PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1. Hipertensi 3
2.1.1 . Definisi dan Klasifikasi 3
2.1.2 Patofisiologi 5
2.2 Angiotensin Reseptor Bloker 7
2.2.1 Macam-macam 11
2.2.2 Efek Samping 16
2.3 Penggunaan Angiotensin Reseptor Bloker 17
BAB 3 KESIMPULAN 22
DAFTAR PUSTAKA 23
III
IV
BAB I
Pendahuluan
1
mengurangi sekresi aldosteron. Ketiga efek ini secara bersama-sama
akan menyebabkan penurunan tekanan darah.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
Definisi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg . Level tekanan darah haruslah
disetujui untuk evaluasi dan terapi pasien dengan hipertensi. Mengingat
risiko berbagai penyakit dapat meningkat akibat hipertensi yang
berlangsung terus-menerus, maka perlu adanya sistem klasifikasi yang
esensial untuk dijadikan dasar diagnosis dan terapi hipertensi.
Berdasarkan rekomendasi Seventh Report of the Joint National Commitee
of Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure (JNC VII). Klasifikasi tekanan darah pada tabel dimaksudkan
setiap tekanan yang terukur (tekanan rata-rata) pada dua kali atau lebih
3
pengukuran, dalam posisi duduk. Keadaan prehipertensi tidak dimasukkan
ke dalam kategori penyakit, namun perlu diingat bahwa keadaan tersebut
berisiko tinggi untuk berkembang ketahap hipertensi. Dengan demikian,
bila ditemukan pasien dengan prehipertensi, maka perlu segera dicari
faktor risikonya dan sedapat-dapatnya faktor risiko tersebut dimodifikasi.
4
Normal < 120 < 80 Anjuran Tidak Perlu Gunakan obat
menggunakan yang spesifik
Pre-Hiperte 120-13 80-89 Ya obat dengan indikasi
nsi 9 antihipertensi (resiko). ‡
Hipertensi 140-15 90-99 Ya Untuk semua Gunakan obat
9 kasus gunakan yang spesifik
Stage 1
diuretik jenisdengan indikasi
thiazide, (resiko).‡Kemud
pertimbangkan ian tambahkan
ACEi, ARB, BB, obat
CCB, atauantihipertensi
kombinasikan (diretik, ACEi,
ARB, BB,
Hipertensi >160 >100 Ya Gunakan CCB) seperti
kombinasi 2 obat yang dibutuhkan
Stage 2
(biasanya diuretik
jenis thiazide dan
ACEi/ARB/BB/C
CB
2.1.2 Patofisiologi
5
ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan
tekanan darah (Anggraini, 2008).
6
abnormalitas dari faktor-faktor tersebut, yang ditandai dengan peningkatan
curah jantung dan / atau ketahanan periferal. Selengkapnya dapat dilihat
pada bagan.
7
2.2 Angiotensin-Receptor Blocker
Sejak lebih kurang 100 tahun yang lalu, dengan ditemukannya renin,
Tigerstedt dan Bergman mulai membahas hubungan hipertensi dengan
ginjal. Percobaan Goldblatt (1934) menunjukkan bahwa hipertensi dapat
diinduksi dengan melakukan unilateral clamp arteri renalis. Tahun 1940
ditemukan pressor agent yang sebenarnya berperan dalam rangkaian
renin, yang kemudian diberi nama Angiotensin. Kemudian berhasil
diidentifikasi dua bentuk angiotensin yang dikenal, yaitu Angiotensin I dan
Angiotensin II.
8
Timbulnya iskemia general atau lokal akan mengaktivasi kedua sistem
RAS, baik lokal maupun sistemik. RAS general akan berperan dalam
regulasi sistem kardiovaskuler/hemodinamik dalam jangka waktu singkat
dan cepat. Aktivasi RAS sistemik ini akan menyebabkan pemulihan
tekanan darah dan homeostasis kardiovaskuler. Sedangkan aktivasi RAS
lokal akan meregulasi dalam jangka waktu yang lebih panjang dan
homeostasis kardiovaskuler lewat aktivasi angiotensin jaringan dan
degradasi bradikinin.
9
Pengaturan tonus pembuluh darah (relaksasi & konstriksi) dilakukan
melalui keseimbangan dua kelompok vasoaktif, yaitu vasoconstriction
agent dan vasodilatation agent. Sistem RAS mempunyai hubungan yang
erat dengan patogenesis timbulnya dan perjalanan hipertensi. Angiotensin
II yang merupakan mediator utama dari RAS berikatan dengan
resep-tornya di jaringan reseptor ini dikenal dengan reseptor AT. Ada
beberapa tipe reseptor, tetapi yang terpenting adalah reseptor AT1 dan
AT2 .
10
ANGIOTENSIN - GPCR
MENGAKTIVASI SIGNALING PATHWAY PHOSPHOLIPASE C
11
rangsangan reseptor AT2 akan bekerja sinergistik dengan efek hambatan
pada reseptor AT1.
