Seiring perkembangan zaman, banyak orang tidak lagi terlalu menganggap pola
hidup sehat sebagai hal yang penting. Mereka melakukan aktivitas dan gaya hidup yang
dianggap praktis, seperti menyantap makanan cepat saji yang diketahui dapat
mencentuskan resiko obesitas jika tidak diseimbangkan dengan aktivitas fisik seperti
berolahraga. Hal itulah yang akhirnya membuat banyak orang usia muda sangat rentan
terkena penyakit berbahaya salah satunya hipertensi.
Hipertensi dapat didefiniskan sebagai tekanan darah atau denyut jantung yang
lebih tinggi dari pada normal karena penyempitan pembuluh darah atau gangguan
lainnya. Biasanya hipertensi dapat terlihat dari peningkatan tekanan darah sistolik dari
140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang
waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang.1 Hipertensi dapat
diklasifikasikan berdasarkan tingginya tensi darah dan berdasarkan etiologinya. Untuk
pembagian yang lebih rinci The Joint National Committee on prevention, detection,
evaluation and treatment of high blood pressure (JNC) membuat klasifikasi yang
mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Pada JNC V (1992) hipertensi dibagi dalam
4 tingkat: ringan, sedang, berat, dan sangat berat. Pada JNC VI (1997) hipertensi dibagi
menjadi tingkat 1, tingkat 2, dan tingkat 3 ditambah satu kelompok hipertensi sistolik
terisolasi. Sedangkan, klasifikasi terbaru (JNC VII, 2003) hanya membagi hipertensi
menjadi tingkat 1 dan tingkat 2 dan menghilangkan kelompok hipertensi sistolik
terisolasi.2
Klasifikasi Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Kini semakin banyak bukti kuat bahwa mungkin terdapat perbedaan penting
antara golongan obat antihipertensi yang berbeda dan efeknya terhadap komplikasi
tekanan darah tinggi. Contohnya, obat antihipertensi yang paling banyak digunakan
adalah golongan ACE Inhibitor yaitu Katopril. Pada pengunaanya obat golongan ini
banyak dikombinasikan dengan golongan antihipertensi yang lain misalnya Diuretik
golongan Thiazid. Antihipertensi golongan ACE Inhibitor lebih efektif apabila
digunakan dalam bentuk kombinasi dengan Diuretik golongan Thiazid dari pada
digunakan terpisah.6 Penelitian lain menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi
Beta-Blocker bersama Diuretik beresiko lebih tinggi menderita diabetes. Penelitian awal
dari sebuah penelitian berskala besar yaitu ASCOT, menujukkan adanya perbedaan
signifikan antara kombinasi dua jenis (kombinasi obat ACE Inhibitor dengan CCB
dibandingkan kombinasi Beta-Blocker dengan Diuretik). Hasil tersebut menujukkan
bahwa mungkin ada perbedaan antara masing-masing golongan obat dan hal tersebut
mungkin berdampak besar terhadap penangan hipertensi di masa depan.7
Seperti yang telah dijelaskan diatas, tingkat prevalensi hipertensi didunia cukup
tinggi. Hipertensi bukan hanya menyerang orang tua, namun orang berusia muda kini
rentan mengalami hipertensi. Untuk itu perubahan gaya hidup, aktivitas fisik yang
teratur, dan keteraturan dalam mengonsumsi obat antihipertensi dengan pemilihan yang
tepat terbukti menurunkan risiko kardiovaskular.
DAFTAR PUSTAKA
5. James PA, Oparil S, Carter BL, Cushman WC, Dennison Himmelfarb C, Handler J,
et al. Eight report of the Joint National Committee on prevention.
7. Palmer, Anna. 2007. Simple Guide Tekanan Darah Tinggi. Jakarta Pusat: Erlangga.
ANTIHIPERTENSI
DISUSUN OLEH:
LILY SABET
G1A116023
DOSEN PEMBIMBING :
UNIVERSITAS JAMBI
2017/2018