaptasi dg obat yang digunakannya
d. Membantu pasien me-manage dan beradaptasi dg penyakit yang dideritanya
e. Mencegah atau meminimalisasi PROBLEM PASIEN yang berkaitan
dengan: cara menggunakan obat, efek samping obat, tanda-tanda toksisitas,
cara penyimpanan obat, dan lain-lain;
f. Menjamin kepatuhan pasien dalam menggunakan obat sehingga
tujuan/sasaran pengobatan yang optimal dapat tercapai dengan risiko yang
paling minimal
MANFAAT BAGI PASIEN

a. Mengurangi kesalahan dalam penggunaan obat


b. Mengurangi ketidakpatuhan
c. Mengurangi obat yang merugikan (ADE)
d. Memastikan bahwa obat digunakan dengan aman dan efektif
e. Bimbingan merawat diri sendiri
f. Bimbingan dalam peningkatan kualitas hidup
g. Mengurangi biaya Kesehatan pribadi, pemerintah atau masyarakat.
MANFAAT BAGI APOTEKER

a. Peningkatan perlindungan hukum terhadap praktek Apoteker, dengan


memberi informasi yang komprehensif
b. Peningkatan martabat apoteker dihadapan teaga profesianal lain
c. Peningkatan mutu pelayanan professional apoteker
d. Pelayanan tambahan sehingga menarik konsumen
e. Menghindari apotejer dari tuntutan kesalahan penggunaan obat
(Mediaction Error)
HIPERTENSI

Pengertian Hipertensi (WHO)


Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana
peningkatan darah sistolik berada diatas ambang batas normal yaitu
lebih dari 140mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90mmHg.
Tekanan darah ditentukan oleh dua faktor utama yaitu curah jantung dan
resistensi perifer.
ETIOLOGI
Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi menjadi hipertensi
sekunder dan hipertensi essensial.
Hipertensi esensial atau primer atau idiopatik adalah hipertensi
tanpa kelainan dasar patologi yang jelas, lebih dari 90% kasus
merupakan hipertensi essensial. Penyebab multifaktorial meliputi
faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik mempengaruhi
1 kepekaan terhadap natrium, stress, reaktivitas pembuluh darah
terhadap vasokontriktor, resistensi insulin dll. Sedangkan yang
1 2 termasuk faktor lingkungan antara lain diet, kebiasaan merokok,
stress, emosi dan obesitas.
3
4
Hipertensi sekunder meliputi 5-10% kasus hipertensi ini
disebabkan akibat penyakit ginjal yaitu hipertensi renal, hipertensi
endokrin yang diakibatkan kelainan korteks adrenal seperti sindrom
chusing, hipertiroidisme, hiperparatiroidisme, kelainan saraf pusat,
2 obat-obatan dan lain-lain.
Contoh obat-obatan yang dapat menyebabkan hipertensi adalah
kontrasepsi hormonal, kortikosteroid, efedrin, amgfetamin, kokain,
siklosporin dan eritopoetin
Patofisiologi
Tekanan darah arteri adalah tekanan yang diukur pada dinding arteri dalam millimeter merkuri. Dua
tekanan darah arteri yang biasanya diukur, tekanan darah sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik
(TDD). TDS diperoleh selama kontraksi jantung dan TDD diperoleh setelah kontraksi sewaktu bilik
jantung diisi. Banyak faktor yang mengontrol tekanan darah berkontribusi secara potensial dalam
terbentuknya hipertensi; faktor-faktor tersebut adalah
1. ƒ Meningkatnya aktifitas sistem saraf simpatik (tonus simpatis dan/atau variasi diurnal), mungkin
berhubungan dengan meningkatnya respons terhadap stress psikososial dll
2. Produksi berlebihan hormon yang menahan natrium dan vasokonstriktor
3. Asupan natrium (garam) berlebihan ƒ
4. Tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium
5. Meningkatnya sekresi renin sehingga mengakibatkan meningkatnya produksi angiotensin II dan
aldosteron ƒ
6. Defisiensi vasodilator seperti prostasiklin, nitrik oxida (NO), dan peptide natriuretik
7. Perubahan dalam ekspresi sistem kallikrein-kinin yang mempengaruhi tonus vaskular dan
penanganan garam oleh ginjal ƒ
8. Abnormalitas tahanan pembuluh darah, termasuk gangguan pada pembuluh darah kecil di ginjal ƒ
9. Diabetes mellitus
10.Resistensi insulin ƒ
11.Obesitas
12.Meningkatnya aktivitas vascular growth factors
13.Perubahan reseptor adrenergik yang mempengaruhi denyut jantung, karakteristik inotropik dari
jantung, dan tonus vaskular
14.Berubahnya transpor ion dalam sel
Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah oleh JNC 7 untuk pasien dewasa (umur ≥ 18 tahun) berdasarkan rata-rata pengukuran
dua tekanan darah atau lebih pada dua atau lebih kunjungan klinis
GEJALA KLINIS
Secara umum pasien dapat terlihat sehat
atau beberapa diantaranya sudah
mempunyai faktor resiko tambahan
tetapi kebanyakan asimptomatik.
PENATALAKSANAAN HIPERTENSI

