11. peningkatan BUN, peningkatan asam urat, peningkatan kreatinin, proteinuria, asidosis
1. Bagian Ginjal
Fungsi ginjal
1. EKSKRESI :
- Mempertahankan osmolalitas plasma
- Mempertahankan volume ECF (ekstraselular) dan tekanan darah
dengan mengatur ekskresi Na+ .
- Mempertahankan pH plasma
- sekitar 7,4 , mengeluarkan kelebihan H+ dan membentuk kembali
HCO3ˉ.
- Mempertahankan konsentrasi plasma.
- Mengekskresikan produk akhir nitrogen dan metabolisme protein
terutama urea, asam urat dan kreatinin.
- Bekerja sebagai jalur ekskretori untuk sebagian besar obat
2. NON EKSKRESI/endokrin
- Mensintesis dan mengaktifkan hormon renin
- Mensintesis eritropoietin yang merupakan suatu faktor penting dalam
stimulasi produk sel darah merah oleh sumsum tulang.
- Mensintesis prostaglandin sebagian besar adalah untuk vasodilator,
bekerja secara lokal dan melindungi kerusakan iskemik ginjal,
degradasi hormon polipeptida. prostaglandin, yang mempengaruhi
pengaturan garam dan air serta mempengaruhi tekanan vaskuler
- Mensintesis insulin, glikagon, parathormon, prolaktin, hormon
pertumbuhan, ADH (anti diuretik hormon) dan hormon gastrointestinal
yaitu gastrin dan polipeptida intestinal Vasoaktif
- Merubah vitamin D menjadi metabolit yang aktif yang membantu
penyerapan kalsium
2. Irreversibel
3. Kehilangan kemampuan mempertahankan cairan dan elektrolit tubuh
4. Kadar kreatinin, ureum, dan asam urat meningkat
a. Kadar kreatinin pria adalah 0,7 - 1,3 mg/dL, sedangkan pada wanita 0,6 - 1,1
mg/dL
Serum creatine 2-3mg/dl → fungsi ginjal turun sebesar 30-50%
Kreatinin adalah zat sisa hasil pemecahan otot. Dalam kondisi normal dan
sehat, ginjal dapat memfiltrasi kreatinin hingga habis dan maksimal. Jika
melalui hasil tes diketahui kreatinin masih banyak terdapat dalam darah,
berarti fungsi ginjal terganggu
b. Kadar ureum ( Pria dewasa: 8-24 mg/dL; Wanita dewasa: 6-21 mg/dL; Anak
usia 1-17 tahun: 7-20 mg/dL; Bayi baru lahir: 3-12 mg / dL )
Kadar ureum dalam darah merupakan indikator fungsi ginjal. Ureum
diproduksi sebagai produk sampingan di hati ketika protein dimetabolisme.
Dengan kata lain, ureum adalah zat sisa dari pemecahan protein dan asam
amino di dalam hati. Ginjal yang sehat akan menyaring ureum dari tubuh
melalui urine
c. Kadar asam urat) 3,4 – 7,0 mg/dL pada laki laki, pada perempuan antara 2,4 –
6,0 mg/dL
Kondisi nefropati atau kerusakan pada ginjal yang tidak diatasi penyebabnya
dan berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan yang menetap pada ginjal
(chronic kidney disease/CKD). Nefopati asam urat atau Gout nephropathy
terjadi karena kerusakan ginjal yang terjadi karena endapan/deposit kristal
asam urat di ginjal sehingga menurunkan fungsi ginjal dan merusak struktur
ginjal. Tak jarang penderita nefropati asam urat ini harus menjalani cuci darah
atau hemodialisis sebagai terapi pengganti ginjalnya.
Patofisiologi
1. Tidak langsung
▫Usia lanjut
▫Berkurangnya massa ginjal
▫Riwayat keluarga
▫Tingkat pendidikan dan sosial rendah
2. langsung
▫DM
▫Hipertensi
Hipertensi kronik yang tidak terkontrol secara bertahap akan menurunkan tekanan
filtrasi dengan meningkatkan ketebalan kapiler glomerulus membran dasar atau dapat
merusak kapiler sehingga kapiler tidak berfungsi atau rusak.
▫Glomerulonefritis
RANGKUMAN PENGETAHUAN
Studi saat ini menyiratkan bahwa pengetahuan yang lebih baik memainkan peran
utama dalam mengikuti gaya hidup sehat, mematuhi obat-obatan dan menghindari
faktor risiko yang memperburuk perkembangan CKD seperti mek dan diet tinggi
natrium. (knowledge of CKD)
kami juga memperoleh pengetahuan melalui fasilitas informasi rumah seperti radio
dan televisi. Sangat penting untuk menggunakan indera untuk mendapatkan
informasi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki
pengetahuan yang tinggi dan tidak ada pasien yang memiliki pengetahuan yang
rendah, ini kemungkinan terjadi karena pasien aktif bertanya mengenai hipertensi dan
terapi kepada tenaga medis
Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kepatuhan yang
tinggi karena pasien rutin melakukan medical check-up dan mendengarkan anjuran
dari dokter.
Penderita tekanan darah tinggi yang tidak patuh saat minum obat disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti responden merasa lebih baik atau menghentikan pengobatan
tanpa sepengetahuan dokter
Pada hasil analisis uji bivariat menunjukkan bahwa pasien dengan tingkat
pengetahuan yang tinggi tentang hipertensi cenderung patuh meminum obat terdapat
61 (60,56%), namun terdapat 14 (39,44%) responden yang berpengetahuan tinggi
tidak patuh dalam minum obat antihipertensi. Hal ini dikarenakan responden tidak
mengalami gejala yang mengganggu dan tidak perlu minum obat apapun.
RANGKUMAN PENGOBATAN
3. Diuretik Loop
Diuretik loop digunakan ketika ketika GFR menurun di bawah 30 ml/menit
per 1,73 m2. mekanisme kerjanya adalah menghambat kotransporter Na-K-2Cl
di membran apikal sel epitel tubulus ginjal yang terletak di cabang asenden
tebal lengkung Henle, yang bertanggung jawab atas sekitar 25% reabsorpsi
natrium dalam kondisi normal
Diuretic loop dalam studi terhadap pasien penyakit ginjal kronik efektif
menurunkan volume cairan ekstraseluler (ECF) dan telah digunakan sebagai
kombinasi dengan agen antihipertensi lain. Diuretic loop lebih kuat
dibandingkan diuretic thiazide sehingga menjadi pilihan terapi untuk
menurunkan volume ECF terutama pada pasien gagal ginjal dengan GFR
kurang dari 30 ml/menit/1,73 m2(14) .
Teknik sampling
1. Probability sampling → semua populasi berpotensi untuk menjadi sampel
2. Non probability → terdapat perlakuan2 khusus sehingga hanya beberapa orang yg
bisa dijadikan sampel
a. Sampling sistematis
Mengambil nomor urut yg kedua
b. Sampling kuota
Penentuan sampel dari populasi yg mepunyai ciri tertentu sampai jumlah kuota
terpenuhi
c. Sampling aksidental
Penentuan sampling secara kebetulan bila cocok sebagai sumber peneliti
d. Sampling purposive
Penentuan sampel dg pertimbangan tertentu
e. Sampling jenuh
Dilakukan apabila populasi relatif kecil
f. Snawball sampling