Anda di halaman 1dari 13

1.

Pelajari bagaimana langkah dan pembacaan validasi dan reliabilitas


→ Pada validitas Yang perlu dilihat untuk menentukan apakah terjadi hubungan yang
signifikan antara kepercayaan diri dengan mencontek adalah nilai r (pearson
correlation) dan p (sig). Terjadi hubungan yang sangat signifikan jika p lebih kecil
dari 0,01, jika p lebih kecil dari 0,05 maka hubungannya signifikan saja.
→ menyatakan bahwa instrumen dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitas Alfa
Cronbach lebih dari 0,70 (ri > 0,70) dan Streiner sendiri (2003) menyatakan bahwa
koefisien reliabilitas Alfa Cronbach, tidak boleh lebih dari 0,90 (ri < 0,9).
2. Analisis univariat dan bivariat itu seperti apa
→ analisis univariat berfokus pada satu variabel. Lain perbedaannya dengan analisis
univariat, analisis bivariat lebih menitikberatkan pada pengaruhnya antara dua variabe
3. Mengapa bisa cross sectional dan pelajari pengambilan data yang lain
→ Studi yang mempelajari hubungan faktor penyebab (Variabel bebas/Independen)
dan faktor akibat (Varibel Terikat/Dependen) secara serentak/suatu Waktu dalam
suatu populasi. Serentak/Satu waktu → semua variabel baik variabel independen
maupun variabel dependen diobservasi/diukur pada waktu yang sama
4. Menggunakan desain penelitian observasional analitik
→ observasional : Penelitian ini hanya untuk mengamati fenomena alam atau sosial
yang terjadi pada subjek/objek yang diteliti
→ analitik : bagaimana dan mengapa suatu fenomena terjadi melalui analisis statistik
korelasi (menguji hubungan/pengaruh) antara faktor sebab dan faktor akibat.

5. Macam macam obsevasional analitik


a. Cross sectional
b. Case control
c. co hort
6. Mengapa pada uji validasi menggunakan pearson 22 produce moment
→ Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel. Dalam statistik
parametric jenis korelasi yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel adalah korelasi product moment dari Pearson.
7. mengapa pada uji reloabilitas menggunakan metode cronch batch
→ Pengujian menggunakan uji Alfa Cronbach dilakukan untuk instrumen yang
memiliki jawaban benar lebih dari 1 (Adamson & Prion, 2013). Instrumen tersebut
misalnya instrumen berbentuk esai, angket, atau kuesioner.
Pelajari Variabel
8. Apa itu albuminuria
→ Albuminuria atau proteinuria merupakan peningkatan jumlah protein yang terdapat
di urin seseorang. Proteinuria atau albuminuria terjadi ketika urine mengandung
protein dalam jumlah yang terlalu banyak. Bocornya protein ke dalam urine biasanya
disebabkan oleh rusaknya pembuluh darah kecil (glomeruli) pada ginjal, sehingga
tidak dapat menyaring darah dengan baik.
Normal : <30 mcg/kreatinin
9. Apa yang dimaksud BUN
→ Tes kadar ureum merupakan pemeriksaan untuk mengetahui kadar nitrogen urea
dalam darah
Laki-laki berusia 18 tahun atau lebih: 8 – 24 mg/dL.
Perempuan berusia 18 tahun atau lebih: 6 – 21 mg/dL.
10. Apa yang dimaaskud Scr
→ Serum kreatinin merupakan limbah hasil metabolisme otot yang mengalir pada
sirkulasi darah. Kreatinin lalu disaring ginjal untuk selanjutnya dibuang bersama urine
Scr normal pria : 0,7 - 1,3
Scr normal wanita : 0,6 - 1,1

11. peningkatan BUN, peningkatan asam urat, peningkatan kreatinin, proteinuria, asidosis

12. ICD 12.0 itu apa artinya


→ hypertensive chronic kidney disease with stage 5 chronic kidney disease or end
stage renal disease
RANGKUMAN

