Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

Disusun Oleh :
1. Maryam Zunar (P1337420116006)
2. Luthfi Annisa (P1337420116036)
3. Khoirun Nisa (P1337420116018)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEMARANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya


sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Sistem Jaminan Kesehatan
Nasional” ini guna menyelesaikan tugas mata kuliah “KEBIJAKAN PEMERINTAH
DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN & BUDAYA ANTI KORUPSI.”
Makalah ini kami susun bertujuan untuk memberikan pembahasan tentang
bagaimana sistem jaminan kesehatan nasional agar tenaga kesehatan dan masyarakat
mampu memahami mengenai jaminan kesehatan nasional.

Mungkin dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan


yang tidak kami sadari. Untuk itu, kami memohon maaf atas segala kekurangan yang
ada dalam dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
sebagai penyempurnaan untuk kedepannya.

Semarang, Januari 2018

Penyusu

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... i

Daftar isi…........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN… ................................................................................ 1

A. Latar Belakang… .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah… ............................................................................. 2

C. Tujuan.................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN... .................................................................................. 5

1. Pengertian dari JKN… ........................................................................... 5


2. Apa latar belakang dan tujuan JKN… ................................................... 5
3. Prinsip pelaksanaan program JKN… ..................................................... 6
4. Siapa saja yang menjadi peserta JKN... ................................................ 7
5. Bayi baru lahir dari keluarga peserta PBIJKN…................................... 7
6. Apakah kartu peserta jamkesmas 2013 masih berlaku… ...................... 9
7. Status peserta jamkesmas lama yang tidak masuk kedalam Daftar peserta
PBIJKN… ........................................................................................... 10
8. Iuran yang harus dibayar dalam program JKN… .................................. 10
9. Manfaat JKN… ...................................................................................... 10
10. Prosedur berobat peserta JKN….......................................................... 12
11. Caradan persyaratan mendaftar peserta JKN… ................................... 12
12. Biaya transportasi pengobatan… ......................................................... 13
13. pelayanan peserta diwilayah yang tidak tersedia fasilitas kesehatan… 13
14. Pengelolaan jamkesda oleh Pemerintah Daerah… .............................. 13
15. Nomor kontak JKN… .......................................................................... 14
BAB III PENUTUP… ......................................................................................... 15

A. Simpulan… ........................................................................................... 15

B. Saran… .................................................................................................. 17

Daftar pustaka… ..................................................................................................


iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah salah satu hak asasi manusia sehingga kesehatan


merupakan kewajiban pemerintah kepada warga negaranya terutama terhadap
warga negara yang kurang memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan yang
bermutu karena pengaruh ketidakmampuan secara ekonomi. Pada tahun 2000,
untuk pertama kalinya kata-kata “kesehatan” tercantum dalam UUD 1945 pada
pasal 28H yang merupakan hasil amandemen tahun 2000 “setiap penduduk
berhak atas pelayanan kesehatan”. Hal ini tentu saja merupakan jaminan hak-hak
kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia sesuai dengan deklarasi Hak Asasi
Manusia oleh PBB pada tahun 1947

Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan


dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap
bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Pengakuan itu tercantum dalam
Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi Manusia.
Pasal 25 Ayat (1) Deklarasi menyatakan, setiap orang berhak atas derajat hidup
yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya
termasuk hak atas pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan serta
pelayanan sosial yang diperlukan dan berhak atas jaminan pada saat menganggur,
menderita sakit, cacat, menjadi janda/duda, mencapai usia lanjut atau keadaan
lainnya yang mengakibatkan kekurangan nafkah, yang berada di luar
kekuasaannya.

Di Indonesia, falsafah dan dasar negara Pancasila terutama sila ke-5 juga
mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Hak ini juga termaktub dalam UUD 45
pasal 28H dan pasal 34, dan diatur dalam UU No. 23/1992 yang kemudian diganti

1
dengan UU 36/2009 tentang Kesehatan. Dalam UU 36/2009 ditegaskan bahwa
setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber
daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, dan terjangkau. Sebaliknya, setiap orang juga mempunyai kewajiban
turut serta dalam program jaminan kesehatan social.

