Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

“Sistem Kesehatan Nasional “

Dosen Pengampu :
Tika Ramadhanti,S.Km,M.Km

Nama Kelompok 7:

1.Abdul Aziz ( 221000413201001)

2.Adinda mutia Zahra ( 221000413201002)

3.Almalika Padilla (221000413201006)

4.Elda suryani (221000413201012)

5.Hizama Zahara ( 221000413201019)

6.Nofia Ramadani (221000413201030)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya serta memberikan perlindungandan kesehatan sehingga penyusun
dapat menyusun makalah dengan judul ”SISTEM KESEHATAN NASIONAL”. Dimana
makalah ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas .

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan makalah ini penyusun


banyak  menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan  referensi dan keterbatasan penyusun
sendiri. Dengan adanya  kendala dan keterbatasan yang dimiliki penyusun, maka penyusun
berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah dengan sebaik-baiknya.

Dalam kesempatan ini tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Sebagai manusia, penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak demi perbaikan yang lebih baik dimasa yang akan datang.

Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya, Amin.

BUKITTINGGI, 24 DESEMBER 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
A. Pengertian Sistem Kesehatan Nasional...........................................................................5
B. Pokok-Pokok Sistem Kesehatan Nasional......................................................................5
1. Landasan Sistem Kesehatan Nasional.............................................................................5
2. Prinsip Dasar Pembangunan Kesehatan..........................................................................6
3. Tujuan Sistem Kesehatan Nasional.................................................................................9
4. Kedudukan Sistem Kesehatan Nasional..............................................................................9
C. Sub Sistem Kesehatan Nasional....................................................................................11
1. Upaya Kesehatan...........................................................................................................11
2. Subsistem Penelitian dan Pengembangan Kesehatan...................................................12
3. Subsistem Pembiayaan Kesehatan................................................................................12
4. Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan...............................................................14
4. Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan..........................................17
5. Subsistem Manajemen, Informasi, dan Regulasi Kesehatan........................................18
6. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat..........................................................................20
BAB III.....................................................................................................................................22
PENUTUP................................................................................................................................22
A. Kesimpulan...................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................23

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan dalam bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang
menjadi hak dasar dan kebutuhan yang penting bagi masyarakat. Hal ini dapat dipandang
sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mendukung
pembangunan ekonomi, serta mempunyai peran penting dalam upaya penanggulangan
kemiskinan. Dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan sistem kesehatan yang tepat dan
efektif.

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua


komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Dalam kerangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan
secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai pentahapannya.

Menurut WHO (1996), "Sistem kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan
kesehatan (supply side) dan orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand
side) di setiap wilayah, serta negara dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut,
dalam bentuk manusia maupun dalam bentuk material. Dalam definisi yang lebih luas lagi,
sistem kesehatan mencakup sektor-sektor lain seperti pertanian dan lainnya." WHO
mendefinisikan sistem kesehatan sebagai seluruh kegiatan yang mana mempunyai maksud
utama untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan. Mengingat maksud tersebut, maka
termasuk dalam hal ini tidak saja pelayanan kesehatan formal, tetapi juga yang tidak formal,
seperti misalnya pelayanan pengobatan tradisional, promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit, peningkatan keamanan lingkungan dan jalan raya, serta pendidikan yang
berhubungan dengan kesehatan juga merupakan bagian dari sistem kesehatan.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Sistem Kesehatan Nasional?
2. Pokok-Pokok Sistem Kesehatan Nasional ?
3. Sub Sistem Kesehatan Nasional ?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Kesehatan Nasional


Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah suatu tatanan yang dirancang secara khusus
guna mewujudkan kesehatan masyarakat yang tinggi sebagai bukti kesejahteraan umum
seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Pelayanan kesehatan yang sudah
diselenggarakan pemerintah dilakukan secara berjenjang sesuai dengan peraturan Menteri
Kesehatan N0. 01 tahun 2012.

Sistem Kesehatan Nasional adalah Bentuk dan cara penyelenggaraan kesehatan yang


memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Sistem Kesehatan Nasional adalah dokumen kebijakan pembangunan kesehatan sebagai
acuan penyelenggaraan pembagunan kesehatan. Sistem Kesehatan Nasional
adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia
secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi- tingginya berjenjang di pusat dan daerah dengan memperhatikan
otonomi daerah dan otonomi "ungsional di bidang kesehatan.

B. Pokok-Pokok Sistem Kesehatan Nasional


1. Landasan Sistem Kesehatan Nasional
a. Landasan idil : Pancasila2.
b.  Landasan konstitusional : UUD 1945, khususnya :
1) Pasal 28 A; setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya.
2) Pasal 28 B ayat (2); setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh
dan berkembang.
3) Pasal 28 C ayat (1); setiap orang berhak mengembangkan diri
melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan
memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya,demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat
manusia.

