Anda di halaman 1dari 19

IURAN BPJS (BADAN PENYELENGGARA JAMINAN

SOSIAL) KESEHATAN

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah MIK V

Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Dosen : Akasah, S.Sos., M.M

Disusun oleh:
Achmad Rizal 14.303.151
Ayu Nuraini 14.303.123
Tia Aulia Handayani 14..303.138
Rifany Nurhaifa Fajrin 14.303.126
Niken Ayu Lestari 14.303.143
Fitri Lestari 14.303.117
Chyntia Pratiwi 14.303.130

POLITENIK PIKSI GANESHA BANDUNG


2017
LEMBAR

PENILAIAN TUGAS

MAKALAH INI TELAH DIPERIKSA

di Bandung tanggal : .................................................

dengan Nilai Angka : .................................................

Dosen Mata Kuliah,

Akasah, S.Sos., M.M


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, bahwasanya


dengan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
IURAN BPJS (BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL)
KESEHATAN.
Makalah ini dibuat tidak hanya demi kepentingan memenuhi tugas yang
diberikan, tetapi rasa ingin tahu dan meningkatkan kemampuan penulis menjadi
alasan dalam membuat makalah agar bermanfaat dikemudian hari.

Sebagai penulis ingin memberikan hasil yang terbaik bagi pembaca, namun
penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna.
Penulis harap makalah ini dapat meberi manfaat bagi yang mebacanya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, Januari 2017

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENILAIAN TUGAS ..................................................................... ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
1.3 Maksud dan Tujuan...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3

2.1 Bayar Iuran BPJS ......................................................................................... 5


2.2 Tarif BPJS .................................................................................................... 8
2.3 Ketentuan Tarif BPJS ................................................................................ 10
2.4 Fasilitas Pembayaran ................................................................................. 11

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 13


3.2 Saran .......................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan layanan kesehatan yang
diberikan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Layanan
yang secara resmi dikeluarkan Pemerintah beberapa tahun lalu terbilang sangat
populer dan cepat menyerap minat masyarakat. Sebab layanan yang diberikan
BPJS Kesehatan mengenakan tarif yang lebih terjangkau.

Pemerintah sebagai pihak yang menjamin terselenggaranya program ini


benar-benar memerhatikan kemudahan masyarakat dalam mengakses layanan
yang diberikan BPJS Kesehatan. Hal ini tentu dimaksudkan agar masyarakat
mendapatkan layanan kesehatan yang terjangkau dan lebih cepat, termasuk
dalam segala macam prosedur dan juga ketentuan dalam mengakses layanan
kesehatan tersebut.

Ketika menjadi anggota BPJS Kesehatan, Anda tentu akan diwajibkan


untuk membayar sejumlah iuran setiap bulannya. Jumlah ini akan sangat
tergantung pada jenis layanan yang digunakan. Sebagaimana kewajiban
bulanan lainnya, Anda juga akan membutuhkan kemudahan dalam melakukan
pengecekan terhadap tagihan yang akan Anda bayarkan setiap bulannya.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa saja kategori dari BPJS?
b. Bagaimana keadaan dari kenaikan tarif JKN?
c. Bagaimana tarif yang ditetapkan dalam BPJS?
d. Apa saja ketentuan dari iuran BPJS?
e. Apa saja fasilitas pembayaran yang dilakukan pada BPJS?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui dari beberapa kategori BPJS
b. Untuk mengetahui keadaan dari kenaikan tarif JKN
c. Untuk mengetahui tarif yang ditetapkan BPJS
d. Untuk mengetahui ketentuan iuran dari BPJS
e. Untuk mengetahui fasilitas pembayaran yang dilakukan pada BPJS
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bayar Iuran BPJS

Layanan yang secara resmi dikeluarkan Pemerintah beberapa tahun


lalu terbilang sangat populer dan cepat menyerap minat masyarakat. Sebab
layanan yang diberikan BPJS Kesehatan mengenakan tarif yang lebih
terjangkau.

Pemerintah sebagai pihak yang menjamin terselenggaranya program


ini benar-benar memerhatikan kemudahan masyarakat dalam mengakses
layanan yang diberikan BPJS Kesehatan. Hal ini tentu dimaksudkan agar
masyarakat mendapatkan layanan kesehatan yang terjangkau dan lebih
cepat, termasuk dalam segala macam prosedur dan juga ketentuan dalam
mengakses layanan kesehatan tersebut.