TERAPI NON FARMAKOLOGI


Modifikasi gaya hidup yang penting yang terlihat menurunkan
tekanan darah adalah mengurangi berat badan untuk individu yang
obes atau gemuk; mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach
to Stop Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium; diet
rendah natrium; aktifitas fisik.
Fakta-fakta berikut dapat diberitahu kepada pasien supaya pasien
mengerti rasionalitas intervensi diet:
a. Hipertensi 2 – 3 kali lebih sering pada orang gemuk dibanding
orang dengan berat badan ideal
b. Lebih dari 60 % pasien dengan hipertensi adalah gemuk
(overweight)
c. Penurunan berat badan, hanya dengan 10 pound (4.5 kg) dapat
menurunkan tekanan darah secara bermakna pada orang gemuk
d. Obesitas abdomen dikaitkan dengan sindroma metabolik, yang
juga prekursor dari hipertensi dan sindroma resisten insulin yang
dapat berlanjut ke DM tipe 2, dislipidemia, dan selanjutnya ke
penyakit kardiovaskular.
e. Diet kaya dengan buah dan sayuran dan rendah lemak jenuh
dapat menurunkan tekanan darah pada individu dengan
hipertensi.
f. Walaupun ada pasien hipertensi yang tidak sensitif terhadap
garam, kebanyakan pasien mengalami penurunaan tekanan darah
sistolik dengan pembatasan natrium.
TERAPI FARMAKOLOGI
Berikut penggolongan obat anti hipertensi:
1. Diuretik
Diuretik bekerja meningkatkan eksresi natrium, air dan klorida sehingga menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler
sehingga terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah, selain itu beberapa diuretik juga menurunkan resistensi perifer
sehingga menambah efek hipotensinya.
Diuretik terdiri dari 3 golongan yaitu :
a. Golongan thiazid seperti Hydrochlorthiazie (HCT)
b. Loop diuretic (diuretik kuat) seperti furosemid
c. Diuretik hemat kalium seperti spironolacton
2. Calcium Channel Bloker (CCB)
CCB adalah sekumpulan obat yang berbeda dala struktur kimia, sifat farmakologis dan efek terapeutiknya namyn
memiliki efek yang sama yaitu memblokade kanal kalsium pada membran sehingga menghambat kalsium masuk
kedalam sel. Pada penghambatan kanal kalsium didalam sel akan menyebabkan vasodilatasi, menghambat laju
jantung dan menurunkan kontraktilitas miokard sehingga menurunkan tekanan darah.
CCB dibagi menjadi 3 golongan yaitu:
a. CCB golongan dihidropiridin seperti Nifedipin, amlodipin, diltiazemn, nicardipin
b. CCB golongan fenilalkilamin seperti verapamil
c. CCB golongan benzotiazepin seperti Dihidropiridin
3. Inhibitor Sistem Renin Angiotensin
pada golongan ini dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Ace Inhibitor
Ace Inhibitor bekerja menghambat perubahan
angiotensin 1 menjadi angiotensin 2 sehingga terjadi
vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron.
Vasodilatasi akan menurunkan tekanan darah sedangkan
berkurangnya aldosteron akan menyebabkan sekresi air,
natrium dan retensi kalium.
Contoh obat golongan ini adalah captopril, ramipril,
enalapril, lisinopril
b. Angitensin reseptor blocker (ARB)
ARB bekerja dengan cara memblokade reseptor AT1
sehingga menyebabkan vasodilatasi, menurunkan
hipertrofi vaskular. ARB tidak dipengaruhi oleh
metabolisme bradikinin sehingga ARB tidak memiliki
efek samping batuk kering dan angidema.
Contoh obat golongan ini adalah losartan, valsartan,
candesartan, irbesartan, telmisartan
c. Direct renin inhibitor
contoh obat golongan ini adalah aliskiren
4. Adrenergik inhibitor
pada adrenergik inhibitor dibagi menjadi 3 golongan yaitu:
a. Simpatolitik sentral yang bekerja dengan cara menurunkan aktifitas
syaraf simpatis, obat ini menjadi pilihan utama jika penderita
hipertensi disertai dengan aktifitas syaraf simpatis yang tinggi seperti
takikardi, gelisah dll
contoh obat golongan ini adalah reserpin, clonidin metyldopa

