MAKALAH
OLEH :
2022
Kata pengantar
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Ahmad mayundari
DAFTA ISI
Table of Contents
SAMPUL..................................................................................................................................................i
Kata pengantar......................................................................................................................................ii
DAFTA ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
KAJIAN PUSTAKA..................................................................................................................................5
A. Sejarah BPJS..............................................................................................................................5
B. Definisi BPJS............................................................................................................................10
C. Dasar Hukum...........................................................................................................................10
D. Visi dan Misi BPJS....................................................................................................................11
E. Hak dan Kewajiban Peserta BPJS Kesehatan..........................................................................12
F. Fungsi BPJS..............................................................................................................................12
G. Tugas BPJS...............................................................................................................................13
H. Wewenang BPJS......................................................................................................................14
I. Pertanggung Jawaban BPJS.....................................................................................................15
J. Pelayanan Kesehatan yang Dijamin........................................................................................15
K. Pelayanan Kesehatan yang Tidak Dijamin..............................................................................16
L. Manfaat BPJS..........................................................................................................................17
M. Pembiayaan BPJS................................................................................................................18
BAB III..................................................................................................................................................20
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................................................20
A. HASIL.......................................................................................................................................20
B. PEMBAHASAN.........................................................................................................................22
BAB IV.................................................................................................................................................27
PENUTUP.............................................................................................................................................27
A. KESIMPULAN...........................................................................................................................27
B. SARAN.....................................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) merupakan
Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk
menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia,
terutama untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran,
Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya ataupun rakyat
biasa.
“Dalam sistem baru ini peserta mandiri diharuskan membayar iuran secara
kolektif yang mencakup seluruh nama dalam satu Kartu Keluarga (KK) yang terdaftar.
Artinya, setiap bulan, peserta mandiri harus membayar total tagihan seluruh anggota
keluarga secara akumulatif.” Seluruh anggota keluarga wajib mengikuti dan
membayar iuran BPJS Kesehatan agar anggota keluarga lain bisa dinyatakan aktif
mengikuti BPJS Kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengetahui gambaran pelaksanaan program jaminan kesehatan
puskesmas ?
3. Bagaimana mengetahui Proses pelaksanaan program BPJS Kesehatan pelayanan
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program jaminan kesehatan nasional
di puskesmas Kabupaten Sidrap.
2. Untuk Mengetahui input pelaksanaan program BPJS Kesehatan di puskesmas.
3. Untuk mengetahui Proses pelaksanaan program BPJS Kesehatan pelayanan
kabupaten Sidrap.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sejarah BPJS
Adanya pengeluaran yang tidak terduga apabila seseorang terkena penyakit,
apalagi tergolong penyakit berat yang menuntut stabilisasi yang rutin seperti
hemodialisa atau biaya operasi yang sangat tinggi. Hal ini berpengaruh pada
penggunaan pendapatan seseorang dari pemenuhan kebutuhan hidup pada
umumnya menjadi biaya perawatan dirumah sakit, obat-obatan, operasi, dan lain
lain. Hal ini tentu menyebabkan kesukaran ekonomi bagi diri sendiri maupun
keluarga. Sehingga munculah istilah “SADIKIN”, sakit sedikit jadi miskin. Dapat
disimpulkan, bahwa kesehatan tidak bisa digantikan dengan uang, dan tidak ada
orang kaya dalam menghadapi penyakit karena dalam sekejap kekayaan yang
dimiliki seseorang dapat hilang untuk mengobati penyakit yang dideritanya. Begitu
pula dengan resiko kecelakaan dan kematian. Suatu peristiwa yang tidak kita
harapkan namun mungkin saja terjadi kapan saja dimana kecelakaan dapat
menyebabkan merosotnya kesehatan, kecacatan, ataupun kematian karenanya kita
kehilangan pendapatan, baik sementara maupun permanen.