Ketika menjadi anggota BPJS Kesehatan, akan diwajibkan untuk


membayar sejumlah iuran setiap bulannya. Jumlah ini akan sangat
tergantung pada jenis layanan yang digunakan. Sebagaimana kewajiban
bulanan lainnya, Anda juga akan membutuhkan kemudahan dalam
melakukan pengecekan terhadap tagihan yang akan Anda bayarkan setiap
bulannya. Beberapa cara di bawah ini akan membantu Anda dalam
pengecekan tagihan pembayaran.

Dana Tunai Gadai Mobil dan Rumah

1. Melakukan pengecekan melalui website resmi BPJS

Ini akan menjadi pilihan yang sangat tepat untuk Anda yang aktif
menggunakan layanan internet. Anda cukup masuk ke website resmi BPJS,
yakni bpjs-kesehatan.go.id dan melakukan pengecekan tagihan pembayaran
dengan beberapa langkah di bawah ini:
Pada halaman utama klik menu Cek Pembayaran Iuran

Setelah halaman baru muncul pada layar, Anda akan diminta untuk mengisi
dua kolom yang terdiri dari Nomor Kartu dan Tanggal Lahir Anda sebagai
pemegang kartu BPJS tersebut.

Setelah mengisi kedua kolom tersebut, Anda juga harus mengetikkan Angka
Validasi yang tertera di sana. Kemudian klik Cek, rincian pembayaran
Anda akan muncul pada layar. Rincian ini meliputi pembayaran yang telah
dilakukan dan juga tagihan yang belum dibayarkan.

2. Melakukan pengecekan melalui SMS Gateway

Selain melalui sambungan internet, Pemerintah juga memberikan


kemudahan bagi peserta BPJS untuk melakukan pengecekan tagihan
melalui layanan SMS. Layanan SMS Gateway ini tentu akan memudahkan
Anda dan juga para pengguna BPJS lainnya yang tidak/jarang menggunakan
layanan internet dalam keseharian mereka. Layanan ini bisa diakses dengan
jaringan seluler di nomor 0877 5500 400.

Berbagai informasi mengenai layanan BPJS kesehatan yang Anda gunakan


dapat diakses melalui nomor tersebut, termasuk jumlah tagihan bulanan
yang harus dibayarkan dan jumlah denda yang dikenakan (jika Anda
melakukan penunggakan pada bulan-bulan sebelumnya). Informasi
mengenai tagihan Anda tersebut bisa diakses dengan menggunakan salah
satu data diri Anda, antara lain Nomor Induk Kependudukan (NIK), Nomor
Kartu BPJS Kesehatan (NOKA), atau Nomor Induk Pegawai yang Anda
miliki.

Gunakan salah satu dari nomor data diri tersebut untuk mengetahui jumlah
tagihan iuran bulanan BPJS Anda, dengan format:

Misalnya, Anda menggunakan Nomor kartu BPJS.

Tagihan <spasi> Nomor Kartu BPJS


Contoh: Tagihan 0000123456789

Kirim ke 087775500400

2.2 Tarif BPJS

BPJS Kesehatan membagi pesertanya menjadi dua kategori yang


berbeda. Kategori pertama dari peserta BPJS Kesehatan adalah PBI atau
Penerima Bantuan Iuran. Peserta yang masuk dalam kategori PBI memiliki
strata ekonomi yang cukup rendah. Pihak RT atau Desa biasanya mendata
warga tidak mampu lalu data ini akan digunakan sebagai acuan pemberian
kartu PBJS Kesehatan yang dibantu oleh pemerintah.

Peserta kedua dari BPJS Kesehatan adalah mereka yang secara mandiri
mendaftar diri dan membayar iuran wajibnya setiap bulan. Orang yang
masuk dalam kategori ini adalah mereka yang terbilang mampu atau berasal
dari strata ekonomi menengah ke atas. Peserta yang membayar iuran BPJS
Kesehatan atau Non-PBI dibagi lagi menjadi tiga kelas sesuai dengan
kemampuan dalam membayar iuran.

Kelas yang diberikan oleh BPJS Kesehatan dimuali dari kelas 3, kelas 2,
dan yang terakhir adalah kelas 1. Masing-masing kelas pada peserta Non-
PBI ini memiliki tarif atau iuran yang berbeda setiap bulannya. Untuk
informasi lebih lengkap terkait tarif BPJS Kesehatan dan fasilitasnya,
perhatikan uraiannya berikut ini.