2
Untuk mewujudkan komitmen global dan konstitusi di atas, pemerintah
bertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi kesehatan perorangan. Usaha ke arah itu
sesungguhnya telah dirintis pemerintah dengan menyelenggarakan beberapa
bentuk jaminan sosial di bidang kesehatan, diantaranya adalah melalui PT Askes
(Persero) dan PT Jamsostek (Persero) yang melayani antara lain pegawai negeri
sipil, penerima pensiun, veteran, dan pegawai swasta. Untuk masyarakat miskin
dan tidak mampu, pemerintah memberikan jaminan melalui skema Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
Namun demikian, skema-skema tersebut masih terfragmentasi, terbagi- bagi.
Biaya kesehatan dan mutu pelayanan menjadi sulit terkendali.

Untuk mengatasi hal itu, pada 2004, dikeluarkan Undang-Undang No.40


tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). UU 40/2004 ini mengamanatkan
bahwa jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) melalui suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS). Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 juga menetapkan, Jaminan Sosial
Nasional akan diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri atas BPJS Kesehatan dan
BPJS Ketenagakerjaan. Khusus untuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang implementasinya dimulai 1 Januari
2014. Secara operasional, pelaksanaan JKN dituangkan dalam Peraturan
Pemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain: Peraturan Pemerintah No.101
Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI); Peraturan Presiden No. 12
Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan; dan Peta Jalan JKN (Roadmap Jaminan
Kesehatan Nasional)

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari JKN ?


2. Apa latar belakang dan tujuan JKN?
3. Bagaimana prinsip pelaksanaan program JKN?
4. Siapa saja yang menjadi peserta JKN?
5. Bagaimana dengan bayi baru lahir dari keluarga peserta PBIJKN?
6. Apakah kartu peserta jamkesmas 2013 masih berlaku?

3
7. Bagaimana status peserta jamkesmas lama yang tidak masuk kedalam Daftar
peserta PBIJKN?
8. Iuran yang harus dibayar dalam program JKN?
9. Manfaat yang diperoleh peserta JKN antara lain :
10. Bagaimana prosedur berobat peserta JKN?
11. Bagaimana car adan persyaratan mendaftar menjadi peserta JKN?
12. Apakah JKN menanggung biaya transportasi pengobatan?
13. Bagaimana pelayanan untuk peserta diwilayah yang tidak tersedia fasilitas
kesehatan?
14. Apakah Pemerintah Daerah tetap diperbolehkan mengelola Jamkesda?
15. Apakah ada nomor kontak untuk bertanyaa tau mengadukan keluhan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian dari JKN


2. Untuk mengetahui apa latar belakang dan tujuan JKN.
3. Untuk mengetahui bagaimana prinsip pelaksanaan program JKN.
4. Untuk mengetahui siapa saja yang menjadi peserta JKN.
5. Untuk mengetahui bagaimana dengan bayi baru lahir dari keluarga Peserta
PBIJKN.

6. Untuk mengetahui apakah kartu peserta jamkesmas 2013 masih berlaku.

7. Untuk mengetahui bagaimana status peserta jamkesmas lama yang tidak


masuk kedalam daftar peserta PBIJKN.

8. Untuk mengetahui iuran yang harus dibayar dalam Program JKN

9. Untuk mengetahui manfaat yang diperoleh peserta JKN.

10. Untuk mengetahui bagaimana prosedur berobat peserta JKN

11. Untuk mengetahui bagaimana cara dan persyaratan mendaftar menjadi


peserta JKN.

13. Untuk mengetahui apakah JKN menanggung biaya transportasi


pengobatan.

4
14. Untuk mengetahui bagaimana pelayanan untuk peserta diwilayah yang
tidak tersedia fasilitas kesehatan.

