Anda di halaman 1dari 29

EKSKRESI OBAT

KELOMPOK 4
1. Herlin Windasari
2. Meyrika Putri Wandala
3. Mustika Arfah
4. Novelia Sukista
5. Putri Aulia
6. Rahmat Utomo

Dosen Pengampu : Novri Hendri


Sandi, M.Farm, Apt
POKOK PEMBAHASAN

Pengertian

Faktor yang
Organ-Organ
mempengaruhi
Ekskresi
proses eksresi

Mekanisme
Renal Kliren
Ekskresi

Faktor yg
Laju Filtrasi
Mempengaruhi Laju
Glomerulus
Filtrasi
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa
metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, NH3, zat warna
empedu, dan asam urat. Zat hasil metabolisme yang
tidak diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui
alat ekskresi.

1.Ginjal
(urin)

6. Air 2.Empedu
Liur (Feses)

Jalur
eksresi
3.Paru-
5.Asi paru
(Udara)

4. Kulit:
Keringat
Anatomi Ginjal
ALIRAN DARAH DI GINJAL
Ekskresi Ginjal
Fungsi Ginjal dalam Proses Ekskresi

1. Membersihkan darah

2. Pengaturan dan pemeliharaan keseimbangan


cairan dan kimia yaitu dengan menyesuaikan
komposisi urin untuk mencerminkan kebutuhan
tubuh dengan menghilangkan atau menambahkan
air dan bahan kimia ke darah.

3. Memproduksi urine yaitu dengan cara


mengekskresi obat dan metabolitnya.
Ekskresi Renal

Melibatkan proses :
 Glomerular filtration
 Tubular reabsorption
 Tubular secretion

Ekskresi renal = filtrasi + sekresi - reabsorpsi


MEKANISME EKSKRESI GINJAL :
– Transport pasif (Filtrasi glomeruli, reabsorbsi tubulus)
– Transport aktif (sekresi tubulus)
Kecepatan dan besar ekskresi ditentukan oleh :
filtrasi glomerolus, reabsorbsi tubulus, sekresi tubulus
Filtrasi Glomerulus
 Jumlah obat yang disaring tergantung pada
konsentrasi plasma, ikatan obat dengan protein
dan laju filtrasi glomerulus (GFR)
 Senyawa dengan berat molekul ANTARA
10.000-50.000 akan disaring kecuali yang terikat
protein, dalam hal ini hanya obat bebas yang
akan di filtrasi
 Obat-obat yg terikat pada albumin plasma tidak
dapat melewati glomeruli misalnya fenibutazon
 Gaya utama yang mendorong proses filtrasi di
glomerulus adalah tekanan hidrostatik
 Kreatinin, inulin tidak terikat pada protein
plasma dan tidak mengalami sekresi dan
reabsorbsi. Jumlah yang terfiltrasi, seluruhnya
berada di dalam urin sehingga nilai klirens ginjal
kedua obat dapat digunakan untuk mengukur
besarnya kecepatan filtrasi glomerulus.
Filtrasi Glomerolus
Tdk tergantung sifat kelarutan
Tergantung pada kenaikan tekanan darah dalam kapiler, luas
permukaan filtrasi, ikatan protein plasma
Laju filtrasi glomerolus diukur dengan menggunakan suatu obat yang
dieliminasi hanya dengan filtrasi, contoh inulin, kreatinin
Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrate glomerolus
Hal ini dimanfaatkan untuk pengobatan gonourhea dengan derivat
penisilin untuk memperpanjang kerjanya, ampisilin dosis tunggal
diberikan bersama probenesid (probenesid akan menghambat sekresi
aktif ampisilin di tubulus ginjal karena berkompetisi untuk
transporter membran yang sama, MRP)
Laju Filtrasi Glomerolus

Laju Filtrasi Glomerular (LFG) atau Glomerular Filtration Rate (GFR)


adalah laju rata-rata penyaringan darah yang terjadi di glomerulus
yaitu sekitar 25% dari total curah jantung per menit, ± 1300 ml.
• LFG digunakan sebagai salah satu indikator menilai fungsi ginjal

RUMUS GFR

(140 – usia) x berat (kg)


• GFR (laki-laki) = 72 x serum kreatinin

• GFR (wanita) = GFR laki-laki x 0.85


Faktor yang Mempengaruhi Laju
Filtrasi Glomerolus
1. Tekanan Filtrasi Efektif 3. Stimulasi Simpatis
GFR berbanding lurus dengan EFP. Suatu peningkatan impuls simpatis,
Derajat konstriksi arteriol aferen dan misalnya saat stres, mampu menyebabkan
eferen menentukan aliran darah konstriksi arteriol aferen, menurunkan
ginjal dan juga tekanan hidrostatik aliran darah ke dalam glomerulus da
glomerular. menyebabkan ↓ GFR
• Konstriksi arteriol aferen 4. Obstruksi Aliran Urinaria
menurunkan aliran darah dan Adanya batu ginjal atau batu dalam ureter
mengurangi GFR dapat meningkatkan tekanan hidrostatik
• Konstriksi arteriol eferen dalam kapsula Bowman dan ↓ GFR
menyebabkan terjadinya tekanan 5. Kelaparan
darah tambahan dalam Kondisi kelaparan akan menurunkan
glomerulus dan meningkatkan tekanan osmotik koloid darah sehingga
GFR. meningkatkan GFR
2. Autoregulasi 6. Berbagai penyakit ginjal
Mempertahankan GFR tetap konstan Dapat meningkatkan permeabilitas kapiler
pada tekanan darah 75-160 mmHg. glomerular dan ↑ GFR
Reabsorbsi Tubulus