Tarif / Biaya Yang Perlu Dikeluarkan Sesuai Dengan Kelasnya 2016

Kelas 1 : Rp 80.000

Tarif awal BPJS Kesehatan Kelas 1 awalnya hanya berkisar Rp59.500,00


pada awal BUMN ini resmi dioperasikan. Namun, setelah 1 April 2016,
Presiden Joko Widodo menyetujui untuk menaikkan tarif dari BPJS
Kesehatan Kelas 1 menjadi Rp80.000,00. Keputusan ini didasari oleh
Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan Peraturan
Presiden Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.

Peserta BPJS Kesehatan Kelas 1 mendapatkan fasilitas terbaik dari Rumah


Sakit atau lembaga kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS. Biasanya
mereka yang masuk dalam Kelas 1 akan memiliki hak kamar kelas 1. Kamar
yang disediakan untuk kelas 1 biasanya terdiri dari 2-4 tempat tidur hingga
harus bergabung dengan peserta lain yang sama-sama berasal dari BPJS
Kesehatan kelas 1.

Apabila Peserta BPJS Kesehatan menginginkan kamar perawatan yang jauh


lebih baik, mereka diizinkan untuk dirawat ke kamar VIP dengan kondisi
tertentu. Biasanya peserta harus mau membayar selisih biaya operasional
antara kamar kelas 1 dan VIP. Kalau kesepakatan ini disetujui, maka peserta
bisa segera dipindahkan.

Setiap rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS biasanya memiliki
sebuah aplikasi INA-CBGS. Aplikasi ini akan menghitung biaya
operasional yang dibutuhkan seorang pasien hingga sembuh. Besaran dari
Care Base Groups ini bervariasi. Misal seseorang yang sakit typus
membutuhkan perawatan sebesar Rp3.000.000,00 sampai sembuh. Kalau
terjadi selisih biaya, misal lebih dari biaya yang ditetapkan, pasien
diwajibkan untuk mengganti kekurangan itu setelah sembuh dari sakit.

Kelas 2 : Rp 51.000

Tidak jauh beda dengan peserta BPJS Kesehatan Kelas 1, pada BPJS Kelas
2 juga mengalami kenaikan iuran setiap bulannya. Jika di kelas 1 kenaikan
terjadi sebesar Rp20.500,00, maka kenaikan di Kelas 2 terjadi sebanyak
Rp8.500,00. Tarif BPJS Kesehatan Kelas 2 yang awalnya hanya berada
pada nominal Rp42.500,00 berubah menjadi Rp51.000,00 berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan Peraturan
Presiden Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.

Peserta BPJS Kelas 2 mendapatkan fasilitas satu tingkat di bawah kelas 1.


Saat peserta BPJS Kelas 1 mendapatkan kamar kelas 1 dengan isi 2-4 kamar
tidur, Peserta BPJS Kesehatan kelas 2 mendapatkan kamar kelas 2 dengan
tempat tidur pasien dalam satu ruangan berjumlah 3-5 buah. Banyaknya
tempat tidur dari peserta kelas 2 bisa kurang dan lebih sesuai dengan Faskes
atau fasilitas kesehatan yang menaungi peserta.

Peserta BPJS Kesehatan Kelas 2 juga memiliki hak untuk naik kelas untuk
fasilitas kamarnya. Peserta kelas 2 bisa mengajukan perawatan kamar kelas
1 jika mampu. Selisih biaya yang berasal dari kelas 1 dan kelas 2 wajib
dibayarkan setelah peserta sembuh.

Para peserta BPJS Kesehatan Kelas 2 wajib membayar selisih biaya pada
perawatan kesehatannya berdasarkan aplikasi INA-CBGS. Jika pada
perawatan jenis penyakit tertentu terjadi kelebihan biaya operasional, maka
peserta wajib menutupi itu. BPJS Kesehatan tidak membayar semua biaya
operasional saja, tapi sebagian berdasarkan standar operasional dari rumah
sakit.

Kelas 3 : Rp 25.500

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan


Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. Iuran
peserta BPJS Kesehatan Kelas 3 tidak mengalami kenaikan. Peserta BPJS
Kesehatan Kelas 3 tetap membayar iuran sebanyak Rp25.500,00 setiap
bulannya. Iuran kelas 3 tidak mengalami kenaikan lantaran banyak warga
dengan strata ekonomi rendah yang aktif pada zona itu.