Valsartan
Valsartan terdapat dalam kemasan tablet 40 mg, 80 mg, 160 mg, dan
320 mg, menyesuaikan rentang dosis harian yang direkomendasikan,
yaitu 40 – 320 mg per hari. Nama dagang valsartan, antara lain diovan dan
valtan. Pada tahun 2005, diovan telah digunakan lebih dari 12 juta orang
12
di Amerika Serikat saja. Studi yang dipublikasikan oleh Journal of Clinical
Investigation menunjukkan adanya efek pencegahan dan pengobatan
terhadap alzheimer, meskipun hal itu masih sebatas penelitian. Obat ini
dapat menurun efektivitasnya hingga 40% bila diberikan bersama
makanan.
Telmisartan
Losartan
13
Losartan merupakan salah satu ARB yang diindikasikan untuk
hipertensi. Selain itu, losartan juga dapat memperlambat progresivitas
nefropati diabetik dan kelainan ginjal lain pada pasien diabetes melitus
tipe II, hipertensi, dan mikroalbuminuria (>30 mg/hari) atau proteinuria (>
900 mg.hari). Losartan merupakan ARB pertama yang dipasarkan secara
luas dengan nama dagang Cozaar (Merc & Co). Losartan memiliki rumus
kimia C22H23ClN6O dengan berat molekul 422,91 g/mol. Bioavailabilitas
losartan adalah sebesar 25% hingga 35%. Metabolisme losartan terjadi di
hepar dengan bantuan enzim sitokrom p450 CYP2C9 dan CYP3A4.
Waktu paruh telmisartan adalah 1,5 hingga 2 jam, tetapi memiliki metabolit
aktif asam 5-karboksilat yang dapat bekerja dalam 6 hingga 8 jam.
Metabolit aktif ini juga memiliki efektivitas blocking reseptor AT1 10 hingga
40 kali lebih kuat dibanding bahan induknya, losartan. Losartan kemudian
diekskresikan 13% - 25% melalui ginjal dan 50% - 60% melalui bilier.
14
dipasarkan dengan nama dagang Hyzaar (Merck). Losartan akhir-akhir ini
diteliti mengenai efektivitasnya dalam menekan reseptor TGF-β tipe I dan
II pada ginjal diabetik, yang diasumsikan bertanggung jawab dalam efek
proteksi ginjal pada pasien diabetes.
Irbesartan
15
Irbesartan digunakan terutama untuk menangani hipertensi. Irbesarta
dikembangkan pertama kali melalui riset Sanofi, dan kemudian dipasarkan
oleh sanovi-aventis dan Bristol-Myers Squibb dengan nama dagang
Aprovel, Karvea, dan Avapro. Irbesartan memiliki rumus kimia
C25H28N6O dengan berat molekul 428,53 g/mol. Bioavailabilitas
irbesartan adalah sebesar 60% hingga 80%. Waktu paruh irbesartan
adalah 11-15 jam, dan kemudian diekskresikan 20% melalui ginjal dan
sisanya melalui feses.
16
Olmesartan
Candesartan
17
Candesartan merupakan salah satu ARB yang digunakan sebagai
antihipertensi. Prodrug candesartan dipasarkan dalam bentuk
candesartan cileksil, dengan nama Blopress, Atacand, Amias, dan
Ratacand. Candesartan memiliki rumus kimia C243H20N6O3 dengan
berat molekul 440,45 g/mol. Bioavailabilitas candesartan adalah sebesar
15% hingga 40% dengan metabolisme terjadi di dinding intestinal untuk
candesartan sileksil, dan dihepar untuk candesartan yang dikatalisasi
enzim sitokrom p450 CYP2C9. Waktu paruh candesartan adalah 5,1
sampai 10,5 jam, dan kemudian diekskresikan 33% melalui renal dan 67%
melalui feses.
Eprosartan
18
2.2.2 Efek Samping
Secara umum dan melalui berbagai penelitian, ARB relatif aman dan
jarang sekali menimbulkan komplikasi fatal. Beberapa keluhan yang
pernah dilaporkan, antara lain pusing, sakit kepala, dan hiperkalemia. ARB
juga dapat menimbulkan hipotensi ortostatik, rash, diare, dispepsia,
abnormalitas fungsi liver, kram otot, mialgia, nyeri punggung, insomnia,
penurunan level hemoglobin, dan kongesti nasal.
Meskipun salah satu alasan penggunaan ARB adalah untuk
menghindari efek batuk atau angioedem yang sering terjadi pada
penggunaan ACEI, namun efek ini juga dapat muncul pada ARB,
meskipun sangat jarang. Selain itu, terdapat risko kecil terjadinya reaksi
silang pada pasien yang memiliki riwayat angioedem dengan penggunaan
ACEI, namun mekanisme reaksi ini masih belum jelas.
19
dipilih. Terdapat 3 parameter penggunaan ARB, yaitu menurut efek inhibisi
dalam 24 jam, tingkat afinitasnya terhadap reseptor AT1 dibanding AT2,
dan waktu paruh obat.