15. Untuk mengetahui apakah pemerintah daerah tetap diperbolehkan


mengelola Jamkesda

16. Untuk mengetahui apakah ada nomor kontak untuk bertanyaa atau
mengadukan keluhan.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) adalah program Pemerintah yang
bertujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi
seluruh rakyat Indonesia untuk dapat hidup sehat, produktif dan sejahtera. Berikut
adalah pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan (Frequently Asked
Questions/FAQ) terkait dengan Program JKN.

2. Apa Latar Belakang danTujuan JKN?

Kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga negara berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan. UUD 1945 mengamanatkan bahwa jaminan
kesehatan bagi masyarakat, khususnya yang miskin dan tidak mampu, adalah
tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah. Pada UUD 1945 Perubahan, Pasal
34 ayat 2 menyebutkan bahwa negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Pemerintah menjalankan UUD 1945 tersebut
dengan mengeluarkan UU No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

6
Nasional (SJSN) untuk memberikan jaminan sosial menyeluruh bagi setiap orang
dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak menuju terwujudnya
masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur. Dalam UU No 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan juga ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai
hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan
dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.
Sesuai dengan UU No 40 Tahun 2004, SJSN diselenggarakan dengan
mekanisme Asuransi Sosial dimana setiap peserta wajib membayar iuran guna
memberikan perlindungan atas risiko sosial ekonomi yang menimpa peserta
dan/atau anggota keluarganya. Dalam SJSN, terdapat Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) yang merupakan bentuk komitmen pemerintah terhadap
pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat Indonesia seluruhnya. Sebelum JKN,
pemerintah telah berupaya merintis beberapa bentuk jaminan sosial di bidang
kesehatan, antara lain Askes Sosial bagi pegawai negeri sipil (PNS), penerima
pensiun dan veteran, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Jamsostek bagi
pegawai BUMN dan swasta, serta Jaminan Kesehatan bagi TNI dan Polri. Untuk
masyarakat miskin dan tidak mampu, sejak tahun 2005 Kementerian Kesehatan
telah melaksanakan program jaminan kesehatan sosial, yang awalnya dikenal
dengan nama program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin
(JPKMM), atau lebih populer dengan nama program Askeskin (Asuransi
Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin). Kemudian sejak tahun 2008 sampai dengan
tahun 2013, program ini berubah nama menjadi program Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas).
Seiring dengan dimulainya JKN per 1 Januari 2014, semua program
jaminan kesehatan yang telah dilaksanakan pemerintah tersebut (Askes PNS, JPK
Jamsostek, TNI, Polri, dan Jamkesmas), diintegrasikan ke dalam satu Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan). Sama halnya dengan
program Jamkesmas, pemerintah bertanggungjawab untuk membayarkan iuran
JKN bagi fakir miskin dan orang yang tidak mampu yang terdaftar sebagai
peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI).

3. Bagaimana Prinsip Pelaksanaan Program JKN?

7
Sesuai dengan UU No 40 Tahun 2004 tentang SJSN, maka Jaminan
Kesehatan Nasional dikelola dengan prinsip :

a. Gotong royong. Dengan kewajiban semua peserta membayar iuran maka akan
terjadi prinsip gotong royong dimana yang sehat membantu yang sakit, yang
kaya membantu yang miskin
b. Nirlaba. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial tidak diperbolehkan mencari
untung. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat adalah dana amanat,
sehingga hasil pengembangannya harus dimanfaatkan untuk kepentingan
peserta.
c. Keterbukaan, kehati – hatian, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas. Prinsip
manajemen ini mendasari seluruh pengelolaan dana yang berasal dari iuran
peserta dan hasil pengembangan
d. Portabilitas. Prinsip ini menjamin bahwa sekalipun peserta berpindah tempat
tinggal atau pekerjaan, selama masih di wilayah Negara Republik Indonesia
tetap dapat mempergunakan hak sebagai peserta JKN
e. Kepesertaan bersifat wajib. Agar seluruh rakyat menjadi peserta sehingga
dapat terlindungi. Penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan
ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program.
f. Dana Amanat. Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana
titipan kepada badan penyelenggara untuk dikelola sebaik – baiknya demi
kepentingan peserta.
g. Hasil pengelolaan dana jaminan sosial dipergunakan seluruhnya untuk
pengembangan program dan untuk sebesar – besar kepentingan peserta.