Belum lagi menyiapkan diri pada saat jumlah penduduk lanjut usia dimasa
datang semakin bertambah. Pada tahun 2030, diperkirakan jumlah penduduk
Indonesia adalah 270 juta orang. 70 juta diantaranya diduga berumur lebih dari 60
tahun. Dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2030 terdapat 25% penduduk
Indonesia adalah lansia. Lansia ini sendiri rentan mengalami berbagai penyakit
degenerative yang akhirnya dapat menurunkan produktivitas dan berbagai dampak
lainnya. Apabila tidak ada yang menjamin hal ini maka suatu saat hal ini mungkin
dapat menjadi masalah yang besar.
Pembahasan RUU BPJS berjalan alot. Tim Kerja Menko Kesra dan Tim Kerja
Meneg BUMN, yang notabene keduanya adalah Pembantu Presiden, tidak
mencapai titik temu. RUU BPJS tidak selesai dirumuskan hingga tenggat peralihan
UU SJSN pada 19 Oktober 2009 terlewati. Seluruh perhatian tercurah pada RUU
BPJS sehingga perintah dari 21 pasal yang mendelegasikan peraturan pelaksanaan
terabaikan. Hasilnya, penyelenggaraan jaminan sosial Indonesia gagal menaati
semua ketentuan UU SJSN yaitu 5 tahun.
Tahun berganti. DPR mengambil alih perancangan RUU BPJS pada tahun
2010. Perdebatan konsep BPJS kembali mencuat ke permukaan sejak DPR
mengajukan RUU BPJS inisiatif DPR kepada Pemerintah pada bulan Juli 2010.
Bahkan area perdebatan bertambah, selain bentuk badan hukum, Pemerintah dan
DPR tengah berseteru menentukan siapa BPJS dan berapa jumlah BPJS. Dikotomi
BPJS multi dan BPJS tunggal tengah diperdebatkan dengan sengit.
Meski bukan sesuatu yang mudah, namun keberadaan BPJS mutlak ada
sebagai implementasi Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN), yang bahkan semestinya telah dapat
dioperasionalkan sejak 9 Oktober 2009 dua tahun lampau. Perjalanan tak selesai
sampai disahkannya BPJS menjadi UU formal, jalan terjal nan berliku menanti di
depan. Segudang pekerjaan rumah menunggu untuk diselesaikan demi
terpenuhinya hak rakyat atas jaminan sosial. Sebuah kajian menyebutkan bahwa
saat ini, berdasarkan data yang dihimpun oleh DPR RI dari keempat Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang berstatus badan hukumnya adalah Persero tersebut,
hanya terdapat sekitar 50 juta orang di Indonesia ini dilayani oleh Jaminan Sosial
yang diselenggarakan oleh 4 BUMN penyelenggara jaminan sosial.
Pada saat mulai berlakunya UU BPJS, Dewan Komisaris dan Direksi PT Askes
(Persero) dan PT Jamsostek (Persero) ditugasi oleh UU BPJS untuk menyiapkan
berbagai hal yang diperlukan untuk berjalannya proses tranformasi atau perubahan
dari Persero menjadi BPJS dengan status badan hukum publik. Perubahan tersebut
mencakup struktur, mekanisme kerja dan juga kultur kelembagaan.Mengubah
struktur, mekanisme kerja dan kultur kelembagaan yang lama, yang sudah
mengakar dan dirasakan nyaman, sering menjadi kendala bagi penerimaan
struktur, mekanisme kerja dan kultur kelembagaan yang baru, meskipun hal
tersebut ditentukan dalam Undang-Undang.
Untuk itu diperlukan komitmen yang kuat dari kedua BUMN ini, BUMN yang
dipercaya mengemban tugas menyiapkan perubahan tersebut. Sebagai
professional tentu mereka paham bagaimana caranya mengatasi berbagai
persoalan yang timbul dalam proses perubahan tersebut, dan bagaimana harus
bertindak pada waktu yang tepat untuk membuat perubahan berjalan tertib efektif,
efisien dan lancar sesuai dengan rencana.
Tahun 2012 merupakan tahun untuk mempersiapkan perubahan yang
ditentukan dalam UU BPJS. Perubahan yang dipersiapkan dengan cermat, fokus
pada hasil dan berorientasi pada proses implementasi Peraturan Perundang-
undangan secara taat asas dan didukung oleh pemangku kepentingan, akan
membuat perubahan BPJS memberi harapan yang lebih baik untuk pemenuhan hak
konstitusional setiap orang atas jaminan sosial.