20
signifikan di dalam tubuh. Beberapa ARB dan waktu paruhnya, yaitu:
• Valsartan 6 jam
• Losartan 6-9 jam
• Irbesartan 11-15 jam
• Olmesartan 13 jam
• Telmisartan 24 jam
21
Panduan dari American College of Cardiolody dan American Heart
Association (ACC/AHA) tentang diagnosis dan manajemen gagal jantung
kronis pasien dewasa merekomendasikan ARB sebagai alternatif
ACE-inhibitor. Dalam guideline dinyatakan, ARB reasonable untuk
digunakan sebagai alternatif ACE-inhibitor sebagai terapi lini pertama
pasien dengan gagal jantung ringan sedang dan mengurangi LVEF,
khususnya pada pasien yang sudah menggunakan ARB untuk indikasi.
Terapi kombinasi valsartan dengan hidroklorotiazid (HCT)
menunjukkan penurunan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik
lebih baik dengan kombinasi valsartan + HCT daripada valsartan saja.
Studi Mailion menunjukkan, kombinasi valsartan 160 mg + HCT 25 mg
mampu menurunkan rata-rata tekanan sistolik sebanyak 21,7 mmHg dan
diastolik 14,2 mmHg dibandingkan dengan valsartan 160 mg saja.
Kombinasi lain adalah ARB + CCB. Dasar pemikiran kombinasi CCB +
ARB adalah untuk mendapatkan efek sinergis dari mekanisme kerja yang
berlawanan. Kekurangan CCB seperti merangsang SRAA dan tidak
bermanfaat pada kasus gagal jantung dapat ditutupi dengan kelebihan
ARB, yaitu menghambat SRAA dan bermanfaat pada gagal jantung. ARB
kurang bermanfaat pada penderita iskemia jantung, sebaliknya CCB justru
mengurangi risiko iskemia jantung. CCB menyebabkan arteriodilatasi
tanpa disertai venodilatasi sehingga memicu kebocoran plasma lalu
edema perifer. Dengan adanya ARB yang menyebabkan venodilatasi
maka tekanan vena dan arteri akan sama sehingga edema perifer tidak
terjadi.
Pada penderita hipertensi ringan-sedang yang ditandai dengan
tekanan diastolik 95-110 mmHg, kombinasi valsartan 160 mg + amlodipine
10 mg menurunkan tekanan darah sistolik lebih besar daripada amlodipine
10 mg saja (p<0,001) dan valsartan 160 mg saja (p<0,001). Kombinasi
tersebut juga menunjukkan superioritas terhadap lisinopril 10-20 mg +
HCT 12,5 mg. Penderita hipertensi stage 2 dengan rata-rata tekanan
darah sebelum intervensi 171/113 mmHg mengalami penurunan menjadi
22
135/83,6 mmHg pada kelompok valsartan 160 mg + amlodipine 5-10 mg
dibandingkan 138,7/85,2 mmHg pada kelompok lisinopril 10-20 mg + HCT
12,5 mg. Hasil serupa juga ditemukan pada penderita hipertensi stage 2
dengan rata-rata tekanan darah 188/113 mmHg dimana rata-rata tekanan
darah pada akhir penelitian sebesar 145,4/86,4 mmHg pada valsartan +
amlodipine daripada 157,4/92,5 mmHg pada lisinopril + HCT.36 Selain
menurunkan tekanan darah, kombinasi ARB dan CCB juga berhasil
mengurangi efek samping. Edema perifer pada pemberian valsartan +
amlodipine lebih rendah 38% daripada amlodipine saja. Selain itu, angka
insiden rekurensi atrial fibrilasi selama observasi 1 tahun hanya ditemukan
13% pada pasien yang mengkonsumsi valsartan 160 mg + amlodipine 10
mg dibandingkan 33% pada pasien dengan atenolol 100 mg + amlodipine
10 mg (p<0,01).36
23
BAB III
KESIMPULAN
24
terutama terhadap pasien yang intoleransi dengan terapi ACE inhibitor.
Keunggulan ARB dibanding ACE inhibitor adalah ARB tidak menghambat
penguraian bradikinin dan kinin lain, sehingga tidak menimbulkan batuk
atau angioedem yang dipicu bradikinin. Losartan Intervention For Endpoint
reduction in hypertension (LIFE) membuktikan bahwa ARB terbukti lebih
superior dibandingkan atenolol dalam mengurangi morbiditas
kardiovaskular atau stroke (tetapi tidak untuk infark miokard). Studi Mailion
menunjukkan, kombinasi valsartan 160 mg + HCT 25 mg mampu
menurunkan rata-rata tekanan sistolik sebanyak 21,7 mmHg dan diastolik
14,2 mmHg dibandingkan dengan valsartan 160 mg saja.
DAFTAR PUSTAKA
25
NIH. The Seven report of the joint national committee on prevention,
detection, evaluation, and treatment of high blood pressure/JNC. NIH
Publishing; 2003.
Rusdi & Nurlaela Isnawati, 2009, Awas! Anda Bisa Mati Cepat Akibat
Hipertensi & Diabetes, Yogyakarta: Power Books (IHDINA).
26