4. Siapa saja yang menjadi peserta JKN?

Sebagaimana telah dijelaskan dalam prinsip pelaksanaan program JKN di


atas, maka kepesertaan bersifat wajib. Peserta adalah setiap orang, termasuk
orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah
membayar iuran. Peserta JKN terdiri dari Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)
dan Peserta Non Penerima Bantuan Iuran (Non PBI).
a. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang
Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan, diantaranya disebutkan bahwa:

8
1. Kriteria fakir miskin dan orang tidak mampu ditetapkan oleh Menteri
Sosial setelah berkoordinasi dengan Menteri dan/atau pimpinan lembaga
terkait.
2. Hasil pendataan fakir miskin dan orang tidak mampu yang dilakukan oleh
lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang statistik
(BPS) diverifikasi dan divalidasi oleh Menteri Sosial untuk dijadikan data
terpadu.
3. Data terpadu yang ditetapkan oleh Menteri Sosial dirinci menurut
provinsi dan kabupaten/kota dan menjadi dasar bagi penentuan jumlah
nasional PBI Jaminan Kesehatan
4. Menteri Kesehatan mendaftarkan jumlah nasional PBI Jaminan
Kesehatan sebagai peserta program Jaminan Kesehatan kepada BPJS
Kesehatan.

Untuk tahun 2014, peserta PBI JKN berjumlah 86,4 juta jiwa yang
datanya mengacu pada Basis Data Terpadu (BDT) hasil Pendataan Program
Perlindungan Sosial (PPLS) yang dilaksanakan pada tahun 2011 oleh BPS
dan dikelola oleh Sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan (TNP2K).
Namun demikian, mengingat sifat data kepesertaan yang dinamis,
dimana terjadi kematian, bayi baru lahir, pindah alamat, atau peserta adalah
PNS, maka Menteri Kesehatan mengeluarkan Surat Edaran Nomor 149 tahun
2013 yang memberikan kesempatan kepada Pemerintah Daerah untuk
mengusulkan peserta pengganti yang jumlahnya sama dengan jumlah peserta
yang diganti. Adapun peserta yang dapat diganti adalah mereka yang sudah
meninggal, merupakan PNS/TNI/POLRI, pensiunan PNS/TNI/POLRI, tidak
diketahui keberadaannya, atau peserta memiliki jaminan kesehatan lainnya.
Disamping itu, sifat dinamis kepesertaan ini juga menyangkut perpindahan
tingkat kesejahteraan peserta, sehingga banyak peserta yang dulu terdaftar
sebagai peserta Jamkesmas saat ini tidak lagi masuk ke dalam BDT.
b. Peserta Non Penerima Bantuan Iuran (Non PBI)
Yang dimaksud dengan Peserta Non PBI dalam JKN adalah setiap
orang yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu, yang

9
membayar iurannya secara sendiri ataupun kolektif ke BPJS Kesehatan.
Peserta Non PBI JKN terdiri dari :

1. Peserta penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu Setiap orang yang
bekerja pada pemberi kerja dengan menerima gaji atau upah, antara lain
Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara,
Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Swasta, dan
Pekerja lain yang memenuhi kriteria pekerja penerima upah
2. Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu setiap
orang yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri, antara lain pekerja di
luar hubungan kerja atau pekerja mandiri, dan lain sebagainya
3. Bukan pekerja penerima dan anggota keluarganya, setiap orang yang
tidak bekerja tapi mampu membayar iuran Jaminan Kesehatan, antara
lain Investor, Pemberi kerja, Penerima pensiun, Veteran, Perintis
kemerdekaan, dan bukan pekerja lainnya yang memenuhi kriteria bukan
pekerja penerima upah