B. Definisi BPJS
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia menurut
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011.
Sesuai Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional, BPJS merupakan badan hukum nirlaba.
C. Dasar Hukum
1. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem
Jaminan Sosial Kesehatan;
2. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2012 Tentang
Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan
Kesehatan;
5. UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;
6. UU No. 44 Tahun 2004 tentang Rumah Sakit.
Kewajiban Peserta :
1. Mendaftarkan dirinya sebagai peserta serta membayar iuran yang
besarannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;
2. Melaporkan perubahan data peserta, baik karena pernikahan, perceraian,
kematian, kelahiran, pindah alamat atau pindah fasilitas kesehatan tingkat I;
3. Menjaga Kartu Peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan oleh orang
yang tidak berhak.
4. Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan.
F. Fungsi BPJS
UU BPJS menetukan bahwa BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan
program jaminan kesehatan. Jaminan Kesehatan menurut UU SJSN diselenggarakan
secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan
tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
G. Tugas BPJS
Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut diatas BPJS bertugas
untuk:
H. Wewenang BPJS
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana diamksud di atas BPJS
berwenang:
L. Manfaat BPJS
Manfaat BPJS dari segi Promosi dan Preventif akan memberikan pelayanan yang
meliputi:
2. Imunisasi dasar
Pelayanani imunisasi dasar meliputi:
a. Vaksin Baccile Calmett Guerin (BCG)
b. Vaksin Difteri Pertusis Tetanus (DPT)
c. Vaksin Hepatitis-B
d. Vaksin Polio, dan
e. Vaksin Campak
4. Skrining kesehatan
Pelayanan skrining kesehatan diberikan secara selektif yang ditujukan untuk
mendeteksi resiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari resiko penyakit
tertentu.
M. Pembiayaan BPJS
Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara
teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja, dan/atau Pemerintah untuk program Jaminan
Kesehatan (pasal 16, Perpres No. 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan).
Tarif Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka
oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
berdasarkanjumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan
jumlahpelayanan kesehatan yang diberikan.
Tarif Non Kapitasi adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatankepada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama berdasarkan jenis dan jumlahpelayanan
kesehatan yang diberikan.
Tarif Indonesian - Case Based Groups yang selanjutnya disebut Tarif INA-
CBG’sadalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada
FasilitasKesehatan Tingkat Lanjutan atas paket layanan yang didasarkan
kepadapengelompokan diagnosis penyakit.
Semua Fasilitas Kesehatan meskipun tidak menjalin kerja sama dengan BPJS
Kesehatan wajib melayani pasien dalam keadaan gawat darurat, setelah keadaan
gawat daruratnya teratasi dan pasien dapat dipindahkan, maka fasilitas kesehatan
tersebut wajib merujuk ke fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari segi (tenaga kesehatan) kekurangan tenaga kesehatan masih menjadi
masalah yang terjadi di puskesmas Pangkajene, puskesmas Rappang, dan Pukesmas
Belawae kabupaten Sidrap khususnya tenaga Medis (Dokter Umum/Gigi).
Dari segi (Prosedur pelayanan kesehatan) Alur yang disediakan sesuai dengan
SOP (standar operasional) yaitu mulai dari pendaftaran, antrian, pengobatan ke poli,
laboratorium sampai ke apotik Tetapi dalam pelaksanaannya pasien sering antrian
dan keterlambatan dalam pelayanan sering terjadi.
Dari segi (Penglolaan Dana) yang dialirkan ke petugas terbagi dua dana
kapitasi dan dana klaim, untuk dana kapitasi setiap tanggal 15 telah dikirim ke
rekening kemudian puskesmas memanfaatkan sesuai dengan ketentuannya yang
berlaku yaitu 60% dari jasa pelayanan 15% obat dan BLHP dan 15% untuk penunjang
operasional kegiatan puskesmas.