PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
gejala, maka hipertensi disebut sebagai “silent killer”. Berdasarkan hasil dari
meningkat menjadi 34,1%. Pada tahun 2019 kasus hipertensi menurut Dinas
pada tahun 2020 dan 2021 yaitu sebesar 72%. Sedangkan data profil
disebabkan oleh penyakit lain seperti hipertensi ginjal, adalah dua jenis
2020)
yang fatal. 5
Selain kepatuhan, 5
mengatakan bahwa pengobatan Kurangnya
dr.Soeradji Tirtonegoro?
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hipertensi
a. Pengertian
Kondisi apabila tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih tinggi dan
tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih tinggi (Perhimpunan Dokter
b. Klasifikasi hipertensi
TDS
Klasifikasi TDD (mmHg)
(mmHg)
a. Tanpa diabetes/CKD
< 60 tahun < 140 < 90
≥ 60 tahun < 150 < 90
Hipertensi
140-159 90-99
derajat 1
Global
diketahui.
2) Hipertensi sekunder
Kondisi yang mendasari seperti stenosis arteri ginjal, pheochromocytoma,
c. Etiologi
d. Patofisiologi
termasuk di antara zat yang meningkat ketika renin beredar ke seluruh tubuh
sebagai akibat dari kerusakan ginjal yang disebabkan oleh penyakit ginjal.
jumlah renin dalam darah. Zat-zat ini mengubah hal-hal berikut: vasokonstriksi
menurunkan kadar Nitric Oxide (NO). Juga meningkatkan reabsorpsi atau retensi
e. Pengobatan farmakologi
ACE-inhibitor adalah obat lini pertama karena mereka mengurangi al
buminuria selain kontrol teknan darah, CCB maupun diuretik (diuretik loop jika
1) ACE-inhibitor
Kelas pertama obat untuk hipertensi adalah ACE inhibitor. Obat penargetan
ini memiliki substrat yang tidak terlalu spesifik.Sebuah rantai polipeptida tunggal
dengan dua domain membentuk ACE.N dan C. Setiap domain memiliki dua
(Widiasari, 2018)
Dengan mencegah ion kalsium memasuki otot polos dan pembuluh darah,
obat CCB mengikat dan memblokir saluran kalsium tipe-L yang ditemukan di sel
otot polos jantung dan pembuluh darah jantung. Ini mencegah ion kalsium dari
3) Diuretik
ntuk sebagian besar pasien dengan hipertensi. Obat ini berkerja dengan
nefrom, efek antihipertensi awal obat ini melibatkan penginkatan ekresi natrium
jantung. obat ini juga memberikan efek jangka panjang melalui oenurunan
menjaga kadar gula darah supaya tetap terjada di batas normal, serta tidak minum
g. Komplikasi
Jika tekanan darah tinggi tidak diobati, komplikasi dapat terjadi, termasuk
stroke jika mempengaruhi otak. Ketika arteri yang memasok otak menjadi
menebal atau hipertrofi, yang mengurangi aliran darah ke daerah yang disuplai,
hipertensi kronis dapat menyebabkan stroke. Selain itu, hipertensi kronis dapat
dan infark miokard. Jika penyakit ginjal kronis akan disebabkan oleh ginjal.
al., 2017)
2. Pengetahuan
a. Pengertian
Indra seseorang seperti mata, hidung, telinga, dan sebagainya adalah panca
b. Tingkat Pengetahuan
1) Tahu
2) Memahami
Memahami merupakan kondisi ketika inidivdu dapat mengintrepesikan atau
3) Aplikasi
Aplikasi adalah alat unik di mana pengguna dapat mencapai tujuan di bawah
4) Analisis
memisahkan, dan mengklasifikasikan suatu objek yang diketahui namun tetap ada
5) Sintesis
6) Evaluasi
pengetahuan yaitu:
1) Tingkat pendidikan
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan karakter dan kemampuan
2) Informasi
isntrusksi serta dapat diperoleh dari pembelajaran. Informasi ini juga bisa
3) Lingkungan
pengetahuan
4) Usia
Usia dapat mengubah cara orang melihat sesuatu dan cara mereka berpikir.