• Setelah obat sampai di tubulus, kebayakan akan mengalami reabsorbsi


kembali ke sirkulasi sistemik. Reabsorbsi pasif terjadi di sepanjang
tubulus untuk bentuk non-ion obat yang larut lemak.
• Obat- obat yang mempunyai kelarutan dalam lemak yang tinggi akan
berdifusi secara pasif masuk kembali melewati sel-sel epitel tubuli
sehingga terjadi reabsorbsi obat secara pasif.dengan demikian, obat-
obat yang mudah larut lemak akan di eksresikan secara lambat
• Sebaliknya obat-obat yang polar akan tetap tinggal dalam filtrat karena
membran tubuli tidak permeabel untuk obat-obat yang terionisasi dan
kurang larut dalam lemak
• Bila urin lebih basa, asam lemah terionisasi lebih banyak sehingga
reabsorbsinya berkurang, akibatnya eksresi meningkat
• Sebaliknya bila urin lebih asam, eksresi asam lemah berkurang.
Reabsorbsi Tubulus
• Reabsobsi pasif ini bergantung pada pH urine yang ada di ginjal. Bila
pH asam maka obat- obatan yang bersifat asam lemah akan diserap
kembali sehingga tidak di eksresikan
• Bila suasana basa maka obat-obat asam tadi akan terionisasi sehingga
mudah dikeluarkan dari tubuh
• Pada pasien yang keracunan phenobarbital (obat asam lemah) maka
kelebihan phenobarbital yang ada didalam darah dapat cepat
dikeluarkan dengan memberikan natrium bikarbonat yang bersifat basa
sehingga phenobarbital dapat cepat di eksresi dari tubuh melalui urin
Sekresi Tubulus

• Filtrasi glomeruli hanya menghasilkan paling banyak 20% dari seluruh


obat yang terdapat dalam darah yang bisa mencapai ginjal. Sisanya 80%
akan dikeluarkan kelumen tubuli oleh suatu mekanisme transpor aktif, yang
bergerak melawan gradient konsentrasi sehingga akan mengurangi jumlah
obat dalam plasma. Oleh karena itu, sekresi tubuli ini merupakan mekanisme
eliminasi obat yang paling cepat melalui ginjal.

• Misalnya penisilin, walaupun 80% terikat pada protein plasma dan


diekskresi sangat lambat melalui filtrasi glomeruli, kecepatan eliminasi
penisilin via ginjal sangat tinggi karena penisilin disekresikan secara aktif
kedalam lumen tubuli ginjal.
Sekresi Tubulus
Obat yang tidak mengalami filtrasi glomerulus dapat masuk ke tubulus melalui
sekresi di tubulus proksimal. Sekresi tubulus proksimal merupakan proses
transport aktif, jadi memerlukan carrier (pembawa) dan energi. Sekresi aktif
dari dalam darah ke lumen tubulus proksimal terjadi melalui transporter
membran P-glikoprotein (P-gp) dan MRP (Multidrug-Resistance Protein)

MRP untuk anion organik dan


P-gp untuk kation organik
konjugat (misalnya yaitu acetazolamid,
dan zat netral (misalnya yaitu
indometasin,furosemid, penisilin,
dopamin,epinephrin,
probenesid, glukuronat, sulfat dan
morphin, quinin, dan atropin).
konjugat glukoronida)

Karena banyak obat yang disekresikan secara aktif dengan barbagi transporter
sekresi yang sama, sehingga dapat terjadi interaksi antara obat-obat yang
bersifat kompetitif. Misalnya probenecid keduanya merupakan substrat untuk
transporter anion organik. Probenesid dapat memperlambat ekskresi penisilin
dengan jalan berkompetisi untuk transport aktif pada sel-sel tubulus ginjal
sehingga secara klinik akan diperoleh kadar penisilin yang lebih tinggi.
KLIRENS RENAL

Pembersihan obat dari volume darah per


satuan waktu melalui ginjal

Lebih sederhana, klirens renal


didefinisikan sebagai laju ekskresi obat
lewat urin (dDu/dt) dibagi konsentrasi
obat dalam plasma (Cp)