Fasilitas kesehatan yang diterima oleh Peserta BPJS Kelas 3 adalah kamar
inap kelas 3 yang satu ruangan terdiri dari 4-6 tempat tidur. Semua fasilitas
standar kelas 3 akan diterima oleh peserta BPJS Kesehatan tanpa terkecuali.
Oh ya, di beberapa rumah sakit jumlah kamar tidur bisa saja bertambah
karena keadaaan tertentu atau memang ruangan kelas 3 yang dimiliki
fasilitas kesehatan itu sangat lebar.

Peserta BPJS Kesehatan kelas 3 boleh mengajukan peningkatan fasilitas


ruang inap. Mereka diperbolehkan dirawat di ruangan kelas 2 dengan
membayar kelebihan biaya operasional yang akan terjadi di akhir
perawatan. Besaran selisih biaya ini dihitung sejak hari pertama hingga hari
terakhir perawatan saat pasien dinyatakan sembuh.

Tarif INA-CBGS juga diterapkan pada Peserta BPJS Kelas 3. Mereka


diwajibkan untuk membayar selisih biaya perawatan yang diterima. Jika
besaran biaya perawatan kurang dari tarif INA-CBGS, maka peserta BPJS
Kelas 3 tidak perlu membayar lagi hingga bisa dengan tenang pulang ke
rumah.
Demikianlah penjelasan lengkap tentang tarif BPJS Kesehatan. Semoga
bisa memberikan informasi yang bermanfaat.

2.3 Ketentuan Iuran BPJS

Ketentuan Iuran BPJS :

1. Bagi peserta Penerima Bantun Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan iuran


dibayar oleh Pemerintah.

2. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja pada Lembaga
Pemerintahan terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, anggota Polri,
pejabat negara, dan pegawai pemerintah non pegawai negeri sebesar 5%
(lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan : 3% (tiga
persen) dibayar oleh pemberi kerja dan 2% (dua persen) dibayar oleh
peserta.
3. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja di BUMN,
BUMD dan Swasta sebesar 5% ( lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan
dengan ketentuan : 4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja dan 1%
(satu persen) dibayar oleh Peserta.

4. Iuran untuk keluarga tambahan Pekerja Penerima Upah yang terdiri


dari anak ke 4 dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua, besaran iuran sebesar
sebesar 1% (satu persen) dari dari gaji atau upah per orang per bulan,
dibayar oleh pekerja penerima upah.

5. Iuran bagi kerabat lain dari pekerja penerima upah (seperti saudara
kandung/ipar, asisten rumah tangga, dll); peserta pekerja bukan penerima
upah serta iuran peserta bukan pekerja adalah sebesar:

a. Sebesar Rp. 25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per orang per
bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III.

b. Sebesar Rp. 51.000,- (lima puluh satu ribu rupiah) per orang per bulan
dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas II.

c. Sebesar Rp. 80.000,- (delapan puluh ribu rupiah) per orang per bulan
dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I.

6. Iuran Jaminan Kesehatan bagi Veteran, Perintis Kemerdekaan, dan


janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan,
iurannya ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari 45% (empat puluh lima
persen) gaji pokok Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III/a dengan masa
kerja 14 (empat belas) tahun per bulan, dibayar oleh Pemerintah.

7. Pembayaran iuran paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan

Mulai tanggal 1 April 2016, iuran Jaminan Kesehatan Nasional


(JKN) mengalami perubahan tarif iuran. JKN merupakan program
pelayanan kesehatan dari pemerintah yang dikelola oleh BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial). Pemerintah mengumumkan informasi ini
melalui Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan. Dalam Perpres tersebut ditetapkan perubahan iuran bagi peserta
Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) alias peserta perorangan.

2.3.1 Tarif Baru Iuran Peserta JKN per April 2016

Iuran Awal Iuran Baru Nilai Kenaikan

Kelas 1 Rp59.500 Rp80.000 Rp20.500

Kelas 2 Rp42.500 Rp51.000 Rp8.500

Kelas 3 Rp25.500 Rp25.500 Tidak Berubah

Khusus untuk besaran iuran peserta kelas III, Presiden telah menetapkan
bahwa iuran peserta perorangan kelas III tidak berubah, yaitu tetap Rp
25.500. Sementara itu, tarif untuk kelas 1 dan kelas 2 mengalami kenaikan
masing-masing sebesar Rp20.500 dan Rp8.500.