b. Alfa 1 adrenergic blocker yang bekerja dengan cara memblokade


adrenoresptor alfa 1 pada otot polos pembuluh darah sehingga
menebabkan vasodilatasi, menurunkan retensi perifer dan menurunkan
tekanan darah.
Contoh obat golongan ini adalah prazosin, terazosin, doxazosin

c. Beta adrenergic blocker yang bekerja dengan cara memberikan


hambatan terhadap reseptor beta. Golongan ini terdiri dari 2 jenis yaitu
kardioselektif (afinitas lebih tinggi terhadap reseptor beta 1 daripada
beta 2) dan non selektif (memiliki afinitas yang sama terhadap reseptor
beta satu dan beta dua)
contoh obat beta bloker kardioselektif adalah bisoprolol, atenolol,
metoprolol dan acebutolol
contoh obat beta bloker nonselektif adalah propranolol, timolol,
labetolol
KOMBINASI OBAT HIPERTENSI

Obat hipertensi lini pertama yang biasa di berikan oleh Dokter yaitu : Beta Bloker, ACE
Inhibitor, diuretic dan Calsium Channel Bloker. Bila obat ini belum cukup maka
menggunakan lini kedua biasanya yaitu, vasodilator, alfa bloker, alfa beta bloker,dan
aldosterone receptor antagonist, namun bebarapa jenis diuretik juga bisa digunakan untuk
lini kedua.

Selain itu ada beberapa obat- obatan anti hipertensi yang sudah dikombinasikan yang
biasanya dari golongan diuretik, beta bloker, ACE inhibitor, Angiotensin II Receptor bloker
(ARB), dan calcium bloker. Bebrapa contohnya : Lotensin HCT (Kombinasi Benazepril
ACE Inhibitor dengan Hydroclortiazide Diuretik) atau Tenoretik (Kombinasi Atenolol Beta
Bloker dengan Chlortalidone Diuretik).
KAPAN OBAT ANTIHIPERTENSI DIMINUM

Jika termasuk Prehipertensi maka cukup merubah gaya hidup

Jika Hipertensi Maka Rubahlah Gaya Hidup dan Minum Obat


american heart association menyebutkan bahwa obat hipertensi harus
diminum secara teratur sesuai dengan dosis dan waktu yang berikan oleh
dokter agar bekerja secara maksimal.
Bila tidak diminum sesuai dengan ketentuan, contohnya melewatkan obat
sehari atau menurunkan/menaikan dosis obat tanpa sepengetahuan dokter
terlebih dahulu sehingga tekanan darah tidak terkontrol dengan baik,
sehingga dapat meneyabakan resiko penyakit gagal jantung atau bisa jadi
gagal ginjal.
WAKTU YANG TEPAT UNTUK MINUM OBAT HIPERTENSI

Sebagian besar obat antihipertensi diminum satu kali sehari, yaitu pada
pagi atau malam hari, dokter akan menntukan kapan waktu minum sesuai
dengan kapan puncak tekanan darah tinggi anda muncul.
Pada umumnya tekanan darah akan meninggi ketika pagi hari sekitar
pukul 09.00-11.00 tetapi menurut Uropean Heart Journal pada tahun 2019
menyebutkan bahwa minum obat hipertensi lebih efektif dilakukan pada
malam hari. hal ini karena seiring bertambahnya usia, pola tekanan darah
manusia cenderung tidak turun dan tetap tinggi di malam hari.
PENYEBAB OBAT ANTI HIPERTENSI TIDAK AMPUH