1. Bagian Ginjal

•Calyces adalah suatu penampung berbentuk cangkir dimana urin terkumpul


sebelum mencapai kandung kemih melalui ureter.
•Pelvis adalah tempat bermuaranya tubulus yaitu tempat penampungan urin
sementara yang akan dialirkan menuju kandung kemih melalui ureter.
•Medula terdiri atas beberapa badan berbentuk kerucut (piramida). Di sini terdapat
lengkung henle yang menghubungkan tubulus kontortus proksimal dan tubulus
kontortus distal.
•Korteks di dalamnya terdapat jutaan nefron yang terdiri dari badan malphigi.
Badan malphigi tersusun atas glomerulus yang diselubungi kapsula Bowman dan
tubulus yang terdiri dari tubulus proksimal, tubulus distal, dan tubulus kolektivus.
•Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder yang menghantarkan urin
dari ginjal menuju kandung kemih.
•Vena ginjal adalah pembuluh balik yang berfungsi untuk membawa darah keluar
dari ginjal menuju vena cava inferior kemudian kembali ke jantung.
•Arteri ginjal adalah pembuluh nadi yang berfungsi untuk membawa darah ke dalam
ginjal untuk disaring di glomerulus
•Nefron: Adalah tempat penyaringan darah. Di dalam ginjal terdapat lebih dari 1 juta
buah nefron. 1 nefron terdiri dari glomerulus, kapsula bowman, tubulus kontortus
proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus.
•Glomerulus: Tempat penyaringan darah yang akan menyaring air, garam, asam
amino, glukosa, dan urea. Menghasilkan urin primer.
•Kapsula bowman: Adalah semacam kantong/kapsul yang membungkus glomerulus.
Kapsula bowman ditemukan oleh Sir William Bowman.
••Tubulus kontortus proksimal: Adalah tempat reabsorpsi urin primer yang
menyerap glukosa, garam, air, dan asam amino. Menghasilkan urin sekunder.
•Lengkung henle: Penghubung antara tubulus kontortus proksimal dengan tubulus
kontortus distal.
•Tubulus kontortus distal: Tempat untuk melepaskan zat-zat yang tidak berguna lagi
atau berlebihan ke dalam urin sekunder. Menghasilkan urin sesungguhnya.
▫sekresi, mengatur keseimbangan asam basa, dan cairan, terjadi reabsorbsi Na dan
sekresi Kalium dan asam ( H+)
•Tubulus kolektivus: Adalah tabung sempit panjang dalam ginjal yang menampung
urin dari nefron, untuk disalurkan ke pelvis menuju kandung kemih.

GINJAL
Ginjal sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dalam lingkungan tubuh dengan
mengekskresikan zat terlarut dan air secara selektif. Kelebihan zat terlarut dan air yang tidak
bermanfaat diekskresikan dari tubuh dalam bentuk urin. Fungsi vital ginjal tercapai dengan
filtrasi plasma darah melalui glomerulus diikuti dengan reabsorpsi sejumlah zat terlarut dan
air dalam jumlah yang sesuai di sepanjang tubulus ginjal

Fungsi ginjal
1. EKSKRESI :
- Mempertahankan osmolalitas plasma
- Mempertahankan volume ECF (ekstraselular) dan tekanan darah
dengan mengatur ekskresi Na+ .
- Mempertahankan pH plasma
- sekitar 7,4 , mengeluarkan kelebihan H+ dan membentuk kembali
HCO3ˉ.
- Mempertahankan konsentrasi plasma.
- Mengekskresikan produk akhir nitrogen dan metabolisme protein
terutama urea, asam urat dan kreatinin.
- Bekerja sebagai jalur ekskretori untuk sebagian besar obat
2. NON EKSKRESI/endokrin
- Mensintesis dan mengaktifkan hormon renin
- Mensintesis eritropoietin yang merupakan suatu faktor penting dalam
stimulasi produk sel darah merah oleh sumsum tulang.
- Mensintesis prostaglandin sebagian besar adalah untuk vasodilator,
bekerja secara lokal dan melindungi kerusakan iskemik ginjal,
degradasi hormon polipeptida. prostaglandin, yang mempengaruhi
pengaturan garam dan air serta mempengaruhi tekanan vaskuler
- Mensintesis insulin, glikagon, parathormon, prolaktin, hormon
pertumbuhan, ADH (anti diuretik hormon) dan hormon gastrointestinal
yaitu gastrin dan polipeptida intestinal Vasoaktif
- Merubah vitamin D menjadi metabolit yang aktif yang membantu
penyerapan kalsium

Ciri- ciri Pasien CKD → gangguan struktur dan fungsi ginjal


1. Gagal ginjal kronik ditandai dengan hilangnya fungsi ginjal secara permanen dengan
nilai glomerular filtration rate (GFR) kurang dari 15 mL/menit/1,73 m2 selama
>3 bulan sehingga memerlukan terapi pengganti ginjal atau dialisis seumur hidup
GFR ditentukan oleh :
jumlah kekuatan hidrostatik dan osmotik koloid yang melintas membran glomerulus,
yang menghasilkan tekanan filtrasi akhir Kf atau koefisien filtrasi glomerulus.
GFR = Kf x Tekanan filtrasi akhir
GFR pada laki laki = (140 – umur) x kg BB / (72 x serum kreatinin).
GFR pada perempuan = (140 – umur) x kgBB x 0,85 / (72 x serum kreatinin).
GFR normal 90 to 120 mL/min/1.73 m2