5
4) Pasal 28 H ayat (1); setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan 
sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan, dan ayat (3); setiap
orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secarautuh sebagai manusia yang bermartabat.
5) Pasal 34 ayat (2); negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh
rakyat dan memperdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan, dan ayat (3); negara bertanggung jawab
atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum 
yang layak.
2. Prinsip Dasar Pembangunan Kesehatan

Sesuai dengan UU 17/2007 RPJPN 2005-2025, pembangunan kesehatan


diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat
terwujud. Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan dan SKN, mendasar pada aspek:

1) Perikemanusiaan
Pembangunan kesehatan harus berlandaskan pada prinsip perikemanusiaan
yang dijiwai, digerakkan, dan dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
Tenaga kesehatan harus berbudi luhur, memegang teguh etika profesi, dan
selalu menerapkan prinsip perikemanusiaan dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan serta memiliki kepedulian sosial terhadap lingkungan sekitar.
2) Pemberdayaan dan Kemandirian
Setiap orang dan masyarakat bersama dengan Pemerintah dan Pemerintah
Daerah berperan, berkewajiban, dan bertanggung jawab untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat, dan
lingkungannya.
Pembangunan kesehatan harus mampu meningkatkan dan mendorong peran
aktif masyarakat. Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan berlandaskan pada
kepercayaan atas kemampuan dan kekuatan sendiri, kepribadian bangsa, semangat
solidaritas sosial, gotong royong, dan penguatan kesehatan sebagai ketahanan
nasional.

6
3) Adil dan Merata
Dalam pembangunan kesehatan setiap orang mempunyai hak yang sama
dalam memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, tanpa memandang
suku, agama, golongan, dan status sosial ekonominya.
Setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Setiap anak berhak
atas kelangsungan hidup, tumbuh dan kembang, serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
4) Pengutamaan dan Manfaat
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan mengutamakan kepentingan
umum daripada kepentingan perorangan atau golongan.
Upaya kesehatan yang bermutu diselenggarakan dengan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta harus lebih mengutamakan
pendekatan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pembangunan
kesehatan diselenggarakan berlandaskan pada dasar kemitraan atau sinergisme yang
dinamis dan tata penyelenggaraan yang baik, sehingga secara berhasil guna dan
bertahap dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat
kesehatan masyarakat, beserta lingkungannya. Pembangunan kesehatan diarahkan
agar memberikan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain: ibu, bayi,
anak, manusia usia lanjut, dan masyarakat miskin.
Perlu diupayakan pembangunan kesehatan secara terintegrasi antara pusat dan
daerah dengan mengedepankan nilai-nilai pembangunan kesehatan, yaitu: berpihak
pada rakyat, bertindak cepat dan tepat, kerja sama tim, integritas yang tinggi, dan
transparansi serta akuntabilitas.
5) Penghormatan Hak Asasi Manusia (HAM)
Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu untuk meningkatkan
kecerdasan bangsa dan kesejahteraan rakyat, maka setiap pengelolaan dan
pelaksanaan SKN harus berdasarkan pada prinsip hak asasi manusia. Pasal 28 H
ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 antara
lain mengamanatkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dengan tanpa
membedakan suku, agama, golongan, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi.

7
6) Sinergisme dan Kemitraan yang Dinamis
SKN akan berfungsi baik untuk mencapai tujuannya apabila terjadi
Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Sinergisme (KISS), baik antar pelaku,
antar subsistem SKN, maupun dengan sistem serta subsistem lain di luar SKN.
Dengan tatanan ini, maka sistem atau seluruh sektor terkait, seperti pembangunan
prasarana, keuangan, dan pendidikan perlu berperan bersama dengan sektor
kesehatan untuk mencapai tujuan nasional.
Pembangunan kesehatan harus diselenggarakan dengan menggalang kemitraan
yang dinamis dan harmonis antara pemerintah dan masyarakat, termasuk swasta
dengan mendayagunakan potensi yang dimiliki masing-masing. Kemitraan
tersebut diwujudkan dengan mengembangkan jejaring yang berhasil guna dan
berdaya guna, agar diperoleh sinergisme yang lebih mantap dalam rangka
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
7) Komitmen dan Tata Pemerintahan Yang Baik (Good Governance)
Agar SKN berfungsi baik, diperlukan komitmen yang tinggi, dukungan, dan
kerjasama yang baik dari para pelaku untuk menghasilkan tata penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang baik (good governance).
Pembangunan kesehatan diselenggarakan secara demokratis, berkepastian
hukum, terbuka (transparan), rasional, profesional, serta bertanggung jawab dan
bertanggung gugat (akuntabel).
8) Legalitas
Setiap pengelolaan dan pelaksanaan SKN harus didasarkan pada ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam menyelenggarakan SKN,
diperlukan dukungan regulasi berupa adanya berbagai peraturan perundang-
undangan yang responsif, memperhatikan kaidah dasar bioetika dan mendukung
penyelenggaraan SKN dan penerapannya (law enforcement) dalam menjamin tata
tertib pelayanan kesehatan untuk kepentingan terbaik bagi masyarakat.
9) Antisipatif dan Proaktif
Setiap pelaku pembangunan kesehatan harus mampu melakukan antisipasi atas
perubahan yang akan terjadi, yang di dasarkan pada pengalaman masa lalu atau
pengalaman yang terjadi di negara lain. Dengan mengacu pada antisipasi tersebut,
pelaku pembangunan kesehatan perlu lebih proaktif terhadap perubahan
lingkungan strategis baik yang bersifat internal maupun eksternal.

