Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas SMF Ilmu Kesehatan Kerja
Program Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Bandung
Disusun oleh :
Faridah Qonitta N
12100118599
Preseptor:
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah yang Maha Esa karena atas berkat dan
kebijakan kenaikan iuran BPJS. Referat tersebut dibuat dalam rangka untuk
memenuhi salah satu tugas Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran,
yang telah membantu kelacaran penyusunan referat ini, yaitu Eka Nurhayati, dr.,
M.K.M atas bimbingannya dan masukan dalam proses penyusunan referat. Semoga
referat ini bermanfaat menambah pengetahuan bagi pembaca umumnya dan penulis
khususnya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan referat ini masih banyak
terdapat kesalahan. Oleh karena itu penulis meminta maaf atas segala
kekurangannya. Saran dan kritik yang membangun akan penulis terima untuk
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
Jaminan kesehatan nasional (JKN) di Indonesia ialah salah satu dari SJSN
(sistem jaminan sosial nasional). Menurut Undang-undang No.40 tahun 2004
tentang sistem jaminan sosial nasional yang diselenggarakannya berdasarkan
asuransi kesehatan yang wajib dimiliki.1 JKN merupakan program yang berfungsi
untuk melindungi kesehatan pesertanya. Manfaat JKN adalah untuk melindungi
penduduk Indonesia dari sistem asuransi kesehatan sehingga mendapatkan ke
kebutuhan pelayanan kesahatan yang baik dan layak.2
Sistem JKN ini diharapkan seluruh masyarakat dapat ikut menjadi peserta
JKN yang telah ditargetkan pemerinatah dimana pada tahun 2019 Indonesia
masuk kedalam Universal Health coverages (UHC) yaitu seluruh penduduk
Indonesia ikut berpartisipasi dan terdaftar sebagai anggota JKN. Pada Peraturan
Presiden no.75 tahun 2019 setiap orang berhak mendapatkan layanan kesehatan
dasar maupun lanjutan. Daftar peserta BPJS kesehatan di Indonesia pada tahun
2019 sebesar 224,1 juta peserta atau sekitar 83% dari seluruh penduduk
Indonesia.3
3
Orang yang tidak tergolong pada PBI, yang terdiri dari:
1) Pekerja penerima upah dan keluarganya adalah orang yang bekerja pada yang
memberi kerja dengan menerima gaji, yaitu:
b. Anggota TNI
c. Anggota POLRI
d. Pejabat negara
e. Pegawai pemerintah non PNS
f. Pegawai swasta dan
g. Pekerja yang bukan kriteria diatas yang juga menerima upah.
2) Pekerja bukan penerima upah dan kelurganya adalah orang yang bekerja atas
risiko sendiri, yaitu:
a. Investor
b. Pemberi kerja
c. Penerima pensiun
d. Veteran
e. Perintis kemerdekaan
f. Bukan pekerja yang a-e yang mampu bayar iuran
Sejak 1 januari 2014 sitem JKN berlaku BPJS mengalami defisit yang
setiap tahunnya semakin meningkat dan berdampak pada pelayan dan sarana
prasarana kesehatan.6 Defisit terjadi karena besar iuran yang dibayar oleh
peserta lebih rendah dengan biaya kesehatan yang dikeluarkan.7 Menurut
4
pasal 34 pada Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2019 pemerintah
menaikan iuran premi sebesar 100% dari premi sebelumnya untuk setiap
kelasnya, dan peserta BPJS yang tidak bisa membayar premi setiap bulannya
akan dinonaktifkan dari kepesertaannya serta pada peserta yang sudah
menggunakan BPJS untuk berobat tetapi tidak membayar iuran akan
dikenakan denda administrasi. Kenaikan iuran ini memberikan dampak yang
kurang baik terahadap kepesertaan BPJS.3 Tata cara tentang sistem
pembayaran dan denda akibat terlambat membayar iuran telah tercantum
dapam Peraturan BPJS kesehatan no.5 tahun 2018.4
Berdasarkan data tersebut adanya defisit pembayaran BPJS yang
mengakibatkan peningkatan iuran premi sehingga menimbulkan berbagai
dampak. Tujuan penulisan referat ini untuk mengetahui bagaimana dampak
positif dan dampak negatif yang ditimbulkan akibat adanya peningkatan iuran
premi tersebut.
5
BAB II
TELAAH KRITIS
Dampak positif:
2. Menutupi defisit
6
Dengan kenaikan iuran ini dapat digunakan bagian farmasi untuk membayar
tunggakan difarmasi dan tersedianya obat-obatan untuk masyarakat kurang
mampu.
Masih terdapat masyarakat yang belum menjadi peserta BPJS, dengan adanya
kenaikan iuran ini diharapkan petugas BPJS meningkatkan sosialisasi
kenaikan iuran sehingga masyarakat paham tentang BPJS dan ikut menjadi
peserta BPJS.
Dampak negatif:
Kenaikan iuran ini banyak masyarakat yang menurunkan iuran kelas yang
lebih rendah karena banyak masyarakat yang berpenghasilan lebih rendah
7
sehingga memberatkan pembayaran BPJS. Masyarakat juga merasa merasa
rugi meembayar iuran kelas tinggi tetapi jangan di klaim.
Dampak kenaikan ini masyarakat lebih memilih asuransi swasta karna lebih
mudah dan fasilitas yang diberikan lebih bagus.
6. Meningkatnya inflasi
Menurut Hilmi sulaiman kenaikan iuran BPJS ini berdampak positif yaitu untuk
menutupi defisit dan memperbaiki pelayanan dan sarana prasarana di rumah sakit,
namun berdampak negatif yaitu pada peserta terjadi banyak permintaan penurunan
kelas BPJS dan peserta BPJS tidak patuh untuk membayar iuran. Dampak negatif
tersebut disebabkan karena masyarakat masih membandingkan besarnya iuran dengan
kualitas pelayan, tingginya iuran diatas kemampuan masyarakat serta sikap pihak
BPJS yang tidak menerima kritikan dan sering mengubah ngubah kebijakan.9
Menurut Jamaluddin majid dan reza eka saputra kenaikan iuran BPJS ini
8
berdampak pada 2 sisi yaitu sisi biaya dan manfaat sosial. Sisi biaya yaitu akan
menurunnya partisipasi masyarakat untuk membayar iuran karena penghasilan
masyarakat berada pada kenaikan yang tidak signifikan yang akan mengakibatkan
pemerintah mengalami defisit. Kedua dari sisi manfaat sosial menurunnya minat
masyarakat untuk berpartisipasi dalam program BPJS karena pelayanan kesehatan
yang diterima masih kurang maksimal.10
9
BAB III
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
2. Raharni, R., Supardi, S. & Sari, I. D. Kemandirian dan Ketersediaan Obat Era
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN): Kebijakan, Harga, dan Produksi Obat.
Media Penelit. dan Pengemb. Kesehat. 28, 219–228 (2018).
4. Iik Sartka, Syefira Ayudia Johar, Budhi Rahardjo. Edukasi Kebijakan BPJS
kesehatan di Gedongan Sukoharjo.1. 1. 233–234 (2019).
11
9. Rakyat, P. Pikiran Rakyat, Kamis, 4 November 2019 :: 2019 (2019).
12
Lampiran
13