5. Bagaimana dengan bayi baru lahir dari keluarga Peserta PBIJKN?

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang


Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan, disebutkan pada pasal 11 ayat 1b
bahwa ‘penambahan data Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu untuk
dicantumkan sebagai PBI Jaminan Kesehatan karena memenuhi kriteria Fakir
Miskin dan Orang Tidak Mampu’. Kemudian pada ayat 2 disebutkan bahwa
‘Perubahan data PBI Jaminan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diverifikasi dan divalidasi oleh Menteri.
Sementara itu, Menteri Kesehatan melalui Surat Edaran Nomor
HK/Menkes/32/I/2014 tentang Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan bagi Peserta
BPJS Kesehatan pada Fasiitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas
Kesehatan Tingkat Lanjutan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
yang mulai berlaku sejak 1 Januari 2014 menjelaskan tentang Penjaminan
terhadap bayi baru lahir dilakukan dengan ketentuan:

10
a. Bayi baru lahir dari peserta PBI secara otomatis dijamin oleh BPJS
Kesehatan. Bayi tersebut dicatat dan dilaporkan kepada BPJS Kesehatan oleh
fasilitas kesehatan untuk kepentingan rekonsiliasi data PBI
b. Bayi anak ke-1 (satu) sampai dengan anak ke-3 (tiga) dari peserta pekerja
penerima upah secara otomatis dijamin oleh BPJS Kesehatan
c. Bayi baru lahir dari:

1) Peserta pekerja bukan penerima upah;


2) Peserta bukan pekerja; dan
3) Anak ke-4 (empat) atau lebih dari peserta penerima upah, dijamin hingga
hari ke-7 (tujuh) sejak kelahirannya dan harus segera didaftarkan sebagai
peserta.

Apabila bayi sebagaimana dimaksud dalam huruf c tidak didaftarkan


hingga hari ke-7 (tujuh) sejak kelahirannya, mulai hari ke-8 (delapan) bayi
tersebut tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan.

6. Apakah Kartu Peserta Jamkesmas 2013 Masihberlaku?

Ya. Kartu peserta Jamkesmas tahun 2013 masih berlaku saat berobat ke
fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

7. Bagaimana Status Peserta Jamkesmas Lama yang tidak masuk kedalam Daftar
Peserta PBIJKN?

Bagi peserta yang dahulu menjadi peserta Jamkesmas lama (sebelum


tahun 2013) dan tidak lagi menjadi peserta PBI JKN dapat mendaftarkan diri dan
keluarganya menjadi peserta JKN non PBI melalui Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan (dahulu PT Askes Persero) di kantor cabang terdekat atau
secara online (http://bpjs-kesehatan.go.id/statis-17-pendaftaranpeserta.html).
Apabila peserta tersebut masuk ke dalam kategori Pekerja Bukan Penerima Upah
dan Bukan Pekerja, maka ada 3 (tiga) jenis iuran yang bisa dipilih disesuaikan
dengan kemampuan keuangan keluarga.
Selain mendaftarkan diri sendiri dan keluarganya secara mandiri, dalam
Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan

11
Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Pasal 6A disebutkan
bahwa ‘Penduduk yang belum termasuk sebagai Peserta Jaminan Kesehatan dapat
diikutsertakan dalam program Jaminan Kesehatan pada BPJS Kesehatan oleh
pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah kabupaten/kota’. Pada pasal
16 lebih lanjut dijelaskan bahwa iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta PBI
Jaminan Kesehatan dibayar oleh Pemerintah. Sedangkan iuran Jaminan
Kesehatan bagi penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah dibayar oleh
Pemerintah Daerah.