8
10) Gender dan Nondiskriminatif
Dalam penyelenggaraan SKN, setiap penyusunan rencana kebijakan dan
program serta dalam pelaksanaan program kesehatan harus responsif gender.
Kesetaraan gender dalam pembangunan kesehatan adalah kesamaan kondisi bagi
laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai
manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan
kesehatan serta kesamaan dalam memperoleh manfaat pembangunan kesehatan.
Keadilan gender adalah suatu proses untuk menjadi adil terhadap laki-laki dan
perempuan dalam pembangunan kesehatan. Setiap pengelolaan dan pelaksanaan
SKN tidak membedakan perlakuan terhadap perempuan dan laki-laki.
11) Kearifan Lokal
Penyelenggaraan SKN di daerah harus memperhatikan dan menggunakan
potensi daerah yang secara positif dapat meningkatkan hasil guna dan daya guna
pembangunan kesehatan, yang dapat diukur secara kuantitatif dari meningkatnya
peran serta masyarakat dan secara kualitatif dari meningkatnya kualitas hidup
jasmani dan rohani. Dengan demikian kebijakan pembangunan daerah di bidang
kesehatan harus sejalan dengan SKN, walaupun dalam praktiknya, dapat
disesuaikan dengan potensi dan kondisi serta kebutuhan masyarakat di daerah
terutama dalam penyediaan pelayanan kesehatan dasar bagi rakyat.
3. Tujuan Sistem Kesehatan Nasional
Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua
potensi bangsa, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah secara sinergis,
berhasil guna dan berdaya guna, sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
4. Kedudukan Sistem Kesehatan Nasional
1. Suprasistem SKN
Suprasistem SKN adalah Sistem Ketahanan Nasional.
SKN bersama dengan berbagai sistem nasional lainnya diarahkan untuk
mencapai tujuan bangsa Indonesia seperti yang tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi

9
dan keadilan sosial. Dalam kaitan ini, undang-undang yang berkaitan dengan
kesehatan merupakan kebijakan strategis dalam pembangunan kesehatan.
2. Kedudukan SKN dalam Sistem Nasional Lainnya
Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak hanya
menjadi tanggung jawab sektor/urusan kesehatan, melainkan juga tanggung
jawab berbagai sektor/urusan terkait.
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, SKN perlu menjadi acuan
bagi sektor/urusan lain. Dalam penyelenggaraan pembangunan nasional, SKN
dapat bersinergi secara dinamis dengan berbagai sistem nasional lainnya, seperti:
Sistem Pendidikan Nasional, Sistem Perekonomian Nasional, Sistem Ketahanan
Pangan Nasional, Sistem Pertahanan dan Keamanan Nasional (Hankamnas), dan
sistem nasional lainnya.
Pelaksanaan pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan dengan
mengikutsertakan seluruh sektor/urusan terkait kesehatan sejak awal perencanaan
agar dampak pembangunan yang dilakukan tidak merugikan derajat kesehatan
masyarakat secara langsung maupun tidak langsung dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.
3. Kedudukan SKN terhadap Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan di Daerah
Dalam pembangunan kesehatan, SKN merupakan acuan penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di daerah.
4. Kedudukan SKN terhadap berbagai Sistem Kemasyarakatan, termasuk Swasta
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh dukungan sistem
nilai dan budaya masyarakat yang secara bersama terhimpun dalam berbagai
sistem kemasyarakatan. Di lain pihak, sebagai sistem kemasyarakatan yang ada,
termasuk potensi swasta berperan aktif sebagai mitra dalam pembangunan
kesehatan yang dilaksanakan sesuai SKN. Dalam kaitan ini SKN dipergunakan
sebagai acuan bagi masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan.
Keberhasilan pembangunan kesehatan juga ditentukan oleh peran aktif swasta.
Dalam kaitan ini potensi swasta merupakan bagian integral dari SKN. Untuk
keberhasilan pembangunan kesehatan perlu digalang kemitraan yang setara,
terbuka, dan saling menguntungkan dengan berbagai potensi swasta. Sistem
Kesehatan Nasional dapat mewarnai potensi swasta, sehingga sejalan dengan
tujuan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan.

