MAKALAH
OBAT SISTEM PENCERNAAN
Mata Kuliah : Farmakologi
Dosen Pengampu : Ahmad Arofik, Msi. Apt
Disusun Oleh :
Kelompok5
Nama Anggota :
1.
2.
3.
4.
Arif Allama
Hidayatul Khosidah
Maulida Safutri
Rizkiana Amelia
( P17420313062 )
( P17420313063 )
( P17420313071 )
( P17420313082 )
1 REGULER B
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
TAHUN 2013/ 2014
OBAT SALURAN PENCERNAAN
Obat pencernaan atau obat yang bekerja pada sistem gastrointestina dan hepatobiliar terbagi
dari 8 kategori besar yaitu :
1. Obat pencernaan jenis antasida (obat maag) dan antiulserasi
2. Obat pencernaan jenis regular GIT, antiflatulen (obat kembung) dan anti inflamasi
3. Obat pencernaan jenis antispasmodik
4. Obat diare (obat sakit perut)
5. Obat pencernaan jenis laksatif atau obat pencahar (obat sembelit)
6. Obat pencernaan jenis digestan
7. Obat pencernaan jenis kolagogum, kolelitolitik da hepati protektor
8. Obat pencernaan untuk hemoroid
1. Obat pencernaan jenis antasida dan antiulserasi
Biasanya obat pencernaan jenis antasida dan antiulserasi untuk mengobati ulkus/luka/tukak
yang terjadi pada pada saluran cerna seperti :
a. Ulkus duodenalis/ulkus duodenum, merupakan jenis ulkus peptikum yang paling banyak
ditemukan, terjadi pada duodenum (usus dua belas jari), yaitu beberapa sentimeter pertama
dari usus halus, tepat dibawah lambung.
b. Ulkus gastrikum lebih jarang ditemukan, biasanya terjadi di sepanjang lengkung atas
lambung. Jika sebagian dari lambung telah diangkat, bisa terjadi ulkus marginalis, pada
daerah dimana lambung yang tersisa telah disambungkan ke usus.
c. Regurgitasi berulang dari asam lambung ke dalam kerongkongan bagian bawah bisa
menyebabkan peradangan (esofagitis) dan ulkus esofagealis. Ulkus Peptikum adalah luka
berbentuk bulat atau oval yang terjadi karena lapisan lambung atau usus dua belas jari
(duodenum) telah termakan oleh asam lambung dan getah pencernaan.
d. Juga hiperasiditas (keasaman berlebih) dan kondisi hipersekresi asam lambung oleh penyakit
( sindroma Zolinger Ellison, mastositosis sistemik).
Glukoma sudut tertutup, obstruksi saluran kemih atau GI, ileus paralitik, penyakit jantung
berat, Hipersensitif terhadap salah satu bahan tablet, Hiperkalsemia, Hiperkalsiuria berat,
gagal ginjal berat.
Efek samping
Pada dosis lazim tidak terjadi efek samping yang berarti. Dapat terjadi konstipasi, kembung
(flatulen) karena pelepasan karbon dioksida (CO2), dosis tinggi atau pemakaian jangka waktu
panjang menyebabkan hipersekresi asam lambung dan acid rebound, muntah dan nyeri
abdomen (perut), hiperkalsemia (pada gangguan ginjal atau setelah pemberian dosis tinggi),
alkalosis (karena anion karbonat), kadang-kadang terjadi kalsifikasi jaringan dan milk-alkali
syndrome (hiperkalsemia, alkalosis metabolik, gagal ginjal). Hiperkalsemia dapat
menimbulkan mual, muntah, anoreksia, kelemahan (weakness), sakit kepala, pusing dan
perubahan status mental
2) Antagonis Reseptor H2 ( H2 Bloker )
a. Ranitidin
Indikasi : menghambat sekresi asam lambungnya lebih kuat dari
Cimetidin
Efek
samping
:
jarang
terjadi,
berupa
nyeri kepala, mual. muntah, reaksi-reaksi kulit.
Dosis
:
Pengobatan
:
Sehari
2
kali
@
150
mg
b. Famatidin
Indikasi : Tukak usus duodenun
Efek samping : nyeri kepala, mual. muntah, reaksi- reaksi kulit.