Bukan merupakan jumlah obat yang


dibersihkan, tapi merupakan volume
darah yang dibersihkan dari kandungan
obat dalam satu periode waktu

laju filtrasi + laju sekresi – laju reabsorbsi


Clr =
Cp
Perbandingan klirens obat terhadap
klirens obat pembanding, inulin

Klirens renal suatu obat Rasio klirens Mekanisme


sesungguhnya tidak ekskresi
diperoleh dg pengukuran Cl obat
langsung. Harga klirens < 1 Obat
Cl inulin direabsorbsi
obat sering dibandingkan
dg suatu standar
sebagian
pembanding, spt inulin. Cl obat
= 1 Obat difiltrasi
Rasio klirens merupakan Cl inulin
rasio klirens obat terhadap
Cl obat
klirens inulin, dapat memberi > 1 Obat disekresi
petunjuk mekanisme ekskresi
Cl inulin
renal obat.
Ekskresi melalui EMPEDU DAN USUS (ekskresi
secara BILIER)
– Mekanisme yang digunakan yaitu difusi pasif
dan transpor aktif.
– Difusi pasif molekul-molekul tergantung pada
ukurannya, sifat fisiko-kimia serta perbedaan
konsentrasi.
– Transpor aktif menggunakan transporter
membran P-gp dan MRP yang terdapat di membran
kanalikulus sel hati dan mensekresi aktif obat-obat
dan metabolit kedalam empedu dengan selektifitas
berbeda, yakni MRP untuk anion organik dan
konyugat (glukuronat dan konyugat lain), dan P-gp
untuk kation organik, steroid, kolesterol dan garam
empedu.
– Kehadiran asam empedu membentuk micelle
memungkinkan beberapa obat terlarut lipase terlarut
dalam empedu. P-gp dan MRP juga terdapat di
membran sel usus, maka sekresi langsung obat dan
metabolit dari darah ke lumen usus juga terjadi
Sistem Enterohepatik
• Siklus enterohepatik atau enterohepatic circulation (EHC) merupakan
sirkulasi asam empedu, obat, metabolit, atau zat lain dari hati ke empedu,
diikuti dengan reabsorbsi di usus halus dan ditransportasikan kembali ke hati
untuk sirkulasi sistemik. Banyak obat diangkut secara aktif ke sel-sel hati
melalui darah masuk ke empedu lalu masuk ke usus.
• Bila obat larut-lipid, obat dapat direabsorbsi oleh usus dan mengalami siklus
enterohepatic. Sedangkan obat yang larut-air akan tetap tinggal di usus dan
diekskresikan bersama feses.

• Obat morfin, warfarin, indometasin, digitoksin, baicalin, glikosida jantung,


kloramfenikol, meloxicam, peroxicam, lorazepam, clindamycin, rifampicin,
erythromycin, metronidazole, ampicillin, ceftriaxone, dan doxycycline
• Senyawa endogen (hormon steroid, asam empedu, asam folat, dan kolesterol
• Biomakromolekul: Immunoglobulin A (IgA) dan insulin-like growth factor-I
(IGF-I)
• Nanomedisin: indometasin terenkapsulasi nano kapsul poli(DL-laktid)
Sistem Enterohepatik
Ekskresi melalui PARU-PARU

 Obat yang diberikan melalui pernafasan


akan diekskresi melalui pengeluaran gas
lewat paru-paru.

 Ekskresi senyawa yang menguap


tergantung pada landaian konsentrasi dan
landaian tekanan antara darah dan udara
pernapasan

 Proses yang terjadi adalah difusi

Contoh : alkohol, paraldehid, anestetika


(kloroform, halotan, siklopropan)
Ekskresi melalui KULIT

– Keringat adalah cairan yang di produksi


terutama oleh kelenjar yang terdistribusi
secara luas di permukaan kulit.

– Eksresi obat oleh kelenjar keringat dapat


terjadi namun tidak signifikan secara
kuantitaif karena volume keringat yang
dihasilkan kecil.

Amfetamin Kokain Morfin etanol


Ekskresi melalui AIR SUSU IBU
– Ekskresi obat melalui air susu ibu
penting, bukan karena jumlah yang
tereliminasi tetapi karena obat- obat yang
di ekskresi merupakan sumber yang
potensial memberikan efek yang tidak di
inginkan pada bayi yang baru lahir
Mekanisme transport utama adalah difusi
pasif. ASI memiliki pH yang lebih rendah
(kira-kira 6,8) dibandingkan dengan darah
(7,4). Sehingga obat yang bersifat basa
lemah cenderung lebih terkonsentrasi pada
ASI daripada di plasma.
– eritromisin yang menunjukkan
konsentrasi sekitar delapan kali lebih
tinggi pada ASI daripada darah. Contoh
lainnya termasuk heroin, metadon,
tetrasiklin dan diazepam.
Ekskresi melalui AIR LIUR

Mekanisme pengangkutan obat dari darah ke air liur


adalah difusi transelular pasif. Sekresi saliva bukanlah
rute ekskresi obat yang signifikan karena air liur
biasanya tertelan dan memasuki saluran pencernaan.
Obat yang dapat di ekskresikan melalui saliva meliputi
fenitoin, litium, digoksin, dan salisilat.
Usia

Kelainan fungsi
PH urin
ginjal Faktor-
faktor yang
berpengaruh
pada eksresi

Sifat
Fisikokimia: Ikatan dengan
Berat Molekul, protein plasma
pKa, Kelarutan

Anda mungkin juga menyukai