10
C. Sub Sistem Kesehatan Nasional
Pendekatan pengelolaan kesehatan dewasa ini dan kecenderungannya di masa depan
adalah kombinasi dari pendekatan sistem, kontingensi, dan sinergi yang dinamis. Mengacu
pada perkembangan komponen pengelolaan kesehatan dewasa ini serta pendekatan
pengelolaan kesehatan tersebut di atas, maka subsistem SKN dikelompokkan sebagai
berikut:
1. Upaya Kesehatan
a. Pengertian
Adalah tatanan yg menghimpun berbagai upaya kesehatan masyarakat (UKM)
dan upaya kesehatan perorangan (UKP) secara terpadu dan saling mendukung guna
menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yg setinggi-tingginya.
Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya
perlu diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh
potensi bangsa Indonesia sebagai ketahanan nasional.
b. Tujuan
Adalah terselenggaranya upaya kesehatan yg tercapai (accessible), terjangkau
(affordable), dan bermutu (quality) untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesmas yg setinggi-
tingginya.
c. Unsur - Unsur Utama
Terdiri dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya
kesehatan perorangan (UKP)
1) UKM adalah setiap kegiatan yg dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di
masyarakat. UKM mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan
kesehatan, pemberantasan penyakit menular, penyehatan lingkungan, dan
penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pengamanan sediaan
farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif (bahan
tambahan makanan) dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika,
psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya, sesrta penanggulangan
bencana dan bantuan kemanusiaan.
2) UKP adalah setiap kegiatan yg dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan

11
serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan UKP mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan
penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan
pemulihan kecacatan yg ditujukan terhadap perorangan. Dalam UKP juga
termasuk pengobatan tradisional dan alternatif serta pelayanan kebugaran
fisik dan kosmetik.
d. Prinsip
1) Berkesinambungan dan paripurna
2) Bermutu, aman dan sesuai kebutuhan
3) Adil dan merata
4) Non diskriminatif
5) Terjangkau
6) Teknologi tepat guna
7) Bekerja dalam tim secara cepat dan tepat
2. Subsistem Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Untuk mendapatkan dan mengisi kekosongan data kesehatan dasar dan/atau
data kesehatan yang berbasis bukti perlu diselenggarakan kegiatan penelitian dan
pengembangan kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi dan sumber daya
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Pengelolaan penelitian dan pengembangan kesehatan terbagi atas penelitian
dan pengembangan biomedis dan teknologi dasar kesehatan, teknologi terapan
kesehatan dan epidemiologi klinik, teknologi intervensi kesehatan masyarakat, dan
humaniora, kebijakan kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat. Penelitian dan
pengembangan kesehatan dikoordinasikan penyelenggaraannya oleh Pemerintah.
3. Subsistem Pembiayaan Kesehatan
a. Pengertian
Adalah tatanan yg menghimpun berbagai upaya penggalian, pengalokasian,
dan pembelanjaan sumberdaya keuangan secara terpadu dan saling mendukung
guna menjamin tercapainya derajat kesmas yg setinggi-tingginya.
b. Tujuan
Tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yg mencukupi, teralokasi
secara adil dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna, untuk
menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesmas yg setinggi-tingginya.