• Tidak mengkonsumsi obat sesuai anjuran dari dokter


• Menerapkan pola makan yang tidak sehat
• Kesalahan dalam pengecekan tekanan dara (Human Error)
• Kurang olah raga dan peroko aktif
• Mengkonsumsi obat obatan yang mempengaruhi kinejra obat hipertensi
atau biasa disebut interaski obat.
J E N I S O B AT YA N G H A R U S D I WA S PA D A I

• NSID
Nonsertoidal Anti-Inflammatory drug (NSID) atau biasa disebut obat Pereda nyeri dapat menimbulkan
peningkatan tekanan darah melalui mekanisme kerja penghambatan prostaglandin dan prostasiklin yang
menyebabkan vasokonstriksi ginjal, peningkatan resobsi Natrium dan air serta menurunkan ekskresi Natrium.
Contoh obatnya : Aspirin, Ibuprofen, Diklofenak, Ibuprofen.
• Obat batuk golongan dekongestan
Dekongesatan (Pseudoephedrine) dapat mempersempit pembuluh darah sehingga tekanan darah akan
meningkat.
• Pil KB
Pil KB atau Alat Kontrasepsi hormonal dapat mempersempit pembuluh darah sehingga tekanan darah
meningkat, Dan efek meningkatnya tekanan darah tidak terjadi pada semua Wanita. resiko akan meningkat
pada Wanita umur 35 tahun, kelebihan berat badan, perokok.
• Obat sakit kepala atau Migran
Beberapa obat untuk migrain bekerja dengan cara mengencangkan pembuluh darah dikepala untuk meredakan
migrain. Namun, mereka juga mempersempit pembuluh darah pada tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan
peningkatan tekanan darah.
JANTUNG

Definisi
Jantung adalah organ vital yang berfungsi sebagai pemompa
darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi ke
seluruh tubuh. Apabila jantung mengalami gangguan,
peredaran darah dalam tubuh dapat terganggu sehingga
menjaga kesehatan jantung sangatlah penting agar terhindar
dari berbagai jenis penyakit jantung.
BAGIAN BAGIAN JANTUNG

1. Aorta
2. Vena Kava Superior
3. Arteri Pulmonalis
4. Katup Aorta
5. Atrium (serambi)
6. Vena Pulmonalis
7. Katup Trikuspidalis
8. Katup Mitral
9. Ventrikel
10. Vena Kava Inferior
11. Katup Atrioventrikular
12. Dingding jantung
FUNGSI DAN CARA KERJA JANTUNG

Jantung memilik fungsi memompa darah ke seluruh tubuh serta menampungnya untuk
kembali setelah organ paru-paru membersihkan darah tersebut. Jantung
mempersiapkan dan mengalirkan oksigen yang terdapat dalam darah ke seluruh tubuh,
juga membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida)

Cara kerja jantung adalah sebagai berikut: darah kaya oksigen dari paru-paru mengalir ke
atrium kiri dan kanan jantung. Setelah atrium terisi dengan darah, otot ventrikel
berkontraksi untuk memompa darah keluar dari jantung. Ventrikel kanan memompa darah
ke paru-paru untuk mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida, sedangkan
ventrikel kiri memompa darah kaya oksigen ke seluruh tubuh. Kontraksi otot jantung
dikendalikan oleh sistem saraf dan hormon. Klep-klep jantung membantu mencegah aliran
balik darah saat jantung berkontraksi. Dinding jantung sendiri memerlukan pasokan darah
untuk memenuhi kebutuhannya, yang diambil dari arteri koroner.
JENIS-JENIS PENYAKIT JANTUNG

Ada berbagai jenis penyakit jantung, beberapa di antaranya adalah:


1. Penyakit jantung koroner: terjadi ketika pembuluh darah yang memasok darah ke jantung tersumbat, sehingga
jantung tidak mendapatkan pasokan darah dan oksigen yang cukup.
2. Serangan jantung: terjadi ketika terdapat penyumbatan total atau sebagian pada pembuluh darah yang
memasok darah ke jantung, sehingga sebagian jaringan jantung dapat mati.
3. Gagal jantung: terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah dengan cukup kuat untuk memenuhi
kebutuhan tubuh.
4. Aritmia: terjadi ketika irama jantung tidak normal atau tidak teratur.
5. Katup jantung bermasalah: terjadi ketika salah satu atau beberapa katup jantung tidak berfungsi dengan baik.
6. Kardiomiopati: terjadi ketika otot jantung melemah atau kaku, sehingga jantung tidak dapat memompa darah
dengan baik.
7. Endokarditis: terjadi ketika lapisan dalam jantung dan katupnya terinfeksi.
8. Pericarditis: terjadi ketika lapisan luar jantung terinfeksi atau meradang.
G E J A L A P E N YA K I T J A N T U N G

Beberapa gejala penyakit jantung yang umum adalah:


1. Nyeri dada atau tekanan di dada.
2. Sesak napas atau sulit bernapas.
3. Detak jantung tidak teratur atau terlalu cepat.
4. Merasa lelah atau lelah dengan cepat.
5. Nyeri di bagian tubuh lain, seperti lengan, bahu, atau rahang.
6. Berkeringat secara tiba-tiba atau berkeringat lebih banyak dari biasanya.
7. Mual atau muntah.
8. Pusing atau kehilangan keseimbangan.

Namun, penting untuk diingat bahwa beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala jantung yang jelas atau khas. Oleh
karena itu, jika Anda memiliki faktor risiko penyakit jantung, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, atau diabetes,
sangat penting untuk menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin dan berkonsultasi dengan dokter jika Anda memiliki
kekhawatiran tentang kesehatan jantung Anda.
CARA PENCEGAHAN PENYAKIT JANTUNG

Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah penyakit jantung:


1.Mengatur pola makan yang sehat.
2.Menjaga berat badan yang sehat
3.Berolahraga secara teratur
4.Menghindari merokok dan alkohol.
5.Mengelola stres
6.Mengontrol tekanan darah dan kolesterol
7.Melakukan pemeriksaan jantung secara rutin ke dokter.
P E N AT A L A K S A N A N T E R A P I F A R M A K O L O G I S

1. Anti Iskemi 2. Anti Trombotik


Obat golongan Nitrar Golongan Obat Penghambat Siklo-Oksigenase (COX)
- Nitroglycerin - Aspirin
- Isosorbid dinitrate
Gol. Antagonis Reseptor Adenosin Diphospat
- Isosorbid mononitrate
- Pentaeritriol tertranitrat
- Clopidogrel
Calsium Channel bloker Gol. Antikoagulan Oral
- Verapamil - Warfarin
- Nifedipin
Gol. Trombolitik / Fibrinolitik
- Felodipin
- Alteplase
- Amlodipin
- Nikardipin - Streptokinase
- Diltiazem Gol. ACE Inhibitor
β – Adreniergic Blocling Agent - Captopril
- Metoprolol
- Lisinopril
- Propanolol
- Atenolol
- Ramipril
T E R A P I FA R M A K O L O G I

1.Obat Antiplatelet Obat ini digunakan untuk mencegah pembekuan darah yang dapat menyebabkan
serangan jantung atau stroke. Contoh obat antiplatelet adalah aspirin,
2.Beta-Blocker Beta-blocker adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan
denyut jantung. Obat ini dapat membantu mengurangi risiko serangan jantung, gagal jantung, dan
aritmia.
3.Inhibitor ACE (Angiotensin-Converting Enzyme) Inhibitor ACE digunakan untuk menurunkan
tekanan darah dan mengurangi kerusakan pada jantung akibat hipertensi. Contoh obat ini adalah
enalapril atau lisinopril.
4.Obat Penurun Kolesterol Obat penurun kolesterol seperti statin digunakan untuk menurunkan
kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah, yang dapat membantu mencegah penyakit jantung.
5.Obat Pengencer Darah Obat pengencer darah seperti warfarin atau heparin digunakan untuk
mencegah pembentukan gumpalan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah dan
menyebabkan serangan jantung atau stroke.
6.Obat Antihipertensi Obat antihipertensi digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan
mencegah kerusakan pada jantung akibat hipertensi. Contoh obat ini adalah diuretik, beta-blocker,
dan inhibitor ACE.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai