Ngaji.ID
Navigasi Catatan:
Ceramah Singkat Tentang Berbakti Kepada Orang Tua
1. Takwa Kepada Allah Dengan Berbakti Kepada Orang Tua
2. Keistimewaan Berbakti Kepada Orang Tua
3. Tetaplah Berbakti kepada Orang Tua
4. Cara Berbakti kepada Orang Tua yang Telah Meninggal
Penutup Ceramah Singkat Tentang Berbakti Kepada Orang Tua
Ceramah Singkat Tentang Berbakti Kepada Orang Tua
1. Takwa Kepada Allah Dengan Berbakti Kepada Orang Tua
Takwa kepada Allah tentang orang tua kita. Berbicara orang tua, antum perhatikan
orang tua atau tidak? Banyak anak-anak yang dia tidak memperhatikan orang tuanya.
Apakah dia remaja, dia pemuda, dia sudah punya istri, dia punya anak, dia tetap wajib
berbuat baik kepada orang tuanya. Tidak ada alasan yang lain, tetap orang tuanya
nomor satu.
Meskipun anaknya dia lima atau sepuluh, kita sebagai anak tetap wajib. Mestinya kita
berlomba-lomba. Umpamanya ada orang tua kita yang punya anak lima atau sepuluh,
jangan kita katakan: “Gantian kita berbuat baik,” tidak demikian, mestinya kita
berfikir: “Saya punya orang tua, saya ingin berbuat baik terus sampai akhir hayat
saya.” Meskipun ada saudara kita yang lain, bagaimana kita berlomba apa yang bisa
kita lakukan untuk orang tua kita yang terbaik sampai dia menjelang meninggal dunia,
apa yang bisa kita lakukan sampai dia wafat. Mestinya begitu.
Kadang-kadang tidak demikian. Ketika dia memiliki saudara lima misalnya, dia
menganggap bahwa yang lain dulu yang berbuat baik. Bahkan ada yang berfikir:
“Dulu saya, rumah sakit saya yang bayar, sekarang giliran yang lain.” Kita tidak boleh
seperti itu kepada orang tua, tidak boleh hitungan kepada orang tua. Apa yang bisa
kita lakukan buat orang tua, kita berbuat baik kepada orang tua. Berlomba-lomba
untuk berbuat baik. Sebab banyak anak-anak yang tidak berbuat baik kepada orang
tuanya dan mengandalkan saudaranya yang lain.
Kita seharusnya berlomba-lomba, kita ingin mencari pahala akhirat atau tidak?
Kesempatan kita, orang tua adalah jalan kita menuju surga. Kapan lagi kita berbuat
baik? Kalau sudah ngaji, antum harus bertakwa kepada Allah tentang orang tua. Apa
yang bisa kita lakukan dari perbuatan baik, lakukan, jangan ditunda!
Antum bisa lihat nanti ayatnya dalam surat Al-Isra[17]: 23-24 tentang berbuat baik
kepada orang tua, tidak boleh berkata “Ah”, tidak boleh berkata “Uff”, tidak boleh
menengking, tidak boleh menghardik.
Jadi, berlomba-lomba. Antum ingat, untuk berbuat baik kepada orang tua jangan
itungan, apa yang bisa kita lakukan, maka lakukan. Meskipun uang kita habis jutaan
atau milyaran untuk berbuat baik kepada orang tua kita, tidak ada masalah, Allah akan
ganti yang lebih baik. Jangankan kita, antum lihat orang-orang kafir saja yang berbuat
baik kepada orang tua, luar biasa dikasih kehidupannya oleh Allah. Ini padahal orang
kafir, apalagi orang Islam yang taat kepada Allah dan berbuat baik kepada orang tua.
Sebab Allah kaitkan:
ض ٰى َربُّكَ َأاَّل تَ ْعبُدُوا ِإاَّل ِإيَّاهُ َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن ِإحْ َسانًا
َ ََوق
“Allah mewajibkan tidak boleh kalian beribadah melainkan hanya kepada Allah dan
berbuat baik kepada orang tua.” (QS. Al-Isra[17]: 23)
… َوا ْعبُدُوا اللَّـهَ َواَل تُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش ْيًئا ۖ َوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن ِإحْ َسانًا
“Beribadahlah kepada Allah, jangan berbuat syirik, dan berbuat baiklah kepada orang
tua…” (QS. An-Nisa[4]: 36)
Jadi, pada orang tua, ini adalah kesempatan. Selama kita masih ada umur, lakukan
terus. Kalau bisa kunjungan ke orang tua setiap hari, maka lakukan tiap hari. Jika
tidak bisa setiap hari, lakukan tiap pekan. Jika tidak bisa setiap pekan, lakukan tiap
bulan kalau jauh di luar kota. Artinya ini harus terus berbuat baik dengan apa yang
bisa kita lakukan.