Peserta wajib membayar iuran jaminan kesehatan kepada BPJS


Kesehatan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan. Jika tanggal 10
(sepuluh) jatuh pada hari libur, maka iuran dibayarkan pada hari kerja
berikutnya.

Keterlambatan pembayaran iuran jaminan kesehatan lebih dari satu bulan


sejak tanggal 10, maka penjaminan peserta diberhentikan sementara.
Artinya, masa aktif kartu asuransi JKN Anda diberhentikan secara otomatis
untuk sementara waktu. Peserta tidak dapat menggunakan kartu JKN untuk
berobat gratis. Jika terjadi keterlambatan pembayaran, peserta wajib
membayar denda kepada BPJS Kesehatan agar status kartu JKN aktif dan
bisa digunakan lagi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan hingga
layanan rawat inap.

Denda keterlambatan sebelumnya adalah 2%, tetapi per 1 April 2016


berlaku aturan baru yakni 2,5%. Batas pembayaran iuran BPJS Kesehatan
tiap tanggal 10, Jika anda terlambat membayar pada bulan itu dendanya
2,5% x jumlah iuran. Jumlah tertunggak maksimum 12 bulan dan denda
paling tinggi sebesar Rp30.000.000 (tiga puluh juta Rupiah).

Jika anda terlambat membayar pada hari libur maka anda tidak terkena
denda. Misalnya tanggal 10 adalah hari minggu sedangkan anda baru
membayar hari senin tanggal 11 maka denda 2,5% tersebut belum berlaku.
Status kepesertaan akan aktifkan kembali setelah Anda melunasi iuran plus
dendanya. Dalam waktu 45 hari, status kepersertaan akan aktif kembali dan
bisa dipergunakan untuk berobat.

Contohnya, Pak Ali terlambat membayar iuran JKN kelas 1 hingga 3 bulan,
yakni sejak Januari 2016 hingga Maret 2016. Kartu JKN Pak Ali telah
otomatis terblokir dan tidak bisa digunakan. Status kartu kepesertaan pak
Ali telah di nonaktifkan. Untuk mengaktifkan kembali kartu tersebut, pak
Ali harus melunasi semua pembayaran dan dendanya.

Denda keterlambatan sebelum April 2016 yang berlaku adalah 2% x tarif


jumlah iuran lama.

Untuk kasus pak Ali, hitungan denda keterlambatan JKN ialah 2% x


Rp59.500 = Rp1.190

Pak Ali harus membayar Rp60,690 x 3 bulan keterlambatan = Rp182.070.


Untuk bulan berikutnya April 2016, pak Ali sudah otomatis dikenai tarif
iuran baru.

2.3.2 Cara Cek Rincian Keterlambatan & Membayar Iuran


Peserta bisa mencek rincian data keterlambatan iuran JKN dengan datang
ke kantor cabang BPJS Kesehatan terdekat atau cek langsung via ATM bank
Mandiri, BRI dan BNI. Kepala Humas BPJS Kesehatan Irfan Humaidi
menjelaskan kewajiban iuran JKN sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Jika ada iuran yang tertunggak sebelum April 2016 akan dihitung
menggunakan aturan lama.

Cara membayar iuran yang tertunggak, peserta bisa mencek data rinci
keterlambatan di kantor cabang BPJS Kesehatan terdekat, dan jika ingin
membayarnya bisa langsung dilakukan di ATM bank, nantinya sesuai
prosedur pembayaran BPJS Kesehatan, akan muncul nilai tagihan yang
tertunggak.

Pindah Kelas JKN

Peserta BPJS Kesehatan yang berada pada kelas 1 dan 2 diperbolehkan


untuk bermigrasi ke kelas 3. Irfan Humaidi dari BPJS Kesehatan
menegaskan pengurusan pindah kelas hanya bisa dilakukan dengan cara
datang ke kantor cabang BPJS terdekat dan memenuhi persyaratan yakni
peserta minimal sudah tercatat sebagai peserta JKN selama satu tahun.

Peningkatan Pelayanan vs Sadar Membayar Iuran

Dengan adanya aturan dan kenaikan tarif, diharapkan BPJS Kesehatan


semakin berupaya keras melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan mulai dari tingkat puskesmas, klinik pratama, hingga
dokter praktek perorangan. Selain itu, BPJS Kesehatan harus memperbaiki
wadah informasi layanan seputar BPJS Kesehatan yang masih minim
implementasi, misalnya sistem online checking BPJS Kesehatan via website
dan sms tidak berfungsi.