8. Iuran yang harus dibayar dalam Program JKN?

Mengenai iuran yang dikenakan telah diatur Sesuai dengan Perpres


Nomor 111 Tahun 2013

9. Manfaat yang diperoleh Peserta JKN antara lain :

Pelayanan yang dijamin bagi peserta adalah komprehensif sesuai


kebutuhan medis yang meliputi:
a. Pelayanan Kesehatan Tingkat I/Dasar, yaitu pelayanan kesehatan non
spesialistik yang mencakup:

1) Administrasi pelayanan
2) Pelayanan promotif dan preventif
3) Pemeriksaan, pengobatan & konsultasi medis
4) Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif
5) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
6) Transfusi darah sesuai kebutuhan medis
7) Pemeriksaan penunjang diagnostik lab Tk. I
8) Rawat Inap Tk. I sesuai dengan Indikasi Medis

b. Pelayanan Kesehatan Tingkat II/Lanjutan, terdiri dari:

1) Rawat jalan, meliputi:

a) Administrasi pelayanan
b) Pemeriksaan, pengobatan & konsultasi spesialistik

12
c) Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis
d) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
e) Pelayanan alat kesehatan implant
f) Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi
medis
g) Rehabilitasi medis
h) Pelayanan darah
i) Pelayanan kedokteran forensik
j) Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan

2) Rawat Inap yang meliputi:

a) Perawatan inap non intensif


b) Perawatan inap di ruang intensif
c) Pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh Menteri

3) Adapun Pelayanan yang TIDAK dijamin meliputi:

a) Pelayanan yang tidak mengikuti PROSEDUR


b) Pelayanan di luar fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan
c) Pelayanan untuk tujuan kosmetik/estetika
d) General check up, pengobatan alternatif
e) Pengobatan untuk mendapatkan keturunan, pengobatan impotensi
f) Pelayanan kesehatan pada saat bencana
g) Pasien bunuh diri/penyakit yang timbul akibat kesengajaan untuk
menyiksa diri sendiri/bunur diri/narkoba

10. Bagaimana Prosedur Berobat Peserta JKN?

Prosedur pelayanan pasien JKN adalah, peserta harus berobat ke Fasilitas


Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) baik itu Puskesmas, Klinik Swasta, Dokter
Praktek, Klinik TNI/POLRI yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dan
sesuai dengan tempat peserta terdaftar. Apabila penyakit yang diderita tidak dapat
diselesaikan di FKTP, maka pasien diberikan rujukan untuk melakukan

13
pemeriksaan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan yakni Rumah Sakit yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan pada FKTP tempat
peserta terdaftar, kecuali berada di luar wilayah FKTP tempat peserta terdaftar
atau dalam keadaan kegawatdaruratan medis.
Hanya pasien dalam kondisi Gawat Darurat yang dapat langsung dilayani
di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan.

11. Bagaimana car adan persyaratan mendaftar menjadi peserta JKN?

Calon peserta dapat mendaftarkan diri dan keluarganya melalui beberapa


cara, yakni:

a. Melalui Kantor BPJS Kesehatan


b. Melalui web

1) www.bpjs-kesehatan.go.id
2) DIP elektronik

Melalui pihak ketiga -> channel Bank (Bank Mandiri, Bank BNI
dan Bank BRI), PT POS, dll

Adapun berbagai dokumen yang harus dipersiapkan sebelum melakukan


pendaftaran adalah :

a) Kartu Tanda Penduduk (KTP)


b) Kartu Keluarga (KK)
c) Kartu NPWP
d) Foto Ukuran 3x4

12. Apakah ada biaya yang harus dikeluarkan oleh peserta PBIJKN?

Pada prinsipnya tidak ada biaya yang harus dikeluarkan oleh peserta PBI
JKN sepanjang mengikuti prosedur dan obat – obatan yang diresepkan oleh
dokter masuk ke dalam daftar Formularium Nasional