12
c. Unsur-Unsur Utama
 Subsistem pembiayaan kesehatan terdiri dari tiga unsur utama, yakni
pengendalian dana, alokasi dana, dan pembelanjaan.
 Penggalian dana adalah kegiatan menghimpun dana yg diperlukan untuk
penyelenggaraan upaya kesehatan dan atau pemeliharaan kesehatan.
 Alokasi dana adalah penetapan peruntukan pemakaian dana yg telah berhasil
dihimpun, baik yg bersumber dari pemerintah, masyarakat, maupun swasta.
 Pembelanjaan adalah pemakaian dana yg telah dialokasikan dalam anggaran
pendapatan dan belanja sesuai dengan peruntukannya dan atau dilakukan melalui
jaminan pemeliharaan kesehatan wajib atau sukarela.
d. Prinsip
 Jumlah dana untuk kesehatan harus cukup tersedia dan dikelola secara berdaya
guna, adil, dan berkelanjutan yg didukung oleh transparansi dan akuntabilitas.
 Dana pemerintah diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perorangan bagi masyarakat rentan dan keluarga miskin.
 Dana masyarakat diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan perorangan yg
terorganisir, adil, berhasil guna dan berdaya guna melalui jaminan pemeliharaan
kesehatan baik berdasarkan prinsip solidaritas sosial yg wajib maupun sukarela,
yg dilaksanakan secara bertahap.
 Pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan diupayakan melalui
penghimpunan secara aktif dana sosial untuk kesehatan (misal : dana sehat) atau
memanfaatkan dana masyarakat yg telah terhimpun (misal : dana sosial
keagamaan) untuk kepentingan kesehatan.
e. Bentuk Pokok
1) Penggalian dana
a. Pengendalian dana untuk UKM
 Sumber dana untuk UKM terutama berasal dari pemerintah baik pusat
maupun daerah, melalui pajak umum, pajak khusus, bantuan dan pinjaman,
serta berbagai sumber lainnya.
 Sumber dana lain untuk upaya kesmas adalah swasta serta masyarakat.

13
 Sumber dari swasta dihimpun dengan menerapkan prinsip public private
partnership yg didukung dengan pemberian insentif, misalnya keringanan
pajak untuk setiap dana yg disumbangkan.
 Sumber dana dari masyarakat dihimpun secara aktif oleh masyarakat sendiri
guna membiayai upaya kesmas, misalnya dalam bentuk dana sehat, atau
dilakukan secara pasif, yakni menambahkan aspek kesehatan dalam rencana
pengeluaran dari dana yg sudah terkumpul di masyarakat, misalnya dana
sosial keagamaan.
b. Penggalian dana untuk UKP Sumber dana untuk UKP berasal dari
masing-masing individu dalam satu kesatuan keluarga. Bagi masyarakat
rentan dan keluarga miskin, sumber dananya berasal dari pemerintah
melalui mekanisme jaminan pemeliharaan kesehatan wajib.
2) Pengalokasian Dana
a. Alokasi dana dari pemerintah
Alokasi dana yang berasal dari pemerintah untuk UKM dan UKP
dilakukan melalui penyusunan anggaran pendapatan dan belanja, baik
pusat maupun daerah, sekurangkurangnya 5% dari PDB atau 15% dari
total anggaran pendapatan dan belanja setiap tahunnya.
b. Alokasi dana dari masyarakat
Alokasi dana yg berasal dari masyarakat untuk UKM dilaksanakan
berdasarkan asas gotong royong sesuai dengan kemampuan. Sedangkan
untuk UKP dilakukan melalui kepesertaan dalam program jaminan
pemeliharaan kesehatan wajib dan atau sukarela.
3) Pembelanjaan
a. UKM : Pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan public private
partnership. UKM dan UKP : Pembiayaan dari Dana Sehat dan Dana
Sosial
b. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Wajib : Pembelanjaan untuk
pemeliharaan kesmas rentan dan gakin. Untuk keluarga mampu melalui
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Wajib dan atau sukarela
c. Dimasa mendatang : biaya kesehatan dari pemerintah secara bertahap
digunakan seluruhnya untuk pembiayaan UKM dan Jaminan
Pemeliharaan Kesmas rentan dan gakin.

14
4. Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan
a. Pengertian
Adalah tatanan yg menghimpun berbagai upaya perencanaan, pendidikan dan
pelatihan, serta pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan saling
mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesmas yg setinggi-tingginya.
Tenaga kesehatan adalah semua orang yg bekerja secara aktif dan profesional
di bidang kesehatan, baik yg memiliki pendidikan formal kesehatan maupun
tidak, yg untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya
kesehatan.
b. Tujuan
Tersedianya tenaga kesehatan yg bermutu secara mencukupi, terdistribusi
secara adil, serta termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna, untuk
menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesmas yg setinggi-tingginya.
c. Unsur-Unsur Utama
1. Perencanaan tenaga kesehatan : upaya penetapan jenis, jumlah, dan
kualifikasi tenaga kesehatan sesuai dg kebutuhan pembangunan kesehatan.
2. Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan : upaya pengadaan tenaga
kesehatan sesuai dg jenis, jumlah, dan kualifikasi yg telah direncanakan serta
peningkatan kemampuan sesuai dg kebutuhan pembangunan kesehatan.
3. Pendayagunaan tenaga kesehatan : upaya pemerataan, pemanfaatan,
pembinaan, dan pengawasan tenaga kesehatan.
d. Prinsip
1. Pengadaan tenaga kesehatan : jumlah, jenis dan kualifikasi tenaga kesehatan
disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan kesehatan serta dinamika pasar
di dalam dan luar negeri.
2. Pendayagunaan tenaga kesehatan memperhatikan asas pemerataan pelayanan
kesehatan serta kesejahteraan dan keadilan bagi tenaga kesehatan.
3. Pembinaan tenaga kesehatan diarahkan pada penguasaan ilmu dan teknologi
serta pembentukan moral dan akhlak sesuai dengan ajaran agama dan etika
profesi yg diselenggarakan secara berkelanjutan.
4. Pengembangan karir dilaksanakan secara objektif, transparan, berdasarkan
prestasi kerja, dan disesuaikan dg kebutuhan pembangunan kes secara
nasional.