Dosis
:
Pengobatan
:
Sehari
2
kali
mg
20
c. Esomeprazol
Indikasi
pengobatan duodenum yang disebabkan oleh H. Pylori , mencegah dari ulkus lambung kronis
pada orang yang di NSAID terapi dan pengobatan ulkus gastrointestinal berhubungan dengan
penyakit crohn
Kontraindikasi
hipersensitif terhadap substansi aktif esomeprazol atau benzimidasol atau komponen lain dari
ini
Efek samping
sakit kepala, diare, mual, penurunan nafsu makan, konstipasi, mulut kering, dan sakit perut
d. pantoprazol
Indikasi
patoprazole digunakan untuk pengobatan jangka pendek dari erosi dan ulserasi dari esophagus
yang disebabkan oleh penyakit refluks gastroeshopageal
Kontraindikasi
hipersensitif terhadap pantoprazoal
Efek samping
Mual, muntah, gas, sakit perut, diare atau sakit kepala
4)
a)
b)
c)
5)
a)
6) Pelindung mukosa
a)Sukralfat
# Melindungi mukosa dari serangan pepsin dan asam
7) Penguat motilitas
a) Metoklorpramid
b) Domperidon
8) Zat pembantu
a) Dimetikon (Dimetilpolisiloksan)
Memperkecil gelembung gas yang timbul sehingga mudah di serap dan dapat mencegah masuk
angin, kembung dan kentut
9) Penenang
a) Diazepam
b) Klordiazepoksida
menekan stress yg dapat memicu asam lambung
2.
Obat pencernaan jenis regular GIT, antiflatulen (obat kembung) dan anti inflamasi
(digestiva)
a) Obat digestiva antara lain :
Alkaloida belladona
Papaverin HCl
Mebeverin HCl
Propantelin Bromida
Pramiverin HCl
Indikasi
untuk mengatasi kejang pada saluran cerna yang mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak
peptik dan sebagainya
Efek samping : menyebakan kantuk dan gangguan yang lain
4. Obat diare (obat sakit perut)
Anti diare adalah obat yg digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri,
kuman, virus, cacing, atau keracunan makanan. Gejala diare adalah BAB berulang kali
disertai banyaknya cairanyg keluar kadang-kadang dengan mulas dan berlendir atau berdarah.
Obat anti diare :
a. Adsorben : kaolin, karbo adsorben, attapulgit #nyerap racun
b. Anti motilitas : loperamid hidroklorida, kodein fosfat, morfin #menekan perstaltik usus
c. Adstringen : tannin/ tanalbumin #menciutkan selaput usus
d. Pelindung : Mucilago #melindungi selaput lendir usus yang luka
indikasi :memperingan kerja lambung
efek samping : bisa menyebabkan konstipasi
5. Laksativa
Laksativa adalah obat-obat yang dapat mempercepat peristaltik usus sehingga mempermudah
BAB.
Obat Laksativa :
a. Perangsang dinding usus (meningkatkan motilitas usus)
1) Bisakodil
2) Dankron
3) Rhei
4) Sennae
5) Aloe
b. Memperbesar isi usus
Kira-kira 85 % empedu diabsorpsi pada usus kecil bagian bawah (sirkulasi enterohepatik),
sehingga hanya 80 mg garam empedu yang harus disintesis perharinya.
Asam-asam empedu meningkatkan sekresi empedu dan disebut zat koleretik, garam empedu
kurang memperlihatkan aktivitas koleretik. Asam dehidrokolat suatu kolat semisintetik
terutama aktif untuk merangsang empedu dengan BM (Berat molekul) rendah karena itu
dinamakan zaat hidrokoleretik. Zat ini hanya merangsang pengeluaran empedu dan bukan
prosuksi empedu.
Berbeda dengan asam kolat, asam kenodeoksikolat menurunkan kadar kolesterol dalam
empedu. Obat ini berguna untuk mengatasi batu kolesterol kandung empedu pada pasien
tertentu.
Asam kenodeoksikolat bekerja dengan menurunkan absorpsi kolesterol dari usus dan
menurunkan sintesis kolesterol. Bila kadar asam kenodeoksikolat mencapai 70 % empedu
total, maka larutan empedu yang tadinya jenuh kolesterol menjadi tidak jenuh.
Graam empedu menurunkan resistensi mukosa saluran cerna terhadap asam lambung.
Kenyataan ini diduga mempunyai implikasi terhadap terjadinya gastritis, tkak peptik dan
refluks esofagus.
Asam Ursodeoksikolat
Asam Kenat
DAFTAR PUSTAKA
http://astutidea.blogspot.com/2012/10/obat-obat-gangguan-sistem-pencernaan.html (dea widi
astuti)
http://www.slideshare.net/MutiaLatif/gastritis-14011856#
http://yosefw.wordpress.com/2008/01/04/penggunaan-obat-golongan-proton-pump-inhibitoromeprazol-pada-terapi-tukak-lambung/
Diposkan oleh Nissa Anagh Uchil di 12:28:00 p.m.
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Reaksi:
No comments:
Post a Comment
Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
About Me
Nissa Uchil
View my complete profile
Translate
Pilih Bahasa
Total Pengunjung
495249
Pengikut
Search This Blog
My Posting
2011 (15)
2012 (1)
2013 (8)
2014 (110)
o February (12)
o March (23)
FARMAKOLOGI - OBAT KB
FARMAKOLOGI - ANTIBIOTIK
PATOFISIOLOGI - ALKALOSIS
PATOFISIOLOGI - ASIDOSIS
o April (6)
o May (7)
o October (49)
o November (13)
2015 (45)
My Album Photos
Picture Window template. Powered by Blogger.