13. Apakah JKN menanggung biaya transportasi pengobatan?

14
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan N. 71 Tahun 2013 tentang
Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional pasal 29 dijelaskan
mengenai Pelayanan Ambulan. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa Pelayanan
Ambulan merupakan pelayanan transportasi pasien rujukan dengan kondisi
tertentu untuk menjaga kestabilan kondisi pasien dan hanya dijamin bila rujukan
dilakukan pada fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS.
Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pemberian pelayanan
ambulan dapat dilihat lebih lengkap pada Peraturan BPJS Kesehatan No. 1 Tahun
2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan.
14. Bagaimana pelayanan untuk peserta diwilayah yang tidak tersedia fasilitas
kesehatan?
Dalam buku Manual Pelaksanaan BPJS Kesehatan yang dimaksud
dengan daerah tidak tersedia Faskes memenuhi syarat adalah sebuah kecamatan
yang tidak terdapat Puskesmas, Dokter, Bidan atau Perawat. Penentuan daerah
tersebut ditetapkan oleh dinas kesehatan setempat atas pertimbangan BPJS
Kesehatan dan Asosiasi Fasilitas Kesehatan.
Apabila peserta tinggal di daerah tersebut, maka BPJS Kesehatan wajib
memberikan kompensasi. Kompensasi untuk daerah yang belum tersedia fasilitas
kesehatan yang memenuhi syarat diberikan dalam bentuk:

a. Penggantian uang tunai dengan mengikuti prosedur pengajuan klaim


perorangan
b. Pengiriman tenaga kesehatan. Kompensasi pengiriman tenaga kesehatan
bekerjasama dengan dinas kesehatan, organisasi profesi kesehatan, dan/atau
asosiasi fasilitas kesehatan
c. Penyediaan Fasilitas Kesehatan tertentu.

15. Apakah Pemerintah Daerah tetap diperbolehkan mengelola Jamkesda?

Masih diperbolehkan. Peningkatan kepesertaan JKN salah satunya adalah


dengan pengembangan kepesertaan integrasi Jamkesda ke dalam JKN. Dalam
Peta Jalan Menuju Kepesertaan Semesta (Universal Health Coverage), mulai
tahun 2015 kegiatan BPJS Kesehatan akan dititikberatkan pada integrasi
kepesertaan Jamkesda/PJKMU dan asuransi kesehatan komersial ke BPJS
Kesehatan.

15
16. Apakah ada nomor kontak untuk bertanyaa tau mengadukan keluhan?

Segala pertanyaan dan keluhan dapat melalui kontak berikut ini :

1. Halo Kemkes di nomor telepon 500 567


2. Halo BPJS di nomor telepon 500 400

Informasi mengenai JKN dapat pula diketahui secara lebih lengkap di:

1. http://www.jkn.kemkes.go.id
2. http://bpjs-kesehatan.go.id

Sebagian isi FAQ diambil dari buku pegangan sosialisasi yang


diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2014, website BPJS Kesehatan,
Manual Pelaksanaan JKN-BPJS Kesehatan dan sumber rujukan lainnya.

16
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

1. JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) adalah program Pemerintah yang


bertujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi
seluruh rakyat Indonesia untuk dapat hidup sehat, produktif dan sejahtera.

2. Latar Belakang dan Tujuan JKN yaitu Kesehatan adalah hak dasar setiap
orang, dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.

3. Prinsip Pelaksanaan Program JKN Telah diaut oleh UU No 40 Tahun 2004


tentang SJSN

4. Yang menjadi peserta JKN

b. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Dalam Peraturan Pemerintah


Nomor 101 Tahun 2012 tentang
b. Peserta Non Penerima Bantuan Iuran (Non PBI)

5. Jika bayi baru lahir dari keluarga Peserta PBIJKN maka berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan
Iuran Jaminan Kesehatan, disebutkan pada pasal 11 ayat 1b
6. Apakah Kartu Peserta Jamkesmas 2013 Masih berlaku?