Jangan datang ke orang tua menyusahkan mereka. Ada anak yang sudah dari kecil dia
dibiayai hidupnya sampai dewasa sampai nikah, setelah itu dia datang ke orang tua
menyusahkan. Jangan demikian. Apa yang kita bisa bawa untuk orang tua kita, apa
yang menggirangkan dia, menyenangkan dia. Umpamanya kita mampu dan dia minta
umroh, maka berangkatkan umroh. Kita ada uang dan dia minta haji, berangkatkan
haji. Ini tidak ada masalah dan Allah akan ganti yang lebih baik.
Kalau kita infak kepada orang lain pasti Allah akan ganti, apalagi kepada orang tua
kita?
Video Taqwa Kepada Allah Dengan Berbakti Kepada Orang Tua :: Ustadz Yazid bin
Abdul Qadir Jawas
Bahkan bakti kita kepada orang tua sangat besar pahalanya disisi Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Karena bakti kepada orang tua diberikan balasan oleh Allah di dunia dan
akhirat. Sebagaimana durhaka kepada orang tua diberikan balasan di dunia dan
akhirat. Kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
“Ada dua dosa yang Allah percepat sangsinya di dunia dan di akhirat: kedzaliman dan
durhaka kepada orang tua kita.” (HR. Ath-Thabrani)
Maka setiap kita tentu berfikir bagaimana sikap kita kepada orang tua kita. Kita
Alhamdulillah selama ini sudah banyak mengkaji ilmu-ilmu Islam, kita Alhamdulillah
sudah mengetahui banyak sekali dalil-dalil tentang bagaimana pentingnya berbakti
kepada orang tua. Namun memang, suatu amal itu semakin besar pahalanya semakin
berat.
Besar pahalanya berbakti kepada orang tua, tapi ternyata godaan setan untuk
melaksanakannya berat juga. Apalagi kalau antum -Subhanallah- dicoba dan diuji
oleh Allah dengan orang tua yang apa nyebelin, orang tua yang keras, orang tua yang
suka sumpah serapah.
Ada lagi seorang anak diuji dengan orang tua yang sudah tua dan dia tidak mampu
apa-apa, bisanya hanya marah-marah. Demi Allah, ini ujian yang berat buat anda dan
buat kita. Diuji kita bagaimana bakti kita kepada orang tua kita. Padahal kewajiban
kita sebagai seorang anak berusaha bagaimana caranya berbuat ihsan kepada orang
tua kita.
Maka mentaati kedua orang tua kita dalam perintah-perintahnya selama itu tidak
menyelisihi perintah Allah dan RasulNya.
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik...” (QS. Luqman[31]: 15)
Ayat ini memberikan pelajaran kepada kita sebuah pelajaran yang berarti. Sebagai
seorang anak, tetaplah berbakti kepada kedua orang tua, meskipun orang tuamu
berbuat buruk kepadamu. Sebagai seorang anak, tetaplah gauli orang tuamu dengan
kebaikan, meskipun orang tuamu sangat mendzalimimu.
Aku tetap berbakti kepada kedua orang tua meskipun mereka berbuat dzalim.
Ceramah Singkat: Tetaplah Berbakti kepada Orang Tua – Ustadz Ahmad Zainuddin,
Lc.
َ َأ َح َدهُ َما َأوْ ِكلَ ْي ِه َما فَلَ ْم يَ ْد ُخ ِل ْال َجنَّة، ك َأبَ َو ْي ِه ِع ْن َد ْال ِكبَ ِر
َ َم ْن َأ ْد َر
“Seorang anak yang mendapati bapak dan ibunya sudah tua renta, satu atau dua
duanya, lalu ternyata tidak bisa masuk surga lewat situ.” (HR. Muslim)
Kalau pintu yang di dalam rumah engkau tidak bisa masuk surga, engkau mau cari
pintu yang mana?
Kita berbuat baik kepada orang tua, paling tidak, ada perasaan membalas budi.
Sehingga ketika kita berbuat baik itu, ada dorongan yang lebih besar, daripada berbuat
baik kepada orang yang tidak pernah berbuat baik sama kita. Kalau kita tidak bisa
berbuat baik sama orang tua kita, Allahu akbar.
َ َيَ ْسَألُون
َك َما َذا يُنفِقُون
Allah mengatakan:
َقُلْ َما َأنفَ ْقتُم ِّم ْن َخي ٍْر فَلِ ْل َوالِ َدي ِْن َواَأْل ْق َربِين
“Katakan kepada mereka: ‘harta yang kalian infakkan yang paling berhak
mendapatkan adalah kedua orang tua, baru kerabat kita.’” (QS. Al-Baqarah[2]: 215)
Kadangkala kita baik sama orang lain, tapi sama orang tua tidak baik.
Kunjungin orang tua. Kalau antum tinggal satu kampung, kunjungi tiap hari, setiap
hari datang ke orang tuamu. Ketika mau kerja datang, ketika pulang kerja datang. Abu
Hurairah Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu setiap keluar masuk rumahnya beliau mesti
datang ke ibuny, ketika pulang pun datang ke ibunya. Dan kita kalau bisa melakukan
melakukan itu, lakukan itu.
Kemudian biasanya orang tua yang khawatir sama anaknya, tapi anak tidak khawatir
sama orang tuanya. Maka yang sering telepon itu anak atau orang tua? Jawabnya
adalah orang tua. Kadang kala kita tidak urusan.
Dan para jama’ah, satu ibu bisa merawat sepuluh anak, tapi sepuluh anak belum tentu
bisa merawat satu ibu. Ibu kita merawat kita dengan cinta dan kasih sayang,
kadangkala kita merawat orang tua kita karena terpaksa. Maka berusahalah antum
untuk merawat ibu antum. Kalau dia sakit datang ke ibu. Kemudian yang tinggal di
luar kota, datang ke ibunya. Kalau bisa tiap bulan, datang setiap bulan.
Salah satu cara memperbanyak rezeki adalah silaturrahim. Ketika engkau datang dan
keluarkan uang satu juta untuk perjalanan, Allah ganti. Tapi kita kadang kala kurang
percaya. Maka datang ke orang tua.
Tatkala mereka telah meninggal dunia, doakan kedua orang tua kita, sekali-kali antum
datang ke kuburannya untuk mendoakan abah dan ibu antum dalam setiap waktu,
kemudian kita bisa bersedekah untuk orang tua kita yang meninggal dunia.
Umpamanya kita dapat warisan, maka sebagian warisan wakaf masjid buat orang tua
kita, itu termasuk amalan yang sampai kepada orang yang meninggal dunia.
Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah ditanya oleh seorang sahabat, dalam
hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad. Seorang sahbat
bercerita: “Ya Rasulullah, ibuku ini meninggal dunia belum sempat berwasiat.”
Sehingga semua uangnya menjadi warisan. Kalau berwasiat sebagian uangnya berarti
jadi wasiat. Kata sahabat tersebut: “Apa kira-kira bisa kalau aku bersedekah buat
ibuku?” Maka jawab Rasulullah: “Bisa, bersedekahlah engkau untuk ibumu.”
Kemudian termasuk berbuat baik kepada orang tua yang meninggal dunia adalah kita
menjaga hubungan dengan teman-teman dan kerabat baik orang tua kita. Biasanya
kalau bapak sudah meninggal, hubungan kita sama paman menjadi jauh, hubungan
kita sama bibi jadi jauh, kadangkala dulu umpamanya dia tinggal di Surabaya, bapak
dan paman-pamannya masih ada di sana. Ketika bapaknya meninggal, putus
hubungan itu. Jika ditanya kenapa tidak pernah ke Surabaya lagi, dijawab bahwa
sudah tidak ada siapa-siapa lagi. Allahu akbar, apakah paman dan bibi itu bukan
kerabat bapaknya? Itu tetap kita berbuat baik kepada mereka. Karena itu termasuk
berbakti kepada bapak dan ibu kita.
‘Abdullah bin ‘Umar bin Khattab, pernah dia satu hari dalam perjalanan ke Mekah.
Dia naik unta dan dia punya keledai. Kalau capek naik unta maka dia naik keledai.
Dalam perjalanan dia bertemu dengan Badui. ‘Abdullah bin ‘Umar menghadiahkan
surban dan keledainya kepada Badui tersebut. Orang-orang bertanya kenapa dia
memberi begitu banyak kepada dia? Padahal orang Badui ini diberikan dua dirham
saja mereka sudah senang. Apa kata ‘Abdullah bin ‘Umar? Bahwa bapaknya orang ini
adalah sohibnya bapakku, dan aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda:
“Termasuk kebaktian yang paling maksimal itu adalah seorang berbuat baik kepada
teman-teman yang dikasihi oleh orang tuanya.”
Antum jangan putus hubungan dengan teman-teman ibu antum, teman-teman bapak
antum, apalagi kerabat mereka.
Video Konsultasi Syariah: Cara Berbakti kepada Orang Tua yang Telah Meninggal –
Ust. Syafiq Riza Basalamah
REPLY
Tinggalkan Balasan
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Komentar
Nama *
Email *
Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya
berikutnya.
Site Logo
Untuk bekal mati.
Ngaji.ID
Tentang Kontak
Kategori
Kategori
Pilih Kategori
© 2019 Ngaji.ID. All rights reserved.
▬▬•◇✿◇•▬▬
⏯️https://ngaji.id/klik/75