Jika fasilitas dan informasi yang diberikan oleh JKN semakin baik,
masyarakat akan merasa nyaman dan semakin percaya dengan BPJS
Kesehatan. Sebagai peserta JKN, masyarakat diharapkan menyadari
kewajibannya untuk rutin membayar iuran sesuai dengan kelas yang
dipilihnya. Manfaatkan layanan dari negara ini secara maksimal, jangan
ragu bertanya bila ada segala sesuatu yang tidak dimengerti kepada pihak
BPJS Kesehatan.

2.3.3 Fasilitas Pembayaran

Berbagai fasilitas pembayaran dimungkinkan agar masyarakat lebih mudah


dan cepat dalam melakukan pembayaran tagihan iuran mereka setiap
bulannya. Jika Anda menjadi pengguna layanan BPJS Kesehatan, jangan
khawatir mengenai tempat pembayannya. Sebab Anda bisa memilih salah
satu dari beberapa tempat pembayaran iuran BPJS di bawah ini.

1. Kantor BPJS Kesehatan

Tempat ini akan sangat tepat bagi Anda yang memang berdomisili atau
berkantor di sekitar wilayah kantor BPJS Kesehatan. Anda cukup
mendatangi kantor tersebut dan melakukan pembayaran pada loket
pembayaran yang tersedia di sana.

2. ATM BRI, BNI, atau Bank Mandiri

Selain di kantor BPJS Kesehatan, Anda juga bisa melakukan pembayaran


iuran BPJS melalui ATM BRI, BNI, atau Bank Mandiri. BPJS memiliki
kerja sama dengan ketiga ATM tersebut sehingga Anda dengan mudah bisa
melakukan pembayaran tagihan iuran BPJS di sana. Ini akan jadi lebih
mudah karena Anda tidak perlu antre seperti membayar di loket yang
terdapat di kantor BPJS.

3. Kantor Pos
Pihak BPJS juga mempertimbangkan kemudahan bagi pengguna layanan
BPJS Kesehatan yang tinggal di daerah. Kerja sama yang dilakukan dengan
PT Pos Indonesia tentu akan memudahkan masyarakat yang tinggal di
pedesaan untuk bisa mengakses pembayaran BPJS Kesehatan dengan
mudah.

4. Indomaret dan Alfamart

Saat ini pembayaran BPJS Kesehatan juga bisa dilakukan melalui Indomaret
dan Alfamart. Kedua minimarket ini sangat mudah ditemukan sehingga
Anda tidak akan kesulitan lagi dalam membayar iuran tagihan BPJS
Kesehatan setiap bulannya.

5. Loket Pembayaran Multitagihan

Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan loket ini. Sebab saat ini loket
pembayaran multitagihan sangat mudah ditemukan di sekitar kita. Pada
awalnya, loket ini hanya menyediakan layanan pembayaran tagihan listrik
dan telepon. Namun, sekarang sebagian besar loket ini telah menyediakan
layanan pembayaran bagi iuran BPJS Kesehatan. Tidak semua loket
memberikan layanan ini karena itu Anda harus menanyakan terlebih dahulu
pada petugas di sana.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mulai tanggal 1 April 2016, iuran Jaminan Kesehatan Nasional


(JKN) mengalami perubahan tarif iuran. JKN merupakan program
pelayanan kesehatan dari pemerintah yang dikelola oleh BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial). Pemerintah mengumumkan informasi ini
melalui Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan. Dalam Perpres tersebut ditetapkan perubahan iuran bagi peserta
Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) alias peserta perorangan.

Tarif Baru Iuran Peserta JKN per April 2016

Iuran Awal Iuran Baru Nilai Kenaikan

Kelas 1 Rp59.500 Rp80.000 Rp20.500

Kelas 2 Rp42.500 Rp51.000 Rp8.500

Kelas 3 Rp25.500 Rp25.500 Tidak Berubah

DAFTAR PUSTAKA

https://www.cermati.com/artikel/cara-mudah-cek-tagihan-dan-pembayaran-iuran-bpjs-
kesehatan

http://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/index.php/pages/detail/2014/13

https://www.sepulsa.com/blog/tarif-fasilitas-bpjs

Anda mungkin juga menyukai