2. Irreversibel
3. Kehilangan kemampuan mempertahankan cairan dan elektrolit tubuh
4. Kadar kreatinin, ureum, dan asam urat meningkat

a. Kadar kreatinin pria adalah 0,7 - 1,3 mg/dL, sedangkan pada wanita 0,6 - 1,1
mg/dL
Serum creatine 2-3mg/dl → fungsi ginjal turun sebesar 30-50%
Kreatinin adalah zat sisa hasil pemecahan otot. Dalam kondisi normal dan
sehat, ginjal dapat memfiltrasi kreatinin hingga habis dan maksimal. Jika
melalui hasil tes diketahui kreatinin masih banyak terdapat dalam darah,
berarti fungsi ginjal terganggu

b. Kadar ureum ( Pria dewasa: 8-24 mg/dL; Wanita dewasa: 6-21 mg/dL; Anak
usia 1-17 tahun: 7-20 mg/dL; Bayi baru lahir: 3-12 mg / dL )
Kadar ureum dalam darah merupakan indikator fungsi ginjal. Ureum
diproduksi sebagai produk sampingan di hati ketika protein dimetabolisme.
Dengan kata lain, ureum adalah zat sisa dari pemecahan protein dan asam
amino di dalam hati. Ginjal yang sehat akan menyaring ureum dari tubuh
melalui urine

c. Kadar asam urat) 3,4 – 7,0 mg/dL pada laki laki, pada perempuan antara 2,4 –
6,0 mg/dL

 Kondisi nefropati atau kerusakan pada ginjal yang tidak diatasi penyebabnya
dan berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan yang menetap pada ginjal
(chronic kidney disease/CKD). Nefopati asam urat atau Gout nephropathy
terjadi karena kerusakan ginjal yang terjadi karena endapan/deposit kristal
asam urat di ginjal sehingga menurunkan fungsi ginjal dan merusak struktur
ginjal. Tak jarang penderita nefropati asam urat ini harus menjalani cuci darah
atau hemodialisis sebagai terapi pengganti ginjalnya.
Patofisiologi
1. Tidak langsung
▫Usia lanjut
▫Berkurangnya massa ginjal
▫Riwayat keluarga
▫Tingkat pendidikan dan sosial rendah

2. langsung
▫DM
▫Hipertensi
Hipertensi kronik yang tidak terkontrol secara bertahap akan menurunkan tekanan
filtrasi dengan meningkatkan ketebalan kapiler glomerulus membran dasar atau dapat
merusak kapiler sehingga kapiler tidak berfungsi atau rusak.
▫Glomerulonefritis
RANGKUMAN PENGETAHUAN
Studi saat ini menyiratkan bahwa pengetahuan yang lebih baik memainkan peran
utama dalam mengikuti gaya hidup sehat, mematuhi obat-obatan dan menghindari
faktor risiko yang memperburuk perkembangan CKD seperti mek dan diet tinggi
natrium. (knowledge of CKD)

Seringnya pemeriksaan di klinik perawatan kesehatan maka akan sering memperoleh


informasi dari petugas kesehatan sehingga menyebabkan pengetahuan responden
tinggi

kami juga memperoleh pengetahuan melalui fasilitas informasi rumah seperti radio
dan televisi. Sangat penting untuk menggunakan indera untuk mendapatkan
informasi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki
pengetahuan yang tinggi dan tidak ada pasien yang memiliki pengetahuan yang
rendah, ini kemungkinan terjadi karena pasien aktif bertanya mengenai hipertensi dan
terapi kepada tenaga medis

Pendidikan berkaitan dengan perilaku dan tingkat kesadaran terhadap pengobatan,


pengontrolan tekanan darah serta pola hidup sehat.
Tingkat pendidikan juga dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman seseorang
untuk menjalani gaya hidup sehat (Fatonah, Karina N.D., Sholih, Mally G., Utami
2022)

Pengetahuan yang dibutuhkan oleh pasien hipertensi meliputi pemahaman tentang


hipertensi, penyebab hipertensi, gejala umum yang terkait, pentingnya pengobatan
jangka panjang, teratur dan berkelanjutan, dan mengetahui bahaya atau tidak minum
obat. (Pramestutie & Silviana, 2016
RANGKUMAN KEPATUHAN

Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kepatuhan yang
tinggi karena pasien rutin melakukan medical check-up dan mendengarkan anjuran
dari dokter.
Penderita tekanan darah tinggi yang tidak patuh saat minum obat disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti responden merasa lebih baik atau menghentikan pengobatan
tanpa sepengetahuan dokter

Berdasarkan hasil analisis uji bivariat, korelasi pengetahuan terhadap kepatuhan


minum obat didapatkan sebagian besar responden berpengetahuan rendah tetapi patuh
dalam minum obat adalah (55,56 %), hal ini dikarenankan adanya keluarga yang
merawat dan mengingatkan mereka untuk minum obat setiap saat, minum obat akan
sangat meningkatkan kesadaran responden untuk mengikuti anjuran dokter.