3. Kepatuhan
a. Pengertian
interval dan dosis dikenal sebagai kepatuhan. (Zeber et al. 2013). Kepatuhan
1) Tingkat Pengetahuan
informal dan formal. Pasien hipertensi akan tedorong motivasinya untuk patuh
dengan pengobatan yang telah disarankan tenaga medis karena mereka akan
mengobatinya dengan benar, dan bahaya jika tidak mengontrol tekanan darah
secara teratur sehingga ini membuat lebih patuh berobat dan akan mengikuti
anjuran dokter untuk rutin minum obat. Pasien dengan pendidikan rendah
berpeluang lima kali lebih besar untuk tidak minum obat antihipertensi, menurut
2) Dukungan keluarga
Sikap, perilaku, dan pengaruh keluarga terhadap pasien sakit merupakan aspek
seumur hidup. Selain itu, penderita hipertensi cenderung lebih mudah mengikuti
anjuran medis. Menurut Tumenggung (2013), semangat pasien untuk patuh
Karena petugas adalah yang paling banyak berinteraksi dengan pasien, maka
bagi pasien. Tenaga kesehatan juga dapat menjadi titik kontak untuk konseling
kesehatan dan wadah bagi seseorang, masyarakat, maupun keluarga dan untuk
pengobatannya. Pasien akan lebih patuh untuk pengobatan jika mereka menerima
4) Motivasi
Keterkaitan yang terjalin antara kebutuhan, dorongan, dan tujuan inilah yang
akhir dari siklus motivasi. Menurut Pratama dan Ariastuti (2016) ) penelitian,
mereka jika mereka termotivasi (p = 0,02). Kebutuhan dan dorongan pasien untuk
angka kesembuhan yang diharapkan tidak sesuai dengan yang seharusnya dicapai
Untuk pasien yang sudah lama menderita tekanan darah tinggi tetapi belum
mencapai remisi, dokter akan menambah jenis obat atau menambah dosis.
Akibatnya, pasien lebih cenderung menjadi bosan dan tidak patuh dengan
pengobatan.
Rumah Perawatan pasien yang tidak terluka dan berfungsi sebagai pusat bisnis
satuan.
berada di lantai satu, NICU level II dan level III berada di lantai dua, dan ICU,
B. Penelitian Relevan
dengan hasil Sig 0,000 (<0,05). Hal ini dikarenakan responden yang
efektif mengobati hipertensi dan risiko tidak minum obat secara teratur
2. Penelitian oleh Nia Indriana, dkk., 2020 dengan judul Hubungan Tingkat
4. Sebuah studi yang dilakukan oleh Ayodapo AO, et al., berjudul Edukasi
C. Kerangka Berfikir
diukur di negara mana pun. Ada dua jenis tekanan: tekanan primer dan
Ada hubungan yang kuat antara olahraga hipertensi dan aktivitas fisik, tetapi
Model yang dikembangkan oleh Soeradji Tirtonegoro terdiri dari dua variasi:
rendah, sedang, dan tinggi. Variabel yang berdiri penelitian tentang tekanan
darah. Dalam hal ini MMAS-8 sesuai pasien ditemukan memiliki obat yang
minimal, hal ini menunjukkan bahwa dokter pengendalian diri memiliki obat
yang minimal.
Variabel yang diteliti
Hipertensi
Keberhasilan terapi
A. Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kepatuhan pada
hipertensi di RSUD Drs. RSUP Soeradji Titronegoro Klaten (Sig < 0,05).
BAB III
METODE PENELITIAN
secara cross sectional dengan data mentah dari pasien yang telah didiagnosis
dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat, dengan analisis chi-square untuk
1. Populasi
Dalam penelitin ini populasi adalah semua pasien hipertensive renal disease
2. Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah pasien hipertensive renal
Kriteria Inklusi :
Kriteria eksklusi
1. Bahan
Bahan untuk penelitian yaitu berupa data primer yang diperoleh dengan
mengisi kuesioner kepada partisipan dan data sekunder yang berupa data dari
2. Alat
Alat yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu kuesioner MMAS-8 dan
HK-LS yang dikembangkan dari survei Fitry Zuchrufy Siregar tahun 2021
D. Variabel penelitian
1. Klasisifikasi variabel
a. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang dapat ditentukan oleh peneliti. Dalam
b. Veriabel terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang tidak dapat diprediksi oleh peneliti,
tetapi hanya dapat ditentukan dari variabel bebas. Dalam penelitian ini
variabel bebasnya adalah jumlah atau skor kepatuhan minum obat
antihipertensi oleh pasien hypertensive renal disease.
2. Definisi operasional variabel
petugas kesehatan.
E. Prosedur penelitian
1. Tahap persiapan
Tirtonegoro Klaten yang bertujuan untuk izin penelitian legal kepada penliti.
Yani
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap akhir
a. Pemeriksaan hasil kuisioner
F. Analisis Data
Analisis Bivariat
pengetahuan hipertensi dengan kepatuhan minum obat. Analisis Chi Square yang
menganalisis data untuk melihat ada tidaknya korelasi. (Rochmawati et al., 2018).
Uji statistik Chi-Square akan didapatkan nilai p yang dalam penelitian ini
menggunakan nilai 0,1. Penelitian antara dua variabel dikatakan signifikan apabila
memiliki nilai p < 0,05 artinya Ho diterima dan Ha diterima, dan dikatakan tidak