Ya. Kartu peserta Jamkesmas tahun 2013 masih berlaku saat berobat
ke fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

7. Bagaimana Status Peserta Jamkesmas Lama yang tidak masuk kedalam


Daftar Peserta PBIJKN?

Bagi peserta yang dahulu menjadi peserta Jamkesmas lama (sebelum


tahun 2013) dan tidak lagi menjadi peserta PBI JKN dapat mendaftarkan diri
dan keluarganya menjadi peserta JKN non PBI melalui Badan Penyelenggara

17
Jaminan Sosial Kesehatan (dahulu PT Askes Persero) di kantor cabang
terdekat atau secara online (http://bpjs-kesehatan.go.id/statis-17-
pendaftaranpeserta.html).

8. Iuran yang harus dibayar dalam Program JKN?

Mengenai iuran yang dikenakan telah diatur Sesuai dengan Perpres


Nomor 111 Tahun 2013

8. Apa saja Manfaat yang diperoleh Peserta JKN? Pelayanan bersifat


komprehensif sesuai kebutuhan medis

9. Bagaimana Prosedur Berobat Peserta JKN?

Prosedur pelayanan pasien JKN adalah, peserta harus berobat ke Fasilitas


Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) baik itu Puskesmas, Klinik Swasta,
Dokter Praktek, Klinik TNI/POLRI yang bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan dan sesuai dengan tempat peserta terdaftar.

10. Bagaimana car adan persyaratan mendaftar menjadi peserta JKN?

a. Melalui Kantor BPJS Kesehatan


b. Melalui web

11. Apakah ada biaya yang harus dikeluarkan oleh peserta PBIJKN?

Pada prinsipnya tidak ada biaya yang harus dikeluarkan oleh peserta PBI
JKN sepanjang mengikuti prosedur dan obat – obatan yang diresepkan oleh
dokter masuk ke dalam daftar Formularium Nasional

12. Apakah JKN menanggung biaya transportasi pengobatan?

Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pemberian pelayanan


ambulan dapat dilihat lebih lengkap pada Peraturan BPJS Kesehatan No. 1
Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan.

18
14. Apakah Pemerintah Daerah tetap diperbolehkan mengelola Jamkesda ? Masih
diperbolehkan.

15. Apakah ada nomor kontak untuk bertanya atau mengadukan keluhan?

a. Halo Kemkes di nomor telepon 500 567

b. Halo BPJS di nomor telepon 500 400

B. Saran

Oleh karena itu penting sekali mengetahui mengenai jaminan kesehatan


yang sudah di programkan oleh pemerintah, di himbau agar masyarakat
memanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk menjadikan masyarakat yang sehat
dan menekan kematian yang begitu banyak di Indonesia.

19
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul, Pengantar Administrasi Kesehatan, Binarupa Aksara, Jakarta 1996.

Edberg M., Buku Ajar Kesehatan Masyarakat : Teori Sosial dan Perilaku, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta 2007.

Kementerian Kesehatan RI, Buku Saku FAK BPJS Kesehatan, Sekretariat Jenderal,
Jakarta 2013.

Kementerian Kesehatan RI, Panduan Manajemen Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Menuju Kabupaten/ Kota Sehat, Direktorat Jenderal Binkesmas, Jakarta 2010.

Mukti A.G., Moertjahjo, Sistem Jaminan Kesehatan : Konsep Desentralisasi


Terintegrasi, PT KHM, Yogyakarta 2008.

Murti B., Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta 2000.

Sarwono S., Sosiologi Kesehatan: Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya, Gadjah


Mada University Press, Yogyakarta 2007.

Muzaham F., Memperkenalkan Sosiologi Kesehatan, Penerbit Universitas


Indonesia, Jakarta 2007.

http://www.jkn.kemkes.go.id

https://www.cermati.com/artikel/jkn-apa-bedanya-dengan-bpjs-kesehatan

20

Anda mungkin juga menyukai