Pada hasil analisis uji bivariat menunjukkan bahwa pasien dengan tingkat
pengetahuan yang tinggi tentang hipertensi cenderung patuh meminum obat terdapat
61 (60,56%), namun terdapat 14 (39,44%) responden yang berpengetahuan tinggi
tidak patuh dalam minum obat antihipertensi. Hal ini dikarenakan responden tidak
mengalami gejala yang mengganggu dan tidak perlu minum obat apapun.
RANGKUMAN PENGOBATAN

1. ACEi dan ARB


Baik ACEI maupun ARB tidak menimbulkan deplesi volume ekstraseluler
atau perubahan kadar serum kolesterol, trigliserid maupun glukosa darah.
Meskipun demikian penggunaan kedua obat perlu mempertimbangkan efek
samping lain seperti batuk kering atau angioedema untuk golongan ACEI
akibat mekanisme penghambatan konversi bradikinin menjadi metabolit
inaktif. Untuk kondisi tersebut ARB dapat digunakan sebagai alternatif terapi
pada pasien intoleransi terhadap ACEI. Baik ACEI maupun ARB dapat
menyebabkan hiperkalemia serta penurunan ringan nilai GFR pada kondisi
penyakit ginjal kronik

2. β - blocker dan CCB


Untuk penggunaan β –blocker kardioselektif seperti Bisoprolol pada pasien
gagal ginjal disamping untuk mengontrol tekanan darah adalah untuk
mengurangi terjadinya resiko infark, jantung koroner, mengurangi kebutuhan
O2 dari jantung, serta untuk menstabilkan kontraktilitas miokard (Supadmi,
2011). untuk kombinasi dengan golongan CCB menghambat influks kalsium
pada sel otot polos pembuluh darah dan miokard digunakan untuk mengobati
angina (Gunawan, ddk, 2009).
CCB (calcium channel blocker) terbagi menjadi dua jenis agen yaitu
dihidropiridin dan nondihidropiridin. Jenis dihidropiridin merupakan
vasodilator kuat dengan sedikit bahkan tanpa efek terhadap kontraktilitas
jantung atau konduksi jantung. Sedangkan jenis nondihidropiridin

3. Diuretik Loop
Diuretik loop digunakan ketika ketika GFR menurun di bawah 30 ml/menit
per 1,73 m2. mekanisme kerjanya adalah menghambat kotransporter Na-K-2Cl
di membran apikal sel epitel tubulus ginjal yang terletak di cabang asenden
tebal lengkung Henle, yang bertanggung jawab atas sekitar 25% reabsorpsi
natrium dalam kondisi normal
Diuretic loop dalam studi terhadap pasien penyakit ginjal kronik efektif
menurunkan volume cairan ekstraseluler (ECF) dan telah digunakan sebagai
kombinasi dengan agen antihipertensi lain. Diuretic loop lebih kuat
dibandingkan diuretic thiazide sehingga menjadi pilihan terapi untuk
menurunkan volume ECF terutama pada pasien gagal ginjal dengan GFR
kurang dari 30 ml/menit/1,73 m2(14) .

Mekanisme kerja obat diuretic loop adalah meningkatkan aliran natrium ke


tubulus distal sehingga memungkinkan ekskresi kalium. Hal ini bermanfaat
untuk menurunkan komplikasi hiperkalemia pada Penyakit ginjal kronik
terutama pasien dengan agen antihipertensi ACEI atau ARB. Efek samping
penggunaan diuretic loop antara lain hiperurisemia dan gout, hiperglikemia
dan peningkatan LDL kolesterol.
METOPEN

Alasan penggunaan sampel


1. Waktu → dengan sampel waktu akan semakin cepat dane fektif shg penelitian akan
mendapatkan hasil yg maksimal
2. Populasi yg terlalu banyak
3. Biaya
4. Ekonomis
5. Ketelitian

Langkah pengambilan sampel


1. Tentukan target
2. Mendafrak seluruh elemen unit populasi
3. Menentukan sumber informasi
4. Menentukan jumlah anggota sampel
5. Menentukan teknik sampling

Teknik sampling
1. Probability sampling → semua populasi berpotensi untuk menjadi sampel
2. Non probability → terdapat perlakuan2 khusus sehingga hanya beberapa orang yg
bisa dijadikan sampel
a. Sampling sistematis
Mengambil nomor urut yg kedua
b. Sampling kuota
Penentuan sampel dari populasi yg mepunyai ciri tertentu sampai jumlah kuota
terpenuhi
c. Sampling aksidental
Penentuan sampling secara kebetulan bila cocok sebagai sumber peneliti
d. Sampling purposive
Penentuan sampel dg pertimbangan tertentu
e. Sampling jenuh
Dilakukan apabila populasi relatif kecil
f. Snawball sampling

Anda mungkin juga menyukai