15
e. Bentuk Pokok
1. Perencanaan tenaga Kesehatan
a. Kebutuhan baik jenis, jumlah maupun kualifikasi tenaga kesehatan
dirumuskan dan ditetapkan oleh pemerintah pusat berdasarkan masukan
dari Majlis Tenaga Kesehatan yg dibentuk di pusat dan propinsi.
b. Majlis Tenaga Kesehatan : badan otonom yg dibentuk oleh MenKes di
pusat serta oleh Gubernur di propinsi dengan susunan keanggotaan tdd
wakil berbagai pihak terkait, termasuk wakil konsumen dan tokoh
masyarakat.
2. Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan
a. Standar pendidikan vokasi, sarjana dan profesi tk. Pertama ditetapkan
oleh asosiasi institusi pendidikan tenaga kesehatan. dan diselenggarakan
oleh institusi pendidikan tenaga keseahatan yang telah diakreditasi oleh
asosiasi.
b. Standar pendidikan profesi tk. Lanjutan ditetapkan oleh kolegium profesia
dan diselenggarakan oleh institusi pendidikan dan institusi pelayanan kes
yang telah diakreditasi oleh kolegium
c. Standar pelatihan tenaga kes ditetapkan oleh orang profesi ybs.
d. Pendirian institusi pendidikan dan pembukaan program pendidikan harus
memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan dan produksi tenaga
kesehatan
e. Pendirian institusi pendidikan dan pembukaan program pendidikan utk
tenaga kesehatan yang dibutuhkan oleh pembangunan keseahatan, tetapi
belum diminati oleh swasta, menjadi tanggungjawab pemerintah.
3. Pendayagunaan tenaga kesehatan
a. Penempatan tenaga kes di sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah
dilakukan dengan sistem kontrak kerja, yang diselenggarakan atas dasar
kesepakatan secara suka rela antara kedua belah pihak
b. Penempatan PNS sesuai dg kebutuhan, diselenggarakan dalam rangka
mengisi formasi peg. pusat dan peg. daerah, serta formasi tenaga
kesehatan strategis, yaitu peg. Pusat yg dipekerjakan daerah
c. Penempatan tenaga kesehatan di sarana pelayanan kes milik swasta di
dalam negeri, diselenggarakan oleh sarana pelayanan kes milik swasta.
melalui koordinasi dengan pemerintah

16
d. Penempatan tenaga kesehatan di sarana pelayanan keseahatn di luar
negeri, diselenggarakan oleh suatu lembaga yang dibentuk khusus dengan
tugas mengkoordinasikan pendayagunaan tenaga kesehatan ke luar negeri
e. Pendayagunaan tenaga kes WNI lulusan luar negeri, didahului dengan
program adaptasi yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan yang
telah diakreditasi oleh organisasi profesi.
f. Pendayagunaan tenaga kesehatan asing dilakukan setelah tenaga
kesehatan asing tersebut memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh org
profesi Pembinaan dan pengawasan praktik profesi dilakukan melalui
sertifikasi, registrasi, uji kompetensi, dan pemberian lisensi Sertifikasi :
institusi pendidikan Registrasi : komite regsitrasi tenaga kes Uji
kompetensi : masing-masing orang profesi Pemberian lisensi :
pemerintah.
g. Dalam pembinaan dan pengawasan tenaga kesehatan diberlakukan
peraturan perundang-undangan, hukum tidak tertulis, etika profesi
h. Pendayagunaan tenaga masy di bidang kesehatan dilakukan secara serasi
dan terpadu oleh pemerintah dan masyarakat. Pemberian kewenangan
dalam teknis kesehatan kepada tenaga masyarakat dilakukan dilakukan
sesuai keperluan dan kompetensinya
5 Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan
a. Pengertian
Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya yang menjamin
ketersediaan, pemerataan, serta mutu obat dan perbekalan kesehatan
secara terpadu dan saling mendukung dalam rangka tercapainya derajat
kesesehatan yg setinggi-tingginya. Perbekalan kesehatan adalah semua
bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan
b. Tujuan
Tersedianya obat dan perbekalan kesehatan yang aman, bermutu dan
bermanfaat, serta terjangkau oleh masyarakat untuk menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
c. Unsur-Unsur Utama
1. Jaminan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan

17
2. Jaminan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
3. Jaminan mutu obat dan perbekalan kesehatan Ketiga unsur di atas
saling bersinergi dan ditunjang dengan teknologi, tenaga pengelola
serta penatalaksanaan

d. Prinsip Obat dan Perbekalan Kesehatan


1. Merupakan kebutuhan dasar manusia yg berfungsi sosial
2. Sebagai barang publik harus dijamin ketersediaan dan
keterjangkauannya
3. Tidak dipromosikan secara berlebihan dan menyesatkan
4. Penyediaan diselenggarakan melalui optimalisasi industri nasional
5. Pengadaan dan pelayanan obat di RS disesuaikan dengan standar
formularium obat rumah sakit, sedangkan di sarana kesehatan lain
mengacu kepada DOEN.
6. Pelayanan diselenggarakan secara rasional dengan memperhatikan
aspek mutu, manfaat, harga, kemudahan diakses, serta keamanan bagi
masyarakat dan lingkungan.
7. Pengembangan dan peningkatan obat tradisional
8. Pengamanan diselenggarakan mulai dari tahap produksi, distribusi,
dan pemanfaatan yang mencakup mutu, manfaat, keamanan dan
keterjangkauan
9. Kebijaksanaan obat nasional ditetapkan oleh pemerintah bersama
pihak terkait lainnya.
6 Subsistem Manajemen, Informasi, dan Regulasi Kesehatan
a. Pengertian Adalah tatanan yg menghimpun berbagai upaya
administrasi kesehatan yang ditopang oleh pengelolaan data dan
informasi, pengembangan dan penerapan IPTEK, serta pengaturan
hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung, guna
menjamin tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
b. Tujuan Terselenggaranya fungsi-fungsi administrasi kesehatan
yang berhasil guna dan berdaya guna, didukung oleh sistem

18
informasi, IPTEK dan hukum keseahatan, untuk menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Subsistem ini meliputi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan,
hukum kesehatan, dan informasi kesehatan. Untuk menggerakkan
pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna, diperlukan
manajemen kesehatan. Peranan manajemen kesehatan adalah koordinasi,
integrasi, regulasi, sinkronisasi, dan harmonisasi berbagai subsistem SKN
agar efektif, efisien, dan transparansi dalam penyelenggaraan SKN tersebut.
Dalam kaitan ini peranan informasi kesehatan sangat penting. Dari segi
pengadaan data, informasi, dan teknologi komunikasi untuk penyelenggaraan
upaya kesehatan, pengembangan sumber daya manusia, dan kegiatan lainnya,
yang kegiatannya dapat dikelompokkan, antara lain: a. pengelolaan sistem
informasi; b. pelaksanaan sistem informasi; c. dukungan sumber daya; dan d.
pengembangan dan peningkatan sistem informasi kesehatan.
c. Prinsip
1. Administrasi kesehatan
a. Diselenggarakan dengan berpedoman pada asas dan
kebijakan desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas
pembantuan dalam satu NKRI
b. Diselenggarakan dengan dukungan kejelasan hubungan
administrasi dengan berbagai sektor pembangunan lain
serta antar unit kesehatan di berbagai jenjang adm
pemerintahan
c. Diselenggarakan melalui kesatuan koordinasi yang jelas
dengan berbagai sektor pembangunan lain serta antar unit
antar kesehatan dalam satu jenjang administrasi
pemerintahan
d. Diselenggarakan dengan mengupayakan kejelasan
pembagian kewenangan, tugas dan tanggung jawab antar
unit kesehatan dalam satu jenjang yang sama dan di
berbagai jenjang administrasi pemerintahan.
2. Informasi kesehatan

19
a. Mencakup seluruh data yang terkait dengan kesehatan, baik
yang berasal dari sektor kesehatan ataupun dari berbagai
sektor pembangunan lain
b. Mendukung proses pengambilan keputusan di berbagai
jenjang administrasi kesehatan
c. Disediakan sesuai dengan kebutuhan informasi untuk
pengambilan keputusan
d. Informasi kesehatan yang disediakan harus akurat dan
disajikan secara cepat dan tepat waktu, dengan
mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi
e. Pengelolaan informasi kesehatan harus dapat memadukan
pengumpulan data melalui cara-cara rutin (pencatatan dan
pelaporan) dan cara-cara non rutin ( survai, dll)
f. Akses terhadap informasi kesehatan harus memperhatikan
aspek kerahasiaan yang berlaku di bidang kesehatan dan
kedokteran
7 Subsistem Pemberdayaan Masyarakat
a. Pengertian
Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perorangan,
kelompok, dan masyarakat umum di bidang kesehatan secara terpadu dan
saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yg setinggi-tingginya
b. Tujuan
Terselenggaranya upaya pelayanan, advokasi, dan pengawasan sosial
oleh perorangan, kelompok, dan masyarakat di bidang kesehatan secara
berhasil guna dan berdaya guna, untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan.
c. Prinsip
1. Berbasis pada tata nilai perorangan, keluarga, masyarakat, sesuai
dengan sosial budaya, kebutuhan, dan potensi setempat
2. Dilakukan dengan meningkatkan akses untuk memperoleh informasi
dan kesempatan untuk mengemukakan pendapat, keterlibatan dalam
proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembangunan kesehatan

20
3. Dilakukan melalui pendekatan edukatif untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan serta kepedulian dan peran aktif
dalam berbagai upaya kesehatan
4. Dilakukan dengan menerapkan prinsip kemitraan yang didasari
semangat kebersamaan dan gotong royong serta terorganisasikan dalm
berbagai kelompok/kelembagaan masyarat
5. Pemerintah bersikap terbuka, bertanggungjawab, dan bertanggun
gugat dan tanggap terhadap aspirasi masyarakat, serta berperan
sebagai pendorong, pendamping, fasilitator, dan pemberi bantuan
(asistensi) dlm penyelenggaraan upaya kesehatan yang berbasis
masyarakat.
d. Bentuk Pokok
1. Pemberdayaan perorangan
 Dilakukan atas prakarsa peorangan/kelompok yang ada di
masyarakat termasuk swasta dan pemerintah
 Ditujukan kepada tokoh masyarakat, adat, agama, politik,
swasta dan populer
 Dilakukan melalui pembentukan pribadi-pribadi dengan
PHBS serta pembentukan kader-kader kesehatan
2. Pemberdayaan kelompok
 Dilakukan atas prakarsa perorangan/kelompok yang ada di
masyarakat
 Terutama ditujukan kepada kelompok/kelembagaan yang ada
di masyarajat (RT/RW, kel/banjar/nagari, dll)
 Dilakukan melalui pembentukan kelompok peduli keseahatan
dan atau peningkatan kepedulian kelompok/lembaga
masyarakat terhadap kesehatan.
3. Pemberdayaan masyarakat umum
a. Dilakukan atas prakarsa perorangan/kelompok yang ada di
masyarakat termasuk swasta
b. Ditujukan kepada seluruh masyarakat dalam suatu wilayah

21
c. Dilakukan melalui pembentukan wadah perwakilan masyarakat
yang peduli kesehatan (Badan Penyantun Puskesmas,
Konsil/Komite Kesehatan Kab/Kota, dll)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
SKN dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan,
pedoman, dan arahan penyelenggaraan pembangunan kesehatan serta pembangunan
berwawasan kesehatan.

SKN merupakan sistem terbuka yg berinteraksi dg berbagai sistem nasional lainnya


dalam suatu suprasistem, bersifat dinamis, dan selalu mengikuti perkembangan. Oleh karena
itu tidak tertutup terhadap penyesuaian dan penyempurnaan.

Keberhasilan pelaksanaan SKN sangat bergantung pada semangat, dedikasi,


ketekunan, kerja keras, kemampuan, dan ketulusan para penyelenggara, serta sangat
bergantung pula pada petunjuk, rahmat, dan perlindungan Tuhan Yang Maha Esa.

22
DAFTAR PUSTAKA

 http://repository.unissula.ac.id/10742/6/BAB%20I.pdf
 http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2013-2-01745-DS%20Bab1001.pdf
 https://www.academia.edu/12795757/Sistem_Kesehatan_Nasional
 https://www.academia.edu/36757807/
MAKALAH_SISTEM_KESEHATAN_NASIONAL_INDONESIA
 Perpres 0722012_Lamp%20(1).pdf
 https://www.academia.edu/36757807/
MAKALAH_SISTEM_KESEHATAN_NASIONAL_INDONESIA
 https://staff.blog.ui.ac.id/wiku-a/files/2012/09/Sistem-Kesehatan-Nasional-2009.pdf

23

Anda mungkin juga menyukai